Anda di halaman 1dari 27

“DISIPLIN”

MAKALAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:

MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu:

Dr. (Cand) Munakib, M.Pd.I


 
 

Oleh :

DANANG GALIH PUTRA

YOGA PRATAMA

                                   

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI (IUQI) BOGOR

2021/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syujur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seribu langkah dan seiring bahu dalam
menegakan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah MANAJEMEN KEUANGAN


dengan judul “Pembiyaan Dalam Pendidikan”. Dalam penulisan makalah ini,
penyusun menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara
penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran


yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 21 Desember 2021

       Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin
merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya terkait antara
pengetahuan, sikap dan perilaku. Kebenaran, kejujuran, tangggung jawab,
kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa
aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui dan ditegakkan
oleh para sisiwa.

Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya, tetapi
mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan
mereka sendiri. Dari sini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka
terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus
mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila
tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.

Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau


kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru
memiliki banyak kepentingan, demikian kepala sekolah. Permasalahannya
adalah bagaimana kepentingan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat
terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.

Tidak terpenuhi kepentingan/kebutuhan oleh para pihak akan timbul gangguan


yang mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau dalam berproses
misalnya, dalam proses pembelajaran. Disamping itu, para guru/kepala sekolah
perlu mencermati kepentingan/kebutuhan dalam memahami sumber-sumber
pelanggaran disiplin maka akan diketahui pula secara teoritis cara
penanggulangannya.
Dalam makalah ini akan membicarakan mengenai prinsip-prinsip disiplin kelas
yang meliputi pengertian disiplin kelas, hak, kebutuhan dan tampilan guru
hubungannya dengan disiplin kelas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya :

1. Apa pengertian disiplin kelas?

2. Apa saja nilai-nilai penuntut sikap disiplin?

3. Apa saja pendekatan-pendekatan disiplin kelas?

4. Apa saja hak peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?

5. Bagaimana kebutuhan peserta didik dalam penentuan disiplin kelas?

6. Bagaimana tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas?

7. Bagaimana bentuk- bentuk disiplin belajar siswa ?

8. Bagaimana teknik-teknik membina disiplin kelas ?

9. Bagaimana upaya menegakkan disiplin ?

10. Apa saja tips-tips menjalankan disiplin kelas ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami pengertian disiplin kelas.

2. Mengetahui dan memahami nilai-nilai penuntut sikap disiplin.

3. Mengetahui dan memahami pendekatan-pendekatan disiplin kelas.

4. Mengetahui dan memahami hak peserta didik dalam penentuan disiplin


kelas.
5. Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik dalam penentuan
disiplin kelas.

6. Mengetahui dan memahami tampilan guru hubungannya dalam disiplin


kelas.

7. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk disiplin belajar siswa.

8. Mengetahui dan memahami teknik-teknik membina disiplin kelas.

9. Mengetahui dan memahami upaya dalam menegakkan disiplin.

10. Mengetahui dan memahami tips-tips menjalankan disiplin kelas.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab, dengan sistematika yaitu Bab I Pendahuluan.
Dalam bab ini terdiri dari empat subbab secara umum, yaitu Latar belakang,
Rumusan masalah, Tujuan makalah, dan Sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan. Pada bab yang kedua ini berisi tentang materi yang dibahas,
yang dibagi kedalam beberapa subbab, yaitu: pengertian disiplin kelas, nilai-nilai
penuntut sikap disiplin, pendekatan-pendekatan disiplin kelas, hak peserta didik
dalam penentuan disiplin kelas, kebutuhan peserta didik dalam penentuan
disiplin kelas, tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas.

Bab III Penutup.Bab ini terbagi kedalam dua subbab yaitu Kesimpulan dan Saran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin Kelas

Kata disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang merujuk kepada
belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah
“disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawa pengawasan
seorang impinan. Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun
(AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT
TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan
pengertian disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana orang-orang
yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan
yang telah ada dengan rasa senang.

Adapun menurut kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta,


istilah disiplin mengandung pengertian sebagai berikut : - Latihan batin dan
watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib di
sekolah. – Ketaatan pada aturan dan tata tertib. Berdasarkan pengertian tersebut
di atas maka dapatlah penulis katakan bahwa disiplin adalah rasa tanggung
jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi
segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik. Dan
juga disiplin bukan hanya suatu aspek tingkah laku siswa di dalam kelas/sekolah
saja, melainkan juga di dalam kehidupannya di masyarakat sehari-hari. Dengan
demikian anak yang tidak mengenal disiplin akan cenderung menjadi anak
nakal/pembangkang, oleh karena itu pembentukan disiplin adalah sejalan
dengan pendidikan watak.

Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya


hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua
istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah
siasat dan ketertiban. Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu termasuk
pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi:
114).Ketertiban merajuk kepada ketertiban seseorang dalam mengikuti
peraturan atau tata tertib karena didorong atau di sebabkan oleh sesuatu yng
datang dari luar. Disiplin atau siasat merujuk pada kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran
yang ada pada kata hatinya. Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu
kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang
telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Diknasmen, 1996: 10).
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri
sesseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental.
Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun
masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh
kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian
tujuan. Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur perilaku
anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus dicegah
atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat
sekarang bukan sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada aturan dan
tata tertib tanpa alasan sehingga mau menerima begitu saja, melainkan sebagai
usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku baik,
patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru
melainkan karena kesadaran dari dirinya.

Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah


ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu
sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk
menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang tidak tegang, ada
kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah


ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa
adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu
itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-
pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Nilai-nilai Penuntut Sikap Disiplin

Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu


tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan

Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindakan-tindakan


disiplin yang penuh ketulusan unuk berkorban. Contoh : kewajiban sholat lima
waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan Romadhon bagi umat islam,
tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu hari pada hari
Raya Nyepi bagi umat hindu, dan sebagainya.

b. Nilai-nilai tradisional

Nila-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak


masuk akal dan mengandung misteri. Contoh : pantanagan makan kaki ayam
kalau tulisannya ingin baik; pantangan menduduki bantal; sialnya angka 13;
pantangan menanam bunga Baugenvill di depan rumah bagi yang memiliki anak
gadis dan sebagainya.

c. Nilai-nilai kekuasaan

Nilai ini bersumber dar penguasa yang melahirkan tindak-taduk disiplin demi
terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini
biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh : harus
membayar upeti; harus jongkok bila peguasa datang, dan sebagainya.

d. Nilai-nilai subjektif

Pengakuan dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yan melahirkan tindak-
tanduk yang egosentrik. Contoh: menurut pendapat saya hal ini tidak benar
karena Pak Kiai tidak mengatakannya; katanya hal tersebut dilarang karena Pak
Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.

e. Nilai rasional

Nilai yang memberikan penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan


tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: Jika
ingin berhasil dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar; jika ingin
selamat maka semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas dan
sebagainya.

Kaitannya dengan disiplin sekolah atau kelas, maka tindak-tanduk yang


diharapkan adalah tindak tanduk yang mencerminkan kepatuhan dari berbagai
nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru dan karyawannya yang
tertuang dalam tata tertib sekolah atau kelas.

C. Pendekatan-Pendekatan Disiplin Kelas

Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak


menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan
pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-
prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai
petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang
dilakukan guru harus:

1. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;

2. Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial


lulusan;

3. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan control dari peserta didik;

4. Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru


dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;

5. Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para


peserta didik.

Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang di tunjukkan untuk


membantu peserta didik. Dengan disiplin, mereka dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu, disiplin juga
penting sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin di
tunjukkan peserta didi terhadap lingkungannya.

Disiplin muncul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara


apa yang ingin dilakukan oleh individu dengan individu yang lain. Keseimbangan
tersebut dipenuhi sampai batas-batas tertentu. Pemenuhan keseimbangan itu
diusahakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa melanggar hak-
hak orang lain.

Para peserta didik, dengan disiplin diharapkan bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu pula. Terciptanya
kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima. Itu
semua adalah dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara
kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Suatu
keuntungan lain dari adanya disiplin adalah para peserta didik belajar hidup
dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya. Lebih lanjut dengan adanya pembiasaan tersebut maka akan
tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat sekitar.

Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi beban kebebasan


dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaliknya, ia ingin
memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas
kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi,
dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi
dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah
laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan
optimal.

Pendekatan yang dapat digunakan guru dalam menegakkan disiplin pada


diri siswa antara lain sebagai berikut :

1. Pemberian bimbingan
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan
menumbuhkan gagasan baru/ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat kelasnya.
Dalam hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk
memahami dan mengenali diri sendiri. Untuk itu diperlukan pendekatan dengan
siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka
mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri
sendiri.

2. Evaluasi pada diri pribadi

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi


tingkah lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan
demikian dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin
kelas yang baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala
perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan
memelihara suatu suasana mengajar belajar yang efektif.

D. Hak Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas

Banyak guru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak-hak


tertentu di dalam lingkungan sekolah. Hak-hak tersebut semuanya diatur
dan diperkuat oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara
oleh lingkungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat: orang tua, wali
murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus
pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke Persatuan Orang
Tua Siswa, atau ke Pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan yang
perlu dijamin adalah (Mc Neil dan Wiler, 1990) :

1. Hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya.

2. Hak persamaan kedudukan atau kebebasan dan diskriminasi dalam


kelompok.

3. Hak berekspresi secara pribadi.


4. Hak keleluasaan pribadi, dan

5. Hak menyelesaikan (studi) secara cepat.

Hak-hak itu semua adalah hak-hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam
kaitan ini guru harus berusaha menerapkan dalam praktik-praktik disiplin baik
pada kebijakan sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu
ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan
pertimbangan peraturan yang dibuat.

E. Kebutuhan Peserta Didik dalam Penentuan Disiplin Kelas

Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan


banyak sistem disiplin kelas atau sekolah. Satu contoh adalah hak dan
kebutuhan tertentu dari siswa cacat dan siswa yang perlu mendapat
perhatian khusus, misalnya, anak cacat tidak dapat dikeluarkan dari
sekolah kecuali jika Dewan Pertimbangan Kualifikasi Profesional
menentukan lain. Penentuan itu seperti bahwa penanganan terhadap
mereka jika diteruskan disekolah tersebut akan merugikan kedua belah
pihak.

Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu


mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan
dengan mata pelajaran yang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa,
dan latar belakang sosio-ekonomi para siswa. Dalam beberapa kelas tingkat
perhatian kepada para siswa tidak sepenting kelas lainnya, tetapi dilain kelas,
terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah guru dapat
memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat, dan seksama. Sebagai contoh siswa
yang datang dari keluarga yang berkarakter yang pola disiplinnya bertempramen
kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa kedalam ruang kelas. Juga banyak
guru mengalami problem disiplin ketika para siswa gagal melihat keterkaitan
pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada kehidupan mereka.
Dalam hal khusus guru-guru memerlukan pertimbangan tentang hubugan
program disiplin yang dibuat dengan motivasi individu para siswa. Dalam
menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah, guru perlu
mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya bertingkah laku dan apa
yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa prblema yang akan
mengganggu disiplin seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari
problema itu adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah guru
membiarkan prilaku siswa yang keluar dari ketentuan yang diharapkan. Tentu
saja tidak, oleh karena itu kalau terjadi hal seperti itu tindakann preventif segera
dapat diterapkan.

F. Tampilan Guru Hubungannya dalam Disiplin Kelas

Keberadaan guru dikelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum


atau materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi personal
disiplin para guru itu sendiri dikelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin
harus dikaitkan kepada pemahaman umum dari apa yang diharapkan para
siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman disiplin
misalnya dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para siswa
untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.

Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru


ditingkat sekolah dasar dan menengah yang mengajar secara tim. Walaupun guru
tersebut tidak secara riil mengajar bersama dan menyampaikan kepada para
siswa dalam bahasan yang sama pada ruang atau waktu saat para guru mengajar.
Karena pra siswa diajar oleh masing-masing guru dalam kelompok tim, maka
komponen penting dari disiplin harus dirumuskan. Karena kalau tidak
dirumuskan akan terjadi ketidak konsistenan antara siswa satu dengan yang
lainnya dalam menangkap makna materi. Misalnya, seorang guru membiarkan
seorang siswa menyontek sementara yang lain tidak diijinkan. Perlakuan
diskriminatif ini akan menimbulkan ketidak konsistenan diantara mereka. Lebih
lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara para profesional
sekolah mengenai pelaksanaan pemeliharaan disiplin dikelas.

Guru baru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian kelompok


atau tim yang bertanggung jawab menyampaikan perencanaan pendeidikan
tentang disiplin. Mereka hendaknya tidak sebagai seorang ahli yang berpraktik
dalam kelas yang terisolasi, melainkan perlu kerterpaduan antara teori dan
prakek.

G. Bentuk- Bentuk Disiplin Belajar Siswa

1. Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara


atau strategi belajar

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya.


Siswayang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai
hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara
belajar yang efektif.

Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin
tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa
yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha
mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi
langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien
adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar
adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak
menggantungkan nasib pada orang lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil
apabila kita memiliki :
a. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,

b. Cara belajar yang efisien,

c. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan


Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)

Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu
memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat
pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika
dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu
kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa,


karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam
mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang
pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara
belajar yang tepat baginya.

2. Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

a. Cara mengatur waktu belajar

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak
pelajar atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi
mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk
mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang
disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya.
Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu
tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan
dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin
memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu
sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja,
tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan
kesempatan.

Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan
tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat
dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik
menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.

b. Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan


sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam
keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian
waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan
mengelola waktu studi.

c. Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar
secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak
banyak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari
suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak
dihinggapi keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia
harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :

1) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur,


belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.

2) Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.


3) Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis
mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

4) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar


dengan hasil terbaik.

5) Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai


pekerjaan, termasuk juga belajar.

3. Disiplin terhadap tugas

a. Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat
yang mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau
ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau
mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan
sendiri” (Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta,2003)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau
ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika
siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan
serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak
akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan
setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

b. Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan


harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam
menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan
sebagai berikut :
1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir mengerjakan tes
(semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).

2) Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari
atau dua hari sebelumnya.

3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang
dipelajari kembali itu.

4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.

5) Peliharalah kondisi kesehatan.

6) Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.

7) Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan


jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

3. Disiplin terhadap tata tertib.

Didalam proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting
untuk diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib
maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan
di dalam kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru
bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan
tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja
sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa
adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi
pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya
suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya
disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan
baik, maka di dalam suatu lembaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan
sikap disiplin terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.

H. Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas

Terdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:

1. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan


sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.

2. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan


bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.

3. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik


mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya
sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat


dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:

1. Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.

2. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.

3. Membina organisasi kelas secara demokratis.

4. Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam


melaksanakan tugas dan kewajibannya.

5. Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.

6. Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan


dan keterampilan.
I. Upaya Menegakkan Disiplin

Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta


dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua.
Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis
serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang
dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Pihak guru

Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai
kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan
dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa
menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya
tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani
siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras.
Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain:

a. Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk
patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang
otoriter membuat suasana kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.

b. Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya
dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab
pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.

c. Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga
tidak memaksa siswa berjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab
mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
d. Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan
terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya.
Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan
hilang kewibawaanya.

2. Pihak siswa

Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah
pentingnya, karena faktor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan
subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa
tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan
disiplin dalam kelas, anatara lain:

a. Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta
menciptakan suasana disiplin di dalam kelas.

b. Siswa hendaknya memiliki kesadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib
sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.

c. Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya


sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.

d. Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada
dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.

3. Pihak Orang Tua Siswa

Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan


sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara
lain:

a. Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus
dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
b. Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya
dengan cara turut serta mengawasinya.

c. Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya
apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.

J. Tips-tips Menjalankan Disiplin Kelas

Disiplin dan manajemen kelas saat proses belajar mengajar adalah suatu
komponen penting untuk mengefektifkan pembelajaran. Disiplin dan
manajemen kelas bukan hanya harus dipelajari oleh setiap guru tetapi juga
harus dipraktekkan setiap hari. Berikut ini adalah beberapa tips yang
mungkin dapat membantu guru untuk mendisiplinkan dan memanajemen
kelas, sehingga interupsi dan gangguan pada proses belajar mengajar
menjadi lebih berkurang.

1. Tonggak pada hari pertama masuk kelas

Sadarkah kita para guru, bahwa pada awal-awal pembelajaran di tahun ajaran
baru atau awal semester kita sering melewatkan suatu hal yang amat penting?
Ya, para guru sering lupa bahwa sebenarnya awal tahun ajaran baru dan awal
semester baru dihari pertama kita masuk kelas adalah tonggak awal penerapan
disiplin dengan membuat sebuah kesepakatan awal tentang tata tertib di kelas
atau mata pelajaran kita. Jadi buatlah tata tertib dan disiplin yang disepakati
bersama antara guru dan siswa.

2. Keadilan Amatlah Penting

Siswa sangat mampu merasakan adanya suatu keadilan atau ketidakadilan. Oleh
karena itu, guru harus selalu bersikap adil kepada seluruh siswa tanpa kecuali.
Bila guru tidak memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan
diberi cap sebagai guru pilih kasih. Akibatnya siswa tak akan mengikuti aturan-
aturan yang guru buat. Yakinkan bahwa siswa terbaikpun bila melakukan
kesalahan akan mendapatkan konsekuensi yang sama seperti siswa-siswa lain.
3. Tangani Gangguan Sesegera Mungkin

Saat guru mengalami gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, adalah sangat baik jika guru segera menanganinya selagi masih
dalam taraf yang ringan. Teknik-teknik tertentu dapat digunakan agar
pembelajaran dapat terus berjalan. Misalnya, guru dapat sambil tetap
mempresentasikan suatu materi, berjalan ke arah sumber gangguan (siswa) lalu
menggunakan isyarat-isyarat tertentu agar gangguan yang mereka timbulkan itu
dihentikan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang
perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar agar ia kembali berfokus pada
pembelajaran yang sedang berlangsung.

4. Hindari Konfrontasi di Hadapan Siswa

Suatu saat bisa saja terjadi konfrontasi antara guru dengan salah satu siswa di
dalam kelas karena siswa tersebut telah melakukan sesuatu yang bersifat
melanggar disiplin atau norma kesopanan dan membuat “guru yang juga
manusia” menjadi “marah”. Jika hal ini terjadi, jangan sampai guru
berkonfrontasi di depan siswa-siswa lainnya. Meskipun siswa-siswa lain tersebut
mungkin akan dapat memahami guru, tapi siswa yang berkonfrontasi dengan
guru tersebut akan kehilangan muka dan menjadi pecundang di hadapan kawan-
kawannya. Dengan demikian, guru bisa saja akan kehilangan kesempatan untuk
mengajari siswa itu baik tentang disiplin, norma kesopanan, bahkan materi
pelajaran. Cara terbaik adalah meminta waktu di luar jam belajar untuk
berbicara dari hati ke hati dengan siswa tersebut.

5. Hentikan Gangguan dengan Sedikit Humor

Kadangkala ada perlunya setiap orang di dalam kelas dapat tertawa bebas. Untuk
ini, guru dapat menggunakan humor-homor yang masih relevan dengan
pembelajaran. Sayang sekali, pada penggunaan humor di dalam pembelajaran,
guru sering tak dapat membedakan mana yang benar-benar humor dan mana
kata-kata yang bersifat sarkasme (sindiran yang bisa menyinggung perasaan)
dan mengarah para bullying. Sayang sekali, kenyataannya banyak guru yang
sering membuat lelucon dengan menggunakan siswa sebagai bahan lelucon.
Hati-hati, sesuatu yang guru dan siswa lain anggap lucu bisa saja bermakna
pelecehan bagi siswa yang dijadikan bahan lelucon.

6. Beri Kepercayaan Pada Siswa

Berharaplah bahwa siswa akan berdisiplin dan memahami tata tertib di dalam
pembelajaran guru. Dan yakinlah akan hal itu. Kepercayaan bahwa mereka
mampu belajar dengan baik akan terpancar dari komunikasi nonverbal guru
dengan sendirinya, bahwa siswa tetap “on the track”, tetap berada dalam kondisi
belajar. Selain itu, tunjukkan juga kepercayaan itu dengan menggunakan
komunikasi verbal (kata-kata) semisal: “Saya yakin, hari ini kita dapat belajar
dengan baik. Karena itu bila ada hal-hal yang ingin didiskusikan, ungkapkan saja
dengan terlebih dahulu mengangkat tangan.” Atau “Saya berharap semua bekerja
di dalam kelompoknya masing-masing. Kalian dipersilakan untuk berdiskusi di
dalam kelompok masing-masing, dengan suara yang tidak mengganggu
kelompok lain yang juga sedang berdiskusi atau bekerja.”

7. Rencanakan Pembelajaran dengan Matang

Tinjau ulang lagi rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh
pemikiran mendalam sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet).
Terstagnasinya suatu pembelajaran karena adanya celah-celah pada setiap
segmen pembelajaran dapat menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan
pembelajaran. Pertimbangkan matang-matang bagaimana peralihan dari suatu
segmen kegiatan belajar dengan segmen kegiatan belajar lainnya.

8. Selalu Konsisten

Jika kita memutuskan suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada siswa,
konsistenlah untuk melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah berjanji
minggu depan akan mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun guru, ulangan
harus tetap diadakan. Jika guru berjanji akan mengadakan praktikum, maka guru
harus konsisten untuk melaksanakannya. Guru yang dengan mudah
membatalkan janji atau melanggar kesepakatan yang telah dibuatnya di kelas
bersama-sama siswanya akan tidak dihargai dengan baik oleh para siswa. Tak
ada respek untuk guru macam ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang


terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental, yang pada
hakikatnya sebagai pencerminanan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung
oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka
pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya dengan disiplin kelas, dalam menerapkan
disiplin itu sendiri harus memperhatikan hak, kebutuhan dan tampilan guru
hubungannya dengan disiplin itu sendiri.

Sikap disiplin yang dilakukan sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk


memenuhi tuntutan nilai tertentu, yaitu nilai keagamaan, nilai tradisional, nilai
kekuasaan, nilai subjektif dan nilai rasional.

Dalam menyusun aturan/tata tertib guna memunculkan disiplin kelas, guru


harus melibatkan siswa dalam pembuatannya, memperhatikan hak, dan
kebutuhan peserta didik itu sendiri, serta peran guru dalam disiplin kelas adalah
sebagai salah satu komponen yang harus juga mematuhi peratuaran yang
dibuatnya, bukan hanya sebagai pengatur tanpa ikut melaksanakan.

B. Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya harus mengetahui dan memahami bagaimana
cara kita bersikap disiplin, tentunya dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu
karena kita sebagai agen percontohan mereka para peserta didik, setelah
nantinya menjadi seorang pendidik, dalam menyusun atau menrancang aturan
disiplin kelas hendaknya memperhatikan hak dan kebutuhan siswa, tetntunya
mengikat tetapi tidak memberatkan mereka. Selain itu, peran dan sikap kita
sebagai guru juga harus diselaraskan sesuai dengan aturan yang berlaku, karena
sasaran disiplin kelas bukan hanya untuk siswa saja, melainkan juga berlaku
untuk guru sebagai salah satu komponen kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Disiplin Kelas. [Online]. Tersedia :


http://kumpulantugassaya.wordpress.com/2012/06/04/disiplin-kelas/.
Diakses pada 27 Oktober 2014.

Milhah. (2012). Manajemen Kelas. [Online]. Tersedia :


http://manajkelas.wordpress.com/tag/disiplin-kelas/. Diakses pada 27 Oktober
2014.

Rachman, Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.

Suhadinet. (2010). 8 Tips Manajemen dan Disiplin Kelas. [Online]. Tersedia :


http://suhadinet.wordpress.com/2010/04/05/8-tips-manajemen-dan-disiplin-
kelas/. Diakses pada 27 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai