Prosedur Operasional Masjid Di Masa Pandemi
Prosedur Operasional Masjid Di Masa Pandemi
City
©DKMBS_2020
#KembaliKeMasjid
#NewNormal
#LindungiDiri
#LindungiSesama
Revision Summary
Prosedur Operasional Masjid di Masa Pandemi
2. Ghozali
3. Djindar Rohani
2. Dodi Riyadi
Sekretaris : Embay
1. Dwi Nugroho
2. Irawan Aquaranto
3. Hosni
4. Yudhi Burhan
5. Hary Setyana
6. Ardi Tiantoro
2. Hasanuddin
2. Khairul
3. Samsul
4. Syamsuddin
Daftar Isi
6.4.2 Disinfeksi dan Pembersihan Area pada Kasus Confirm COVID-19 ............... 21
6.4.3 COVID-19 Emergency Response dan Protokol Penanganan Orang dengan Gejala
COVID-19 di Areal Masjid ............................................................... 23
1.0 TUJUAN
Prosedur ini menjelaskan penduan yang diperlukan dalam kesiapsiagaan dan response pandemi
COVID-19 khususnya terkait dengan operasional Masjid Baitussalam – The Green BSD.
3.0 REFERENSI
a) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
e) Standar Alat Pelindung Diri (APD) Penanganan Covid-19 di Indonesia, Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19, April 2020.
4.0 DEFINISI
a) Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum
terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
b) Gejala Covid-19: Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan
batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat,
pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan
dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala
apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil
pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19
menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-
orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih
serius. Mereka yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari
pertolongan medis.
c) Pandemi adalah situasi dimana ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan
terkena infeksi dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit.
b) Tim Gugus Tugas atau Taskforce COVID-19 DKM Baitussalam terdiri dari berbagai elemen
masyarakat mulai dari relawan jamaah, pengurus DKM, petugas masjid, pengurus Yayasan,
RT/RW dan tim lainnya yang relevan. Tim Taskforce bertanggung jawab dalam:
2. Merumuskan kebijakan pandemic berdasarkan informasi yang update dan data yang
didapat
3. Mengusulkan kepada DKM dan Yayasan terkait dengan kebijakan yang telah
dirumuskan
4. Melakukan sosialisasi kebijakan Pandemi kepada jamaah dan warga The Green
6. Melaporkan perkembangan pandemic dan issue lainnya yang relevan kepada pimpinan
daerah dan/atau tim gugus tugas kelurahan/kecamatan/kota apabila dibutuhkan
c) Jamaah Masjid Baitussalam bertanggung jawab dalam mengikuti seluruh kebijakan dan
protokol pencegahan COVID-19 di lingkungan Masjid Baitussalam dan melakukan sosialisasi
internal keluarga masing-masing.
6.0 PROSEDUR
6.1 GENERAL
Secara prinsip, pengelolaan masjid selama pandemi mengikuti arahan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dan khususnya Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Namun sebagai pertimbangan tambahan, DKM Baitussalam juga mengacu kepada tren
pergerakan pandemic modelling.
DKM Baitussalam juga membentuk Tim Gugus Tugas COVID-19 sebagai upaya dalam memastikan
masjid dikelola dengan baik berdasarkan potensi risiko yang ada. Tim Gugus Tugas terdiri dari
berbagai elemen mulai dari perwakilan pengurus DKM, pengurus Yayasan Kerukunan Keluarga
Muslim The Green (KKMTG), perwakilan jamaah dan petugas Masjid Baitussalam The Green BSD.
Adapun modelling yang digunakan oleh Tim Gugus Tugas adalah sebagai berikut:
Pada fase awal, Masjid mulai melakukan pembatasan jamaah dan mengurangi kapasitas
jamaah. Protokol pencegahan wabah mulai dijalankan secara bertahap (penjelasan lebih
detail di masing-masing bagian di bawah). Jamaah dengan risiko tinggi diharapkan untuk
mengurangi aktitias ke Masjid.
Pada fase pertumbuhan dimana sudah mulai terjadi peningkatan signifikan dan pemerintah
menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka Masjid ditutup secara total
(Lockdown). Semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan jamaah dihentikan dan sebagian
dialihkan melalui online. Jamaah diminta untuk beribadah dari rumah. DKM memfasilitasi
kajian, tadarus dan kegiatan lainnya secara online. Selama bulan ramadhan, pembagian
ifthar dilakukan dengan sistem bungkus / take away dengan mengikuti protokol covid.
Memasuki fase ini, situasi sudah mulai terkendali, pertumbuhan kasus melandai dan bahkan
mengalami penurusan. Status PSBB dicabut atau dilonggarkan, maka masjid secara
bertahap mulai dibuka. Adapun tahapannya adalah :
Pada fase ini, protokol yang berlaku adalah sebagai berikut (namun tidak hanya terbatas
kepada) :
a) Masjid yang akan dibuka harus mendapatkan persetujuan dari Ketua Gugus Tugas
Percepatan Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kecamatan Serpong sesuai dengan
wilayah keberadaan masjid.
b) Sebelum dibuka masjid dilakukan disinfeksi dan pest control terhadap seluruh areal.
Disinfeksi rutin wajib dilakukan setiap tiga hari sekali khususnya areal yang ada
potensi sentuhan tangan jamaah.
c) Satu jam sebelum masuk waktu sholat, lantai masjid dipel dan areal wudhu
dibersihkan.
d) Setiap akses masuk masjid disediakan titik cuci tangan tambahan dan cairan hand
sanitizer, jamaah disarankan selalu mencuci tangan sebelum masuk masjid
e) Shaf masjid diatur dengan physical distancing minimal 120 cm antar dan tempat
wudhu dikurangi titik kran nya dengan diatur jarak.
f) Jamaah dan petugas wajib selalu menggunakan masker, pengurus masjid menyediakan
masker cadangan untuk jamaah yang maskernya rusak, hilang atau tidak bisa
digunakan.
g) Jamaah diminta untuk membawa keperluan ibadah pribadi seperti sarung, mukena,
sajadah dan mushaf. Sajadah temporary-sekali pakai dari tissue kertas disediakan
untuk jamaah
h) Masjid hanya dibuka untuk jamaah internal kompleks The Green dan telah dinyatakan
tidak memiliki risiko tinggi terkait potensi penularan covid-19
i) Jamaah yang akan sholat ke masjid wajib dalam satu pekan mengisikan form penilaian
risiko. Hasil peniaian risiko berupa rendah (hijau), sedang (kuning) dan tinggi (merah).
j) Jika hasil penilaian risiko dinyatakan tinggi maka jamaah dianjurkan untuk konsultasi
lebih lanjut kepada Tim Dokter Gugus Tugas yang ditunjuk untuk analisa lebih lanjut
dan dianjurkan untuk tidak sholat berjamaah di masjid.
k) Jamaah yang telah mengisikan form penilaian akan mendapatkan Kartu Penilaian
Risiko Jamaah yang kemudian ditukarkan dengan Gelang Karet sebagai tanda akses
masuk masjid setiap pekan sesuai dengan periodenya. Setiap jamaah wajib mengisikan
form tanpa terkecuali dan tidak diwakilkan meski satu keluarga dan satu rumah,
prinsipnya SATU KARTU, SATU JAMAAH.
l) Warna gelang karet setiap pekan ditentukan oleh Tim Gugus Tugas untuk memastikan
jamaah yang masuk telah sesuai dengan hasil penilaian risiko pada pekan itu.
m) Jamaah wajib memakai gelang karet sebagai tanda ijin akses masuk masjid dan gelang
karet wajib digunakan setiap berada di lingkungan masjid.
n) Gelang karet merupakan tanda pengelanan pribadi, jamaah memiliki tanggung jawab
untuk menjaganya dan tidak dibenarkan memindahtangankan atau meminjamkan
gelang karet tersebut kepada jamaah lain baik itu anggota keluarga dalam satu
rumah. Prinsipnya SATU GELANG, SATU JAMAAH
o) Setiap jamaah yang akan memasuki areal masjid dilakukan pengukuran suhu
menggunakan IR Thermometer atau Thermal Camera. Petugas pengukur suhu wajib
menggunakan APD lengkap (Masker, Safety Googles dan Face Shield) dan mengatur
jarak aman. Apabila ada jamaah ditemukan dari hasil pengukuran suhu tubuh sebesar
≥ 37.5⁰ C, maka dilakukan pengukuran ulang interval 5 menit dan penilaian lanjutan.
p) Kapasitas jamaah disesuaikan dengan daya tampung masjid yang telah dihitung sesuai
dengan pembatasan jarak (50% dari kapasitas normal). Apabila kuota telah penuh
maka masjid ditutup dan jamaah yang hadir belakangan tidak diberikan izin sholat di
dalam areal masjid. Besaran jumlah kuota ditentukan berdasarkan
q) Pada saat beraktifitas di dalam masjid, jamaah wajib membawa peralatan dan
kebutuhan pribadi. Masjid tidak menyediakan mushaf untuk jamaah. Jamaah wajib
menjaga adab di dalam masjid dan mematuhi protokol pencegahan covid. Bagi jamaah
yang melanggar, petugas akan memberikan teguran, apabila hingga tiga kali ditegur
jamaah masih ditemukan melanggar maka petugas memiliki wewenang meminta
jamaah pulang dan mencabut izin dihari tersebut.
r) Jamaah hanya diberikan ijin untuk sholat fardhu berjamaah, begitu sholat berjamaah
selesai jamaah melakukan dzikir sebentar lalu diharapkan agar segera pulang dan
dianjurkan sholat sunnah rawatib di rumah.
s) Kegiatan tadarus ba’da subuh untuk sementara dihentikan dan dikembalikan kepada
masing-masing jamaah untuk melakukan sendiri di rumah.
t) Jamaah yang diberikan izin masuk masjid juga bertanggung jawab untuk mengingatkan
jamaah lain untuk saling mematuhi ketentuan protokol pencegahan covid-19 di
lingkungan masjid.
4. Fase Adaptive Protokol (P03) - New Normal
Pada fase P03, konsep New Normal mulai ditetapkan Pemerintah. Masjid melakukan
penyesuaian lebih lanjut berdasarkan hasil evaluasi protokol pada fase Pre New Normal
dengan memperluas skala operasional masjid mulai dibuka untuk umum, kajian offline dan
kegiatan yang mengumpulkan jamaah secara bertahap dilakukan. Namun pada fase ini
protokol pencegahan tetap berlaku seperti PHBS, Physical Distancing dan lainnya
(penjelasan lebih detail pada bahasan di bawah)
SARS-CoV-2 adalah virus yang mengakibatkan timbulnya Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19)
yang bisa menular dari orang ke orang melalui droplet di udara (airborne) atau kontak
permukaan. Virus ini bisa mengakibatkan sakit dengan gejala ringan hingga kematian (Fatality).
Sehingga tingkat risiko bisa bervariasi mulai Low hingga Extreme. Risk level Covid-19 di tempat
kerja berdasarkan Kepmenkes RI dapat dipengaruhi antara lain beberapa hal berikut:
a) Faktor Pekerjaan/Kegiatan/Aktifitas
1. Risiko Pajanan Rendah: Pekerjaan atau kegiatan yang aktifitas kerjanya tidak sering
berhubungan/kontak dengan publik (jamaah, tamu dan/atau masyarakat umum).
3. Risiko Pajanan Tinggi: pekerjaan atau tugas kerja yang berpotensi tinggi untuk kontak
dekat dengan orang-orang yang diketahui atau diduga terinfeksi Covid-19, serta
kontak dengan benda dan permukaan yang mungkin terkontaminasi oleh virus.
4. Lokasi kerja (remote atau di area padat penduduk), status zona pandemic
1. Jenis transportasi dari rumah ke lokasi kerja (angkutan bersama, angkutan umum,
kendaraan pribadi)
2. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti kebiasaan cuci tangan, olahraga, gizi,
merokok, dll.
c) Faktor Komorbiditas
Covid-19 Risks Assessment harus dilakukan untuk setiap aktifitas di tempat kegiatan yang
berpotensi terjadi penularan virus Covid-19, baik melalui droplet airborne atau kontak
permukaan. Gunakan pendekatan risk management dalam identifikasi potensi bahaya dna risiko
terkait COVID-19. Tindakan kontrol harus diterapkan untuk menurunkan risiko dengan mengikuti
prinsip hirarki kontrol, yaitu:
a) Eliminasi
Tindakan kontrol dengan cara menghilangkan bahaya atau aktifitas kegiatan. Seperti tidak
melakukan aktifitas yang melibatkan jamaah dari luar yang potensi membawa virus,
menunda sementara kegiatan ibadah di masjid (Ibadah di rumah) selama pandemic dan
tidak ada kegiatan pengumpulan masa dalam jumlah besar.
b) Substitusi
Tindakan kontrol dengan mengganti / subtitusi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.
Penggunaan perangkat video call untuk rapat dan beberapa kegiatan masjid lainnya yang
memungkinkan.
c) Engineering
d) Administrasi
Pengendalian risiko dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) face masker, goggles,
faceshield, hazmat suit, safety boots, dan hand glove.
Selain penilaian risiko terhadap proses, kegiatan dan fasilitas masjid maka dilakukan juga penilaian
risiko individu jamaah. Penilian risiko ini dilakukan pada fase P02 – Pre New Normal dimana masjid
sudah mulai dibuka bertahap dengan tahapan sebagai berikut:
2. Monitor stock face mask, face shield, gloves, safety goggles, pada level
yang aman dan proses order tepat waktu
6. Alat penyemprot (hand spray, spray gendong, atau menggunakan fire pump di fire
truck untuk area umum)
1. Menyediakan PPE yang diperlukan dalam kesiapsiagaan dan response COVID-19 seperti
pada tabel PPE untuk proses disinfeksi dalam panduan ini.
2. Pastikan monitoring inventory stock dilakukan dan menjaga pada level yang aman.
1. Menyediakan thermometer non-contact atau FLIR thermo gun atau Thermal Camera
untuk mengukur suhu badan pada saat screening
Petugas Screening
Tim Disinfektan
TUGAS 1. Menyediakan fasilitas kebersihan diri di area masjid, seperti sarana cuci
tangan atau hand sanitizer
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) baik di Masjid dan di rumah yang meliputi:
1. Penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dengan
kandungan alcohol minimal 70% di area umum, seperti: di area akses keluar-masuk toilet,
kantor, ruang utama masjid, ruang tamu, pintu masuk kantor, pos security, dll.
2. Membersihkan tangan secara rutin, baik dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik,
atau menggunakan hand sanitizer minimal mengandung alcohol 70% jika sulit untuk
mendapatkan fasilitas cuci tangan dengan sabun. Lakukan hal ini terutama sebelum
memegang mulut/hidung/mata, atau setelah kontak dengan permukaan yang banyak
disentuh orang banyak.
3. Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk.
4. Rajin melakukan disinfeksi permukaan yang sering disentuh di area masjid sesuai panduan
ini pada Protokol Disinfeksi
6. Olahraga rutin setiap hari dengan tetap menjaga jarak aman, dan anjuran berjemur
matahari di pagi hari antara jam 9 – 10 pagi
8. Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat shalat, alat makan - minum,
dan lain-lain.
TUGAS 1. Menyusun prosedur standar PPE untuk penanganan pandemic virus Covid-
19 di tempat kerja
1. Masker
Penggunaan masker untuk masyarakat umum maupun tenaga medis memiliki jenis dan
standar yang berbeda-beda. Berikut merupakan tipe dan klasifikasi masker:
a) Masker Kain
Masker ini memiliki 3 lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air,
lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang
menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran
besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin. Masker ini ditujukan
untuk untuk orang dengan gejala flu (batuk, bersin, hidung berair, demam, nyeri
tenggorokan) dan untuk tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Masker N95
Masker ini melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, hingga
cairan berukuran aerosol. Masker ini memiliki face seal fit yang ketat sehingga
mendukung pamakai terhindar dari paparan aerosol dengan syarat terpasang dengan
benar. Masker ini direkomendasikan untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat
secara langsung menangani pasien dengan tingkat infeksius yang tinggi.
Masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivalen dengan N95 yaitu FFP2 (EN
149-2001, Eropa), KN95 (GB2626-2006, China), P2 (AS/NZS 1716:2012, Australia/New
Zealand), KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification 214, 2018, Jepang).
Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun
tergantung filter yang digunakan. Masker dapat juga menyaring hingga bentuk gas dan
dapat digunakan berkali-kali selama face seal tidak rusak. Bersihkan dengan
disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.
2. Pakaian Pelindung/Gown
a) Digunakan oleh petugas medis atau petugas evakuasi yang akan melakukan evakuasi
pasien dengan suspect/positif Covid-19 dan petugas yang melakukan disinfeksi area
yang diduga terkontaminasi virus.
b) Spesifikasi teknis: antislip dengan sol PVC, berukuran lebih tinggi dari tepi bawah
gaun, dan warna terang.
c) Standar ANSI Z41 (1967, Rev 1991), BS 1870/1989, SII 0645, atau DIN 4843.
4. Pelindung Mata
Pelindung mata (eye protector) digunakan untuk melindungi mata dari paparan bahan
kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh, uap panas, sinar UV, dan benda lain
yang bisa terkena mata.
Pelindung mata safety goggle yang baik memiliki fitur berupa ventilasi indirek, bahan yang
jernih, tanpa gores, seal yang baik, anti kabut dan tali yang dapat disesuaikan. Sedangkan
pelindung wajah face shield yang baik idealnya memiliki fitur berupa bahan yang jernih,
anti kabut, menutupi seluruh bagian dan sisi wajah dan tali yang dapat disesuaikan.
Rev. 0 Halaman 14 dari 29
Issue Date 05/06/20
Prosedur Operasional Masjid di Masa Pandemi
TUGAS 1. Lakukan disinfeksi secara rutin sebelum masuk jam sholat atau pada
waktu rutin tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan risiko. Fokus pada
area yang sering disentuh jamaah, seperti pegangan pintu,
sakelar/tombol, office furniture, handel tangga, dll.
Aktifitas disinfeksi bisa dilakukan oleh petugas masjid atau pihak ketiga/provider. Disinfeksi
difokuskan pada:
2. Ruang Ibadah
3. Mimbar
5. Ruang Tamu
6. Ruang Belajar
8. Lantai
9. Area Toilet
2. Lengkah-langkah disinfeksi harus dilakukan secara rutin sesuai petunjuk dalam panduan
ini. Frekuensi disesuaikan dengan tingkat risiko masing-masing area.
3. Selain program disinfeksi ini, program personal hygiene juga harus diterapkan seperti cuci
tangan dengan sabun setelah dari toilet.
Menurut referensi dari World Health Organization (WHO) bahwa: “The likelihood of an infected
person containing commercial goods is low, and the risk of catching the virus that causes
COVID-19 from a package that has been moved, traveled, and exposed to different conditions
and temperature is also low.”
Virus tidak bisa bertahan pada permukaan dalam waktu yang lama pada proses
pengiriman/pengapalan dan beberapa factor lingkungan lain yang membuat virus mati.
Hal yang harus dilakukan saat petugas masjid menerima paket ekspedisi yang berasal adalah
sebagai berikut:
1. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
2. Hindari menyentuh bagian wajah, mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak
tercuci dengan sabun
3. Gunakan PPE berupa sarung tangan Nitrile Glove dan face mask jika diperlukan
4. Lakukan disinfeksi permukaan secara rutin dengan bahan disinfektan sesuai petunjuk
sebelumnya
Physical distancing adalah salah satu cara yang efektif untuk mencegah potensi penularan virus
COVID-19 dari orang ke orang. Lakukan dengan beberapa cara berikut ini:
1. Menjaga jarak aman antar jamaah minimal 1 meter dengan mengatur shaf, antrian
pengecekan suhu, antrian wudhu dan lainnya. Jika minimum jarak aman tidak terpenuhi
maka harus diterapkan metode pengendalian lain seperti engineering control dan
penggunaan PPE, seperti memakai face mask, Face shield, arah tubuh, pasang physical
barriers, dll.
2. Hindari kontak fisik dengan jamaah lainnya dengan tidak berjabat tangan atau kontak
lainya
3. Hindari memegang bagian yang berpotensi disentuh oleh orang lain (handrail tangga,
handle pintu, peralatan yang digunakan bersama seperti al quran, peralatan sholat
soundsystem/mic set, mimbar, furniture, keyboard/mouse, sakelar, dll)
4. Hindari berdekatan dengan orang yang menunjukkan gejala seperti batuk, pilek, demam.
5. Hindari berkerumun saat antri masuk dan keluar areal masjid terutama saat pengambilan
sandal/sepatu.
6. Hindari pertemuan/meeting dengan kontak langsung (face to face), jika harus dilakukan
maka tidak melibatkan peserta > 10 orang dengan memperhatikan jarak aman 1 meter.
1. Jika memungkinkan areal kerja kantor masjid didesain untuk menjaga jarak aman minimal
1 meter
2. Hindari lay out tempat kerja berhadapan dengan jarak (face to face) < 1 meter
4. Petugas disarankan untuk melakukan disinfeksi area kerja masing-masing secara rutin
5. Ingatkan ke petugas masjid untuk tidak menyentuh bagian wajah dan rajin menjaga
personal hygiene dengan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
6. Atur ruang meeting supaya digunakan maksimal 10 orang dengan hanya menyediakan 10
tempat duduk. Meeting tidak dilakukan di ruangan kecil, hanya boleh dilakukan di areal
terbuka di selasar masjid dan/atau ruang utama masjid yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi.
1. Screening Kesehatan Harian dilakukan setiap masjid dibuka mendekati jam sholat.
Pengukuran suhu badan dengan thermometer non-contact (infrared thermometer). Orang
dengan suhu badan > 37.5⁰ C tidak diberikan ijin masuk ruang utama masjid dan sholat
berjamaah.
2. Screening kesehatan dilakukan di pintu akses masuk Masjid untuk semua jamaah. Petugas
health screening adalah petugas khusus dari tim gugus tugas masjid yang telah dibekali
dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai terkait health screening protocol.
3. Orang dengan gejala COVID-19 tidak diperbolehkan masuk Masjid dan disarankan untuk
melakukan karantina mandiri di rumah atau memeriksakan diri ke RS jika kondisi
memburuk.
4. Orang dengan tingkat risiko “TINGGI” dari hasil self-assessment risiko COVID-19 tidak
diperbolehkan masuk area Masjid.
TUGAS 1. Tersedia protocol health screening untuk Tamu internal / eksternal dan
kontraktor atau pekerja maintenance atau konstruksi masjid
a) Pengelolaan Tamu
Selama Pandemic dan berlakunya PSBB, tamu tidak diperbolehkan memasuki area Masjid
kecuali untuk keperluan yang sangat penting atas persetujuan DKM dan Tim Gugus Tugas
COVID-19 Masjid. Gunakan teleconference meeting jika memungkinkan sebagai pengganti
pertemuan langsung. Tamu untuk keperluan penting dan mendesak yang akan memasuki
Masjid harus mengikui protokol yang ketat sebagai berikut:
2. Mengisi form self-assessment risiko Covid-19 sebelum datang ke lokasi secara online.
Tamu harus melakukan health screening test dan dinyatakan ‘AMAN’ supaya bisa
memasuki area Masjid.
3. Pengukuran suhu badan. Tamu dengan suhu badan > 37.5⁰ C tidak diperbolehkan
masuk areal masjid
4. Semua peralatan yang dibawa harus dilakukan disinfeksi sebelum masuk area Masjid
5. Tamu dengan gejala COVID-19 atau ada riwayat kontak dengan orang yang positif
COVID-19 dalam waktu 14 hari ke belakang maka tidak diperbolehkan masuk area
Masjid.
6. Tamu wajib selalu memakai masker dan sarung tangan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
9. Areal meeting yang akan digunakan telah ditentukan, dan tidak dibenarkan untuk
berganti-ganti ruangan/lokasi
10. Waktu kunjungan dibatasi dan hanya pada area-area yang telah disepakati dan
ditentukan sebelumnya.
11. Semua benda yang disentuh oleh tamu, wajib disterilisasi dengan disinfektan setiap
selesai digunakan dan user memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan ini.
12. Areal meeting yang digunakan, wajib di sterilisasi dengan disinfektan setiap selesai
digunakan dan petugas memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan ini
13. Tamu hanya diperbolehkan menggunakan toilet yang ditentukan oleh user/host. Toilet
ini tidak boleh digunakan oleh yang lainnya sebelum disterilisasi.
14. Petugas/Personel yang dikunjungi wajib menjamin tidak ada orang yang tidak
berkepentingan akan berinteraksi/berkomunikasi dengan tamu yang dimaksud.
15. Petugas/Personel yang dikunjungi wajib membuat catatan, dengan siapa saja tamu
tersebut berinteraksi selama kunjungannya. Catatan dibuat secara tertulis lengkap
dengan data tanggal, waktu, nama dan nomor identitas, serta nomor telephone orang
yang berinteraksi dengan tamu.
16. Semua tamu yang berkunjung, untuk sementara waktu dilarang menginap di guest
house masjid.
17. Hanya tamu yang telah memenuhi persyaratan dan dinyatakan tidak ada gejala, yang
diijinkan masuk ke area masjid. TIDAK MENERIMA TAMU YANG DARI WILAYAH ZONA
HITAM.
Kontraktor masjid adalah tim atau gabungan pekerja dari pihak ketiga yang bekerja di
areal masjid untuk keperluan perawatan dan pemeliharaan masjid seperti petugas servis
AC, Kipas, elektronik dll termasuk juga pekerja atau tukang bangunan untuk proyek
konstruksi. Setiap kontraktor di Masjid Baitussalam wajib mengikuti protokol sebagai
berikut :
1. Pekerja kontraktor yang akan masuk area Masjid harus mengikuti protocol COVID-19
untuk tamu dan kontraktor yang berlaku di Masjid. Mereka harus mengisi weekly
health screening setiap awal pekan sebelum masuk Masjid. Pekerja kontraktor yang
menunjukkan gejala COVID-19 atau dengan risiko ‘TINGGI’ tidak diijinkan memasuki
area Masjid.
2. Selalu menerapkan physical distancing selama bekerja (tidak berjabat tangan dan jaga
jarak aman 1 meter jika memungkinkan).
9. Saat masuk waktu sholat, semua pekerjaan WAJIB dihentikan dan Pekerja Kontraktor
bergantian Sholat. Jika memungkinkan Pekerja kontraktor mengikuti sholat
berjamaah dengan syarat wajib membersihkan diri dan mandi terlebih dahulu. Jika
tidak memungkinkan maka diatur secara individu dan disediakan areal sholat khusus
untuk pekerja kontraktor di areal musholla lama.
TUGAS 1. Melakukan edukasi kepada jamaah dan semua yang interaksi dan
berkepentingan di Masjid mengenai Covid-19 dan cara untuk mencegah
serta pengendalian penyebaran di Masjid
Program promosi dan kampanye kesehatan harus dilakukan di Masjid dengan berbagai media
komunikasi yang ada, seperti poster, spanduk, standing banner, email blast, flyer, selebaran,
dll. Materi promosi diantaranya sebagai berikut:
2. Protocol pencegahan COVID-19 di Masjid dan bagaimana melindungi diri dari COVID-19
3. Apa yang harus dilakukan jika merasa sakit dengan gejala COVID-19, alur pelaporan dan
pemeriksaannya
4. Praktek PHBS, seperti prosedur cuci tangan, etika bersin, personal hygiene, physical
distancing
Penting untuk menjadi catatan bahwa belum ada vaksin untuk mencegah Covid-19. Hal yang
harus dilakukan saat ini adalah menghindari paparan virus tersebut serta menjaga imun tubuh
tetap sehat dan fit. Cara menjaga sistem imun tetap sehat melawan virus Covid-19:
3. Konsumsi multivitamin
4. Olahraga rutin
5. Kendalikan stress
6. Berhenti Merokok
7. Berjemur di bawah sinar matahari pagi hari sebelum jam 10 selama 15 menit
Disinfeksi dan pembersihan ini dilakukan dimana terdapat kasus terkonfirmasi positif COVID-
19 pada jamaah yang aktif dari hasil test atau hanya sebagai langkah pencegahan.
Pembersihan segera dilakukan setelah mendapatkan hasil konfirmasi positif COVID-19
diperoleh. Penundaan dapat mengakibatkan virus bisa menular hingga ke waktu sholat
berikutnya.
Pandemic Response Team harus berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Masjid dan Kecamatan
jika diperlukan proses disinfeksi seluruh areal masjid yang berpotensi mengganggu jalannya
kegiatan ibadah di Masjid, termasuk jika harus dilakukan penutupan masjid sementara untuk
deaktifasi virus yang ada di area Masjid.
1. Hal yang harus diperhatikan jika melakukan pembersihan dan disinfektan pada area kasus
positif COVID-19:
b) Menggunakan alat dan peralatan yang memadai dan PPE standar untuk disinfeksi
sesuai panduan ini
2. Pandemic Response Team harus saling koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan
melakukan pengawasan untuk memastikan:
a) Rencana spesifik dan strategi telah dibuat untuk pembersihan dan disinfektan
seluruh area di Masjid dimana jamaah positif berinteraksi.
c) Tim disinfektan menggunakan PPE standard dan pembuangan PPE dilakukan dengan
cara yang benar
a) Staf kebersihan HARUS MEMAKAI sarung tangan dan pakaian pelindung badan untuk
semua tugas dalam proses pembersihan, termasuk saat menangani sampah.
b) APD lain yang diperlukan yaitu pelindung kepala, mata dan wajah, sepatu safety
bahan kimia (chemical safety boot), dan pelindung nafas jika diperlukan.
c) Sarung tangan dan baju pelindung harus dilepas dengan hati-hati untuk menghindari
kontaminasi ke pemakai dan daerah sekitarnya. Bersihkan tangan setelah melepas
sarung tangan.
4. Pembuangan
Pembuangan semua sampah terkait proses pembersihan dan disinfektan harus mengikuti
peraturan dan undang-undang tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Masjid harus menyusun Covid-19 emergency response plan terkait prosedur evakuasi jika
terdapat jamaah yang tidak sadarkan diri / tidak mampu untuk melakukan self-evacuation
dengan gejala Covid-19 di areal Masjid. Protokol ini untuk menangani jamaah yang menunjukkan
gejala sakit COVID-19 di areal masjid. Apabila ada jamaah yang mendadak mengalami gejala
COVID-19 dan/atau tidak sadarkan diri di areal masjid maka lakukan segera langkah-langkah
berikut:
1. Segera hubungi petugas penanganan yang ditunjuk di masing-masing Masjid. Petugas ini
bisa seorang:
a) Dokter atau Perawat Rumah Sakit / Puskesmas / Tim Medis Gugus Tugas Serpong
2. Jamaah yang bergejala harus menggunakan masker dan dilakukan evakuasi segera
3. Setiap petugas yang mendatangi jamaah yang bergejala harus menggunakan PPE standar
penanganan pasien Covid-19 yaitu (HazMat Suit, face mask, goggle, face shield, safety
boot, dan sarung tangan medical glove)
4. Orang yang bergejala COVID-19 segera diarahkan untuk ke Rumah Sakit / fasilitas medis
sesuai arahanTim Gugus Tugas Kecamatan Serpong untuk pemeriksaan lebih lanjut.
a) Jika jamaah yang bergejala mampu mengendarai kendaraan sendiri, mintalah untuk
berkendara sendiri menuju ke rumah sakit / fasilitas medis terdekat. Hindari
menggunakan transportasi umum.
c) Driver ambulance menggunakan PPE yang sama dengan tim penanganan pasien.
5. Tim penanganan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Masjid Baitussalam dan Ketua DKM
Baitussalam. Lalu selanjutnya Tim Gugus Tugas Baitussalam melakukan koordinasi lebih
lanjut dengan Tim Gugus Tugas Kecamatan Serpong.
6. Tim Gugus Tugas COVID-19 Masjid harus menyediakan PPE untuk evakuasi minimal 5 set
untuk tim evakuasi. PPE yang digunakan untuk evakuasi adalah:
d) Hazmat Suit
7. Petugas yang selesai melakukan evakuasi harus segera mandi, ganti baju dan seluruh
hazmat dan APD yang telah digunakan harus dibuang dan diperlakukan sebagai Limbah B3.
8. Apabila dalam beberapa hari setelah evakuasi, petugas evakuasi masjid menunjukkan
gelaja demam, batuk, sesak nafas dan sakit maka harus segera mengikuti Rapid Test di
Rumah Sakit atau Pelayanan Kesehatan yang menyediakan lalu karantina 14 hari di rumah
atau tempat yang telah ditentukan.
9. Jika hasil Rapid Test dinyatakan reaktif, maka petugas tersebut harus segera melakukan
PCR Swab Test dan karantina 14 hari sambil menunggu hasil tes dan keputusan selanjutnya.
Evaluasi kesadaran jamaah akan Covid-19 dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahaman
risiko Covid-19 terhadap diri jamaah dan tindakan pencegahan/penanganan yang ada di Masjid.
Mengingat virus ini belum ada vaksin-nya sehingga keberhasilan implementasi semua tindakan
pencegahan dan penanganannya sangat dipengaruhi oleh hal ini. Evaluasi dapat dilakukan
secara online menggunakan google form atau dengan diskusi langsung kepada jamaah sesuai
dengan pengalaman dan penilaian masing-masing.
Berikut adalah form untuk penilaian risiko jamaah masjid Baitussalam The Green BSD City. Silahkan
isi dengan lengkap untuk mengetahui tingkat risiko jamaah.
Form ini diisikan secara online setiap hari Rabu paling telat pukul 24:00 untuk mengidentifikasi
potensi risiko jamaah dan sebagai dasar Tim Gugus Tugas COVID-19 Masjid Baitussalam dalam
menerbitkan Ticket / Surat Ijin masuk dan sholat berjamaah di Masjid Baitussalam.
Terima kasih
Nama :
Alamat Rumah :
Nomor HP :
Email :
2 Apakah Anda atau orang serumah ada riwayat kontak dengan □ YA □ TIDAK
seseorang yang memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah
yang zona merah?
4 Dalam satu pekan ini Saya pergi keluar rumah : Bekerja / Pasar / □ YA □ TIDAK
Supermarket / Toko / rumah tetangga / rumah saudara
5 Dalam satu pekan ini Saya pergi keluar kota / propinsi yang zona □ YA □ TIDAK
merah
8 Dalam satu pekan ini saya bertemu dengan orang / tamu yang □ YA □ TIDAK
tidak dikenal
9 Dalam satu pekan ini Saya bertemu dengan orang sakit Demam / □ YA □ TIDAK
Batuk / Sesak Nafas?
10 Dalam satu pekan ini Saya TIDAK selalu melakukan Physical □ YA □ TIDAK
Distancing (jarak fisik aman) di manapun berada (minimal 1
meter jika menggunakan masker & minimal 2 meter jika tidak
memakai masker) !
11 Dalam satu pekan ini Saya berjabat tangan dengan orang lain □ YA □ TIDAK
12 Dalam satu pekan ini Saya TIDAK selalu membersihkan tangan □ YA □ TIDAK
dengan hand sanitizer/ tissue basah setelah menyentuh benda /
barang yang juga dipegang orang lain?
13 Dalam satu pekan ini Saya menyentuh benda/ uang/ dokumen/ □ YA □ TIDAK
pintu/ pegangan tangga, dll yang juga disentuh orang lain
14 Dalam satu pekan ini Saya makan di luar rumah (warung / □ YA □ TIDAK
restoran)?
15 Dalam satu pekan ini Saya TIDAK mencuci tangan dengan sabun □ YA □ TIDAK
setelah tiba tempat tujuan
17 Dalam satu pekan ini salah satu anggota keluarga Saya □ YA □ TIDAK
mengalami Demam / Batuk / Sesak Nafas?
18 Dalam satu pekan ini salah satu anggota keluarga Saya pergi □ YA □ TIDAK
keluar rumah : Bekerja / Pasar / Supermarket/ Toko / rumah
tetangga / rumah saudara
21 Dalam satu pekan ini Saya TIDAK segera merendam serta □ YA □ TIDAK
memisahkan baju & celana bekas di pakai dari luar rumah
kedalam air yang diberi sabun detergen cair / bubuk?
22 Dalam satu pekan ini Saya TIDAK segera mandi setelah tiba dari □ YA □ TIDAK
perjalanan luar rumah?
24 Satu pekan ini dalam sehari saya tidak terkena sinar matahari □ YA □ TIDAK
minimal 15 menit.
30 Apakah dalam 14 hari terakhir ini anda pernah mengikuti Rapid □ YA □ TIDAK
Test dan hasilnya reaktif?
Keterangan: