Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BUDIDAYA IKAN LELE

Oleh:

Hidayat Wahid (16)

SMA NEGERI 1 BATANG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Budidaya Ikan Lele” yang membahas tentang proses
budidaya lele serta pemanenan ikan lele.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Walaupun demikian penulis
tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Terima kasih.
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa


yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam
berbagai macam menu masakan. Pengembangan usaha budidaya ikan
lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke
Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele
lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan
lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan
budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik
menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas (Rahmat.
1991).

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi


telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele
dumbo strain baru yang diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti
halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong
omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat
memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan
mollusca sebagai makanannya (Rahmat. 1991).

1.2 Tujuan dan Kegunaan Makalah


1.2.1 Untuk mengetahui tentang pembenihan ikan lele.

1.2.2 Untuk mengetahui proses budidaya ikan lele.

1.2.3 Untuk mengetahui proses panen budidaya ikan lele.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Jelaskan tentang pembenihan ikan lele?

1.3.2 Jelaskan proses budidaya ikan lele?

1.3.3 Bagaimana proses panen budidaya ikan lele?

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pembenihan Lele

Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya


konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele (Rahmat.
1991).

Sistem Budidaya Lele :

Terdapat 3 sistem pembenihan lele yang dikenal, yaitu :

Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan


betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada
sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk
diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung
pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.

Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan


betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.

Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).Dilakukan dengan


merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan
ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak
besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar
Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.

2.2 Proses Budidaya Ikan Lele

1. Pembuatan Kolam lele

Ada dua macam / tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).
Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan
yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian,
pembenihan lele harus mempunyai (Budi, 1993) :

Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber


air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan
penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air
untuk kolam yang lain.

Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa


pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus
sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. Kolam
Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam
ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan
lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam
Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah
menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada
umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang
sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam
saluran pencernaannya.

2. Pemilihan Induk lele

a. Induk jantan mempunyai tanda :

1) Tulang kepala berbentuk pipih.

2) Warna lebih gelap.

3) Gerakannya lebih lincah.

4) Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung

5) Alat kelaminnya berbentuk runcing.

b. Induk betina bertanda :

1) Tulang kepala berbentuk cembung.

2) Warna badan lebih cerah.

3) Gerakan lamban.

4) Perut mengembang lebih besar dari pada punggung alat kelamin


berbentuk bulat.

3. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :

 Pengeringan, Untuk membersihkan kolam dan mematikan


berbagai bibit penyakit.
 Pengapuran, dlakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis
60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan
mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
 Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan
berbagairacun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan
organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha
atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk
kandang juga dapat dilakukan untukmenambah kesuburan
lahan.
 Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi
30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan
plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak,
persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : Pembersihan bak
dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya, penjemuran bak
agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis
sama.

4. Pemijahan Lele

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk


mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang
telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan
menetas menjadi anakan lele (Budi, 1993).

5. Pemindahan Lele

Cara pemindahan :

 Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.


 Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang
diisi dengan air di sarang. Samakan suhu pada kedua kolam
 Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan
cawan atau piring.
 Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan
dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan
terhadap tingginya suhu air.
6. Pendederan Lele
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9
cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan
permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup
dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan
lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini (Budi, 1993).
2.3 Proses Panen Ikan Lele
1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan :
a. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,
sewaktuwaktu dapat dipanen.
b. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak
terlalu kepanasan.
c. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan
menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
d. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam
tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah
dan bau amisnya hilang.
e. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara :
 Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan
larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam
sampai rata.
 Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau
larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
 Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan
dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk
membunuh penyakit yang ada di kolam.

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun
pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan
konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan
teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya
yang memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu
Pembudidayaan ikan Lele sangat baik untuk dilakukan mengingat
output yang dihasilkan juga lumayan besar.
3.2 Saran
Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus
memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol
agar menghasilkan produksi ikan lele yang lebih baik lagi dan
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan Analisa
Usaha. C.V. Simplex. Jakarta.
Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta
: Penebar Swadaya. 2004
Saparinto, Cahyo. 2009. Budidaya Ikan di Kolam Terpal.
Bogor.Penebar Swadaya.
http://gudankmakalah.blogspot.co.id/2012/03/makalah-tentang-
budidaya-lele.html
Http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
https://www.google.com/search?
q=logo+sma+n+1+batang&oq=logo+sma&aqs=chrome.1.69i57j69i59j0
i512l3.2465j0j4&client=ms-android-xiaomi-rvo2&sourceid=chrome-
mobile&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai