Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325270131

TEKNOLOGI PEMBANGUNAN SKALA KOMERSIL KAPAL SEP-HULL


BERBAHAN FIBERGLASS

Article · August 2010

CITATIONS READS

0 1,090

2 authors, including:

Buana Maruf
National Research and Innovation Agency (BRIN) of Indonesia
47 PUBLICATIONS   46 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Inovasi Teknologi Industri Perkapalan, BPPT View project

THE IMPORTANCE OF INTANGILE RESOURCES IN SHIPBUILDING INDUSTRY View project

All content following this page was uploaded by Buana Maruf on 21 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kajian Teknologi Pembangunan Skala Komersil Kapal SEP-Hull Berbahan Fiberglass, (Buana Ma’ruf, dan Andi
Jamaluddin))
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

TEKNOLOGI PEMBANGUNAN SKALA KOMERSIL


KAPAL SEP-HULL BERBAHAN FIBERGLASS
Buana Ma’ruf a dan Andi Jamaluddin b
a, b
Peneliti, UPT. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika, BPPT
b
Mahasiswa Program S-3, Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS
E-mail: a buanamaruf@yahoo.com
b
andi99@engineer.com

Abstrak

Setelah menilai proses pembangunan Pengaruh Perencanaan


Permukaan Hull (September-Hull) 8 meter terbuat dari Fiberglass Reinforced
Plastik (FRP), ditemukan bahwa, beberapa perbaikan dan pengembangan
teknologi semacam ini diperlukan jika kapal akan dibangun di galangan kapal
komersial nasional berdasarkan pada aturan klasifikasi BKI. Makalah ini
menjelaskan tiga aspek pengembangan potensi, termasuk: desain dan
spesifikasi, bahan, dan proses produksi. Aspek-aspek tersebut dinilai
berdasarkan hasil survei lapangan di galangan prototipe dan lainnya
fiberglass galangan kapal, dan hasil pengujian spesimen laminasi fiberglass.

Kata kunci : Teknologi pembangunan, SEP-Hull, fiberglass,

Abstract

Having assessed the building process of Surface Effect Planning Hull


(SEP-Hull) 8 meter made of Fiberglass Reinforced Plastics (FRP), it found
that, some improvement and technology development are needed if this kind
of vessel will be commercially built in national shipyards based on the
classification rules of BKI. This paper describes three potential development
aspects, including: design and specifications, material, and production
process. These aspects are assessed based on the results of field survey in
the prototype shipbuilder and other fiberglass shipyards, and the experiment
result of fiberglass lamination speciments.

Key words: technology development, SEP-Hull, fiberglass,

Diterima (received) : 29 Juni 2010, Direvisi (reviewed) : 19 Juli 2010,


Disetujui (accepted) : 30 Juli 2010

PENDAHULUAN Konsep desain kapal jenis ini


merupakan perpaduan antara dua desain
Surface Effect Planning Hull (SEP-Hull)
kapal cepat, yaitu Air Cushion Vehicle (ACV)
Bubble Vessel, yaitu kapal dengan injeksi
dan Surface Effect Ships (SES) 4), 6). Konsep
udara di bagian bawahnya, sehingga mampu
desain ini telah banyak diteliti sejak sekitar
berlayar dengan kecepatan tinggi dan
tahun 2000, dan kapal ukuran 28 meter telah
dengan konsumsi bahan bakar yang
dibangun di Hongkong, dimana pengujian
ekonomis. Sesuai konsep desain kapal ini,
model-nya dilakukan di laboratotium
udara yang mengalir di bawah kapal
hidrodinamika UPT.BPPH-BPPT. UPT BPPH
berfungsi sebagai bantalan. Dengan
kemudian mengembangkan konsep desain
demikian, gaya gesek yang terjadi pada
ini yang diberi nama Surface Effect Planning
kapal (skin friction) berkurang3), karena
Hull (SEP-Hull) Bubble Vessel, ukuran
bagian bawah kapal ini tidak secara lansung
panjang 8 meter dan berbahan fibreglass
bersentuhan dengan air.
(Fiberglass Reinforced Plastics).

ISSN 1410-3680 113


M.P.I. Vol.4 No.2. Agustus 2010, 113 - 122
__________________________________________________________________________________________________

Pada tahun 2006/2007, model kapal ini (Gambar 1) di galangan pembangun, survei
telah diuji di laboratorium hidrodinamika UPT pembanding di sembilan galangan kapal
BPPH BPPT Surabaya 5). Hasilnya, kapal ini fiberglass lainnya di berbagai daerah pada
berpotensi untuk dikembangkan sebagai tahun 2009 dan 2010. Survei ini dilakukan
kapal patroli cepat dan kapal penumpang melalui pengisian kuesioner, diskusi praktisi,
untuk perairan dangkal, di laut dan di dan pengamatan lapangan, untuk
sungai2), 10). Pembuatan prototipe kapal SEP- mendapatkan data/informasi tentang yard
Hull berukuran 8 meter telah dibangun pada practices.
tahun 2009 di salah satu galangan kapal
fiberglass di dalam negeri.
Kapal ini dibangun untuk memverifikasi
desain kapal dan hasil uji skala model,
khususnya mengenai efektifitas bubble
system pada kondisi riil di laut. Pembuatan
prototipe kapal ini dibangun di galangan yang
cukup berpengalaman.
Sejalan dengan kegiatan promosi jenis
kapal ini kepada calon pengguna, maka
diperlukan sebuah engineering standards,
sebagai acuan galangan jika kapal jenis ini
dibangun secara komersil, antara lain:
gambar-gambar konstruksi sesuai rules, Gambar 1.
proses laminasi fiberglass, standar mutu, dan Prototipe Kapal SEP-Hull 8 Meter
work breakdown structure disertai standar
bobot pekerjaan11). Untuk galangan Tinjauan aplikasi rules BKI pada kapal
fiberglass di dalam negeri yang umumnya fiberglass dilakukan melalui diskusi teknis
masih konvensional, hal ini juga diperlukan dengan pihak PT BKI Pusat (Divisi Lambung
untuk meningkatkan produktifitasnya, dan Material, dan Satuan Litbang) dan
sehingga kelak mampu bersaing di pasar diskusi aplikasi rules di lapangan dengan
global. beberapa BKI cabang antara lain di Batam,
Balikpapan, dan Cigading. Materi diskusi
meliputi: tinjauan kekuatan konstruksi dan
BAHAN DAN METODE pengujian spesimen laminasi fiberglass yang
meliputi uji tarik (tensile) dan uji tekuk
Dalam rangka pengembangan teknologi (bending), guna men-dapatkan informasi
pembangunan kapal berbahan fiberglass, tentang standar mutu (rules BKI) tentang
maka dilakukan kajian beberapa aspek kapal fiberglass dan pelaksanaannya di
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. galangan.
Tinjauan pustaka dan survei lapangan
mencakup: tinjauan spesifikasi dan survei
proses pembuatan prototipe kapal SEP-Hull

Gambar 2.
Skema Penelitian
114 ISSN 1410-3680
Kajian Teknologi Pembangunan Skala Komersil Kapal SEP-Hull Berbahan Fiberglass, (Buana Ma’ruf, dan Andi
Jamaluddin))
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Tabel 1
Galangan Kapal Lokasi Survei
Nama Perusahaan Lokasi
CV Fiberglass Perkasa Banyuwangi
CV Siagan Boat Makassar
PT Mentari Amlaraja Jembrana
PT Galangan Teluk Bajau Samarinda
PT Carita Boat Bojonegara
PT Proskuneo Shipbuilders Jakarta
PT Marinatama Gemanusa Batam
PT Sukses Bahari Tj. Pinang
Nusantara Tj. Pinang
PT Palindo Shipyard Tj. Pinang
PT Bio Perkasa

Survei lapangan di beberapa galangan


fiberglass di dalam negeri ditunjukkan pada
Tabel 1. Survei utama dilakukan di galangan Gambar 3.
CV Fiberglass Perkasa, Banyuwangi, Disan Kapal SEP-Hull 8 Meter
sebagai galangan pembangun prototipe
kapal SEP-Hull 8 meter. Selama Sesuai rules BKI Volume I Tahun 200912),
pembangunannya tahun 2009 telah gambar yang harus dibuat dan disyahkan oleh
dilakukan tiga kali survei, yang difokuskan BKI, meliputi: general arrangement, lines plan,
pada pengamatan pada proses produksi, construction profiles (3 bagian), dan frame
mulai penyiapan gambar kerja, pembuatan sections (8 sections), layout kamar mesin
cetakan, laminasi lambung dan bangunan disertai data permesinan, sistem perpipaan
atas hingga pemasangan outfitting dan (bilga, fuel oil, fresh water), dan sistem listrik
peralatan. (one-line diagram). Selain itu, gambar safety
plan dan penempatan lampu navigasi
disyahkan oleh Pemerintah/Ditkappel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai hasil kajian dan redesign
konstruksi (perhitungan dan gambar ulang),
Kajian Desain Konstruksi yang dibuat bersama Divisi Lambung BKI
dan mengacu pada rules BKI Tahun 199615),
Prototipe kapal SEP-Hull terbuat dari maka perlu dilakukan penyempurnaan pada
bahan fiberglass (FRP), dengan ukuran/data- beberapa bagian konstruksi kapal, jika kapal
data pokok sebagai berikut 11): Sep-Hull akan dibangun dalam skala
komersil di masa mendatang, antara lain:
Panjang keseluruhan (LOA) : 8.256 M ¾ Scantling berubah, antara lain: tebal
Panjang garis air (LWL) : 7.446 M laminasi, dan modulus penampang
Lebar (B max) : 2.285 M gading-gading/penegar.
Sarat (d) approx : 0.278 M ¾ Sistem konstruksi utamanya
DWT : 1.8 Ton menggunakan sistem konstruksi
Mesin penggerak, outboard : 2x85 BHP melintang (pada desain awalnya tidak
Kecepatan dinas : 25 Knots jelas).
Kecepatan maksimum : 30 Knots ¾ Secara umum modulus penampang lebih
Penumpang : 9 orang besar dari desain awal, seperti: penumpu
Payload (daya angkut) max. : 700 kg tengah, wrang, gading bangunan atas,
balok geladak bangunan atas, dll.
Perhitungan dan gambar-gambar yang ¾ Jumlah pembujur pada bangunan atas
disiapkan untuk pembuatan prototipe kapal dan bottom dikurangi dari lima buah
tersebut meliputi: lines and body plan, detail menjadi tiga buah, konsekuensinya
general arrangement, longitudinal frame modulus penampang melintang balok
construction, lateral frame construction, atas dan wrang alas diperbesar.
sectional frame construction (17 buah). ¾ Jarak gading-gading tetap (yaitu: 500
mm), tetapi modulusnya diperkecil.

ISSN 1410-3680 115


M.P.I. Vol.4 No.2. Agustus 2010, 113 - 122
__________________________________________________________________________________________________

¾ Untuk kapal dengan panjang ≤ 65 meter, ¾ Lampu darurat navigasi dan radio, supply
jumlah sekat minimal tiga buah (untuk power-nya harus terpisah dari suplai
mesin di belakang), sesuai Rules BKI Vol utama untuk navigasi.
II Tahun 200913). Sementara prototipe ¾ Kemampuan batterai harus dihitung
kapal Sep-Hull memiliki dua sekat. kapasitas dan sistem pengisiannya
Dengan membandingkan dengan desain (charging) harus jelas.
awal, hasil redesign yang mengacu pada ¾ Seatrial dalam spesifikasi perlu diperjelas
rules BKI tersebut, mengalami penambahan tentang variasi putaran mesin saat uji
berat sekitar 100 kg (sekitar 5% lebih berat). coba berlayar, pengukuran pemakaian
Hal ini akan berdampak pada bertambahnya bahan bakar dengan kecepatan tertentu
sarat kapal, sehingga sistem pelumasan dan harus dilaksanakan percobaan
udara (bubble system) kapal tidak dapat ketahanan mesin dengan waktu tertentu
bekerja optimal, kecuali jika jumlah (minimal 2 jam pada kecepatan 100
penumpang dikurangi. Bahkan pada seatrial persen).
prototipe kapal, sarat kapal aktual lebih besar
sekitar 20% dibanding desain awalnya, dan Kajian Material
hal ini membuat bubble system kapal tidak
Sesuai spesifikasi desainnya, lambung
dapat bekerja optimal.
kapal Sep-Hull harus ringan karena kapal
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan
jenis ini mensyaratkan rasio berat dan volume
untuk membuat alternatif desain baru dengan
yang rendah. Oleh karena itu, bahan
ukuran panjang dan lebar kapal yang lebih
fiberglass (FRP) menjadi pilihan, walaupun
besar dibandingkan prototipe kapal yang ada,
dari segi kekuatan konstruksinya lebih rendah
agar sistem pelumasan udara dapat bekerja
dibandingkan bahan baja dan aluminium.
optimal. Desain kapal sejenis di luar negeri
Perbandingan antara ketiga bahan tersebut
berukuran panjang 15 meter dan 28 meter.
ditunjukkan pada Tabel 21).
Perbandingan ukuran (L: panjang, B: lebar,
Disamping karena konstruksinya yang
dan T: sarat) dari ketiga desain kapal yang
ringan, juga murah jika diproduksi secara
sudah ada tersebut, seperti pada Gambar 4,
komersial7). Namun demikian, penggunaan
dapat digunakan sebagai pembanding pada
bahan fiberglass dan proses laminasinya
pembuatan desain baru.
perlu mendapat perhatian khusus, karena
kapal tipe ini dirancang dengan kecepatan
tinggi, sehingga kekuatan konstruksi lambung
harus cukup kuat dan memenuhi persyaratan
yang diatur dalam rules BKI Tahun 2006 14).

Tabel 2.
Perbandingan Berat Dan Kekuatan
Specific Tensile Elastic
Material Weight Strength Modulus
Ton/m3 kN/m2x10 kN/m2x10
FRP 1.5 100 6
Aluminium 2.7 120 70
Gambar 4. Steel 7.8 210 200
Perbandingan Ukuran Pokok Kapal
Bahan FRP yang digunakan untuk
Dari hasil kajian terhadap spesifikasi
lambung, geladak dan bangunan atas,
pembangunan prototipe kapal, juga terdapat
merupakan satu kesatuan laminasi yang utuh
beberapa hal yang perlu disempurnakan pada
dan dicetak dengan sistem “female methode”
pembuatan kapal skala komersil, antara lain:
hand lay-up. Bahan-bahan tersebut adalah
¾ Jenis mesin penggerak berbahan bakar
standar material kapal fibreglass bersertifikat
premium perlu diganti dengan mesin
dengan spesifikasi sebagai berikut 7):
diesel (bahan bakar solar) jika ada, walau
¾ Unsaturated Polyester Resin: Resin type
saat ini sulit didapatkan mesin diesel
water resistant dengan sertifikat Llyod,
85HP (sesuai spesifikasi Sep-Hull) di
terdiri dari BQTN 157, dan Epoxy Resin.
pasar.
¾ Glass: terdiri dari chopped strand mat
¾ Untuk jenis kapal patroli/sejenis SepHull
(CSM) 300 g/m2 dan 450 g/m2, dan
harus dilengkapi cadangan kompressor/
woven roving (WR) 600 g/m2 atau WR
generator satu buah.
800 g/m2.
116 ISSN 1410-3680
Kajian Teknologi Pembangunan Skala Komersil Kapal SEP-Hull Berbahan Fiberglass, (Buana Ma’ruf, dan Andi
Jamaluddin))
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

¾ Gelcoa t: Tipe tahan cuaca, Yukalac 2141 susunan lapisan: Gelcoat, Mat 300 (1 lapis),
sebagai outer skin disertai pigmen. Mat 450 (2 lapis), dan WR 600 (2 lapis). Jenis
bahan dan susunan lapisan yang sama juga
Kapal ini menggunakan konstruksi dasar dibuat di galangan lain sebagai pembanding,
yang diperkuat dengan penguat memanjang kecuali lapisan terakhir memakai WR 800 (2
dan melintang (wrang). Secara umum lapis) dan glass content 40,3%.
susunan laminasi terdiri dari: outer skin
dengan Gelcoat + Mat 300 + Mat 450, dan
Inner skin Wovin Roving 80011). Perhitungan
modulus penampang penguat tersebut
menggunakan rules Biro Klasifikasi Indonesia
(BKI) Fiberglass 1996 sebagai referensi.
Seperti yang disyaratkan pada rules ter-
sebut, penggunaan bahan fiberglass diatur
mulai dari spesifikasi bahan, tempat dan suhu Dimensi dan jumlah spesimen:
penyimpanan, proses pelapisan laminasi, dan l (panjang total) = 120 mm
proses pengeringannya. Selain itu, spesimen b (lebar) = 15 mm
laminasi tersebut harus diuji untuk menjamin h (tebal) = 4 mm
nilai kuat tarik dan kuat lengkung minimal
yang disyaratkan terpenuhi. Gambar 6.
Oleh karena itu, pada riset ini dilakukan Bentuk Dan Ukuran Spesimen Uji Tekuk
pengujian spesimen laminasi prototipe kapal
SEP-Hull, sesuai rules BKI14) Rules ini Sebelum diuji, spesimen dikeringkan dan
mengacu pada International Standard ISO ditemper selama 16 jam pada temperatur
14125 dan ISO 527-4, yang meliputi: uji tarik konstan 40oC dengan menggunakan
dan uji tekuk. Uji tarik bertujuan untuk pemanas yang ada di UPT BPPH.
menentukan nilai tensile strength, fracture Pelaksanaan pengujian dilakukan di
strain dan modulus of elasticity, sedangkan Laboratorium Material dan Las PT BKI
uji tekuk bertujuan untuk menentukan nilai (Persero), Jakarta. Hasil uji tersebut
bending strength dan modulus of elasticity. ditunjukkan pada Gambar 7.
Sesuai rules tersebut, dibuat 6 spesimen uji
tarik dan 6 spesimen uji tekuk, dengan
desain spesimen pada Gambar 5 dan 6.

Gambar 7
Hasil Uji Tarik Dan Tekuk Spesimen

Dimensi dan jumlah spesimen: Sesuai rules BKI 2006 14), Nilai kuat tarik
L3 (panjang total) = 250 mm dan kuat tekuk minimum yang disyaratkan
b1 (lebar) = 25 ± 0,5 mm akan ditentukan sesuai dengan kandungan
h (tebal) = 4 mm fiber (fiber content) pada spesimen. Sesuai
LT (panjang end tabs) = 50 mm rules BKI 2006, nilai kuat tarik dan tekuk yang
hT (tebal end tabs) = 1 s/d 3 mm disyaratkan dihitung berdasarkan rumus:

Gambar 5. ¾ Kuat tarik (Rz)= 1278Ф2 - 510Ф+123


Bentuk Dan Ukuran Spesimen Uji Tarik [Mpa]
¾ Kuat tekuk (RB) = 502Ф2 + 106,8 [Mpa]
Pembuatan spesimen dilakukan dan dimana Ф= persentase berat fibre content
diawasi langsung di lokasi pembuatan kapal
tersebut, dengan bahan dan kondisi proses Hasil pengujian spesimen dari kedua
yang persis sama dengan kapal sebenarnya. galangan tersebut ditunjukkan pada Tabel 3,
Bahan yang digunakan adalah resin Yukalac dimana hasil uji spesimen dari galangan
157 BQTN, dengan glass content 33,6% dan pembanding memenuhi syarat dan nilainya

ISSN 1410-3680 117


M.P.I. Vol.4 No.2. Agustus 2010, 113 - 122
__________________________________________________________________________________________________

lebih besar dari nilai hasil uji spesimen dari syarat minimum, yaitu 143 N/mm2, sedang
galangan pembangun prototipe kapal. syarat minimumnya adalah 149 N/mm2 9) .
Bahkan nilai rata-rata kuat tekuk spesimen
galangan pembuat prototipe tidak memenuhi

Tabel 3.
Nilai Kuat Tarik Dan Kuat Tekuk [N/mm2]

Spesimen Gal Pembangun Spesimen Gal. Pembanding


No. Kuat Kuat Kuat Kuat
Spesimen Tarik Tekuk Tarik Tekuk
1. 85 124 159 234
2. 99 141 175 313
3. 120 155 197 282
4. 126 153 156 288
5. 123 132 184 240
6. 93 154 - -
Rata2 108 143 174 271
Syarat 83 149 125 188

Dengan hasil tersebut dapat disimpul-kan Kajian Proses Produksi


bahwa, jenis bahan dan susunan lapisan yang
Secara umum proses produksi kapal
digunakan pada prototipe kapal sudah cukup
fiberglas (key processes) terdiri dari:
bagus, kecuali pada lapisan terakhir
pembuatan gambar kerja, pembuatan
disarankan memakai wovin roving (WR) 800
cetakan, produksi, finishing, dan seatrial,
untuk pembuatan kapal SEP-Hull di masa
seperti ditunjukkan pada Gambar 88).
mendatang (skala komersil). Nilai kuat tarik
dan kuat tekuk yang rendah pada spesimen
galangan pembangun juga disebabkan proses
laminasi yang kurang sempurna.

Gambar 8
Proses Pembangunan Kapal Fiberglass

Secara rinci, proses produksinya terdiri pembuatan cetakan, laminasi/cetak lambung


dari: desain dasar (output: lines plan), mold (bangunan atas, sekat, pintu, jendela dll),
loft (output: frame dari body plan), pemasangan konstruksi gading-gading,
118 ISSN 1410-3680
Kajian Teknologi Pembangunan Skala Komersil Kapal SEP-Hull Berbahan Fiberglass, (Buana Ma’ruf, dan Andi
Jamaluddin))
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

interior (lantai, kursi, dll), perlengkapan ¾ Galangan fiberglass disyaratkan harus


kapal (railing, bollard, kaca, pintu, fender, memiliki ruang laminasi tertutup yang
ladder), pemasangan instalasi listrik dan dilengkapi peralatan pemanas, ventilasi
ducting, pemasangan plafon dan untuk sirkulasi udara, alat ukur suhu dan
perlengkapan navigasi, pemasangan mesin kelembaban udara.
utama, finishing, final check, peluncuran ¾ Galangan juga harus memiliki ruang
(launching), seatrial, dan delivery8). penyimpanan material yang digunakan
Galangan fiberglass secara ekonomis dalam pembuatan kapal.
adalah membangun kapal sekitar 10 hingga Dari aspek mutunya, kapal-kapal fiber-
100 unit dengan menggunakan satu buah glass yang selama ini dibangun di galangan
cetakan (tergantung jenis/kualitas cetakan). dalam negeri umumnya tidak diklaskan (ke
Dengan demikian, sejumlah kapal dapat BKI atau kelas asing, kecuali jika diminta
diselesaikan dalam waktu yang singkat dan pihak pemesan kapal. Hasil survei di
biaya yang minimal. Sesuai yard practices, beberapa galangan diperoleh bahwa hanya
strategi mempercepat pembangunan kapal ada dua kapal yang sedang dibangun
fiberglass adalah dengan cara menambah menggunakan klas BKI secara penuh
cetakan dan tenaga kerja8). Pengadaan (gambar dan proses produksinya), masing-
material dalam jumlah banyak juga dapat masing sebuah kapal panjang 42 meter yang
menekan biaya per unit kapal. dibangun di PT Sukses Bahari Nusantara
(Tanjungpinang), dan sebuah kapal 30 meter
pesanan Kementerian Perhubungan yang
dibangun di PT Carita Boat (Bojonegara).
Memang kapal-kapal yang wajib
diklaskan hanya yang berukuran ≥ 20 meter,
sesuai rules BKI 1996 9). Namun kapal di
bawah ukuran tersebut tetap dapat diklaskan
BKI jika diminta oleh pemilik kapal atau
galangan, seperti kapal-kapal Seatruck
Gambar 9 ukuran 8-14 meter pesanan perusahaan
Cetakan Prototipe Kapal SEP-Hull asing yang dibangun di salah satu galangan
di Kalimantan Timur 15).
Penggunaan beberapa cetakan perlu Pemenuhan standar klas pada proses
dipertimbangkan aspek biaya dan waktunya, produksinya memang cukup berat bagi
karena waktu yang diperlukan membuat sebagian besar galangan, karena menuntut
satu buah cetakan relatif sama dengan sejumlah persyaratan mulai dari shop
membuat satu kapal. Cetakan prototipe approval, proses pekerjaan laminasi, instalasi
kapal Sep-Hull ditunjukkan pada Gambar 9. outfitting dan peralatan hingga pengujian
berlayar (seatrial). Hasil pengamatan umum
Dari hasil kajian terhadap spesifikasi di beberapa galangan menunjukkan, masih
pembangunan prototipe kapal, pada dasar- banyak ketentuan klas yang belum atau sulit
nya sudah cukup lengkap, jika dibandingkan dilaksanakan, khususnya karena kondisi
dengan beberapa spesifikasi kapal fiber- galangannya yang pada umumnya tergolong
glass yang sedang dibangun di beberapa konvensional.
galangan selama survei. Namun demikian, Pembangunan kapal fiberglass di
terdapat beberapa hal yang penting galangan kapal di dalam negeri tidak disertai
disempurnakan dan diperhatikan jika kapal dengan perencanaan dan pengendalian
jenis Sep-Hull dibangun secara komersial di jadwal produksi yang memadai, sehingga
galangan, antara lain: alokasi dan evaluasi sumberdaya sulit
¾ Pada Butir 1.511), perlu ditambahkan: (i) dilakukan secara optimal. Jadwal produksi
galangan pembangun harus terlebih hanya dibuat dalam bentuk bar chart yang
dulu dilakukan workshop approval oleh sangat sederhana. Walaupun proses
klas untuk memeriksa fasilitas, produksi kapal fiberglass lebih sederhana
peralatan, prosedur dan kompetensi dibandingkan dengan kapal baja, proses
SDM yang dimiliki, (ii) pengujian produksinya tetap perlu dikendalikan, baik
material (spesimen laminasi lambung dari aspek waktu dan biaya produksinya,
kapal), sesuai batasan kuat tarik dan maupun standar mutu yang telah ditetapkan.
kuat tekuk minimum yang Lama pembangunan kapal fiberglass
diperkenankan pada rules BKI 2006. berbeda-beda di setiap galangan, namun
secara umum bervariasi antara 2 hingga 6

ISSN 1410-3680 119


M.P.I. Vol.4 No.2. Agustus 2010, 113 - 122
__________________________________________________________________________________________________

bulan untuk jumlah kapal hingga 10 unit minggu dan sebanyak 5000 jam-orang (JO)
berukuran 7-12 meter. Sebagai gambaran, sesuai hasil diskusi dengan pihak galangan.
empat unit kapal patrol panjang 8,5 meter Realisasinya 18 minggu dan 5115 JO 14).
dan lebar 2.2 meter di salah satu galangan Dengan membangun beberapa kapal secara
dapat diselesaikan dalam waktu 2 bulan/unit seri, komsumsi tersebut menjadi lebih kecil
di luar cetakan. dengan asumsi menggunakan satu cetakan
Pada survei dan diskusi praktisi selama dan beberapa potensi efisiensi lainnya.
pembangunan prototipe kapal Sep-Hull, telah
dilakukan identifikasi key process, dan
pengelompokan kegiatan (work breakdown SIMPULAN DAN SARANAN
structure), serta penentuan standar bobot
masing-masing kegiatan. Hal ini diperlukan Simpulan
sebagai dasar perencanaan jadwal dan
perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan. • Desain, setelah membandingkan dengan
Standar bobot per kegiatan didasarkan pada desain awal, hasil redesign yang
volume pekerjaan atau kebutuhan jam-orang mengacu pada rules BKI tahun 1996
dan biaya di dalam menyelesaikan memberikan penambahan berat sekitar
pekerjaan. 100 kg (sekitar 5% lebih berat). Hal ini
Pada pembangunan kapal jenis SepHull, akan berdampak pada bertambahnya
standar uraian pekerjaan dan bobotnya sarat kapal, sehingga sistem pelumasan
dibagi menjadi enam bagian8), yaitu: udara (bubble system) kapal tidak dapat
¾ Persiapan (5%), meliputi: (i) penyiapan bekerja optimal.
teknis dan gambar, dan (ii) pengadaan • Material: Hasil uji spesimen laminasi
material/bahan. lambung prototipe kapal Sep-Hull
¾ Pembuatan cetakan (20%), meliputi: (i) menunjuk-kan, nilai kuat lengkung tidak
pembuatan cetakan lambung, (ii) memenuhi nilai minimum yang
pembua-tan cetakan bangunan atas, dan disyaratkan (sesuai rules BKI 2006). Hal
(iii) finishing cetakan. tersebut disebabkan karena penggunaan
¾ Pekerjaan kasko (50%), meliputi: (i) lami- bahan dan proses laminasi yang tidak
nasi lambung, (ii) pemasangan sesuai rules BKI 1996, dan penggunaan
konstruksi lambung, (iii) laminasi woven roving (WR) 600 pada lapisan
bangunan atas, (iv) assembli lambung terakhir yang kurang tepat.
dan bangunan atas, dan (v) pekerjaan • Proses: Galangan pembangun prototipe
kasko lainnya/fender. kapal Sep-Hull dan galangan-galangan
¾ Pekerjaan interior (15%), meliputi: (i) kapal fiberglass di dalam negeri
pemasangan lantai dan toilet, (ii) umumnya tidak memiliki sistem
pemasa-ngan railing dan tangki, (iii) manajemen produksi yang terencana,
pemasangan kaca, pintu, plafon, dan (iv) terukur dan terkendali, sehingga sulit
pemasangan kursi,dan lain-lain. untuk mengetahui kondisi kemajuan
¾ Pekerjaan permesinan (5%), meliputi: (i) pekerjaan, dan sulit melakukan
pemasangan setir dan instalasi listrik, pengendalian proses yang berorientasi
dan (ii) pemasangan mesin. pada produktivitas.
¾ Seatrial dan pengiriman (5%), meliputi: (i) • Fasilitas: Galangan fiberglass di dalam
seatrial dan penyempurnaan, dan (ii) negeri umumnya masih sangat
pengiriman kapal. konvensional, peralatan-peralatan
sederhana dan sumber-daya manusia
Masing-masing uraian pekerjaan di atas berkualifikasi rendah. Namun demikian,
diberi bobot dan dijadikan input dalam mereka sudah berpengalaman
pembuatan master schedule menggunakan membangun kapal fiberglass berbagai
program excel, sehingga kemajuan tipe dan ukuran, serta memiliki potensi
pekerjaan per minggu dan per unit pekerjaan untuk berkembang dan menerapkan
dapat diketahui dan dibandingkan dengan standar mutu sesuai rules BKI.
rencana (dalam bentuk S-Curve). Demikian
halnya penggunaan jam-orang per minggu Saranan
dapat diketahui, sehingga pihak galangan
dapat melakukan pengendalian pekerjaan • Beberapa alternatif desain kapal dengan
dan jam-orang dengan mudah. panjang lebih besar perlu dibuat agar
Rancangan ini telah diaplikasikan pada bubble system dapat bekerja optimal,
pembangunan satu unit prototipe kapal Sep- dengan tetap mempertimbangkan aspek
Hull 8 meter, yang direncanakan selama 17
120 ISSN 1410-3680
Kajian Teknologi Pembangunan Skala Komersil Kapal SEP-Hull Berbahan Fiberglass, (Buana Ma’ruf, dan Andi
Jamaluddin))
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

kelayakan ekonomis pada pengoperasian Indonesia, Final Report, Islamic


kapal. Dovelopment Bank, 2004.
• Konstruksi memanjang kapal perlu dibuat 8. Ma’ruf, B., et al, Teknologi Pembangunan
lebih kuat, sehingga aspek keselamatan dan Sertifikasi Kapal Sep-Hull, Laporan
kapal tetap terjamin terutama jika kapal Hasil Penelitian, BPPT, Jakarta, 2009.
melintasi gelombang agak tinggi dengan 9. Ma’ruf, B., et al, Modernisasi dan
kecepatan di atas 20 knot. Standarisasi Teknologi Pembangunan
• Beberapa bagian konstruksi pada desain Kapal Berbahan Fiberglass, Laporan
awal yang perlu dirubah, antara lain: Pendahuluan, BPPT, Jakarta, 2010.
gading utama diperkecil, pembujur 10. ……, Technology in Australia 1788-1998,
memanjang diperbesar, tebal pelat dasar Chapter 7, Innovative Small Craft, page
dai sisi diperbesar, tebal bangunan atas 520,http://www.austehc.unimelb.edu.au/ti
diperkecil, dan wrang dipertinggi. a/html, diakses 26 Januari 2010
• Penggunaan material dan proses laminasi 11. ……, Spesifikasi Teknis Pembangunan
lambung sebisa mungkin mengacu pada Prototipe Kapal Sep-Hull, UPT BPPH,
rules BKI, dan lapisan akhir sebaiknya Surabaya, 2009.
menggunakan woven roving (WR) 800, 12. ……, BKI (2009), Rules for the
agar kekuatan laminasi tetap terjamin dan Classification and Construction of
memenuhi kuat tarik dan kuat lengkung Seagoing Ships Vol I, Biro Klasifikasi
minimum yang disyaratkan. Indonesia, Jakarta.
• Manajemen produksi perlu ditunjang 13. ……, BKI, Rules for the Classification
dengan sebuah sistem perencanaan dan and Construction of Seagoing Ships Vol
pengendalian (rendal) yang terukur, dan II, Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta,
menjamin kapal dibangun dengan tingkat 2009.
produktivitas tinggi (waktu yang singkat, 14. ……, BKI, Fibreglass Reinforced Plastics
biaya yang murah, dan mutu yang sesuai Ships, Rules and Regulation for the
persyaratan). Classification and Construction of Ships,
Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta, 2006.
15. ……, Peraturan untuk Material Non-
DAFTAR PUSTAKA Metal, Biro Klasifikasi Indonesia/BKI,
Jakarta, 1996.
1. Coackley, et al., Fishing Boat
Construction: 2 Building a Fibreglass
Fishing Boat, FAO Fisheries Technical UCAPAN TERIMA KASIH
Paper, United Nations, 2003.
2. Dongen K.F van et al., Economic Penelitian ini merupakan salah satu
Evaluation of a Stolkraft Design for rangkaian kegiatan riset penulis tentang
Prospective Use in Port Philip Bay, kajian modernisasi dan standarisasi teknologi
Maritime Economic Research Center, pembangunan kapal SEP-Hull berbahan
Rotterdam, Report No. 45593-6-DR, fiberglass, yang didanai Direktorat Jenderal
1986. Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan
3. Faltinsen O. M., Hydrodynamics of High- Nasional Tahun 2009 dan 2010. Untuk itu
Speed Marine Vehicles, Cambridge penulis menyampaikan terima kasih kepada
University Press, 2005. Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan
4. Faltinsen O.M., Hydrodynamic Aspects of Nasional, juga kepada BE BPPT dan KRT
High Speed Vessels, Keynote Lecture, yang telah memfasilitasi pelaksanaan riset
Department of Marine Technology, ini, juga tak lupa kepada Direksi PT BKI
NTNU, Norway, 2004. (Persero) dan para pimpinan galangan kapal
5. Jamaluddin A., et al., Analisa Pengaruh lokasi survei, dan tim peneliti serta pihak-
Tahanan Kapal pada Sistim Injeksi Udara pihak terkait lainnya, sehingga riset ini
dibawah Badan Kapal melalui berjalan dengan baik.
Eksperimen, Seminar Nasional Teori dan
Aplikasi Teknologi Kelautan- VI, ITS,
Surabaya, 2006. RIWAYAT PENULIS
6. Lund J.A., Design and Construction of a
Stolkraft High Speed Passenger Ferry, Buana Ma’ruf, lahir di Sidrap (Sulawesi
1988. Selatan) pada 15 Oktober 1961.
7. Ma’ruf, B., Review of the Strengthening Menamatkan pendidikan S1 bidang teknik
the Customs Capability Project of perkapalan di Universitas Hasanuddin 1986,

ISSN 1410-3680 121


M.P.I. Vol.4 No.2. Agustus 2010, 113 - 122
__________________________________________________________________________________________________

S2 bidang Ship Production Technology di Hasanuddin 1985 dan pendidikan S2 bidang


University of Strathclyde, Glasgow-UK, 1992, Marine Technology di University of
dan S3 bidang Teknologi Kelautan di ITS Strathclyde, Glasgow-UK, 1990. Sejak tahun
2007. Sejak 1986 bekerja di BPPT, dan saat 2009 penulis sedang mengikuti program S3
ini sebagai peneliti di UPT Balai Pengkajian di ITS bidang teknologi kelautan. Sejak 1986
dan Penelitian Hidrodinamika, BPPT, bekerja di BPPT, dan saat ini sebagai peneliti
Surabaya. Penulis juga menjadi anggota di UPT Balai Pengkajian dan Penelitian
pada organisasi profesi ilmiah RINA (Royal Hidrodinamika, BPPT, Surabaya. Penulis
Institute of Naval Architects, UK). juga menjadi anggota pada organisasi profesi
ilmiah RINA (Royal Institute of Naval
Andi Jamaluddin, lahir di Pare-Pare Architects, UK).
(Sulawesi Selatan) pada 12 Oktober 1961.
Menamatkan pendidikan S1 di Universitas

122 ISSN 1410-3680

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai