Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (MELALAUI

PEMBIASAAN) DI MTs AL AMIN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Latar Belakang
Pasal 3 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa: "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Dengan mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana
tersebut di atas, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 mengembangkan
pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan, termasuk MTs.
Sebenarnya pendidikan karakter bukan sepenuhnya hal yang baru dalam
sistem pendidikan nasional Indonesia. Pada saat ini setidak-tidaknya ada tiga mata
pelajaran yang diberikan untuk membina akhlak dan budi pekerti peserta didik, yaitu
Pendidikan Agama, PKn, dan Bahasa Indonesia. Namun demikian, pengembangan
watak melalui ketiga mata pelajaran tersebut belum membuahkan hasil yang
memuaskan karena beberapa hal. Pertama, ketiga mata pelajaran tersebut cenderung
sekedar membekali pengetahuan mengenai nilai-nilai melalui materi/substansi mata
pelajaran. Kedua, kegiatan pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut pada
umumnya belum secara memadai mendorong terinternalisasinya nilai-nilai oleh
masing-masing siswa sehingga siswa berperilaku dengan karakter yang tangguh.
Ketiga, menggantungkan pembentukan watak siswa melalui ketiga mata pelajaran itu
saja tidak cukup. Pengembangan karakter peserta didik perlu melibatkan lebih banyak
lagi mata pelajaran, bahkan semua mata pelajaran. Selain itu, kegiatan pembinaan
kesiswaan dan pengelolaan sekolah dari hari ke hari perlu juga dirancang dan
dilaksanakan untuk mendukung pengembangan karakter peserta didik.
Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan
budi pekerti tersebut, telah diupayakan inovasi pendidikan karakter. Inovasi tersebut
adalah:
1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata
pelajaran. Integrasi yang dimaksud meliputi pemuatan nilai-nilai ke dalam
substansi pada semua mata pelajaran dan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai dalam setiap
aktivitas pembelajaran di dalam dan di luar kelas pada semua mata
pelajaran.
2. Pendidikan karakter juga diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan kesiswaan.
3. Selain itu, pengembangan karakter dilaksanakan melalui kegiatan
pengelolaan semua bidang urusan di sekolah yang melibatkan semua
warga sekolah.
B. Tujuan
Pendidikan karakter di sekolah dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik
mengembangkan karakter terutama yang tercakup dalam butir-butir Standar
Kompetensi Lulusan sehingga mereka menjadi insan yang berkepribadian mulia
(cerdas dan kompetitif).

C. Sasaran
Sasaran utama pendidikan karakter di sekolah adalah seluruh peserta didik.
Namun demikian, warga sekolah lainnya, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
pegawai tata usaha, laboran, pustakawan, dan penjaga sekolah harus menjadi model
dalam mengembangkan karakter masing-masing. Mereka adalah pendidik karakter
yang harus beperan sebagai model insan berkarakter.

D. Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan


Untuk memfasilitasi peserta didik mengembangkan dirinya menjadi insan
yang berkarakter tangguh, ada banyak nilai yang perlu ditanamkan. Namun demikian,
menanamkan semua karakter pada peserta didik merupakan hal yang sangat berat.
Oleh karena itu perlu diidentifikasi sejumlah nilai sebagai prioritas penanaman
Tujuan utama pendidikan pada tingkat MTs adalah memfasilitasi peserta didik
menguasai butir-butir SKL MTs (Permen Diknas 23/2006) melalui pembelajaran
semua mata pelajaran dengan isi sebagaimana tertuang dalam SI (Permen Diknas
22/2006). Berdasarkan analisis diketahui bahwa SKL maupun SI mengisayaratkan
sejumlah nilai yang perlu diinternalisasi oleh peserta didik. Dengan demikian, nilai-
nilai karakter sebagai prioritas penanaman di MTs disarikan dari butir-butir SKL, dan
SK/KD mata pelajaran-mata pelajaran MTs. Dengan digalakkannya pengembangan
jiwa kewirausahaan, nilai-nilai kewirausahaan juga penting dijadikan prioritas.
Berikut adalah 25 butir nilai karakter sebagai prioritas penanaman di MTs
beserta deskripsi singkat dari masing-masing karakter:
1. Kereligiusan
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2. Kejujuran
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
baik terhadap diri dan pihak lain.
3. Kecerdasan
Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat,
tepat, dan cepat.
4. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan
Tuhan YME.
5. Kebersihan dan Kesehatan
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang bersih dan sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan.
6. Kedisiplinan
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
7. Tolong-menolong
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menolong orang.
8. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu berdasarkan kenyataan dan/atau nalar
untuk menghasilkan cara dan/atau produk baru atau termutakhir.
9. Kesantunan
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.
10. Ketangguhan
Sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak pemah putus asa Ketika
menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan atau tugas
sehingga mampu mengatasi kesulitan tersebut dalam mencapai tujuan.
11. Kedemokratisan
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
12. Kemandirian
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
13. Keberanian mengambil risiko
Kesiapan menerima risiko/akibat yang mungkin timbul dari tindakan
nyata.
14. Berorientasi pada Tindakan
Kemampuan untuk mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.
15. Berjiwa kepemimpinan
Kemampuan mengarahkan dan mengajak individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan dengan berpegang pada asas-asas kepemimpinan
berbasis budaya bangsa
16. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan
sebaik-baiknya.
17. Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan
tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
18. Keingintahuan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
19. Cinta ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

20. Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak
diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang
lain.
21. Kepatuhan terhadap aturan-aturan social
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
22. Menghargai karya dan prestasi orang lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
23. Kepedulian terhadap lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki
penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar
dirinya.
24. Nasionalisme
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
25. Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik
yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.
Di antara butir-butir nilai tersebut di atas, delapan butir dipilih sebagai
nilai-nilai pokok sebagai pangkal tolak pengembangan karakter, yaitu:
a. Kereligiusan
b. Kejujuran
c. Kecerdasan
d. Tanggung jawab
e. Kebersihan dan Kesehatan
f. Kedisiplinan
g. Tolong-menolong
h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Kedelapan butir nilai tersebut ditanamkan melalui semua mata
pelajaran dengan intensitas penanaman lebih dibandingkan penanaman
nilai-nilai lainnya.
E. Kegiatan Pembiasaan
Program pembiasaan dimaksudkan untuk menanamkan sistem nilai pada
peserta didik yang dapat mewarnai prilaku peserta didik sehari-hari. Program
pembiasaan dibedakan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan meliputi pembiasaan
terperogram, pembiasaan rutin, pembiasaan spontan dan pembiasaan keteladanan.
Guru kelas dan guru mata pelajaran serta dibantu semua unsur di sekolah sebagai
fasilitator pembiasaan.
1. Pembiasaan Rutin

No Pembiasaan Rutin Nilai Karakter Strategi


1 Berdoa sebelum belajar Religius Pembiasaan
2 Memeriksa kebersihan kelas Cinta kebersihan Pembiasaan
dan kesehatan
3 Upacara bendera Disiplin Pembiasaan
4 Berbahasa Sunda Kebangsaan Tugas
5 Kunjungan ke perpustakaan Gemar membaca Tugas
dan membudayakan membaca
6 Shalat Dhuha Religius Pembiasaan
7 Tadarus al-Qur’an setiap hari Religius Pembiasaan
sebelum masuk kelas

2. Pembiasaan Terprogram

No Pembiasaan Terperogram Nilai Karakter Strategi

1 Latihan Kepemimpinan Kemandirian Kegiatan


2 Pesantren Ramadhan Religius Kegiatan
3 Peringatan Hari Besar Religius/ Cinta Kegiatan
(Keagaamaan dan Nasional) tanah air
3. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu
juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan
yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang
harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan
sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi
sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu.
Kegiatan spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik
dan yang baik sehingga perlu dipuji.

No Kegiatan Uraian Srategi


1 Budaya bersih dan rapi  Menjaga kebersihan pribadi dan
lingkungan
 Pakaian selalu bersih dan rapi
 Membuang sampah pada
tempatnya Koreksi

 Dilarang menulis/ menggambar


bukan pada tempatnya
 Merapikan barang pribadi dan
kelas
 Menyimpan barang pada
tempatnya
 Makan dan minum dengan cara
duduk
2 Budaya sehat  Makanan dan minum yang sehat Pembiasaan
 Sarapan pagi
3 Budaya tertib dan disiplin  Tepat waktu Pembiasaan
 Mengerjakan tugas
 Mengikuti kegiatan di sekolah
 Tidak mengganggu teman
4 Budaya sopan santun  Senyum, salam dan sapa Nasehat
 Bersikap hormat
5 Budaya sosial  Menjenguk teman/ guru Pembiasaan
 Tolong
 Gotong royong

4. Pembiasaan Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang
lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru
dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku
dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru
dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama
memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu.

No Pengembangan Diri Nilai Strategi


1  Prilaku kepala sekolah kepemimpinan Contoh
2  Prilaku guru Sopan santun Contoh
3  Prilaku karyawan sekolah Disiplin Contoh

F. Penutup
Fungsi Pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan, memperkuat potensi
pribadi, dan menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter
peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya
pembentukan karakter dilakukan melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik
melalui mata pelajaran dan kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas serta
luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius,
jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab dan sebagainya,
dimulai dari keluarga dan diperkuat di sekolah dan masyarakat
Pendidikan karakter dapat berkembang dengan baik melalui budaya sekolah
yang mendukung. Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan
melalui serangkaian kegiatan: perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih
berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif.
Perencanaan di tingkat sekolah adalah melakukan penguatan dalam penyusunan
kurikulum di tingkat sekolah (KTSP), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur
kurikulum, kalender akademik, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari
melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program
pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah
pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat
membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran atau nilai yang diajarkan,
tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui semua mata pelajaran,
program pengembangan diri, dan budaya sekolah. Peta nilai yang disajikan dalam
naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat dikembangkan melalui
berbagai mata pelajaran, sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI); melalui program pengembangan diri,
seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.
Perencanaan pengembangan Pendidikan Karakter ini perlu dilakukan oleh semua
warga sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik.

Anda mungkin juga menyukai