MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pengampu:
Oleh :
YOGA PRATAMA
2021/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syujur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seribu langkah dan seiring bahu dalam
menegakan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin
merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya terkait antara
pengetahuan, sikap dan perilaku. Kebenaran, kejujuran, tangggung jawab,
kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa
aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui dan ditegakkan
oleh para sisiwa.
Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya, tetapi
mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan
mereka sendiri. Dari sini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka
terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus
mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila
tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, dengan sistematika yaitu Bab I Pendahuluan.
Dalam bab ini terdiri dari empat subbab secara umum, yaitu Latar belakang,
Rumusan masalah, Tujuan makalah, dan Sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan. Pada bab yang kedua ini berisi tentang materi yang dibahas,
yang dibagi kedalam beberapa subbab, yaitu: pengertian disiplin kelas, nilai-nilai
penuntut sikap disiplin, pendekatan-pendekatan disiplin kelas, hak peserta didik
dalam penentuan disiplin kelas, kebutuhan peserta didik dalam penentuan
disiplin kelas, tampilan guru hubungannya dalam disiplin kelas.
Bab III Penutup.Bab ini terbagi kedalam dua subbab yaitu Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang merujuk kepada
belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah
“disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawa pengawasan
seorang impinan. Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun
(AsyMas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT
TigaSerangkai, 2000). Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan
pengertian disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana orang-orang
yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan
yang telah ada dengan rasa senang.
b. Nilai-nilai tradisional
c. Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber dar penguasa yang melahirkan tindak-taduk disiplin demi
terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini
biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh : harus
membayar upeti; harus jongkok bila peguasa datang, dan sebagainya.
d. Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yan melahirkan tindak-
tanduk yang egosentrik. Contoh: menurut pendapat saya hal ini tidak benar
karena Pak Kiai tidak mengatakannya; katanya hal tersebut dilarang karena Pak
Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.
e. Nilai rasional
Para peserta didik, dengan disiplin diharapkan bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu pula. Terciptanya
kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima. Itu
semua adalah dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara
kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Suatu
keuntungan lain dari adanya disiplin adalah para peserta didik belajar hidup
dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya. Lebih lanjut dengan adanya pembiasaan tersebut maka akan
tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat sekitar.
1. Pemberian bimbingan
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan
menumbuhkan gagasan baru/ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat kelasnya.
Dalam hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk
memahami dan mengenali diri sendiri. Untuk itu diperlukan pendekatan dengan
siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka
mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri
sendiri.
Hak-hak itu semua adalah hak-hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam
kaitan ini guru harus berusaha menerapkan dalam praktik-praktik disiplin baik
pada kebijakan sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu
ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan
pertimbangan peraturan yang dibuat.
Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin
tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa
yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha
mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi
langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien
adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar
adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak
menggantungkan nasib pada orang lain.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil
apabila kita memiliki :
a. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,
Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu
memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat
pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika
dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu
kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak
pelajar atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi
mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk
mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang
disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya.
Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu
tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan
dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin
memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu
sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja,
tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan
kesempatan.
Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan
tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat
dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik
menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.
b. Pengelompokan waktu.
Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar
secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak
banyak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari
suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak
dihinggapi keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia
harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat
yang mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau
ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau
mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan
sendiri” (Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau
ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika
siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan
serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak
akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan
setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
2) Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari
atau dua hari sebelumnya.
3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang
dipelajari kembali itu.
4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
Didalam proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting
untuk diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib
maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan
di dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru
bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan
tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja
sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa
adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi
pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya
suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya
disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan
baik, maka di dalam suatu lembaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan
sikap disiplin terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.
1. Pihak guru
Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai
kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan
dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa
menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya
tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani
siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras.
Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain:
a. Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk
patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang
otoriter membuat suasana kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.
b. Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya
dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab
pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
c. Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga
tidak memaksa siswa berjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab
mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
d. Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan
terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya.
Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan
hilang kewibawaanya.
2. Pihak siswa
Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah
pentingnya, karena faktor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan
subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa
tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan
disiplin dalam kelas, anatara lain:
a. Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta
menciptakan suasana disiplin di dalam kelas.
b. Siswa hendaknya memiliki kesadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib
sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
d. Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada
dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.
a. Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus
dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
b. Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya
dengan cara turut serta mengawasinya.
c. Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya
apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.
Disiplin dan manajemen kelas saat proses belajar mengajar adalah suatu
komponen penting untuk mengefektifkan pembelajaran. Disiplin dan
manajemen kelas bukan hanya harus dipelajari oleh setiap guru tetapi juga
harus dipraktekkan setiap hari. Berikut ini adalah beberapa tips yang
mungkin dapat membantu guru untuk mendisiplinkan dan memanajemen
kelas, sehingga interupsi dan gangguan pada proses belajar mengajar
menjadi lebih berkurang.
Sadarkah kita para guru, bahwa pada awal-awal pembelajaran di tahun ajaran
baru atau awal semester kita sering melewatkan suatu hal yang amat penting?
Ya, para guru sering lupa bahwa sebenarnya awal tahun ajaran baru dan awal
semester baru dihari pertama kita masuk kelas adalah tonggak awal penerapan
disiplin dengan membuat sebuah kesepakatan awal tentang tata tertib di kelas
atau mata pelajaran kita. Jadi buatlah tata tertib dan disiplin yang disepakati
bersama antara guru dan siswa.
Siswa sangat mampu merasakan adanya suatu keadilan atau ketidakadilan. Oleh
karena itu, guru harus selalu bersikap adil kepada seluruh siswa tanpa kecuali.
Bila guru tidak memperlakukan siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan
diberi cap sebagai guru pilih kasih. Akibatnya siswa tak akan mengikuti aturan-
aturan yang guru buat. Yakinkan bahwa siswa terbaikpun bila melakukan
kesalahan akan mendapatkan konsekuensi yang sama seperti siswa-siswa lain.
3. Tangani Gangguan Sesegera Mungkin
Saat guru mengalami gangguan dalam kelas saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, adalah sangat baik jika guru segera menanganinya selagi masih
dalam taraf yang ringan. Teknik-teknik tertentu dapat digunakan agar
pembelajaran dapat terus berjalan. Misalnya, guru dapat sambil tetap
mempresentasikan suatu materi, berjalan ke arah sumber gangguan (siswa) lalu
menggunakan isyarat-isyarat tertentu agar gangguan yang mereka timbulkan itu
dihentikan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang
perilakunya tidak sesuai dengan kegiatan belajar agar ia kembali berfokus pada
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Suatu saat bisa saja terjadi konfrontasi antara guru dengan salah satu siswa di
dalam kelas karena siswa tersebut telah melakukan sesuatu yang bersifat
melanggar disiplin atau norma kesopanan dan membuat “guru yang juga
manusia” menjadi “marah”. Jika hal ini terjadi, jangan sampai guru
berkonfrontasi di depan siswa-siswa lainnya. Meskipun siswa-siswa lain tersebut
mungkin akan dapat memahami guru, tapi siswa yang berkonfrontasi dengan
guru tersebut akan kehilangan muka dan menjadi pecundang di hadapan kawan-
kawannya. Dengan demikian, guru bisa saja akan kehilangan kesempatan untuk
mengajari siswa itu baik tentang disiplin, norma kesopanan, bahkan materi
pelajaran. Cara terbaik adalah meminta waktu di luar jam belajar untuk
berbicara dari hati ke hati dengan siswa tersebut.
Kadangkala ada perlunya setiap orang di dalam kelas dapat tertawa bebas. Untuk
ini, guru dapat menggunakan humor-homor yang masih relevan dengan
pembelajaran. Sayang sekali, pada penggunaan humor di dalam pembelajaran,
guru sering tak dapat membedakan mana yang benar-benar humor dan mana
kata-kata yang bersifat sarkasme (sindiran yang bisa menyinggung perasaan)
dan mengarah para bullying. Sayang sekali, kenyataannya banyak guru yang
sering membuat lelucon dengan menggunakan siswa sebagai bahan lelucon.
Hati-hati, sesuatu yang guru dan siswa lain anggap lucu bisa saja bermakna
pelecehan bagi siswa yang dijadikan bahan lelucon.
Berharaplah bahwa siswa akan berdisiplin dan memahami tata tertib di dalam
pembelajaran guru. Dan yakinlah akan hal itu. Kepercayaan bahwa mereka
mampu belajar dengan baik akan terpancar dari komunikasi nonverbal guru
dengan sendirinya, bahwa siswa tetap “on the track”, tetap berada dalam kondisi
belajar. Selain itu, tunjukkan juga kepercayaan itu dengan menggunakan
komunikasi verbal (kata-kata) semisal: “Saya yakin, hari ini kita dapat belajar
dengan baik. Karena itu bila ada hal-hal yang ingin didiskusikan, ungkapkan saja
dengan terlebih dahulu mengangkat tangan.” Atau “Saya berharap semua bekerja
di dalam kelompoknya masing-masing. Kalian dipersilakan untuk berdiskusi di
dalam kelompok masing-masing, dengan suara yang tidak mengganggu
kelompok lain yang juga sedang berdiskusi atau bekerja.”
Tinjau ulang lagi rencana pembelajaran yang akan digenjot. Hal ini butuh
pemikiran mendalam sehingga pembelajaran tidak akan terstagnasi (macet).
Terstagnasinya suatu pembelajaran karena adanya celah-celah pada setiap
segmen pembelajaran dapat menyebabkan siswa hilang fokus dari kegiatan
pembelajaran. Pertimbangkan matang-matang bagaimana peralihan dari suatu
segmen kegiatan belajar dengan segmen kegiatan belajar lainnya.
8. Selalu Konsisten
Jika kita memutuskan suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada siswa,
konsistenlah untuk melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah berjanji
minggu depan akan mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun guru, ulangan
harus tetap diadakan. Jika guru berjanji akan mengadakan praktikum, maka guru
harus konsisten untuk melaksanakannya. Guru yang dengan mudah
membatalkan janji atau melanggar kesepakatan yang telah dibuatnya di kelas
bersama-sama siswanya akan tidak dihargai dengan baik oleh para siswa. Tak
ada respek untuk guru macam ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya harus mengetahui dan memahami bagaimana
cara kita bersikap disiplin, tentunya dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu
karena kita sebagai agen percontohan mereka para peserta didik, setelah
nantinya menjadi seorang pendidik, dalam menyusun atau menrancang aturan
disiplin kelas hendaknya memperhatikan hak dan kebutuhan siswa, tetntunya
mengikat tetapi tidak memberatkan mereka. Selain itu, peran dan sikap kita
sebagai guru juga harus diselaraskan sesuai dengan aturan yang berlaku, karena
sasaran disiplin kelas bukan hanya untuk siswa saja, melainkan juga berlaku
untuk guru sebagai salah satu komponen kelas.
DAFTAR PUSTAKA