Disusun Oleh
NAMA : VADILA RACHMA ZEIN
NIM : 210104108
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada
proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherney et al, 2007). Tujuan dari
pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman bagi ibu dan
bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu
dan bayi sering terjadi terutama saat proses persalinan (Koblinsky et al, 2006).
Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain, terlalu muda atau terlalu
tua saat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan
banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non profesional (Koblinsky et al,
2006). Oleh sebab itu faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka
kematian maternal antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
dan pelayanan yang baik ketika persalinan (Reeves, 2010).
Tata laksanan ideal persalinan memerlukan dua sudut pandang yang berbeda.
Pertama, persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian
besar perempuan mengalaminya tanpa komplikasi. Kedua, komplikasi intrapartum
yang muncul secara cepat dan tiba-tiba harus diantisipasi. Petugas kesehatan harus
bisa membuat setiap perempuan yang melahirkan dan keluarga merasa nyaman dan
memastikan keselamatan ibu serta neonatus jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi
(Cunningham et al, 2006).
Selain itu Sebagian besar wanita pada proses persalinan mengalami
perubahan fisik dan psikologis sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam
proses persalinannya. Perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan persalinan pada pasien. Dukungan sosial dan emosional serta pelayanan
selama persalinan adalah salah satu intervensi yang tepat digunakan untuk
mencapai pengalaman melahirkan yang positif (Alexander et al, 2013). Melihat
pemaparan diatas maka penulis menyusun laporan pendahuluan “Laporan
Pendahuluan Pada Ny. P Dengan Intranatal Di Ruang Vk Rsud Kardinah Tegal”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
B. Etiologi Persalinan
Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu
hormonestrogen dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan
sensitifitasotot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
oxcytoksin,prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon
progesteronemenurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan
dari luar yangmenyebabkan relaksasi otot dan otot polos. Penyebab timbulnya
persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa
teori antara lain :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar Progesteron dan Estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytosin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocsin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh janin :
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang
diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya
kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
E. Klasifikasi Persalinan
Klasifikasi Persalinan berdasarkan caranya dapat dibagi menjadi 3 :
1. Persalinan biasa (normal) disebut juga partus spontan yaitu proses
lahirnyabayi dengan kekuatan ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukaiibu dan bayi dan umumnya berlangsung <24 jam.
2. Partus luar biasa (abnormal) yaitu persalinan dengan bantuan alat-alat
ataumelalui dinding perut dengan operasi SC.
3. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinanditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
F. Patofisiologi Persalinan
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas
lakmus.Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air
ketubankeluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh
terhadap ibukarena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal.
Peritoritis dan drylabour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala
infeksi intra uterinlebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan mortalitadan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak
terjadi persalinanspontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.Persalinan dibagi
menjai 4 kala yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
a. Tanda dan gejala :
1) His sudah Adekuat
2) Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm
3) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
b. His dianggap Adekuat bila :
1) His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya
40 detik
2) Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
3) Serviks membuka.
c. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
Pemeriksaan dalam
1) perabaan serviks
a) lunak dan pendataran serviks
b) masih tebal atau tipis
c) pembukaan dan arah serviks
2) ketuban
a) sudah pecah atau belum
b) pembukaan hampit lengkap : pecahkan ketuban
3) bagian terendah dan posisinya
a) leopold 3 dan 4
b) kepala : keras, bulat teraba sutura
c) letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau
d) tidak, berapa besarnya
e) bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum
4) sifat flour albus
5) keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian
terendah
H. Komplikasi Persalinan
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban
pecah dini,persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture
uterus, kelahiran sesaria, inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.
- Faktor hormone
- Faktor syaraf
- Faktor kekuatan plasenta
- Faktor nutrisi
- Faktor partus
PERSALINAN
KALA I KALA II
Kontraksi Pembukaan
semakin serviks 10 cm
meningkat
Mengeran
Rahim involunter
menegang Rahim besar
GANGGUAN
ANSIETAS Hipoksia jaringan
KESEIMBANGAN
CAIRAN
RESIKO
CEDERA
PADA JANIN
KALA III KALA IV
RISIKO Belum
INFEKSI mendapatka
n informasi
sebelumnya
dari tenaga
kesehatan
DEFISIT
PENGETAHUAN
TENTANG
BREAST CARE
K. Fokus Pengkajian Persalinan
1. Kala I
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink,
coklat, ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menggambarkan kontraksi uterus : Frekuensi, internal, intensitas, durasi,
tonus istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,
letak janin, penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur
membrane, cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Kala II
a. Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100, suhu tubuh dan diaphoresis.
b. Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik
10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan
amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi
kandung kemih.
c. Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah, pada waktu his kepala janin
tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun
di dasar panggul, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor,
kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
d. Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan
janin (penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi
dan tekanan darah)
e. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60
menit, multipara berlangsung 15 – 30 menit
3. Kala III
a. Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg, kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat
kesadaran atau perubahan pernafasan
b. Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras,
keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina,
normalnya 250-300 ml, janin lahir efisiotomi
c. Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan
plasenta ada dua macam, yaitu:
d. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
e. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit
4. Kala IV
a. Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b. Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c. Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika
kandung kemih menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup
pada perkusi.
d. Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan
kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya
e. Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
f. Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
g. Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak
nyamanannya
DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi (I.09326)
berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
dengan diharapkan tingkat ansietas dapat Identifikasi penurunan tingkat
kekhawatiran menurun dengan kriteria hasil : energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala lain
Tingkat Ansietas (L. 09093) yang mengganggu kemampuan
INDIKATOR AWAL AKHIR kognitif
Verbalisasi Identifikasi teknik relaksasi
1 5
kebingungan yang pernah efektif digunakan
Verbalisasi Identifikasi kesediaan,
khawatir kemampuan dan penggunaan
akibat 1 5 teknik sebelumnya
kondisi yang Periksa ketegangan otot,
dihadapi frekuensi nadi, tekanan darah,
Perilaku dan suhu sebelumnya dan
1 5
gelisah sesudah latihan
Perilaku Monitor respon terhadap terapi
1 5
Tegang relaksasi
Konsentrasi 1 5 Terapeutik
Perasaan Ciptakan lingkungan tenang
1 5
keberdayaan dan tanpa gangguan dengan
Kontak mata 1 5 pencahayaan dan suhu ruang
Orientasi 1 5 nyaman
Berikan informasi tertulis
Keterangan : tentang persiapan dan prosedur
1 : menurun teknik relaksasi
2 : cukup menurun Gunakan pakaian longgar
3 : sedang Gunakan ada suara lembut
4 : cukup membaik dengan irama lambat dan
5 : meningkat berirama
Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
Anjurkan mengambil posisi
nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
Kolaborasi
Konsultasikan kepada tenaga
medis lainnya apabila terdapat
kegawatan lain
2 Resiko cedera pada Setelah dilakukan tindakan Pemantauan elektronik fetal
janin berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam (I.14527)
dengan hipoksia diharapkan tingkat cidera dapat Observasi
menurun dengan kriteria hasil : Identifikasi riwayat kehamilan
dan faktor risiko medis yang
Tingkat cidera (L. 14136) memerlukan pemeriksaan
INDIKATOR AWAL AKHIR janin
Kejadian Identifikasi pengetahuan ibu
1 5
cedera tentang tujuan pemeriksaan
Luka atau kehamilan
1 5
lecet Identifikasi asupan orang,
Ketegangan termasuk diet, dan merokok
1 5
otot serta penggunaan obat
Perdarahan 1 5 Periksa tanda-tanda vital ibu
Tekanan Terapeutik
1 5
darah Lakukan manuver Leopold
Frekuensi Pasang tokotranduser dengan
1 5
nadi tepat untuk mengamati
Frekuensi frekuensi, durasi dan kekuatan
1 5
nafas kontraksi uterus
Denyut Berikan rangsangan vibro
jantung 1 5 akustik
apikal Edukasi
Denyut Jelaskan tujuan dan prosedur
jantung 1 5 pemantauan elektronik fetal
radialis Jelaskan tanda denyut jantung
normal janin
Keterangan : Informasikan hasil
1 : menurun pemeriksaan
2 : cukup menurun Informasikan jadwal
3 : sedang pemeriksaan kehamilan
4 : cukup membaik
5 : meningkat berikutnya
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan tenaga
medis lainnya
2. Kala II
DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan degan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
agen cedera fisik diharapkan tingkat nyeri dapat Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualtas, intensitas
Tingkat nyeri (L.08066) nyeri
INDIKATOR AWAL AKHIR Identifikasi skala nyeri
Keluhan Identifikasi respon nyeri
1 5
nyeri non verbal
Meringis 1 5 Identifikasi aktor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
memperingan nyeri
Kesulitan 1 5 Identifikasi pengetahuan
tidur dan keyakinan tentangnyeri
Menarik diri 1 5 Identifikasi pengetahuan
Frekuensi dan keyakinan tentang nyeri
1 5
nadi Identifikasi pengaruh
Anoreksia 1 5 budaya terhadap respon
Mual 1 5 nyeri
Muntah 1 5 Identifikasi pengaruh nyeri
Tekanan pada kualitas hidup
1 5
darah Monitor keberhasilan terapi
Pola nafas 1 5 komplementer yang sudah
Proses diberikan
1 5
berfikir monitor efek samping
Fokus 1 5 penggunaan analgetik
Nafsu makan 1 5
Terapeutik
Berikan teknik
Keterangan :
nonfarmakologis untuk
1 : menurun
mengurangi rasa nyeri (mia.
2 : cukup menurun
Tens, hipnosis, akupresur,
3 : sedang
terapi musik, biofsedback,
4 : cukup membaik
terapi pijat, aromiaterapi,
5 : meningkat
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Edukasi
Jelaskan penyebab, perlode,
dan pemicu nyeri jaaskan
strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
anelgetik, jika perlu
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Kala III
DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan degan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
agen cedera fisik diharapkan tingkat nyeri dapat Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualtas, intensitas
Tingkat nyeri (L.08066) nyeri
INDIKATOR AWAL AKHIR Identifikasi skala nyeri
Keluhan Identifikasi respon nyeri
1 5
nyeri non verbal
Meringis 1 5 Identifikasi aktor yang
Gelisah 1 5 memperberat dan
memperingan nyeri
Kesulitan 1 5 Identifikasi pengetahuan
tidur dan keyakinan tentangnyeri
Menarik diri 1 5 Identifikasi pengetahuan
Frekuensi dan keyakinan tentang nyeri
1 5
nadi Identifikasi pengaruh
Anoreksia 1 5 budaya terhadap respon
Mual 1 5 nyeri
Muntah 1 5 Identifikasi pengaruh nyeri
Tekanan pada kualitas hidup
1 5
darah Monitor keberhasilan terapi
Pola nafas 1 5 komplementer yang sudah
Proses diberikan
1 5
berfikir monitor efek samping
Fokus 1 5 penggunaan analgetik
Nafsu makan 1 5
Terapeutik
Berikan teknik
Keterangan :
nonfarmakologis untuk
1 : menurun
mengurangi rasa nyeri (mia.
2 : cukup menurun
Tens, hipnosis, akupresur,
3 : sedang
terapi musik, biofsedback,
4 : cukup membaik
terapi pijat, aromiaterapi,
5 : meningkat
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Edukasi
Jelaskan penyebab, perlode,
dan pemicu nyeri jaaskan
strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
anelgetik, jika perlu
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
4. Kala IV
DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan (I. 12383)
pengetahuan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
tentang breast care diharapkan tingkat pengetahuan dapat Identifikasi kesiapan dan
berhubungan meningkat dengan kriteria hasil : kemampuan menerima
dengan kurang informasi
terpapar informasi Tingkat pengetahuan (L.12111) Identifikasi faktor-faktor
INDIKATOR AWAL AKHIR yang dapat meningkatkan
Perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
1 5
anjuran perilaku hidup bersih dan
Verbalisasi sehat
minat dalam 1 5 Therapeutic
belajar Sediakan materi dan media
Kemampuan pendidikan kesehatan
menjelaskan Jadwalkan pendidikan
pengetahuan 1 5 kesehatan sesuai
tentang suatu kesepakatan
topik Berikan kesempatan untuk
Kemampuan bertanya
menggambarkan Edukasi
pengalaman Jelaskan faktor risiko yang
1 5
sebelum yang dapat mempengaruhi
sesuai dengan kesehatan
topik Ajarkan perilaku hidup
Perilaku sesuai bersih dan sehat
dengan 1 5 Ajarkan strategi yang dapat
pengetahuan digunakan untuk
Pertanyaan meningkatkan perilaku
tentang masalah 1 5 hidup bersih dan sehat
yang dihadapi Kolaborasi
Persepsi yang Kolaborasikan dengan
keliru terhadap 1 5 tenaga medis lainnya
masalah
Keterangan :
1 : menurun
2 : cukup menurun
3 : sedang
4 : cukup membaik
5 : meningkat
2 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan area insisi (I.4558)
berhubungan keperawatan selama ... x 24 jam Observasi
dengan efek diharapkan tingkat infeksi dapat Periksa lokasi insisi adanya
prosedur invasif menurun dengan kriteria hasil : kemerahan, bengkak atau
tanda-tanda dehisen atau
Tingkat infeksi (L.14137) eviserasi
INDIKATOR AWAL AKHIR Identifikasi karakteristik
Kebersihan drainase
1 5
tangan Monitor proses penyembuhan
Kebersihan area insisi
1 5
badan Monitor tanda dan gejala
Demam 1 5 infeksi
Kemerahan 1 5 Terapeutik
Nyeri 1 5 Bersihkan area insisi dengan
Bengkak 1 5 pembersih yang tepat
Cairan Usap area insisi dari area
1 5
berbau busuk yang bersih menuju area
Periode yang kurang bersih
1 5
menggigil Bersihkan area di sekitar
Kadar sel Berikan salep antiseptik
1 5
darah putih Ganti pembalut sesuai
Kultur area Edukasi
1 5
luka Jelaskan prosedur kepada
pasien dengan menggunakan
Keterangan : alat bantu
1 : menurun Ajarkan meminimalkan
2 : cukup menurun tekanan pada tempat insisi
3 : sedang Ajarkan cara merawat area
4 : cukup membaik insisi
5 : meningkat Kolaborasi
Kolaborasikan dengan tenaga
medis lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan dengan
Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015
Alexander, A., Mustafa, A., Emil, S. A. V., Amekah, E., Engmann, C., Adanu, R., et al.
(2013). “Social Support During Delivery In Rural Central Ghana : A Mixed
Methods Study Of Women’s Preferences For and Against Inclusion Of A Lay
Companion In The Delivery Room”. Journal Of Biosocial Science. Cambridge
University Press.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Gilstrap, L., Wenstrom, K.D.
(2005). “Williams Obstetrics 22ND Edition”. United States of America : McGraw-
Hill.
Decherney, A.H., Nathan L., Goodwin T.M., Laufer, N. (2007). “Current Diagnosis and
Treatment Obstetrics and Gynecology”. United States of America : McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pegangan Fasilitator Kelas Ibu
Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Koblinsky, M., Matthews, Z., Hussein, J., Mavalankar, D., Mridha, M. K., Anwar, I., et
all. (2006). “Maternal Survival 3 : Going to Scale with Professional Skilled Care”.
International Journal of Public Health and Preventive Medicine. Bangladesh :
Centre for Health and Population Research.
Kumalasari, I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan Antental,
Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta:
ToscaEnterprise.
PustakaSarwana Prawirohardjo.Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
JNPK-KR.
Reeves, C., T. (2010). “Experiences of Perinatal Care and Childbirth in New Zealand :
A Model in Transition”. International Journal Of Childbirth Education. United
States.
Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima