Pertemuan 11 Balok Pelat Berdinding Penuh (Plat Girder) - Irzal Ok
Pertemuan 11 Balok Pelat Berdinding Penuh (Plat Girder) - Irzal Ok
1. PENDAHULUAN
Pelat girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan elemen2 pelat yang
disatukan dengan alat penyambung untuk mendapatkan susunan bahan yang lebih
effisien dibanding yang diperoleh dengan balok tempa (rolled beam).
Contoh:
profil T
Bentuk box seperti contoh gambar (f) mempunyai kekakuan puntir yang besar, maka
sangat cocok digunakan untuk jembatan di tikungan. Alat penyambung untuk plate
girder sekarang banyak digunakan sambungan las, namun untuk penyambungan di
lapangan sering dilakukan dengan sambungan baut.
Pada jembatan jalan raya, pada bentang kurang dari ± 24 m jembatan balok biasa
dapat digunakan. Namun untuk bentang > 24 m penggunaan plate girder akan lebih
ekonomis.
Untuk jembatan Kereta Api / beban berat, bentang plate girder yang dicapai akan lebih
kecil.
Umumnya plate girder digunakan untuk jembatan KA pada bentang 15 sampai
dengan 40 m, sedangkan untuk jembatan jalan raya pada bentang 24 sampai dengan
D h badan balok
tw
h E a
≤ 7,07 → jika 1,0 ≤ ≤ 3,0
tw fy h
a E a
≤ 7,07 → jika 0,74 ≤ ≤ 1,0
tw fy h
h E a
≤ 9,55 → jika ≤ 0,74.
tw fy h
a
Bila > 3,0 dianggap tidak diperkaku.
h
- Umumnya
Untuk jembatan tw min= 3/8 inc ( 9 mm)
Untuk bangunan tw min= 1/4 - 5/16 inc (6 – 8 mm)
Kuat lentur dari balok akan sama dengan kuat lentur sayap ditambah dengan kuat
lentur badan balok. Namun hampir semua kuat lentur dari balok diberikan oleh
sayapnya.
Maka sebagai perkiraan luas sayap adalah:
Af.Fy.h ≈ Mu
Atau :
Mu
Af ≈
Fy .h
ar h 2550
= 1- −
1200 + 300 ar t w f cr
Aw → A badan
ar =
A f c → A sayap tekan
I netto
S = modulus penampang = d
y max →
2
fcr = tegangan kritis (Mpa)
E
λr = 4,40
fy
Batas kelangsingan:
E
λp = 0,38
fy
k c .E
λr = 1,35
fy
4
Dimana kc =
h
tw
12,5 M max
Faktor pengali momen Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3M A + 4M B +3Mc
Kuat Geser
Pelat badan yang memikul gaya geser terfaktor Vu harus memenuhi:
Vu ≤ Ø.Vn , dimana Ø = 0,9
Vn = kuat geser nominal pelat badan.
h k n .E
- Untuk ≤ 1,10
tw fy h
5
kn = 5 + 2 a
(a / h )
Vn = 0,6 fy.Aw ……… (8.8 – 3a) → Aw = luas bruto pelat badan.
k n .E h k n .E
- Untuk 1,10 ≤ ≤ 1,37
fy tw fy
k .E 1
Vn = 0,6 fy.Aw 1,10 n ……… (8.8 – 4a).
f y h
tw
Atau Vn = 0,6 fy.AW cv +
(1 − cV )
……… (8.8 – 4b).
2
a
1.15 1 +
h
k n .E
fy
Dimana: cv = 1,10
h
tw
k .E h
- Untuk 1,37 n ≤
f y tw
0,9 AW .k n .E
Vn = 2
……….(8.8 – 5a)
h
tw
(1 − c v )
Atau: Vn = 0,6 fy.AW cV + ……….(8.8 – 5b)
2
a
1,15 1 +
h
k n .E 1
Dimana : cV = 1,5 .
f y h 2
tw
(N+5k) Leleh
N 2,5 k
RU
Ru - φRb ≤ As.fy
As = luas stiffener
φ = 0,9
Rb = kekuatan pelat badan berdasar kuat leleh,kuat tekuk.
Lihat pasal: 8.10.3 SNI
8.10.4 SNI
8.10.5 SNI
8.10.6 SNI
→ Bila (Ru - φRb) = (-) → tidak perlu pengaku
b f tw
- Lebar pengaku: bs > − bf
3 2
tf
tf
- Tebal pengaku: ts > bs
2
tebal ts
b E tw
dan s ≤ 0,56
ts fy
ts ts
Tepi : x bs x tw Tengah : x bs x tw
A' A'
12 tw 25 tw
Lk fy
λc = → didapat w = ……… h
π .rx E
Fy
Ru ≤ φ A’ → φ = 0,85
w