Anda di halaman 1dari 4

Tablet salut gula adalah tablet yang disalut gula dari suspense kalsium karbonat, talk atau

titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Penyalutan tablet
bertujuan untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak, melindungi zat berkhasiat terhadap
pengaruh luar dan melindungi dari benturan mekanik, membuat penampilan lebih baik dan
menarik, serta mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Zat-zat yang digunakan
sebagai penyalut biasanya diterapkan sebagai suatu larutan atau suspensi dalam kondisi
dengan pembawa yang mudah menguap. 
Dalam pembuatan tablet salut diperlukan tablet inti yaitu tablet yang akan dilapisi dengan
larutan gula. Tablet inti harus memenuhi beberapa syarat yaitu permukaannya halus untuk
mempermudah tablet mengalir dalam panci penyalut, bentuknya secembung mungkin untuk
meminimalkan penggunaan larutan subcoating, harus keras supaya tahan terhadap benturan
mekanik selama proses penyalutan berlangsung, kerapuhan serendah mungkin agar tidak
banyak debu yang keluar pada saat penyalutan sehingga tablet yang dihasilkan licin dan harus
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia III.
Tablet bersalut gula (sugar coating)
Tablet ini sering disebut dragee. Penyalutan dilakukan dengan larutan gula dalam panci
untuk penyalutan dan panci untuk mengkilapkan tablet diputar dengan motor penggerak yang
dilengkapi dengan alat pengisap dan sistem penhembus dengan udara panas (blower). Proses
pembuatan tablet bersalut gula adalah sebagai berikut:
a.       Subcoating (penyalutan dasar), yaitu proses pemberian larutan dasar dan pemberian serbuk
salut apabila sebagian tablet kering
b.      Smoothing (pelicinan), yaitu proses pembasahan ganti berganti dengan sirop pelicin dan
pengeringan dari salut tablet menjadi bulat dan licin.
c.       Coloring (pewarnaan), dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampurkan pada sirop
pelicin.
d.      Finishing, yaitu proses pengeringan salut sirop yang terakhir dengan cara perlahan-lahan
sehingga memperoleh hasil akhir yang licin.
e.       Polishing (pengilapan), dilakukan dengan menggunakan lapis tipis lilin yang licin (Aulton,
1988).

Praformulasi dan Formulasi tablet salut


Studi Pra Formulasi
Praformulasi merupakan langkah awal dalam proses pembuatan sediaan farmasi
dengan mengumpulkan keterangan-keterangan dasar tentang sifat kimia fisika dari zat aktif
bila dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadi suatu bentuk sediaan farmasi
yang stabil, efektif dan aman. Penelitian atau pemeriksaan sifat-sifat fisika dan kimia zat aktif
tersendiri dan jika dikombinasikan dengan zat lain merupakan data-data studi praformulasi.
Data-data tersebut meliputi:

1. Sifat Fisika
a.       Uraian Fisik
Uraian fisik dari suatu obat sebelum pengembangan bentuk sediaan penting untuk
dipahami, kebanyakan zat obat yang digunakan sekarang adalah bahan padat yang merupakan
senyawa kimia murni berbentuk amorf atau kristal.
b.      Pengujian Mikroskopik
Pengujian mikroskopik dari zat murni (bahan obat) merupakan suatu tahap penting
dalam pengerjaan praformulasi. Pengujian ini memberikan indikasi atau petunjuk tentang
ukuran partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal.
c.       Ukuran Partikel
Sifat-sifat fisika dan kimia tertentu dari zat obat dipengaruhi oleh distribusi ukuran
partikel, termasuk laju disolusi obat, bioavailabilitas, keseragaman isi, rasa, tekstur, warna
dan kestabilan. Ukuran partikel dari zat murni dapat mempengaruhi formulasi produk.
Khususnya efek ukuran partikel terhadap absorpsi obat.

d.      Koefisien Partisi dan Konstanta Disosiasi


Untuk memproduksi suatu respon biologis molekul obat pertama-tama harus melewati
suatu membrane biologis yang bertindak sebagai pembatas lemak. Kebanyakan obat yang
larut lemak akan lewat dengan proses difusi pasif sedangakn yang tidak larut lemak akan
melewati pembatas lemak dengan transport aktif. Karena hal ini maka perlu mengetahui
koefisien partisi dari suatu obat. Khusus untuk obat yang bersifat larut air maka perlu pula
diketahui konstanta disosiasi agar diketahui bentuknya molekul atau ion. Bentuk molekul
lebih muda terabsorpsi daripada bentuk ion.
e.       Polimerfisme
Suatu formulasi yang penting adalah bentuk kristal atau bentuk amorf dari zat obat
tersebut. Bentuk-bentuk polimorfisme biasanya menunjukkan sifat fisika kimia yang berbeda
termasuk titik leleh dan kelarutan. Bentuk polimorfisme ditunjukkan oleh paling sedikit
sepertiga dari senua senyawa-senyawa organik.
f.       Kelarutan
Suatu sifat kimia fisika yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan, terutama
kelarutan sistem dalam air. Suatu obat harus memiliki kelarutan dalam air agar manjur dalam
terapi. Agar suatu obat masuk kedalam sistem sirkulasi dan menghasilkan suatu efek
terapeutik, obat pertama-tema harus berada dalam bentuk larutan.
g.      Disolusi
Perbedaan aktivitas biologis dari suatu zat obat mungkin diakibatkan oleh laju
disolusi. Laju disolusi adalah waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam cairan
pada tempat absorpsi. Untuk obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padatan, laju
disolusi adalah tahap yang menentukan laju absorpsi. Akibatnya laju disolusi dapat
mempengaruhi onset, intensitas dan lama respon serta bioavailabilitas.
h.      Kestabilan
Salah satu aktivitas yang paling penting dalam praformulasi adalah evaluasi
kestabilan fisika dari zat obat murni.

3.      Sifat Kimia
Kestabilan
Pengkajian praformulasi yang dihubungkan dengan fase praformulasi termasuk
kestabilan obat itu sendiri dalam keadaan padat, kestabilan fase larutan dan kestabilan dengan
adanya bahan penambah.
Selain itu, masing-masing dengan gugus kimia relative yang mempunyai
kecenderungan berbeda terhadap ketidak stabilan kimia dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan yang meliputi hidrolisis dan oksidasi.
Studi praformulasi pada dasarnya berguna untuk menyiapkan dasar yang rasional
untuk pendekatan formulasi, Untuk memaksimalkan keberhasilan memformulasi produk
yang dapat diterima oleh pasien dan akhirnya menyiapkan dasar untuk mengoptimalkan
produksi obat dari segi kualitas dan penampilan.
Proses pembuatan tablet salut
Proses pembuatan tablet salut dikerjakan secara bertahap yaitu sealing, subcoating,
coloring, dan polishing.

1. TAHAP 1 : SEALING
Tahap ini bertujuan untuk menutup tablet inti dan pengaruh air yang dipakai untuk proses
penyalutan. Bahn yag digunakan : shellac bebas arsen dan cellulose acetat phtalat.

2. TAHAP 2 : SUBCOATINC.
Fungsinya adalah untuk menutup bagian tepi tablet sehingga tablet tidak bcrsudut Selain itu
dapat pula berguna untuk mcningkatkan ikatan antara sealcoat dengan sugarcoat. Bahan
subcoating terdiri dari : subcoating solution dan subcoating powder

3. TAHAP 3 : SMOOTHING
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan permukaan tablet yang telah selesai disubcoat. Balian
yang dipakai sirup gula.

4. TAHAP 4: COLORING
Tahap ini bertujuaji memberi wama tablet salut sesuai warna yang dikehendaki. Pewarnaan
dapat dilakukan dcngan berbagai cara, antara lain dengan mcnggunakan satu macam kadar
zal warna, Caranya adalah dengan menambahkan terleblh dahulu larutan pewarna dengan
kadar rendah lalu naik dengan kadar tcrtenlu uniuk kcmndlan kcmbali ditambahkan larutan
dengan kadar yang rendah.
Macam warna yang digunakan dihagi dalam dua golongan: yang larut dan yang tidak larut
air. Pewarnaan dengan zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat daripada apabila
digunakan zat wama yang larut.

5. TAHAP 5 : FINISHING
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin setelah selesai pewarnaan.

6. TAHAP 6: POLISHING
Tahap ini adalah tahap yang terakhir, dengan tujuan untuk menjadikan permukaan tablet salut
menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang dipakai : cera carnauba atau PEG dalam pelarut
klorofrom.

Beberapa problem yang sering muncul selama proses penyalutan tablet terjadi pada tahap :

a. Sealing

Bahwa penambahan seal coal tidak boleh terlalu banyak tahu juga terlalu sedikit. Apabila
jumlah seal coal terlalu sedikit akan berpengaruh pada stabilitas bahan aktif. Akan telapi
penambahan berlebihan akan berakibat menghambat hancurnya tablet dan memperlama
kecepatan pelarutan tablet,
Selain itu apabila selama proses sealing dilakukan penambahan talk (dengan maksud untuk
mencegah perlekatan tablet) dapat berdampak menjadikan permukaan tablet menjadi kasar.

b. Subcoating
Masalah yang sering numcul adalah pennukaan tablet menjadi kasar. Hal ini disebabkan
karena:
1) Penambahan serbuk coating yang berlebihan
2) Penambahan larutan subcoating terlalu sedikit, atau
3) Pengeringan suspense subcoaling terlalu cepat. Akibatnya kristalisasi gula berlangsung
cepat dan tcrbentuk Kristal gula yang kasar dipermukaan tablet.

c. Coloring
Merupakan tahap yang kritis karena kesalahan sedikit selama proses aan berdampak warna
tablet tidak merata dan tablet salut kelihatan tidak balk.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI : Jakarta.
Ansel, howard.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi ke-4. Universitas Indonesia
Press : Jakarta
Lachman, Leon. Dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ke-3. UI Press : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai