Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Ny. P DENGAN INTRANATAL


DI RUANG VK RSUD KARDINAH TEGAL

Disusun Oleh
NAMA : VADILA RACHMA ZEIN
NIM : 210104108

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN


MATERNITAS
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada
proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherney et al, 2007). Tujuan dari
pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman bagi ibu dan
bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu
dan bayi sering terjadi terutama saat proses persalinan (Koblinsky et al, 2006).
Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain, terlalu muda atau terlalu
tua saat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan
banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non profesional (Koblinsky et al,
2006). Oleh sebab itu faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka
kematian maternal antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
dan pelayanan yang baik ketika persalinan (Reeves, 2010).
Tata laksanan ideal persalinan memerlukan dua sudut pandang yang berbeda.
Pertama, persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian
besar perempuan mengalaminya tanpa komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum
yang muncul secara cepat dan tiba-tiba harus diantisipasi. Petugas kesehatan harus
bisa membuat setiap perempuan yang melahirkan dan keluarga merasa nyaman dan
memastikan keselamatan ibu serta neonatus jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi
(Cunningham et al, 2006).
Selain itu Sebagian besar wanita pada proses persalinan mengalami
perubahan fisik dan psikologis sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam
proses persalinannya. Perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan persalinan pada pasien. Dukungan sosial dan emosional serta pelayanan
selama persalinan adalah salah satu intervensi yang tepat digunakan untuk
mencapai pengalaman melahirkan yang positif (Alexander et al, 2013). Melihat
pemaparan diatas maka penulis menyusun laporan pendahuluan “Laporan
Pendahuluan Pada Ny. P Dengan Intranatal Di Ruang Vk Rsud Kardinah Tegal”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui dan mengimplementasikan kedalam asuhan


keperawatan khusunya pada lansia dengan gout artrithis
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui definisi persalinan
c. Untuk mengetahui etiologi persalinan
d. Untuk mengetahui faktor-faktor persalinan
e. Untuk mengetahui patofisiologi persalinan
f. Untuk mengetahui pathway persalinan
g. Untuk mengetahui tanda dan gejala persalinan
h. Untuk mengetahui pengkajian pada persalinan
i. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
persalinan
j. Untuk mengetahui rencana asuhan keperawatan pada persalinan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan , disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.(FK UNPAD, 1983)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa
bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung sekitar 18-24
jam,dengan letak janin belakang kepala.( Varneys,2003)
Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian
secaraalami. Proses persalinan terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-47 minggu)
lahirspontan dengan prensentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jamtanpa komplikasi pada ibu maupun janin. Persalinan dimulai (inpartu) pada
saatuterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka danmenipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap (Depkes RI,2008).

B. Etiologi Persalinan
Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu
hormonestrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan
sensitifitasotot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
oxcytoksin,prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon
progesteronemenurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan
dari luar yangmenyebabkan relaksasi otot dan otot polos. Penyebab timbulnya
persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa
teori antara lain :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar Progesteron dan Estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytosin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocsin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh janin :
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang
diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya
kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

C. Faktor – Faktor Persalinan


1. Faktor penyebab persalinan
a. Faktor hormonal
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan
hormone esterogen dan progresteron. Dimana progresteron bekerja
sebagai relaksasi otot polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini
menyebabkan atau merangasang pengeluaran prostaglandin merangsang
dilepaskannya oksitosin. Hal ini juga merangsang kontraksi uterus. Faktor
struktur uterus atau rahim membesar dan menekan, menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga menganggu sirkulasi otot plasenta yang
berakibat degenerasi.
b. Faktor syaraf
Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan
menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang
timbulnya kontraksi uterus.
c. Faktor kekuatan plasenta
Plasenta yang mengalami degenerasi akan mengakibatkan penurunan
produk hormon progrestero dan esterogen.
d. Faktor nutrisi
Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan.
e. Faktor partus
Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin,
amniotomo gagang laminaria.(prawirohardjo,1997)
2. Faktor esensial persalinan
a. Power
Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran. Ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan
janin dan plasenta dari uterus.
b. Passageway
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut.
c. Passanger
Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala
janin, presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
d. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan
perlukan.
e. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi
membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi ( melzack,dkk,1991). Posisi tegak meliputi posisi berdiri,
berjalan, duduk, dan jongkok.

D. Tanda dan Gejala Persalinan


1. Tanda permulaan persalinan
a. Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
terutama pada primi para.
b. Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.
c. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian
bawah janin.
d. False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena adanya
kontraksi lemah dari uterus.
e. Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir,darah
dari vagina (bloedy show). (Praworohardjo, 2000)
2. Tanda dan gejala inpartu
a. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat.
b. Keluar lendir dan darah lebih banyak.
c. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan
lengkap.( Praworohardjo, 2000)

E. Klasifikasi Persalinan
Klasifikasi Persalinan berdasarkan caranya dapat dibagi menjadi 3 :
1. Persalinan biasa (normal) disebut juga partus spontan yaitu proses
lahirnyabayi dengan kekuatan ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukaiibu dan bayi dan umumnya berlangsung <24 jam.
2. Partus luar biasa (abnormal) yaitu persalinan dengan bantuan alat-alat
ataumelalui dinding perut dengan operasi SC.
3. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinanditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

F. Patofisiologi Persalinan
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas
lakmus.Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air
ketubankeluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh
terhadap ibukarena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal.
Peritoritis dan drylabour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala
infeksi intra uterinlebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan mortalitadan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak
terjadi persalinanspontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.Persalinan dibagi
menjai 4 kala yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
a. Tanda dan gejala :
1) His sudah Adekuat
2) Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm
3) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
b. His dianggap Adekuat bila :
1) His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya
40 detik
2) Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
3) Serviks membuka.
c. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam

1) perabaan serviks
a) lunak dan pendataran serviks
b) masih tebal atau tipis
c) pembukaan dan arah serviks
2) ketuban
a) sudah pecah atau belum
b) pembukaan hampit lengkap : pecahkan ketuban
3) bagian terendah dan posisinya
a) leopold 3 dan 4
b) kepala : keras, bulat teraba sutura
c) letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
d) tidak, berapa besarnya
e) bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum
4) sifat flour albus
5) keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah

Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali.


Bidang Hodge : untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun
dalam panggul
H I : bidang hodge yang sudah dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
H II : sejajar dengan hodge I, setinggi bagian bawah simfisis
H III : sejajar hodge I, II, setinggi spina ischiadica kiri dan kanan
H IV : sejajar bidang hodge I,II,III setinggi os coccigeus
2. Kala II
Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan
lahirnya seluruh janin
Tanda dan gejala :
a. Ibu ingin meneran
b. Perineum menonjol
c. Vulva dan anus membuka
d. Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
e. Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 –
60 menit, dan multipara 15-30 menit.
3. Kala III (kala uri)
a. Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b. Kontraksi dengan amplitudo sama dengan kala I dan II
c. Terjadi penciutan permukaan kavum uteri (tempat implantasi plasenta)
Pelepasan plasenta
a. Menurut Matthew Duncan : dimulai dari pinggir plasenta (margina)
b. Menurut Schutze : dimulai dari tengah
c. Kombinasi keduanya
Tanda pelepasan plasenta
a. Perubahan entuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan
perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan
TFU berada dibawah umbilikus. Setalah uterus berkontraksi dan plasenta
didorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas
pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas dalam
15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.
b. Tali pusat memanjang
Semburan darah yamg tiba – tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali
pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.
c. Semburan darah tiba – tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba –
tiba menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek
ketika plasenta memisah.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya
proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali
hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata
jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc
maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan
belum boleh dipindahkan ke kamarnya.
Hal – hal yang harus diperhatikan
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan pervagina atau alat genetalia lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
d. Kandung kemih harus kosong
e. Luka perineum terawat baik, tidak ada hematoma
f. Bayi dalam keadaan baik
g. Ibu dalam keadaan baik

G. Pemeriksaan Diagnostik Persalinan


1. Pemeriksaan Laboratoriuma.
Pemeriksaan urine protein (Albumin)Untuk mengetahui adanya risiko pada
keadaan preeklamsi maupun adanyagangguan pada ginjal dilakukan pada
trimester II dan III.
2. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
3. Pemeriksaan darah
4. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran
darijanin, plasenta dan uterus.
5. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerahtersebut disebut fungtum maksimum.
6. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantungjanin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudiankeduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaanjantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama

H. Komplikasi Persalinan
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban
pecah dini,persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture
uterus, kelahiran sesaria, inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.

I. Penatalaksanaan Umum Persalinan


1. Kala I
Penanganan
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan
kesakitan
b. Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan;
lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e. Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar/.kecil.
f. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan
cara gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
g. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan
cukup minum
h. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
2. Kala II
Penanganan
a. Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi
ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
b. Menjaga kebersihan diri
c. Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
d. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
e. Mengatur posisi ibu
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong
g. Memberikan cukup minum
3. Kala III
Penanganan
a. Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat
b. pelepasan plasenta :
c. Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
d. Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
bayi guna
e. menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
4. Kala IV
Penanganan
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai
menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
b. Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
c. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e. Biarkan ibu beristirahat
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi
g. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
h. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
i. Ajari ibu atau keluarga tentang :
j. Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
k. Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
J. Pathway Persalinan

- Faktor hormone
- Faktor syaraf
- Faktor kekuatan plasenta
- Faktor nutrisi
- Faktor partus

PERSALINAN

KALA I KALA II

Kontraksi Pembukaan
semakin serviks 10 cm
meningkat

Mengeran
Rahim involunter
menegang Rahim besar

Kepala janin Menekan


Durasi yang Iskemia alat menurun saraf/penegangan
lama rahim jaringan

Pengeluaran NYERI AKUT


Khawatir Sirkulasi
darah yang
bayi tidak uteroplasenta
lebih banyak
lekas lahir terganggu

GANGGUAN
ANSIETAS Hipoksia jaringan
KESEIMBANGAN
CAIRAN

RESIKO
CEDERA
PADA JANIN
KALA III KALA IV

Bayi lahir Terjadi Bayi dan


laserasi Memenuhi
plasesnta nutrisi bayi
telah lahir (menyusui)
Kontraksi
uterus Trauma
jaringan Robekan
pada jalan ASI ibu
Kehilangan lahir belum
darah NYERI lancar
AKUT
Dilakukan
RISIKO Belum
tindakan
GANGUAN mengetahui
invasif
KESEIMBANGAN cara
(penjahitan
CAIRAN melakukan
jalan lahir)
breast care

RISIKO Belum
INFEKSI mendapatka
n informasi
sebelumnya
dari tenaga
kesehatan

DEFISIT
PENGETAHUAN
TENTANG
BREAST CARE
K. Fokus Pengkajian Persalinan
1. Kala I
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink,
coklat, ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menggambarkan kontraksi uterus : Frekuensi, internal, intensitas, durasi,
tonus istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,
letak janin, penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur
membrane, cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Kala II
a. Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100, suhu tubuh dan diaphoresis.
b. Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik
10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan
amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi
kandung kemih.
c. Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah, pada waktu his kepala janin
tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun
di dasar panggul, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor,
kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
d. Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan
janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi
dan tekanan darah)
e. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60
menit, multipara berlangsung 15 – 30 menit
3. Kala III
a. Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg, kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat
kesadaran atau perubahan pernafasan
b. Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras,
keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina,
normalnya 250-300 ml, janin lahir efisiotomi
c. Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan
plasenta ada dua macam, yaitu:
d. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
e. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit
4. Kala IV
a. Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c. Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika
kandung kemih menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup
pada perkusi.
d. Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan
kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya
e. Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
f. Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
g. Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak
nyamanannya

L. Diagnosa Keperawatan Persalinan


1. Kala I
a. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
b. Resiko cedera pada janin berhubungan dengan hipoksia
2. Kala II
a. Nyeri akut berhubungan degan agen cedera fisik
b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan pendarahan di
kala II (pengeluaran janin)
3. Kala III
a. Nyeri akut berhubungan degan agen cedera fisik
b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan pendarahan di
kala III (pengeluaran plasenta)
4. Kala IV
a. Defisit pengetahuan tentang breast care berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
b. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

M. Intervensi Keperawatan Persalinan


1. Kala I

DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi (I.09326)
berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
dengan diharapkan tingkat ansietas dapat  Identifikasi penurunan tingkat
kekhawatiran menurun dengan kriteria hasil : energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala lain
Tingkat Ansietas (L. 09093) yang mengganggu kemampuan
INDIKATOR AWAL AKHIR kognitif
Verbalisasi  Identifikasi teknik relaksasi
1 5
kebingungan yang pernah efektif digunakan
Verbalisasi  Identifikasi kesediaan,
khawatir kemampuan dan penggunaan
akibat 1 5 teknik sebelumnya
kondisi yang  Periksa ketegangan otot,
dihadapi frekuensi nadi, tekanan darah,
Perilaku dan suhu sebelumnya dan
1 5
gelisah sesudah latihan
Perilaku  Monitor respon terhadap terapi
1 5
Tegang relaksasi
Konsentrasi 1 5 Terapeutik
Perasaan  Ciptakan lingkungan tenang
1 5
keberdayaan dan tanpa gangguan dengan
Kontak mata 1 5 pencahayaan dan suhu ruang
Orientasi 1 5 nyaman
 Berikan informasi tertulis
Keterangan : tentang persiapan dan prosedur
1 : menurun teknik relaksasi
2 : cukup menurun  Gunakan pakaian longgar
3 : sedang  Gunakan ada suara lembut
4 : cukup membaik dengan irama lambat dan
5 : meningkat berirama
 Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi
nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
 Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
Kolaborasi
 Konsultasikan kepada tenaga
medis lainnya apabila terdapat
kegawatan lain
2 Resiko cedera pada Setelah dilakukan tindakan Pemantauan elektronik fetal
janin berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam (I.14527)
dengan hipoksia diharapkan tingkat cidera dapat Observasi
menurun dengan kriteria hasil :  Identifikasi riwayat kehamilan
dan faktor risiko medis yang
Tingkat cidera (L. 14136) memerlukan pemeriksaan
INDIKATOR AWAL AKHIR janin
Kejadian  Identifikasi pengetahuan ibu
1 5
cedera tentang tujuan pemeriksaan
Luka atau kehamilan
1 5
lecet  Identifikasi asupan orang,
Ketegangan termasuk diet, dan merokok
1 5
otot serta penggunaan obat
Perdarahan 1 5  Periksa tanda-tanda vital ibu
Tekanan Terapeutik
1 5
darah  Lakukan manuver Leopold
Frekuensi  Pasang tokotranduser dengan
1 5
nadi tepat untuk mengamati
Frekuensi frekuensi, durasi dan kekuatan
1 5
nafas kontraksi uterus
Denyut  Berikan rangsangan vibro
jantung 1 5 akustik
apikal Edukasi
Denyut  Jelaskan tujuan dan prosedur
jantung 1 5 pemantauan elektronik fetal
radialis  Jelaskan tanda denyut jantung
normal janin
Keterangan :  Informasikan hasil
1 : menurun pemeriksaan
2 : cukup menurun  Informasikan jadwal
3 : sedang pemeriksaan kehamilan
4 : cukup membaik
5 : meningkat berikutnya
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan tenaga
medis lainnya

2. Kala II

DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan degan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
agen cedera fisik diharapkan tingkat nyeri dapat  Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualtas, intensitas
Tingkat nyeri (L.08066) nyeri
INDIKATOR AWAL AKHIR  Identifikasi skala nyeri
Keluhan  Identifikasi respon nyeri
1 5
nyeri non verbal
Meringis 1 5  Identifikasi aktor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
memperingan nyeri
Kesulitan 1 5  Identifikasi pengetahuan
tidur dan keyakinan tentangnyeri
Menarik diri 1 5  Identifikasi pengetahuan
Frekuensi dan keyakinan tentang nyeri
1 5
nadi  Identifikasi pengaruh
Anoreksia 1 5 budaya terhadap respon
Mual 1 5 nyeri
Muntah 1 5  Identifikasi pengaruh nyeri
Tekanan pada kualitas hidup
1 5
darah  Monitor keberhasilan terapi
Pola nafas 1 5 komplementer yang sudah
Proses diberikan
1 5
berfikir  monitor efek samping
Fokus 1 5 penggunaan analgetik
Nafsu makan 1 5
Terapeutik
 Berikan teknik
Keterangan :
nonfarmakologis untuk
1 : menurun
mengurangi rasa nyeri (mia.
2 : cukup menurun
Tens, hipnosis, akupresur,
3 : sedang
terapi musik, biofsedback,
4 : cukup membaik
terapi pijat, aromiaterapi,
5 : meningkat
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)

Edukasi
 Jelaskan penyebab, perlode,
dan pemicu nyeri jaaskan
strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
anelgetik, jika perlu
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

2 Risiko Setelah dilakukan tindakan Pemantauan cairan (I.03121)


ketidakseimbangan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
cairan berhubungan diharapkan keseimbangan cairan  Monitor frekuensi dan
dengan pendarahan dapat meningkat dengan kriteria kekuatan nadi
di kala II hasil :  Monitor frekuensi nafas
(pengeluaran janin)  Monitor tekanan darah
Keseimbangan cairan (L. 05020)  Monitor berat badan
INDIKATOR AWAL AKHIR  Monitor waktu pengisian
Asupan kapiler
1 5
cairan  Monitor elastisitas atau
Kelembaban turgor kulit
membran 1 5  Monitor jumlah, warna dan
mukosa berat jenis urin
Dehidrasi 1 5  Monitor kadar albumin dan
Tekanan protein total
1 5
darah  Monitor hasil pemeriksaan
Denyut nadi serum
1 5
radial  Monitor intake dan output
Tekanan cairan
arteri rata- 1 5  Identifikasi tanda-tanda
rata hipovolemia
Membran
1 5  Identifikasi faktor risiko
mukosa
ketidakseimbangan cairan
Mata cekung 1 5 Therapeutic
Turgor kulit 1 5
 Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
Keterangan : kondisi pasien
1 : menurun  Dokumentasikan hasil
2 : cukup menurun pemantauan
3 : sedang Edukasi
4 : cukup membaik  Jelaskan tujuan dan
5 : meningkat prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan
tenaga medis lainnya

3. Kala III

DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan degan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
agen cedera fisik diharapkan tingkat nyeri dapat  Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualtas, intensitas
Tingkat nyeri (L.08066) nyeri
INDIKATOR AWAL AKHIR  Identifikasi skala nyeri
Keluhan  Identifikasi respon nyeri
1 5
nyeri non verbal
Meringis 1 5  Identifikasi aktor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
memperingan nyeri
Kesulitan 1 5  Identifikasi pengetahuan
tidur dan keyakinan tentangnyeri
Menarik diri 1 5  Identifikasi pengetahuan
Frekuensi dan keyakinan tentang nyeri
1 5
nadi  Identifikasi pengaruh
Anoreksia 1 5 budaya terhadap respon
Mual 1 5 nyeri
Muntah 1 5  Identifikasi pengaruh nyeri
Tekanan pada kualitas hidup
1 5
darah  Monitor keberhasilan terapi
Pola nafas 1 5 komplementer yang sudah
Proses diberikan
1 5
berfikir  monitor efek samping
Fokus 1 5 penggunaan analgetik
Nafsu makan 1 5
Terapeutik
 Berikan teknik
Keterangan :
nonfarmakologis untuk
1 : menurun
mengurangi rasa nyeri (mia.
2 : cukup menurun
Tens, hipnosis, akupresur,
3 : sedang
terapi musik, biofsedback,
4 : cukup membaik
terapi pijat, aromiaterapi,
5 : meningkat
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)

Edukasi
 Jelaskan penyebab, perlode,
dan pemicu nyeri jaaskan
strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
anelgetik, jika perlu
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

2 Risiko Setelah dilakukan tindakan Pemantauan cairan (I.03121)


ketidakseimbangan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
cairan berhubungan diharapkan keseimbangan cairan  Monitor frekuensi dan
dengan pendarahan dapat meningkat dengan kriteria kekuatan nadi
di kala II hasil :  Monitor frekuensi nafas
(pengeluaran janin)  Monitor tekanan darah
Keseimbangan cairan (L. 05020)  Monitor berat badan
INDIKATOR AWAL AKHIR  Monitor waktu pengisian
Asupan kapiler
1 5
cairan  Monitor elastisitas atau
Kelembaban turgor kulit
membran 1 5  Monitor jumlah, warna dan
mukosa berat jenis urin
Dehidrasi 1 5  Monitor kadar albumin dan
Tekanan protein total
1 5
darah  Monitor hasil pemeriksaan
Denyut nadi serum
1 5
radial
Tekanan  Monitor intake dan output
arteri rata- 1 5 cairan
rata  Identifikasi tanda-tanda
Membran hipovolemia
1 5
mukosa  Identifikasi faktor risiko
Mata cekung 1 5 ketidakseimbangan cairan
Turgor kulit 1 5 Therapeutic
 Atur interval waktu
Keterangan : pemantauan sesuai dengan
1 : menurun kondisi pasien
2 : cukup menurun  Dokumentasikan hasil
3 : sedang pemantauan
4 : cukup membaik Edukasi
5 : meningkat  Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan
Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan
tenaga medis lainnya

4. Kala IV

DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan (I. 12383)
pengetahuan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
tentang breast care diharapkan tingkat pengetahuan dapat  Identifikasi kesiapan dan
berhubungan meningkat dengan kriteria hasil : kemampuan menerima
dengan kurang informasi
terpapar informasi Tingkat pengetahuan (L.12111)  Identifikasi faktor-faktor
INDIKATOR AWAL AKHIR yang dapat meningkatkan
Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
1 5
anjuran perilaku hidup bersih dan
Verbalisasi sehat
minat dalam 1 5 Therapeutic
belajar  Sediakan materi dan media
Kemampuan pendidikan kesehatan
menjelaskan  Jadwalkan pendidikan
pengetahuan 1 5 kesehatan sesuai
tentang suatu kesepakatan
topik  Berikan kesempatan untuk
Kemampuan bertanya
menggambarkan Edukasi
pengalaman  Jelaskan faktor risiko yang
1 5
sebelum yang dapat mempengaruhi
sesuai dengan kesehatan
topik  Ajarkan perilaku hidup
Perilaku sesuai bersih dan sehat
dengan 1 5  Ajarkan strategi yang dapat
pengetahuan digunakan untuk
Pertanyaan meningkatkan perilaku
tentang masalah 1 5 hidup bersih dan sehat
yang dihadapi Kolaborasi
Persepsi yang  Kolaborasikan dengan
keliru terhadap 1 5 tenaga medis lainnya
masalah

Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup membaik
5 : meningkat
2 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan area insisi (I.4558)
berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
dengan efek diharapkan tingkat infeksi dapat  Periksa lokasi insisi adanya
prosedur invasif menurun dengan kriteria hasil : kemerahan, bengkak atau
tanda-tanda dehisen atau
Tingkat infeksi (L.14137) eviserasi
INDIKATOR AWAL AKHIR  Identifikasi karakteristik
Kebersihan drainase
1 5
tangan  Monitor proses penyembuhan
Kebersihan area insisi
1 5
badan  Monitor tanda dan gejala
Demam 1 5 infeksi
Kemerahan 1 5 Terapeutik
Nyeri 1 5  Bersihkan area insisi dengan
Bengkak 1 5 pembersih yang tepat
Cairan  Usap area insisi dari area
1 5
berbau busuk yang bersih menuju area
Periode yang kurang bersih
1 5
menggigil  Bersihkan area di sekitar
Kadar sel  Berikan salep antiseptik
1 5
darah putih  Ganti pembalut sesuai
Kultur area Edukasi
1 5
luka  Jelaskan prosedur kepada
pasien dengan menggunakan
Keterangan : alat bantu
1 : menurun  Ajarkan meminimalkan
2 : cukup menurun tekanan pada tempat insisi
3 : sedang  Ajarkan cara merawat area
4 : cukup membaik insisi
5 : meningkat Kolaborasi
 Kolaborasikan dengan tenaga
medis lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan dengan
Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015
Alexander, A., Mustafa, A., Emil, S. A. V., Amekah, E., Engmann, C., Adanu, R., et al.
(2013). “Social Support During Delivery In Rural Central Ghana : A Mixed
Methods Study Of Women’s Preferences For and Against Inclusion Of A Lay
Companion In The Delivery Room”. Journal Of Biosocial Science. Cambridge
University Press.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Gilstrap, L., Wenstrom, K.D.
(2005). “Williams Obstetrics 22ND Edition”. United States of America : McGraw-
Hill.
Decherney, A.H., Nathan L., Goodwin T.M., Laufer, N. (2007). “Current Diagnosis and
Treatment Obstetrics and Gynecology”. United States of America : McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pegangan Fasilitator Kelas Ibu
Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Koblinsky, M., Matthews, Z., Hussein, J., Mavalankar, D., Mridha, M. K., Anwar, I., et
all. (2006). “Maternal Survival 3 : Going to Scale with Professional Skilled Care”.
International Journal of Public Health and Preventive Medicine. Bangladesh :
Centre for Health and Population Research.
Kumalasari, I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan Antental,
Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta:
ToscaEnterprise.
PustakaSarwana Prawirohardjo.Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
JNPK-KR.
Reeves, C., T. (2010). “Experiences of Perinatal Care and Childbirth in New Zealand :
A Model in Transition”. International Journal Of Childbirth Education. United
States.
Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima

Anda mungkin juga menyukai