Berikut adalah fungsi komponen sistem pengapian konvensional yang berperan dalam rangkaian
pengubahan dan pemercikan api pada busi.
1.1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber arus, mengapa batera masuk ke komponen
pengapian ? bukannya baterai itu komponen kelistrikan kendaraan ? memang dan sistem
pengapian salah satu kelistrikan mobil, jadi semua yang memerlukan arus listrik harus
menyertakan baterai sebagai komponennya.
Tegangan baterai normal, 12 volt entah pada motor ataupun mobil. Perbedaan
antara aki motor dan mobil itu bukan pada tegangannya melainkan pada dayanya yang
memiliki satuan Watt. Ini karena daya listrik pada mobil itu lebih besar, selain sistem
pengapian ada pula sistem penerangan dan aksesoris yang memerlukan daya listrik besar.
Pada posisi Acc, sistem pengapian masih belum aktif dalam artian belum ada arus
yang memasuki coil primer. Listrik baru akan masuk ke coil primer saat kunci kontak kita
posisikan pada posisi ON. Pada posisi ini, bukan hanya coil primer yang mendapatkan arus
tapi seluruh sistem utama kendaraan juga sudah siap diaktifkan.
1.4. Distributor
Pada sistem pengapian konvensional, distributor menjadi komponen yang
digunakan dalam hal timming dan FO. Distributor terdiri dari poros yang terhubung
dengan cam, cam ini dipakai untuk memutuskan aliran arus dari coil primer.
Sementara itu, dibagian tutup distributor akan anda temui dua komponen utama
yang berkaitan dengan fairing order. Yakni rotor dan distributor cap. Rotor merupakan
komponen konduktor yang membagikan output dari coil ke kabel busi sesuai FO,
sementara distributor cap merupakan pangkal dari kabel busi untuk menyalurkan dan
menerima output coil ke rotor.
Cara kerja kontak point yakni dengan memanfaatkan cam yang menyentuh kaki
ebonit. Saat kaki ini tersentuh cam, maka kontak akan membuka dan menyebabkan arus
primer terputus. Kontak ini juga familiar disebut platina karena memakai logam platina
pada ujung kontaknya.
Jika timming tetap, maka bisa jadi meimbukan efek contra yang justru menghambat
laju piston. Untuk menyesuaikannya, maka timming pengapian akan dimundurkan hampir
0 derajat sehingga expansi hasil pembakaran bisa dipakai sepenuhnya untuk mendorong
piston kebawah.
Ketika kontak point membuka, maka harusnya arus primer coil terputus. Namun,
pembukaan platina itu hanya sekitar 0,5 mm. Dengan celah sekecil ini, maka listrik
tegangan 12 volt bisa melompat sehingga akan muncul percikan api pada platina dan
proses pemutusan arus terganggu.
Dengan adanya capasitor maka ketika platina membuka, arus listrik akan
dipindahkan ke capasitor yang memiliki koneksi. Namun arusnya tidak disimpan didalam
capasitor karena langsung dihubungkan ke masa. Proses ini akan membuat capasitor
langsung mengalami kekosongan sehingga bisa dipakai secara cepat dan berulang-ulang.
Kabel pada busi, memiliki bentuk dan kemampuan berbeda dengan kabel-kabel
umumnya. Kabel ini biasanya terbuat dari tembaga berdiameter besar dengan isolator yang
tebal. Ini karena kabel busi akan menghubungkan tegangan super tinggi dari output coil.
Sehingga diperlukan kabel yang memiliki daya tahan besar.
1.10. Busi
Komponen terakhir pada sistem pengapian mesin bensin ialah busi atau spark plug.
Busi terdiri dari sebuah core atau batang elektroda sebagai penerima arus listrik dari output
coil dan masa yang terletak pada body busi. Celah yang anda lihat pada busi, itu celah
antara ujung elektroda yang memiliki listrik positif dan ground yang memiliki listrik
negatif.
Sehingga jika arus listrik pada elektroda memiliki tegangan yang besar, maka listrik
tersebut mampu keluar atau melompat ke ground yang berwujud percikan api. Begitulah
cara busi menghasilkan api.
Sistem pengapian konvensional adalah sebuah rangkaian mekatronika sederhana yang dibuat
dengan tujuan untuk membangkitkan percikan api busi pada interval waktu tertentu. Percikan
api busi dapat terbentuk karena adanya energi listrik tegangan tinggi yang mengalir melewati
elektroda busi. Tegangan energi listrik yang dihasilkan mencapai 30.000 V DC. Sehingga
dengan celah sekitar 0,8 mm pada elektroda busi, akan timbul lompatan elektron yang
berbentuk percikan api. Tetapi, percikan api tersebut hanya diperlukan saat langkah usaha saja.
Untuk itu, ada rangkaian pemutus arus yang akan mengatur waktu busi untuk memercikan api.
Sehingga busi tidak selamanya menyala.
Cara kerjanya dimulai ketika kunci kontak berada pada posisi “ON” atau “IGN”
Ignition relay dan main relay akan aktif sehingga terdapat aliran arus listrik dari baterai,
ke Ignition relay dan main relay. Arus dari relay mengalir melewati ballast resistor (R)
ke ignition coil, didalam ignition coil, terdapat dua buah kumparan yaitu kumparan
primer dan sekunder.
Kedua kumparan tersebut memiliki input yang sama sehingga saat input dialiri
arus listrik kedua kumparan juga akan teraliri arus listrik. Sementara itu kedua kumparan
memiliki output yang berbeda. Kumparan primer memiliki output yang mengarah ke
rangkaian pemutus arus, sedangkan kumparan sekunder memiliki output yang mengarah
ke busi.
Arus listrik yang mengaliri rangkaian sistem pengapian hanya tetap, tidak ada
perubahan tegangan pada coil karena belum ada pergerakan pada rangkaian pemutus
arus. Sehingga busi tidak akan menyala saat flywheel belum berputar.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet
3.1 Platina Mulai Membuka
Sistem pengapian akan bekerja pada saat flywheel diputar oleh sistem starter.
Pada sistem pengapian konvensional terdapat rangkaian pemutus arus.
Saat cam berputar, cam atau nok ini akan menyentuh kaki platina yang
mengakibatkan kontak point terangkat dan menyebabkan arus primer terputus.
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, kemagnetan pada inti
koil hilang, maka terjadi induksi pada primer koil dan sekunder koil. Induksi primer koil
mengalir ke kondensor, sedangkan induksi sekunder koil mengalir ke tutup distributor,
rotor distributor, terminal tegangan kabel tinggi, kabel tegangan busi dan ke busi. Akibat
aliran listrik tegangan tinggi tersebut terjadi percikan api di busi.
Aliran listrik:
Akibat aliran listrik tegangan tinggi pada busi maka pada elektroda tengah dengan
elektroda massa busi terjadi percikan api yang membakar campuran bahan bakar di
ruang bakar.
4.1 Urutan Pengapian
Urutan pengapian merupakan urutan pengaliran arus bertegangan tinggi ke busi-busi
saat akhir kompresi. Urutan pengapian sudah dirancang dan disesuaikan dengan
silinder engine.
Penomoran silinder pada engine biasanya dimulai dari depan meskipun demikian ada
beberapa variasi pada engine jenis V.
Urutan pengapian sangat penting diperhatikan, oleh karena itu kabel tegangan tinggi
antara tutup distributor dengan busi-busi harus dihubungkan dengan urutan yang
DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN
A. Deskripsi Singkat
Ada tiga syarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara,
kompresi yang cukup dan ada api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan
begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat
suatu sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai
sedemikian rupa sehinga memiliki satu fungsi yakni memercikkan bunga api yang di
gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresikan di
dalam silinder. Agar hasil yang diperoleh sistem pengapian sempurna, maka rangkaian ini
harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain :
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
Mendiagnosis permasalahan sistem pengapian
Memeriksa dan mengganti komponen system pengapian konvensional
Memeriksa dan memperbaiki distributor
Memeriksa dan menyesuaikan timing pengapian
C. Uraian Materi
4) Kondensor
Condenser ini berfungsi untuk mengurangi seminimal mungkin loncatan api yang
terjadi di antara titik-titik kontak platina dan untuk mempercepat pemutusan arus dalam
koil primer dengan maksud meninggikan tegangan induksi di dalam koil sekunder.
Pengaruh kondensor :
Pada sirkuit primer
Pada saat kontak pemutus mulai membuka. Ada loncatan bunga api diantara kontak
pemutus, Artinya :
- Arus tidak terputus dengan segera
- - Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar).
Pada sirkuit sekunder
Bunga api pada busi lemah
Mengapa bunga api pada busi lemah ?
Karena arus primer tidak terputus dengan segera, medan magnit pada koil tidak
jatuh dengan cepat (Tegangan induksi rendah).
5) Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi.
a) Normal
Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, permukaan rumah
isolator kotor berwarna coklat muda atau abu – abu ,
- Kondisi kerja mesin baik
- Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat
b) Terbakar
Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilat
yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning. Penyebab :
- Nilai oktan bensin terlalu rendah
- Campuran terlalu kurus
- Knoking ( detonasi )
- Saat pengapian terlalu awal
- Tipe busi yang terlalu panas
e) Isolator retak
Penyebab :
- Jatuh
- Kelemahan bahan
- Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa
6) Saat pengapian
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran,
saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol sebelum atau sesudah TMA .
KEMUNGKINAN
No. GEJALA CARA MENGATASI
PENYEBAB
Terjadi ledakan di knalpot Kerja vacum advancer kurang Perbaiki mekanisme vacum
4
saat pedal gas dilepas sempurna. advancer.
D. Rangkuman
Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam :
- Sistem pengapian baterai
- Sistem pengapian magnet
Komponen-komponen sistem pengapian baterai adalah :
- Baterai
- Kunci kontak
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
- Distributor
- Busi
Sirkuit tegangan rendah = Sirkuit primer
- Baterai – Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus – Kondensator – Massa
Sirkuit tegangan tinggi = Sirkuit Sekunder
- Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
Kontak pemutus berfungsi untuk: Menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi
induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
Bentuk-bentuk kontak pemutus:
- Kontak berlubang
- Kontak pejal
Keausan yang terjadi pada kontak berlubang adalah:
- Keausan permukaan rata
- Pemindahan panas baik
Keausan yang terjadi pada kontak pejal adalah:
- Keausan permukaan tidak merata
- Pemindahan panas
Celah kontak pemutus kecil
- Sudut buka kecil
- sudut Dwel besar
Celah kontak pemutus besar
- Sudut buka besar
- Sudut Dwel kecil
E. Latihan Soal
1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem pengapian konvensional
tidak berfungsi / rusak adalah …
2. Ketika seorang mekanik menyetel celah platina terlalu besar, maka dampak yang
ditimbulkan pada koil adalah...
3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat
diakibatkan oleh…
4. Pada saat melakukan penggantian kabel busi harus memperhatikan besarnya tahanan
kabel busi, tahanan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar....
5. Apakah yang dimaksud dengan saat pengapian,jelaskan!
5) Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga api langsung pada mesin
- Melepas kabel tengah tegangan tinggi dari distributor
- Mendekatkan ujung kabel dengan tang berisolasi pada masa koil pengapian yang
akan meloncatkan bunga api 6 - 10 mm
- Menguji koil pengapian dengan koil tester
- Menghungkan klem 15, 1 dan 4 koil pengapian dengan klem 15, 1 dan 4 pada koil
tester
- Menghubungkan koil tester dengan baterai 12 volt
- “ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api
- ukur panjang loncatan bunga api maksimal
- Pengujian tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan memperbesar
jarak kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam waktu yang singkat saja.
- Tahanan isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api dari leher
menuju klem 1 atau klem 15
Catatan : sesuaikan pemasangan kabel pengetes Dwell dengan Merk / Type yang
digunakan.
Hubungkan kabel sekunder koil ke massa, untuk menghindarkan kerusakan koil dan
bagian-bagian elektronik.
Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai mendapatkan hasil
yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap. Pasang kembali, kontrol sudut
dwel sekali lagi selama motor ( putaran idle )
Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester besar sudut dwel untuk motor 4 silinder
biasanya 52 – 560, untuk motor 6 silinder 36 – 380
Pemasangan busi
- Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah tidak sesuai
spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.
- Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian keraskan
dengan kunci momen. Jangan terlalu keras!
Momen pengerasan
Kepala silinder aluminimum : 15 – 20 Nm / 1,5 - 2 kgm
Kepala silinder besi tuang : 20 – 25 Nm / 2 - 2,5 kgm
- Pasang kabel-kabel busi dan hidupkan motor sebagai kontrol
Petunjuk
Sebelum kondisi / penyetelan motor dapat dianalisa dengan melihat muka busi, mobil
harus dijalankan ½ jam. Busi biasa harus diganti setiap 20. 000 km. Bila busi
perlu diganti, pilihlah busi baru yang sesuai dengan buku manual / katalog busi. Busi
yang salah dapat mengakibatkan kerusakan motor yang serius ! Lubang didalam torak
disebabkan oleh knocking / detonasi. Hal itu dapat terjadi kalau menggunakan busi yang
terlalu panas. Perhatikan bahwa nilai panas busi sesuai dengan katalog busi / buku
manual !
Celah elektroda
Celah elektroda terlalu besar akibatnya :
- Kebutuhan tegangan untuk meloncatkan bunga api lebih tinggi.
- Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, motor
- mulai tersendat-sendat pada beban penuh
- Celah elektroda biasanya 0,7 – 0,8 mm ( lihat buku manual )
- Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak karena dibebani tegangan
pengapian yang luar biasa tingginya
- Motor agak sulit dihidupkan
D. Rangkuman
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
- Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai
membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak poin terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja
coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena
percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup
lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan
magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan
pertambahan putaran mesin.
Mekanisme Vakum advancer berpungsi untuk memundurkan atau memajukan saat pengapian
pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi
dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi
maka semakin tinggi nilai panas busi.
E. Latihan Soal
1. Jelaskan kenapa tidak boleh menarik kabel busi pada ketika melepanya?
2. Sebutkan komponen-komponen tegangan tinggi pada sistem pengapian!
3. Berapa tehanan kabel tegangan tinggi!
4. Apa saja yang diperiksa pada rangkaian tegangan tinggi pada system pengapian?
5. Jelaskan cara pemeriksaan dan penggantian busi!
6. Berapa pengerasan/momen busi?
7. Berapa km busi harus diganti dan berapa celah elektroda busi secara umum?
8. Jelaskan cara pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut putar!
9. Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu besar!
10. Jelaskan, Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu kecil!