Anda di halaman 1dari 8

TAFSIR NUSHUSH (PEMBACAAN TEK WAHYU/NASH)

DALAM PENETAPAN HUKUM ISLAM KONTEMPORER

Fatimah
Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu

Abstrak :Al Quran merupakan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW. melaluiMalaikat Jibril AS., yang berfungsi sebagai hidayah atau petunjuk bagi segenap
manusia. Nabi Muhammad saw sebagai pembawa pesan-pesan Allah diberi tugas untuk
mensosialisasikan pesan-pesan al Quran kepada segenap manusia. Dan Nabi Muhammad
telah melaksanakan amanat ini dengan sebaik-baiknya melalui berbagai macam cara, antara
lain: Nabi menafsirkan al Quran kepada para sahabatnya melalui bermacam penafsiran, baik
dengan tindakan nyata atau penjelasan secara lisan terhadap berbagai ungkapan yang ada dalam al
Quran, sehingga ungkapan-ungkapan yang masih global bisa dikatahui maksud dan tujuannya.

Kata Kunci: Tafsir, Nushus, Hukum Islam, Kontemporer

Pendahuluan berlaku umum dan cocok untuk sepanjang


Al Quran merupakan wahyu Allah masa, seluruh tempat dan kondisi, dan (2)
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad nash partikular yang berlaku dan cocok hanya
SAW. melalui Malaikat Jibril AS., yang untuk masa tertentu, tempat dan kondisi
berfungsi sebagai hidayah atau petunjuk bagi tertentu. Pengelompokkan nash ini dapat pula
segenap manusia. Nabi Muhammad saw disebut dengan nash normatif-universal
sebagai pembawa pesan-pesan Allah diberi (tekstual) dan nash praktis-temporal
tugas untuk mensosialisasikan pesan-pesan al (kontekstual). Untuk memahami nash ini
Quran kepada segenap manusia. Dan Nabi juga diperlukan pendekatan.
Muhammad telah melaksanakan amanat ini
dengan sebaik-baiknya melalui berbagai Pembahasan
macam cara, antara lain: Nabi menafsirkan al 1. Pengertian Nash
Quran kepada para sahabatnya melalui Untuk memahami pengertian nash
bermacam penafsiran, baik dengan tindakan perlu dijelaskan pengertian Islam menjadi tiga
nyata atau penjelasan secara lisan terhadap level yakni:
berbagai ungkapan yang ada dalam al Quran, Pertama, Islam pada level teks asli
sehingga ungkapan-ungkapan yang masih berupa al Quran dan sunnah nabi Muhammad
global bisa dikatahui maksud dan tujuannya. SAW. Pada level ini teks Islam didefinisikan
Setelah masa Nabi, Ilmu tafsir sebagai wahyu Allah yang disampaikan
mengalami kemajuan yang cukup pesat. kepada nabi Muhammad SAW. untuk
Mengingat al Quran berbahasa Arab, maka kebahagiaan umat manusia di dunia dan
untuk memahami tek wahyu/nas tersebut akhirat.
harus menggunakan bahasa yang bisa Kedua, Islam pada level pemahaman
dipahami oleh pembaca. Dan wahyu/nas dan penafsiran terhadap teks asli. Pada level
tetap sesuai dengan perkembangan zaman. ini Islam dapat disebutkan sebagai produk
Bahkan beberapa ahli mengelompokkan nash pemikiran dan banyak penafsiran serta
yang istilahnya berbeda, namun pada pemahaman terhadap teks asli.
prinsipnya mempunyai substansi sama bahwa Ketiga, Islam pada level praktek
nash dibedakan dua yakni (1) nash yang muslim dalam kehidupan nyata sesuai dengan
latar belakang historis, budaya dan tradisi c. Al Quran berfungsi sebagai
masing-masing. petunjuk bagi manusia, sebagaimana
Dari ketiga level pengertian Islam disebutkan dalam beberapa ayat al
tersebut dapat dipahami bahwa, pengertian Quran.3Tentang status petunjuk ini antara
nash adalah wahyu Allah atau teks yang ada lain, dalam surat al Baqarah (2) : 2,
dalam al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad 
SAW. 

2. Pentingnya Metode
Memahami Nash

Artinya :
Ada beberapa alasan pentingnya
Kitab (Al Quran) ini tidak ada
memahami nash yakni :
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
a. Karakter al Quran sebagai
yang bertaqwa.
wahyu dan bukan buku biasa yang disusun
d. Masa wahyu diturunkan dan
dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang
masa kenabian, wahyu turun untuk menjawab
utuh, tetapi lahir sesuai dengan dan untuk
seluruh masalah dan situasi aktual ketika
menjawab kebutuhan dan tuntutan.1 Al Quran
masa nabi.4
sendiri menyebut status ini, misalnya dalam
Dari beberapa pernyataan yang
surah al Furqan (25) : 32,
menunjukkan betapa pentingnya memahami
 nash tersebut diatas, menunjukkan bahwa
 keterkaitannya nash sebagai sumber hukum
 yang berdampak pada aturan-aturan.

 3. Metode dan Pendekatan
 Memahami Nash
 Maksud memahami nash disini
tidaklah seperti yang dirumuskan para ulama
 fikih dan ulama tafsir, tetapi sifatnya lebih
 praktis dan operasional dalam kaitannya
 dengan pembagian nash. Bagaimana
Artinya : memahami nash yang diwahyukan dimasa
Berkatalah orang-orang yang kafir: nabi Muhammad SAW masih hidup, dalam
"Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kaitannya dengan praktik dan operasional
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah masa dan kondisi sekarang dalam banyak hal
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan berbeda dengan masa dan kondisi di masa
Kami membacanya secara tartil (teratur dan nabi.
benar). Untuk memahami nash perlu
memahami tentang nash normatif-universal
b. Kata-kata dan kalimat al Quran (tekstual) dan nash praktis temporal
bagi muslim merupakan wahyu yang (kontekstual) :
disampaikan kepada nabi Muhammad dan a. Nash Normatif-Universal
merupakan dokumen agama yang paling (Tekstual)
original.2 Nash normatif-universal adalah nash
yang memuat prinsip-psinsip aturan umum,
yang dalam aplikasinya perlu dipormatkan
1
. Fazhur Rahman, Interpretting the Quran,
3
hal. 45 . Fazlur Rahman, Islam Modernity, hal. 2.
2 4
. Fazlur Rahman, Islam Modernity, hal. 2 . Fazlur Rahman, Islam Modernity, hal. 2
dalam bentuk nash praktis-temporal. agama, kebudayaan dan institusi-institusi
Meskipun sebagian dari nash normatif telah waktu dan dimana ayat-ayat al Quran
diformatkan dalam bentuk nash praktis- diwahyukan.
temporal dimana pewahyuan ketika nabi Contoh, Nash yang terkait dengan
Muhammad SAW masih hidup. pencatatan perkawinan adalah :
Contoh, prinsip hubungan suami dan Pertama, suruhan agar perkawinan
isteri dalam kehidupan rumah tangga, disaksikan, dan Kedua, suruhan agar
sebagaimana ditegaskan dalam al Quran surah perkawinan diumumkan (walimah)
al Nisa’ (4) : 19,
....... Pertama, adapun nash suruhan agar
 perkawinan disaksikan dimaksud adalah 6
...
Artinya : ...dan bergaullah dengan
mereka secara patut... ……‫زﻻ ﻧﻜﺎ ح اﻻ ﺑﺸﮭﻮ د‬......
Artinya :Perkawinan harus dengan
Ayat ini menyuruh agar para saksi-saksi
pasangan suami dan isteri mempergauli
pasangannya dengan baik (ma’ruf). Maka ‫ﻛﻞ ﻧﻜﺎ ح ﻟﻢ ﯾﺤﻀﺮ ه ا ر ﺑﻌﺔ ﻓﮭﻮ ﺳﻔﺎ‬......
format pergaulan baik ini dapat berbentuk ‫ح ﺧﺎ طﺐ و و ﻟﻲ و ﺷﺎ ھﺪ ا ن‬
saling membantu dalam mengelola kehidupan
berumah tangga. Misalnya, suami dan isteri Artinya :Perkawinan yang tidak
sama-sama kerja di kantor, maka suami dan dihadiri 4 unsur adalah tidak sah, yakni : (1)
isteri membuat kesepakatan pembagian kerja,
sehingga terwujudnya rumah tangga yang calon suami, (2) wali, dan (3) 2
baik. orang saksi.
b. Nash Praktis-Temporal
(Kontekstual) Kedua, sedangkan nash suruhan agar
Berbeda dengan nash normatif- perkawinan diumumkan adalah :7
universal, dalam memahami nash praktis-
temporal diperlukan dua langkah, yakni : ......‫اﻋﻠﻨﻮ ا اﻟﻨﻜﺎ ح و ﻟﻮ ﺑﺎ ﻟﺪ ف‬......
1). Mulai dari kasus konkrit yang ada Artinya :
dalam al Quran untuk menemukan prinsip Umumkan perkawinan walaupun
umum. hanya dengan rebana/gendang-gendangan.
2). Berdasarkan prinsip umum
digunakan untuk menetapkan status hukum ....‫ا ﺧﺒﺮ وا اﻟﻨﻜﺎ ح و ا ﺧﻔﻮا اﻟﺨﻄﺒﺔ‬....
kasus khusus yang dihadapi sekarang, yang
Artinya :
merupakan hukum Islam kontemporer.5
Umumkan perkawinan dan
Cara memahami makna dan
rahasiakan peminangan.
pengertian seluruh Quran adalah dengan cara
Berdasarkan kedua kelompok nash
mempelajari situasi dan masalah-masalah
tersebut (suruhan perkawinan agar disaksikan
yang dihadapi sebagai latar belakang turunnya
ayat al Quran. Karena itu seseorang harus 6
. Hadist ini bersumber dari ibn ‘Abbas,
mempelajari dan memahami masyarakat, dalam al-Tirmidhi, Sunan al-Tirmidhi, Kitab al-Nikah,
hadist no. 1022.
5
. Khairuddin Nasution, Pengantar dan 7. AL-Tirmidhi, Sunan al-Tirmidhi, Kitab al-
Pemikiran Hukum Keluarga (Perdata) Islam Nikah, hadist no.1009; Ibn Majah, Sunan IbnMajah,
Indonesia, penerbit ACA de MIA & Kitab al-Nikah, hadist no.1885; Ahmad, Musnad
TAZZAFA, Yokyakarta, th. 2007, hal 117 Ahmad, Musnad al-Madaniyin, hadist no.15545.
dan diumumkan), adanya normatif (illat) 
yakni adanya bukti untuk menjamin hak para 
pihak : suami, isteri dan anak-anak kelak. 
Apabila nash ini dilihat pada
peraturan perkawinan, misalnya di Indonesia

Undang-undang No.1/1974 : bahwa saksi 
adalah terkait dengan pencatatan perkawinan. 
Bahkan diatur lagi dalam Instruksi Presiden 
RI. Nomor 1/1991.8 
Upaya memahami nash, setelah 
memahami nash normatif-universal dan nash 
praktis-temporal, perlu dilakukan pendekatan 
yakni : Dari Pendekatan Sejarah ke
hermaneutika.

Menurut Rahman.9 tiori 
hermaneutikia pada awalnya disebut 
pendekatan sejarah yang dikombinasikan 
dengan pendekatan sosial. Pendekatan sejarah 
secara jujur dan apa adanya harus digunakan Artinya :
untuk menyikapi isi ayat al Quran. Mungkin Mereka bertanya kepadamu tentang
aspek metafisik al Quran tidak mudah khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
didapatkan dengan menggunakan pendekatan keduanya terdapat dosa yang besar dan
sejarah, tetapi aspek sosialnya dapat beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
diungkap. keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan
Langkah-langkah menggunakan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
pendekatan sejarah adalah : nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari
Pertama, al Quran dipelajari secara keperluan." Demikianlah Allah menerangkan
kronologis, hal ini keterkaitannya dengan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
asbabun nuzul ayat-ayat al Quran; Kedua, berfikir,
membedakan ketentuan hukum dengan tujuan
(maqasid) dan akhir dari hukum. Ketiga, Ada dua kata atau term yang
tujuan (maqasid) al Quran harus dipahami menarik dibahas dari nash tersebut diatas
secara lengkap dengan setting sosialnya. yakni:
Dengan melakukan langkah-langkah Pertama, Al-Khamr berarti minuman
pendekatan sejarah inilah dapat dipahami keras, berasal dari kata Khamara-yakhmuru
bagaimana ketentuan hukum atau syar’i dapat yang berarti menutupi. Segala sesuatu yang
ditetapkan. berfungsi sebagai penutup disebut khimar.
Kemudian kata itu lebih populer diartikan
4. Contoh Pemahaman Nash sebagai kerudung atau tutup kepala
a. Khamar dan Berjudi perempuan, seperti yang terdapat di dalam
Sebagaiman dalam surat al Baqarah surat an Nur (24) : 31
(2) : 219, menutupkan
kain kudung
Arti lain dari kata khamr adalah
8
. Direktorat Pembinaan Badan Peradilan
minuman yang memabukkan. Minuman yang
Agama Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam memabukkan disebut khamr, karena ia
Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di berdampak negatif yang dapat menutup atau
Indonesia, th 1998/1999
9
melenyapkan akal pikiran.
.Fazlur Rahman, Islmic Modernism, hal. 392
Kedua, Al-Maisir berarti judi, berasal Sesudah turun ayat yang melarang
dari kata yusran, berasal dari kata yasara- khamar ini, turun ayat yang lebih tegas lagi
yaisiru yang berarti sedikit, mudah, karena menyuruh mereka berhenti sama sekali dari
maisir merupakan upaya dan cara untuk minum khamar. Sebagaimana surat al Maidah
mendapatkan rezeki dengan mudah, tanpa (5) : 90-91,
susah payah. Sedangkan pengertian maisir
menurut istilah permainan terdiri dari dua 
orang atau lebih, masing-masing memberikan 
taruhan dengan spekulasi yang menang akan 
mendapatkan taruhan itu. 
Jika memahami sebab turun ayat 219

surah al Baqarah tersebut.10 Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad 
dari Abu Hurairah dinyatakan bahwa : Ketika 
Rasulullah SAW telah berada di Madinah 
dilihatnya para sahabat ada yang minum 
khamr dan berjudi, dan hal itu sudah menjadi 
kebiasaan mereka sejak nenek moyang 
mereka. Para sahabat bertanya kepada 
Rasulullah mengenai hukumnya, maka

turunlah ayat ini. Mereka memahami dari
ayat-ayat ini bahwa minum khamar dan 
berjudi itu tidak diharamkan oleh agama 
Islam, malainkan hanya dikatakan bahwa 
bahayanya lebih besar, lalu mereka masih 
terus minum khamar. Ketika waktu sholat 
maqhrib, tampillah Juhdi, seorang Muhajirin 
yang menjadi imam. Di dalam shalat, 
bacaannya banyak yang salah karena dia

sedang mabuk sesudah minum khamar, maka Artinya :
turunlah firman Allah surat an Nisa’(4) : 43, Hai orang-orang yang beriman,
 Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
 (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
 dengan panah, adalah Termasuk perbuatan
 syaitan.Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
 itu agar kamu mendapat
 keberuntungan.Sesungguhnya syaitan itu
bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
... dan kebencian di antara kamu lantaran
Artinya : (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
Hai orang-orang yang beriman, menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti mengerjakan pekerjaan itu)
apa yang kamu ucapkan,
Larangan minuman khamar,
10
diturunkan secara beransur-ansur. Sebab
. Kementerian Agama RI, al Quran dan minuman khmar itu bagi orang Arab sudah
Tafsirnya, jilid 1, juz 1-3, pen PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, th. 2012, hal. 321
menjadi adat kebiasaan. Pada awalnya
dikatakan minuman khamar dosanya besar, 
kemudian orang mabuk tidak boleh 
mengerjakan sholat, dan terakhir dikatakan 
minuman khamar itu adalah keji dan termasuk
perbuatan setan. Kemudian mereka dicela

dengan mengatakan : Apakah kamu belum 
mau juga berhenti meminumnya ? Tegasnya : ‘’Hai orang-orang yang beriman,
minum khamar dan main judi itu dilarang, janganlah kamu memakan Riba dengan
dan haram hukumnya. berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Yang dimaksud dengan khamar Allah supaya kamu mendapat
menurut pendapat jumhur ulama,11 ialah keberuntungan’’.
semua minuman yang memabukkan, Ada kata atau term pada ayat ini
walaupun terbuat dari bahan apa saja. Jadi yaitu ‫اﺿﻌﺎ ﻓﺎ ﻣﻀﺎ ﻋﻔﺔ‬. Kata ad’af adalah
minuman apa saja yang memabukkan, jamak dari kata di’f, yang berarti “lipat
hukumnya haram, baik sedikit ataupun ganda”. Kata ad’af disebutkan dua kali
banyak. dalam al Quran, yaitu dalam surah al Baqarah
Ahli kesehatan sependapat, bahwa : 245 dan Ali Imran : 130. Sedangkan kata
minuman khamar banyak sekali bahayanya. muda’afah adalah isim masdar dari fi’il
Allah tidak akan melarang sesuatu, kalau da’afa-yuda’ifu yang berarti berlipat ganda.
tidak berbahaya bagi manusia. Minum Kata muda’afah disebutkan satu kali dalam al
khamar berbahaya bagi kesehatan, akal Quran yaitu dalam surah Ali Imran : 130.
pikiran, urat syaraf dan harta benda dan Jadi menurut bahasa ad’afan
keluarga. Seseorang yang telah ketagihan muda’afah berarti “menambah jumlah sesuatu
minum khamar dapat membahayakan dan menjadikannya dua kali lipat atau lebih
pergaulan dimasyarakat dan rumah tangga. banyak”. Sedangkan menurut istilah berarti
Jadi minuman khamar lebih banyak “melipatgandakan pembayaran utang jika
berdampak negatif. Meskipun ada sedikit sudah jatuh tempo, tetapi yang berutang
manfaat, misalnya dapat menimbulkan belum melunasi utangnya”. Pelipatgandaan
semangat bagi prajurit yang akan perang atau pembayaran hutang adalah riba dan
obat tertentu. hukumnya haram.
Jika minum khamar dan judi dilarang Ayat 130 ini adalah ayat yang
karena banyak negatifnya, maka kondisi pertama diturunkan tentang haramnya riba.
sekarang ada beberapa hal yang dilarang Karena tegasnya hukum riba adalah haram,
karena berdampak negatif sama halnya maka dikuatkan lagi dalam ayat-ayat lain
dengan dampak minum khamar, seperti tentang haramnya riba, sebagaimana dalam
narkoba dan korupsi. Oleh karena itu sudah surah al Baqarah ayat 275, 276 dan 278 yang
sepantasnya disuatu negara, misalnya di diturunkan setelah ayat 130 surah Ali Imran
Indonesia memiliki peraturan, baik undang- ini.
undang ataupun bentuk peraturan lainnya, Yang dimaksud Riba di sini ialah
tentang narkoba. Riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama
b. Larangan Riba bahwa Riba nasi'ah itu selamanya haram,
Sebagaimana dalam surah Ali Imran walaupun tidak berlipat ganda. Riba pada ayat
ayat 130 : ini yang umum terjadi dalam masyarakat
Arab zaman jahiliyah pada masa itu.
 Hukum riba itu berat dan amat besar
 bahayanya, karena itu apapun alasannya
 setiap penambahan yang berlipat ganda, tidak
dibenarkan. Dan Allah memerintahkan
11
. Ibid kepada kaum muslimin agar menjauhi riba
dan selalu memeliharan diri dan bertaqwa Kementerian Agama RI, al Quran dan
kepada Allah agar tidak Tafsirnya, jilid 1, juz 1-3, pen PT.
terpengaruh/tergolong riba. Sinergi Pustaka Indonesia, th. 2012

Penutup
Nash adalah wahyu Allah atau teks
yang ada dalam al Quran yang lansung
diterima oleh nabi Muhammad SAW dan
hadist Nabi Muhammad SAW. Nash adalah
sebagai petunjuk bagi manusia. Karena nash
merupakan petunjuk untuk kebahagiaan dunia
dan akirat maka nash penting dipahami
dengan metode dan pendekatan tertentu,
apalagi nash ini diturunkan beribu tahun lalu,
pada hal pada masa sekarang banyak hal yang
merupakan masalah hukum kontemporer yang
secara rinci belum terdapat pada masa itu.
Untuk memahami nash perlu memahami
bahasa, seni bahasa dan balaghah. Dan
penting memahami term yang diambil dari
nash tersebut, sehingga benar-benar dapat
memahami bayan dan tafsir nash, terutama
dalam penentuan aspek hukum.

Referensi

AL-Tirmidhi, Sunan al-Tirmidhi, Kitab al-


Nikah, hadist no.1009; Ibn
Majah,Sunan IbnMajah, Kitab al-
Nikah
Ahmad, Musnad Ahmad, Musnad al-
Madaniyin

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan


Agama Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama, Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia, th
1998/1999

Khairuddin Nasution, Pengantar dan


Pemikiran Hukum Keluarga
(Perdata) IslamIndonesiapenerbit
ACA deMIA & TAZZAFA,
Yokyakarta, th. 2007.

Anda mungkin juga menyukai