ST. NURALIYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
Tesis
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
ST. NURALIYA
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
201
3
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, nikmat kesehatan dan kekuatan yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Salam dan
Shalawat kepada junjungan kami, Rasulullah Muhammad SAW beserta
keluarganya. Perkenankanlah penulis dengan tulus menyampaikan rasa
terima kasih yang dalam dan penghargaan yang sebesarnya kepada
Bapak Dr.drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku ketua Komisi
Penasehat dan Bapak Dr. H. Saifuddin Sirajuddin, MS selaku anggota
penasehat penelitian, yang tak lelah memberikan arahan, perhatian,
motivasi, masukan dan dukungan moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
2. Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin.
3. Prof. Dr.dr. H. Alimin Maidin, MPH selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta stafnya yang
telah membantu penulis selama masa pendidikan.
4. Prof. Dr. Ir. H. Mursalim selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin beserta stafnya yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan dalam
waktu yang telah ditentukan.
5. Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp.B selaku Rektor Universitas
Hasanuddin beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
6. Kepala Puskesmas Minasa Upa beserta stafnya yang telah banyak
membantu peneliti pada saat melakukan penelitian.
7. Dian Andayani, S.Gz selaku Konselor gizi dan gaya hidup dalam
penelitian ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan “Mahasiswa S2 Epidemiologi Reguler
2011 (PAB/Pasukan Anti Basi Lovers)”, terima kasih atas
kebersamaannya dan semangat yang diberikan, tercipta mulai awal
kuliah hingga akhir, member warna dalam kehidupan penulis yang
akan dikenang selamanya.
9. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya
yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Tesis ini ananda persembahkan kepada orang tua tercinta,
Ayahanda H. Amiruddin dan Ibunda Hj. Rakiba, yang dengan penuh
kasih saying membesarkan dan mendidik penulis dengan pengorbanan
yang tak ternilai harganya, orang tua sekaligus guru dan motivator terbaik
yang telah mengajarkan arti kehidupan yang sesungguhnya.kepada
5
Penulis
ST. NURALIYA
6
ABSTRAK
Kata Kunci: Konseling gizi, gaya hidup, diabetes melitus tipe 2, glukosa
darah, indeks massa tubuh (IMT).
7
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv
PRAKATA v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Diabetes Melitus 11
B. Tinajaun Umum tentang Glukosa Darah 28
C. Tinjauan Umum tentang Indeks Massa Tubuh 33
D. Tinjauan Umum tentang Konseling Gizi dan Gaya Hidup 36
E. Kerangka Teori 50
F. Kerangka Konsep 52
G. Alur Penelitian 54
H. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 55
I. Hipotesis Penelitian 56
9
DAFTAR TABEL
Halaman
diagnosis DM 29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4. DesainPenelitian 57
Terakhir 71
kontrol 78
kelompok kontrol 79
13
DAFTAR LAMPIRAN
β
Beta
> Lebih Besar
< Lebih Kecil
BB Berat Badan
BBI Berat Badan Ideal
cm centi meter
DM Diabetes Mellitus
DMT2 Diabetes Mellitus Tipe 2
dl desi liter
HBA1c Hemoglobin glikosilasi
HDL High Density Lipid
IDF International Diabetes Federation
IMT Indeks Massa Tubuh
KAD Ketoasidosis Diabetik
kg kilogram
L Liter
LDL Low Density Lipid
LP Lingkar Pinggang
mmol milli mol
mg milli gram
PGRS Persatuan Gizi Rumah Sakit
PJK Penyakit Jantung Koroner
RI Republik Indonesia
SD Standar Deviasi
SE Standar Error
SOP Standard Operating Procedure
TB Tinggi Badan
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia). Hal ini dapat terjadi karena
insulin tubuh tidak dapat bekerja dengan efektif atau tubuh (sel ß
2000 dan terjadi peningkatan sampai 366 juta pada tahun 2030 (WHO,
menyatakan bahwa pada tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta (5,1%)
orang dengan diabetes dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025
setelah India, China, Rusia, Jepang, dan Brazil. Tercatat pada tahun 1995
atau 8,6% dari jumlah penduduk (Nina dan Abi, 2008 dalam Yusra, 2011),
2020 nanti akan didapatkan sekitar 8,2 juta penderita DM. Jumlah ini
1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993. Di Makassar 1,5% (1981) menjadi
20
tahun, 7,5% di Jawa dan Bali. Surveilans faktor risiko di Depok (2001)
insulin. Saat aktivitas insulin tidak ada atau berkurang, kadar gula darah
Terdapat 2 jenis tipe DM yang paling umum yaitu tipe 1 dan 2. DM tipe 1
dan lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Sedangkan DM tipe 2
terhadap insulin. Tipe ini paling umum dan insidennya mencapai 90-95%
kadar glukosa darah puasa >7,0 mmol (126 mg/dl) atau glukosa darah 2
jam setelah puasa adalah >11,1 mmol (200 mg/dl). Diabetes melitus
tidak adanya produksi insulin dalam pankreas yang mengontrol kadar gula
lemak.
seperti stroke (Smeltzer dan Bare, 2008). Menurut WHO (2006), penderita
nefropati dan neuropati. Hal ini akan memberikan efek terhadap kualitas
aktivitas fisik, regimen pengobatan yang tepat, kontrol medis teratur dan
(Gray, 2002).
kegiatan yang bertujuan agar diabetes tidak terjadi pada seseorang yang
gizi dan gaya hidup. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
penderita DM agar mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi sehat
glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Gillies et.al. 2007).
untuk melindungi orang dengan risiko tinggi diabetes tipe 2 (Vermunt et.al,
2010).
besar pada HDL kolesterol sama terlihat jika dengan diet rendah lemak
dengan pemberian konseling gizi dan gaya hidup pada penderita diabetes
Kota Makasaar hingga saat ini, di mana sangat dibutuhkan upaya untuk
Kota Makassar. Tercatat pada salah satu puskesmas yang ada di Kota
tahun 2011 sampai 2012 mengalami peningkatan yaitu dari 5,3% menjadi
8,9% per 1000 jiwa yang menderita diabetes melitus dan konseling gizi
yang ada di puskesmas tersebut tidak berjalan dengan baik, selain itu
belum pernah ada penelitian tentang konseling gizi dan gaya hidup pada
daerah tersebut.
25
konseling gizi dan gaya terhadap kadar glukosa darah dan indeks massa
B. Rumusan Masalah
konseling gizi dan gaya terhadap kadar glukosa darah dan indeks massa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kadar glukosa darah dan indeks massa tubuh (IMT) pada penderita
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
konseling gizi dan gaya hidup terhadap kadar glukosa darah dan
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
kadar glukosa darah dan indeks massa tubuh (IMT) pada penderita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
keduanya.
2. Klasifikasi
menjadi:
29
gula darah gula darah dalam batas terkontrol. Tipe ini terjadi sekitar
Barel, 2008).
90-95% pasien dengan DM. Insiden ini terjadi lebih umum pada
c. DM tipe lain, disebabkan karena efek genetik fungsi sel beta, efek
karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologik yang jarang,
2008).
3. Faktor Risiko
dapat diambil suatu pengertian bahwa dalam kurun waktu yang akan
antara lain:
a. Faktor usia
insulin.
dan stres.
c. Faktor kegemukan/obesitas
2) Makan berlebih
d. Faktor demografi
1) Jumlah penududuk
2) Urbanisasi
4) Kurang gizi
4. Manifestasi Klinis
pasien adalah:
a. Poliuria
b. Polidipsia
c. Polifagia
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
dilakukan.
mmol/L).
3) Kadar tes toleransi glukosa oral (TGOT) setelah makan > 200
mg/dL.
6. Manajemen Terapeutik
terdiri atas lima pilar utama mencakup: edukasi, terapi gizi, aktivitas
a. Terapi gizi
2006).
BBI, berat badan normal jika BB aktual antara 90-110% BBI, berat
untuk makan pagi (20%), makan siang (30%), makan malam (25%)
dan sedang (60-70% maksimum heart rate), dan lama latihan fisik
yang baik adalah 30-60 menit. Adapun jenis latihan fisik yang
c. Program edukasi
DM tipe 2 umunya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
(Soegond, 2006).
dan cukup akurat walaupun relative lebih mahal. Bila cara tersebut
e. Terapi farmakologis
a) Sulfonylurea
dlimepirid.
b) Glinid
repagliniddan nateglinid.
40
c) Biguanid
d) Tiazolidindion
hiperglikemia postprandial.
2) Terapi insulin
a. Komplikasi akut
1. Pengertian
berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
dari butir-butir sel terdapat di dalam pancreas. Hormon ini yang disebut
darah.
dalam darah.
menjaga kadar gula darahnya tidak lebih dari 140 mg/dl pada dua jam
inilah baru diperlukan obat anti diabetes (OAD). Jadi, pada dasarnya
obat baru diperlukan jika dengan cara diet dan olah raga glukosa
perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan
overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi
IMT KATEGORI
≥ 30,0 Obes II
Sumber: Centre for Obesity and Education 2007 dalam Wulandari 2011.
52
a. Konseling Gizi
keluarga.
kehidupan sehari-hari.
dan komunikasi.
eating all animal foods, stop other bad habits, begin eating lots of
diabetes adalah:
kecemasan.
sekaligus.
video, tape.
lakukanlah stimulasi.
Melitus Tipe 2
tipe 1 terjadi karena gangguan pada proses auto immune pada sel
2010).
1) Pengkajian Gizi
a) Antropometri:
b) Biokimia:
c) Klinis/Fisik:
i) Hipoglikemi
ii) Hiperglikemi
iii) Infeksi
d) Riwayat Makan:
e) Riwayat Personal:
2) Diagnosis Gizi
a) Domain asupan
b) Domain klinis
ditandai dengan nilai kadar gula darah (puasa dan 2 jam pp)
diatas normal.
c) Domain lingkungan
digoreng.
3) Intervensi Gizi
a) Tujuan
Umum:
seimabang.
Khusus:
yang tepat
iv) Lemak 30-35% dari total energi, lemak jenuh < 10% dari
sesuai.
direbus, dibakar.
yang diawetkan.
berlemak.
pola makan.
serta kelelahan
setempat
64
tingkah laku (sikap) dalam lingkup pelayanan gizi. Konsultasi gizi juga
mellitus.
65
Karakteristik
No. Penelitian Masalah Temuan
Subyek Instrumen Metode
1. Pengaruh Tinnginya Pegawai Alat Case Status gizi
Status penderita Negeri Sipil pengukuran mempengar
Control
Gizi DM 2 yang di glukosa uhi kejadian
terhadap disebabkan Lingkungan darah hiperglikemi
Kejadian gagalnya Pemda a pada PNS
Hiperglike pengaturan Depok
mia pada gula darah tahun 2009
Pegawai
Negeri
Sipil: Studi
Kasus di
Kota
Depok
(Rahmaw
ati, dkk.
2009)
2. Determina Ketidakpat Semua Wawancara Deskriptif determinan
n uhan dan ketidakpatuh
penderita
Ketidakpat dalam Observasi an diet
uhan Diet perencana DM 2 penderita
Penderita an makan DMT2
Diabetes merupakan adalah
Melitus salah satu kurangnya
Tipe 2 kendala dukungan
(Banu dalam edukasi dan
hanifah. pengobata konseling
2011) n DM 2. dari petugas
kesehatan.
66
Tabel 7. Tabel Sintesa tentang Konseling Gizi dan Gaya Hidup (Lanjutan)
3. Sistem Penyusunan Pasien Alat ukur Eksperimen Sistem ini
untuk diet bagi antropomentri member
DM di
konsultasi penderita output
menu diet DM sulit RSCM berupa
bagi dilakukan jumlah kalori
penderita karena dan menu
diabetes memerlukan diet, hasil
mellitus pengetahuan pengujian
berbasis pakar, data
aturan sedangkan dikatakan
(Perwira jumlah pakar 100% valid
Rifki, yg terbatas. normal
2012) sudah
sesuai
dengan
aturan yang
berlaku.
4. Pengaruh Tingginya Penderita Pemberian Eksperimen Konseling
frekuensi prevalensi konseling gizi yang
DM 2
konseling DM tipe 2 rutin dan
gizi dan akibat gaya modifikasi
gaya hidup yang gaya hidup
hidup tidak sehat memperbaiki
terhadap kadar
IMT, glukosa
lingkar darah
pinggang,
tekanan
darah,
dan
glukosa
darah
pada
pasien
penderita
diabetes
mellitus
(Octa
Inggar,
2011)
Sumber: Beberapa Artikel Ilmiah
67
E. KERANGKA TEORI
Resistensi Hiperinsulin
Insulin
Didapat Toksitas
Glukosa Resistensi Insulin
terkonpensasi
Obesitas
DM tipe 2
Resistensi Insulin
Produksi glukosa hati
Sekresi insulin
kurang
Edukasi/konseling
Latihan fisik
Tingkat stress Tidak terkontrol
Kontrol (tinggi)
Kepatuhan minum
Glikemik obat
Penggunaan obat Terkontrol (normal)
tradisional
Sensitivitas insulin
meningkat
Sekresi insulin
meningkat
“hepatic glucose production (HGP)”, dan penurunan fungsi sel beta, yang
resistensi insulin itu agar kadar glukosa darah tetap normal. Lama
insulin hingga kadar glukosa darah meningkat dan fungsi sel beta semakin
2011).
F. KERANGKA KONSEP
akan dilakukan. Pada penelitian ini dapat dilihat kerangka konsep sebagai
berikut :
Kontrol Glikemik
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
dari konseling gizi dan gaya hidup terhadap kadar glukosa dalam darah
konseling gizi dan dan gaya hidup, sedangkan variabel dependen (terikat)
yaitu kadar glukosa dalam darah dan indeks massa tubuh (IMT) penderita
yang akan diberikan pada variabel dependen yang berupa konseling gizi
dan gaya hidup, untuk melihat efek dari pelaksanaan konseling tersebut,
kadar glukosa darah dan indeks massa tubuh (IMT) pada penderita DM
G. Alur Penelitian
Setelah 1 bulan
Post Test
Pengukuran Glukosa dan IMT
tingkah laku (sikap) dalam lingkup pelayanan gizi dan gaya hidup. Di
sekali dalam sebulan selama tiga kali konseling dan diberikan leaflet
3. Kadar glukosa darah adalah tingkat gula dalam darah yang diukur
4. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan dan tinggi badan pada penderita DM tipe 2, yang
dikur sebelum dan setelah diberikan konseling gizi dan gaya hidup
73
badan.
I. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh konseling gizi dan gaya hidup terhadap kadar glukosa
2. Ada pengaruh konseling gizi dan gaya hidup terhadap kadar glukosa
3. Ada pengaruh konseling gizi dan gaya hidup terhadap indeks massa
4. Ada pengaruh konseling gizi dan gaya hidup terhadap indeks massa
5. Ada perbedaan kadar glukosa darah setelah konseling gizi dan gaya
6. Ada perbedaan indeks massa tubuh (IMT) setelah konseling gizi dan
Tahun 2013.