Anda di halaman 1dari 11

PLATE GIRDER

(BALOK PELAT BERDINDING PENUH)

1. PENDAHULUAN
Pelat girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan elemen2 pelat yang
disatukan dengan alat penyambung untuk mendapatkan susunan bahan yang lebih
effisien dibanding yang diperoleh dengan balok tempa (rolled beam).
Contoh:

profil T

paku keling paku keling pelat


las
/baut /baut
las las

(a) (b) (c) (d) (e)

(f) Box Ginder

Bentuk box seperti contoh gambar (f) mempunyai kekakuan puntir yang besar, maka
sangat cocok digunakan untuk jembatan di tikungan. Alat penyambung untuk plate
girder sekarang banyak digunakan sambungan las, namun untuk penyambungan di
lapangan sering dilakukan dengan sambungan baut.
Pada jembatan jalan raya, pada bentang kurang dari ± 24 m jembatan balok biasa
dapat digunakan. Namun untuk bentang > 24 m penggunaan plate girder akan lebih
ekonomis.
Untuk jembatan Kereta Api / beban berat, bentang plate girder yang dicapai akan lebih
kecil.
Umumnya plate girder digunakan untuk jembatan KA pada bentang 15 sampai
dengan 40 m, sedangkan untuk jembatan jalan raya pada bentang 24 sampai dengan

Struktur Baja II (IR-2020) 1


46 m, namun untuk jembatan yang menerus, bentang yang dapat dicapai lebih besar
yaitu ± 61 m.
Pada bangunan gedung baja, plate girder dipakai untuk balok yang mendapat beban
yang berat, bentang-bentang besar ataupun pada balok pendukung crane dan
sebagainya.
Plate Girder sebenarnya adalah “balok tinggi”, yang mempunyai ukuran hc / tw > λr
atau badan balok ramping.

Gambar : Pelat Girder

Struktur Baja II (IR-2020) 2


2. UKURAN PLATE GIRDER
1 1 
 Tinggi Plate Girder bervariasi yaitu antara  −  L atau rata-rata adalah
 6 15 
1 1
 −  L bentang.
 10 12 
Keadaan yang membatasi tinggi plate girder adalah masalah pengangkutan,
seperti persyaratan tinggi bebas dan sebagainya.

 Ukuran Pelat Badan (Web-Size)


Setelah tinggi balok diperkirakan maka ukuran plate girder akan ditentukan oleh
besarnya gaya geser maximum dan momen maximum.
Pelat badan menahan hampir semua tegangan geser dari balok, tegangan geser
ini di distribusi merata pada pelat badan.
Akibat lenturan balok akan melengkung. Lengkungan pada sayap balok
menimbulkan komponen gaya vertikal pada badan balok. Pelat badan harus cukup
kuat menahan vertikal buckling komponen gaya vertikal tersebut.

sayap tekan balok

D h badan balok
tw

sayap tarik balok


komponen vertikal

- Pelat badan yang tidak diperkaku:


h E
≤ 6,36
tw fy

- Pelat badan dengan pengaku vertikal:


Ketebalan Pelat badan yang diperkaku melintang harus memenuhi :

h E a
≤ 7,07 → jika 1,0 ≤ ≤ 3,0
tw fy h

Struktur Baja II (IR-2020) 3


tebal tw

a E a
≤ 7,07 → jika 0,74 ≤ ≤ 1,0
tw fy h

h E a
≤ 9,55 → jika ≤ 0,74.
tw fy h

a
Bila > 3,0 dianggap tidak diperkaku.
h
- Umumnya
 Untuk jembatan tw min= 3/8 inc ( 9 mm)
 Untuk bangunan tw min= 1/4 - 5/16 inc (6 – 8 mm)

 Ukuran Pelat Sayap

Kuat lentur dari balok akan sama dengan kuat lentur sayap ditambah dengan kuat
lentur badan balok. Namun hampir semua kuat lentur dari balok diberikan oleh
sayapnya.
Maka sebagai perkiraan luas sayap adalah:
Af.Fy.h ≈ Mu
Atau :
Mu
Af ≈
Fy .h

 Kuat Lentur Rencana Balok = φ Mn


φ = 0,9
Mn = Kuat lentur nominal

Struktur Baja II (IR-2020) 4


 Kuat Lentur Nominal Mn Plate Girder (Balok Pelat Berdinding Penuh)

a) Balok pelat berdinding penuh adalah balok yang mempunyai ukuran;


2550
h/tw > λr dimana λr = → fy (MPa)
fy

Momen nominal balok:


Mn = Kg. S .fcr
Dimana: Kg = Koefisien balok berdinding penuh

 ar   h 2550 
= 1-   − 
1200 + 300 ar   t w f cr 

Aw → A badan
ar =
A f c → A sayap tekan

h = tinggi bersih balok.

I netto
S = modulus penampang = d
y max →
2
fcr = tegangan kritis (Mpa)

 Tegangan Kritis fcr


Tegangan kritis fcr ditentukan oleh:
- Kelangsingan berdasar panjang bentang (tekuk torsi lateral)
- Kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap (local buckling)
- Kelangsingan berdasar panjang bentang (tekuk torsi lateral):
L
λG = → L = jarak pengekang lateral
rt
1
rt = jari-jari girasi (pelat sayap + pelat badan tertekan)
3
Batas kelangsingan:
E
λp = 1,76
fy

E
λr = 4,40
fy

Struktur Baja II (IR-2020) 5


- Kelangsingan berdasar tebal pelat sayap:
bf
λG =
2t f

Batas kelangsingan:
E
λp = 0,38
fy

k c .E
λr = 1,35
fy

4
Dimana kc =
h
tw

Dan 0,35 ≤ kc ≤ 0,763


Maka besarnya fcr adalah:
1. Untuk λG ≤ λp , (bentang pendek) → maka fcr = fy
2. Untuk λp ≤ λG ≤ λr , (bentang menengah) → maka
 (λ g − λ p ) 
fcr = cb. fy 1 −  ≤ fy
 (λ − λ )2 
 r p 
3. Untuk λr ≤ λG, (bentang panjang) → maka fcr = fc (λr /λg)2
Dimana:
C b. f y
fc = ≤ fy → jika ditentukan berdasar oleh tekuk torsi lateral (panjang
2
bentang)
fc = fy / 2 , jika ditentukan berdasar tekuk local (tebal pelat sayap)

12,5 M max
Faktor pengali momen Cb = ≤ 2,3
2,5 M max +3M A + 4M B +3Mc

 Kuat Geser
Pelat badan yang memikul gaya geser terfaktor Vu harus memenuhi:
Vu ≤ Ø.Vn , dimana Ø = 0,9
Vn = kuat geser nominal pelat badan.

Struktur Baja II (IR-2020) 6


KUAT GESER NOMINAL Vn : (SNI. 03-1729-2002)
tebal tw

h k n .E
- Untuk ≤ 1,10
tw fy h

5
kn = 5 + 2 a
(a / h )
Vn = 0,6 fy.Aw ……… (8.8 – 3a) → Aw = luas bruto pelat badan.
k n .E h k n .E
- Untuk 1,10 ≤ ≤ 1,37
fy tw fy

 k .E  1
Vn = 0,6 fy.Aw 1,10 n  ……… (8.8 – 4a).
 f y   h 
 
 tw 
 
 

Atau Vn = 0,6 fy.AW cv +
(1 − cV ) 
……… (8.8 – 4b).
2 
 a 
 1.15 1 +   
  h  

k n .E
fy
Dimana: cv = 1,10
h 
 
 tw 
 k .E  h
- Untuk 1,37  n  ≤
 
 f y  tw
0,9 AW .k n .E
Vn = 2
……….(8.8 – 5a)
h 
 
 tw 
 
 
 (1 − c v ) 
Atau: Vn = 0,6 fy.AW cV +  ……….(8.8 – 5b)
2
 a 
 1,15 1 +   
 h 
k n .E 1
Dimana : cV = 1,5 .
f y  h 2
 
 tw 

Struktur Baja II (IR-2020) 7


PENGAKU / STIFFENER
Untuk memperkecil bahaya lipat pelat badan, maka diberikan pengaku/stiffener. Agar
konstruksi sederhana, maka stiffener di tempatkan pada gelagar-gelagar
melintangnya. Namun bila diperlukan, stiffener dapat ditempatkan lagi diantaranya.

 PENGAKU PENUMPU BEBAN


RU

(N+5k) Leleh

Tekuk pelat badan


(Lipat)
x
Leleh

N 2,5 k
RU

Ru - φRb ≤ As.fy
As = luas stiffener
φ = 0,9
Rb = kekuatan pelat badan berdasar kuat leleh,kuat tekuk.
Lihat pasal: 8.10.3 SNI
8.10.4 SNI
8.10.5 SNI
8.10.6 SNI
→ Bila (Ru - φRb) = (-) → tidak perlu pengaku
 b f tw 
- Lebar pengaku: bs >  −  bf
 3 2
tf
tf
- Tebal pengaku: ts > bs
2
tebal ts
b E tw
dan s ≤ 0,56
ts fy

Struktur Baja II (IR-2020) 8


- Kontrol sebagai kolom
Penampang kolom

ts ts
Tepi : x bs x tw Tengah : x bs x tw
A' A'
12 tw 25 tw

- Panjang tekuk kolom lk = 0,75 h


I xx
rx =
A'

Lk fy
λc = → didapat w = ……… h
π .rx E
Fy
Ru ≤ φ A’ → φ = 0,85
w

 PERENCANAAN PENGAKU VERTIKAL


- Pemasangan Pengaku:
Bila kuat geser pelat badan φVn tidak memenuhi, maka diberikan pengaku
vertikal, yang dipasang pada salah satu sisi atau di kedua sisi pelat badan.
- Luas Minimum (Pasal 8.12.2)
Pengaku vertikal yang tidak menerima beban luar secara langsung atau
momen, harus memenuhi:
 2 
 a 
 
 a  h 
As ≥ 0,5 D Aw (1 - CV)   −   
 h 
2
a 
 1+   
 h 
D = 1,0 untuk sepasang pengaku
= 1,8 untuk pengaku L tunggal
= 2,4 untuk pengaku pelat tunggal
AW = luas pelat badan
Kuat geser rumus (8.8.1) atau (8.8.5)
CV =
Kuat geser (8.8.3)

Struktur Baja II (IR-2020) 9


- Kekakuan Minimum: (Pasal 8.12.3)
Pengaku vertikal pada pelat badan yang tidak menerima beban luar secara
langsung atau momen, harus mempunyai Is :
a
Is ≥ 0,75 h.tW3 → untuk   ≤ 2
h
3 h
1,5 h 3 .tW a
Is ≥ → untuk    2
a2 h a
1 2 ts
Dimana Is = .t s .bs
12 bs Is tw

Gambar : Sambungan dan Lapis Pelat

Struktur Baja II (IR-2020) 10


Gambar : Penggunaan Pelat Girder

Struktur Baja II (IR-2020) 11

Anda mungkin juga menyukai