Anda di halaman 1dari 11

WACANA LOKAL DALAM PENDIDIKAN SURAU

STUDI FILOLOGIS TERHADAP NASKAH MANTIQ

Oleh: Yusri Akhimuddin*

Abstract

The problem of this research was what and how local discourse found in the script of mantiq as
instructional material in traditional informal Islamic educational institution (surau). The method
employed was basic method by referring to philological steps. The findings showed that: first, the way
the Arabic letters were written did not show similarity to that of one of standard Arabic fonts among
the Arabic speaking people. Second, there were meanings of vocabulary below the texts written in
Minangkabaunese dialect using Malay-Arabic letters. The materials for mantiq, nahwu, and
balaghah were found in single script (text). As the instructional materials, such three components
support the competency for fluent speaking, appropriate logic and aesthetic choice of language as
applied in pasambahan

Kata Kunci: wacana lokal, naskah mantiq, pendidikan surau.

PENDAHULUAN pun untuk menguatkan kepribadiannya.


Kandungan isi naskah dari masa lampau

D
i Minangkabau, salah satu tem-
pat aktivitas pendidikan dilaku- itu sangat penting, terlebih dalam meng-
kan di surau. Surau adalah hadapi masa globalisasi dengan tekno-
bangunan yang memiliki multifungsi, logi yang serba canggih (Tjandrasasmita,
selain tempat ibadah juga berfungsi 2006:2).
sebagai interaksi sosial dan pendidikan. Digitalisasi naskah oleh Tim Di-
Karena itu setiap suku di Minangkabau gitalisasi Naskah Fakultas Sastra Uni-
mempunyai surau kaum, dan setiap na- versitas Andalas Padang (2008), didanai
gari mempunyai satu surau nagari (wi- oleh British Library, menemukan bahwa
layah pemerintahan terkecil di Sumatera salah satu tempat penulisan dan pe-
Barat). Jadi dalam satu nagari terdapat nyalinan naskah di Minangkabau mayo-
satu surau nagari dan beberapa surau ritas dilakukan di surau-surau tarekat.
kaum. Menurut Yusuf dalam Zuriati Seperti surau Bintungan Tinggi, surau
(2004: 104) bahwa surau baik di wilayah Lubuk Ipuh, dan surau Ampalu Tinggi di
luhak maupun di rantau (sebut-an untuk Pariaman. Surau Gadang Pariangan dan
wilayah Minangkabau bagian pesisir) surau Malalo di Batusangkar (tarekat
adalah salah satu tempat penulisan Satariyah). Surau Tanjung di Batang
naskah di Minangkabau. Kapeh Painan, surau Batu Hampa di
Naskah sangat penting untuk pem- Payakumbuh (tarekat Naqsabandiyah).
bangunan bangsa dalam upaya memeli- Dari 250 manuskrip yang ditemu-
hara, membina dan mengembangkan ke- kan di surau-surau, berisi tentang agama
budayaan, baik kesenambungannya mau- Islam, adat, obat-obatan, ramalan, azi-

*Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Bahasa Arab pada STAIN Batusangkar
22
23 Yusri Akhimuddin, Wacana Lokal dalam Pendidikan Surau Studi Filologis Terhadap…

mat, dan lain-lain. Naskah-naskah ke- kosong dari substansinya sebagai lem-
agamaan seperti naskah alquran, tafsir, baga pendidikan dan lembaga sosial.
hadist, ushul al fiqh, fiqh, nahwu sharaf, Helmi (2006: 2) menyatakan bah-
tasawuf, balaghah, dan mantiq. wa sistem pendidikan surau mempunyai
Penelusuran manuskrip ini, meng- empat ciri utama; yaitu: scholarly tradi-
gambarkan kondisi alam Minangkabau tion (penguasaan materi yang men-
ketika naskah itu disalin atau ditulis, dalam), artikulasi terbagun baik lisan
yaitu menyatunya antara teori dan prak- dan tulisan, pemahaman terhadap nilai-
tek dari Adat Basandi Syarak, Syarak nilai dasar kehidupan seperti adat dan
Basandi Ktabullah (ABS-SBK). Ter- agama, dan social and private enter-
gambar betapa eratnya kaitan adat dan preneurship (kemampuan menciptakan
agama di Minangkabau. Karena setiap kekayaan untuk pribadi dan sosial).
surau yang memiliki naskah, ditemukan Penguasaan materi yang mendalam
di surau tersebut naskah adat dan naskah sesuai dengan ungkapan mambilang dari
agama. Dalam naskah keislaman diguna- aso, mangaji dari alif (membilang dari
kan istilah-istilah adat, demikian juga satu, dari mengaji dari alif). Ter-
pada naskah adat ditemukan istilah- bangunnya artikulasi lisan dan tulisan
istilah Islam. dengan baik menghasilkan out put surau
Surau telah mengisi kekosongan yang mampu berpikir, berbicara dan
lembaga pendidikan di Minangkabau. menulis dengan baik dan benar. Pe-
Surau sebagai institusi pertama kali mahaman yang mendalam tentang adat
dilakukan oleh Syekh Burhanuddin, sesuai dengan ungkapan hadist badalia
putra Pariangan Tanah Datar yang men- kato bamisa, alam takambag jadi guru
dirikan surau di Tanjung Medan Ulakan (kalau bicara tentang agama ada dalil-
Pariaman. Dalam sejarah, banyak tokoh- nya, bicara tentang sesuatu ada contoh-
tokoh Minangkabau yang lahir dari pro- nya, alam yang luas adalah dijadikan
ses pendidikan surau, seperti Ahmad sumber pengetahuan). Kemampuan men-
Khatib al Minangkabauwi, Syekh Sulai- ciptakan kekayaan sesuai dengan
man Arrasuli (Candung), Syekh Djamil ungkapan anak dipangku kamanakan
Djambek (Bukittinggi), Syekh Djamil dibimbiang urang kampuang di-
Djaho (Padang Panjang), dan Syekh patenggangkan.
Thaib Umar (Sungayang). Pendidikan Terbangunnya cara berpikir dan
surau telah memberi bekal generasi berbicara yang baik tentu tidak lepas dari
Minangkabau untuk menempuh ke- materi ajar yang diberikan, diantaranya
hidupan agar menjadi manusia yang ilmu bahasa seperti balaghah, nahwu
kamil (sempurna) baik di kampung ha- sharf, dan ilmu mantiq. Pembahasan di
laman dan di rantau. sini lebih difokuskan kepada ilmu
Berbeda dengan kondisi Minang- mantiq, namun bukan berarti dua ilmu
kabau sekarang ‘krisis pemimpin yang lainnya sama sekali diabaikan. Husein
ulama dan ulama yang pemimpin’. Al-Kaff (2000: 1) mendefinisikan Ilmu
Untuk itu Pemerintah aerah Sumatera mantiq adalah ilmu yang membahas
Barat mencanangkan “Program Kembali tentang alat dan formula berpikir. Se-
ke Surau dan Kembali ke Nagari”. hingga seseorang yang menggunakan-
Dengan harapan akan lahir generasi nya akan selamat dari cara berpikir yang
Minangkabau seperti Ahmad Khatib, salah. Kemampuan berpikir, berbicara,
Nastir, Hatta, Hamka dan tokoh-tokoh dan menulis dari ‘alumni surau’ telah
lainnya. Namun program ‘Kembali Ke melahirkan tokoh-tokoh Minangkabau
Surau dan Kembali Ke Nagari’ belum tingkat daerah, nasional, dan inter-
mencapai apa yang diinginkan. Surau nasional.
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 24

Salah satu bukti bahwa Ilmu ibadah, dan mengaji, surau juga sebagai
mantiq adalah sebagai materi ajar di tempat bermalamnya laki-laki Minang,
lembaga surau, dapat dibuktikan dengan duda, dan para musafir. Substansi surau
ditemukannya manuskrip yang berisi di Minangkabau merupakan sebuah lem-
tentang ilmu mantiq di surau-surau baga pendidikan bagi masyarakat
Minangkabau. Dengan diajarkannya Minangkabau yang menyelaraskan keter-
ilmu mantiq di surau-surau, yang pada paduan antara adat dan agama. Maka
awalnya disampaikan secara lisan, dalam memberikan penjelasan dalam
kemudian dilanjutkan dengan penyalinan suatu pelajaran guru sering memberikan
oleh murid-murid. Murid-murid yang perumpamaan yang dekat dengan ke-
sudah tamat membawa naskah salinan- hidupan sehari-hari. Keselarasan ini di-
nya ke kampungnya, atau ke lokasi baru ungkapkan dengan hadis badalia kato
untuk mendirikan surau yang baru sesuai bamisa, alam takambang jadi guru.
dengan petunjuk guru yang salah satunya Naskah mantiq surau Lubuk Ipuh tentu
adalah surau Lubuk Ipuh nagari Kurai tidak luput dari kondisi seperti ini.
Taji, kecamatan Nan Sabaris, kabupaten Bahwa dalam naskah mantiq juga di-
Padang Pariaman, Sumatera Barat. Apa temukan penjelasan yang berkenaan de-
kandungan isi dan bagaimana wacana lo- ngan kultur budaya Minangkabau.
kal dalam naskah mantiq sebagai materi Dalam Seminar Sejarah dan Ke-
ajar di lembaga surau suatu hal yang budayaan Minangkabau, tanggal 1–7
menarik untuk dikaji. Diharapakan tulis- Agustus 1970 di Batusangkar, Hamka
an ini dapat mendeskripsikan isi naskah mengungkapkan, bahwa dalam Kaba
mantiq serta menjelaskan wacana lokal Cindua Mato disebutkan juga keserasian
dalam naskah mantiq sebagai materi antara adat dan agama di Minangkabau,
ajar. yaitu dengan adanya Rajo Tigo Selo
(Rajo Adat di Buo, Rajo Ibadat di
Sumpua Kuduih, dan Rajo Alam di
PEMBAHASAN Pagaruyung) dalam mengatur tata ke-
Dalam filologi, kata naskah adalah hidupan di Minangkabau (LKAAM,
yang menyangkut dengan bentuk fisik 2002: 169).
dari karya tulisan tangan zaman lampau Mantiq adalah sebuah ilmu yang
yang merupakan objek kajian kodiko- membahas tentang formula berpikir,
logi, sedangkan yang menyangkut ide sehingga seseorang yang menggunakan-
dan kandungan isinya dikaji dengan ilmu nya akan selamat dari cara berpikir yang
tekstologi. Tekstologi naskah mantiq salah. Manusia sebagai makhluk yang
dalam penelitian ini merupakan kajian berpikir tidak akan terlepas dari berpikir.
konten yang dihubungkan dengan wa- Namun, pada saat berpikir, manusia
cana lokal di mana naskah ini disalin. seringkali dipengaruhi oleh berbagai
Di Minangkabau, surau adalah tendensi, emosi, subyektivitas dan lain-
salah satu wahana pendidikan dan inter- nya sehingga ia tidak dapat berpikir
aksi sosial masyarakat. Di surau dipe- jernih, logis, dan obyektif. Mantiq me-
lajari ilmu agama, adat, dan pencak silat. rupakan upaya agar seseorang dapat
Ketiga bidang ilmu tersebut saling ter- berpikir dengan cara yang benar, tidak
kait satu sama lain. Misalnya dalam keliru (Kaff, 2000: 1, diakses dari: is-
membangun artikulasi yang baik, di- lam@isnet.org, tanggal 7 Maret 2008).
pelajari ilmu mantiq bidang agama, Ilmu mantiq disebut juga dengan
petatah petitih dalam bidang adat, dan ilmu logika, logika berasal dari bahasa
ilmu pencak (gerak) dan ilmu silat (silat Yunani (logos) yang berarti hasil per-
lidah) dalam pencak silat. Selain tempat timbangan akal pikiran yang diutarakan
25 Yusri Akhimuddin, Wacana Lokal dalam Pendidikan Surau Studi Filologis Terhadap…

lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. adalah karena permintaan bagi para
Jadi ilmu logika mempelajari tentang penuntut ilmu dengan tujuan dapat
kecakapan untuk berpikir secara lurus, bermanfaat bagi para pemula agar ter-
tepat, dan teratur (diakses dari: hindar dari kesalahan dalam memahami
http//id.wikipedia.org, tanggal 7 Maret kitab dan sunah nabi. Isi pokok dari teks
2008). disajikan dengan bentuk bait syair, ke-
mudian dilanjutkan penjelasannya de-
Deskripsi Naskah Mantiq Surau ngan menggunakan struktur kalimat
Lubuk Ipuh Padang Pariaman Arab (nahwu) dan gaya bahasa Arab
Penulis: Al Faqir Ibn Muhammad, (balghah). Dua ilmu tersebut dipakai da-
Pemilik: Tuanku Qadhi Lubuk Ipuh, lam menjelaskan kandungan teks (ilmu
Penanggalan: Selesai ditulis bulan Zul- Mantiq).
hijah hari Selasa waktu zuhur di Balad Deskripsi naskah ilmu mantiq da-
Kurai Taji, Tempat Penyalinan: Nagari lam bait pertama menyatakan pengertian
Kurai Taji. dari ilmu mantiq yaitu ilmu yang
Ukuran naskah: 21 x 17; ukuran memelihara lidah dari kesalahan berpikir
blok teks: 15 x 10,5; tiap kuras 12 lem- agar sampai kepada pemahaman yang
bar; jumlah kuras: 4 kuras; 96 hlm; 11- benar dan sempurna. Ilmu mantiq adalah
20 baris per hlm; tanpa penomoran alat yang akan menghapus kebodohan
halaman; alas naskah dari kertas eropa; agar sampai kepada ilmu pengetahuan.
Watermark dan Countermarki: CON- Bait selanjutnya menyatakan
CORDIA/ VDL; ukuran tulisan: sedang; alasan pemilihan nama teks dengan
menggunakan garis tebal (Chain lines) sullami al munawwaraq. Pemilihan
dan garis tipis (laid lines); aksara dan nama itu didasarkan karena tangga akan
bahasa: Arab; warna tinta: hitam untuk bernama tangga kalau anak tangganya
bagian isi dan merah untuk rubrikasi; tersusun dengan baik. Selain itu juga
garis-garis pengarah guide lines meng- dilihat dari fungsi tangga, yaitu untuk
gunakan benda setengah tajam; tanpa mencapai kepada sesuatu yang tinggi,
alihan (catchword); tanpa iluminasi dan sehingga dengan ilmu mantiqlah bisa
ilustrasi, dan tanpa cap. menyampaikan kita kepada pemahaman
Keadaan naskah: Sampul dimakan makna yang tinggi.
serangga, tulisan jelas terbaca, halaman Jawazul al istighal adalah bagian ilmu
utuh pada jilidan kuras. mantiq yang lebih dahulu diterangkan.
Naskah mantiq koleksi surau Diterangkan pula perbedaan ulama da-
Lubuk Ipuh telah dikodifikasi oleh Tim lam hal bolehnya istighal untuk memper-
Digitalisasi Naskah Minangkabau Fakul- oleh petunjuk dari al quran dan sunah.
tas Sasatra Unand Padang bernomor LBI Ibnu Sholeh dan Nawawi tidak setuju
03. Naskah ini adalah salinan atau dengan bolehnya istighal, sedangkan
nuqilan dari naskah sebelumnya Syarhu Ghazali dan pengikutnya cenderung
Sullami al Munawwaraq fi Ilmi Mantiq membolehkan istighal dalam memahami
yang disalin ulang oleh Pakiah Sidi Abu kitab dan sunnah.
Bakar putra negeri Lubuk Ipuh Kurai Selanjutnya diterangkan tentang
Taji kabupaten Padang Pariaman ketika ilmu pengetahuan, proses pemerolehan-
belajar agama di negeri Sumpur Malalo nya, jenis-jenisnya berdasarkan pe-
Kabupaten Tanah Datar. nangkapan indrawi atau pemahaman ter-
Teks diawali dengan basmalah, hadap rangsangan dari alam semseta.
selanjutnya dengan alhamdalah, salawat Disebutkan konsep, deskripsi, ilmu, dan
untuk Nabi Muhammad saw, para ke- kebenaran realita.
luarga, dan sahabatnya. Teks ini ditulis
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 26

Ada ilmu yang bersifat dharury tersendiri, sehingga ada beberapa huruf
dan ada juga yang iktisabi, yaitu ilmu yang agak mirip secara sepintas ke-
yang diperoleh tanpa proses pembelajar- lihatan sama bentuknya.
an sedangkan ilmu iktsabi diperoleh Kedua, terdapat arti kosa kata yang
dengan proses usaha pembelajaran ter- ada di bawah teks dalam bahasa Minang-
lebih dahulu. kabau beraksara Arab Melayu. Dalam
Dalam memhami makna sesuatu hal ini, ketika mempelajari ilmu mantiq
diperlukan ilmu dalalah, ilmu ini mem- para murid anak siak menggunakan
bekali orang yang belajar mantiq untuk ungkapan yang dipakai dan disepakati
bisa sampai pada makna yang mendalam pada masa itu oleh penutur bahasa
dan detail dari suatu pembicaraan. Ilmu tersebut. Misalnya baris ke 15 pada
ini berkenaan dengan hubungan per- halaman 17 teks yang tertulis ‫ﻻ ﯾﻤﻨﻊ‬
kataan dengan referensi atau tuturan diartikan dengan ‫ ﻣﻨﻜﮭﻜﻦ‬menagahkan
dengan rujukannya. Dalalah dibagi atas yang dalam bahasa Indonesia berarti
dalalah muthabaqah yaitu kesesuaian melarang. Kata menagahkan berasal dari
penunjuk dengan yang ditunjuk, dan kata tagah, kata tagah dipakai untuk
dalalah tadhamun adalah kesesuaian melarang atau mencegah dari suatu
penunjuk dengan bagian yang ditunjuk pekerjaan. Berikut salah satu pemakaian
beradasarkan logika. kata tagah dalam pantun Minangkabau:
Kebenaran logika dan keteraturan ditarah indak tatarah
dalam berpikir menjadikan bahasa yang ditutuah makonyo lai
diucapakan kepada communincant akan ditagah indak tatagah
mudah dicerna, sederhana, dan memiliki disuruah makonyo lai
makna yang dalam.
Bahasan selanjutnya. mengenai ditebas tidak tertebas
kuliyat (generalization) dan juz‘iyat ditebas juga akhirnya
(partikular), pengetahuan ini akan mem- dilarang tidak terlarang
bekali para pelajar dengan metode ber- dusuruh juga pada akhirnya
pikir dan menyimpulkan sesuatu dengan Ketiga, Naskah LBI 03 adalah satu
benar. naskah yang mengandung tiga teks,
Sebenarnya bahasan ilmu mantiq dimana ketiga teks tersebut saling mem-
sangat luas, tapi karena pembahasan perkuat satu dengan lainnya dalam peng-
penelitian dibatasi dengan wacana lokal ajaran dan pembinaan artikulasi yang
yang ada pada makna kosa kata, maka baik, yaitu teks nahwu, teks mantiq, dan
penerjemahan teks juga dibatasi pada teks balaghah. Ilmu nahwu menjaga
bagian teks yang memiliki arti kata penutur dari kesalahan dalam merangkai
dalam bahasa lokal. kata-kata menjadi kalimat yang baik dan
benar. Ilmu mantiq menuntun cara ber-
Wacana Lokal dalam Naskah Mantiq pikir yang logis dan sitematis, sehingga
Ada beberapa alasan kenapa terhindar dari kesalahan berpikir dalam
naskah LBI 03 memiliki wacana lokal. mengambil suatu kesimpulan. Selanjut-
Pertama, naskah LBI 03 disalin di nya, ilmu balaghah memberikan gaya
Minangkabau dan oleh orang Minang- tutur yang indah dalam menyampaikan
kabau tetapi tetap menggunakan aksara ide-ide dan gagasan kepada lawan
Arab. Cara penulisan aksara Arab dalam bicara.
kalimat tidak menunjukkan persamaan Ketiga komponen ini sangat men-
dengan salah satu gaya penulisan khat dukung dalam materi ajar pada pen-
Arab yang baku bagi kalangan Arab. didikan surau, sehingga ‘para alumni
Penyalin menggunakan gaya penulisan surau’ mampu berbicara dengan bahasa
27 Yusri Akhimuddin, Wacana Lokal dalam Pendidikan Surau Studi Filologis Terhadap…

yang fasih, logika yang benar, dan gaya mantiq. Inilah sebabnya kenapa kedua
bahasa yang enak dan indah. Kemampu- ilmu ini dan ilmu balaghah digabung
an ini dapat dilihat dari kemahiran dalam satu naskah dalam penjilidan
alumni surau dalam pasambahan. Ter- kurasnya.
nyata materi ajar di pembinaan artikulasi Ketiga ilmu alat tersebut, grama-
di surau disesuaikan dengan kebutuhan tika bahasa Arab, gaya bahasa, dan cara
yang ada di masyarakat. Hal ini sesuai berpikir yang benar adalah materi ajar
dengan Ansyar (1989:54) yang menyata- yang saling terkait dalam membekali
kan bahwa biasanya kurikulum disusun anak didik di surau agar memeiliki
dan dikembangkan agar nilai-nilai yang kompetensi artikulasi yang sempurna.
dianut dapat dilaksanakan oleh anak Seseorang yang memiliki ke-
didik. mampuan gramatika bahasa yang baik
Pasambahan adalah tuturan indah dapat menyusun kata-kata menjadi ka-
yang penuh makna yang disampaikan limat yang efektif. Susunan kalimat yang
dalam berbagai kegiatan di Minang- efektif akan membentuk paragraf yang
kabau. Pasambahan ada yang dilakukan saling terkait. Kemampuan gramatika
dalam bentuk pidato, diantaranya seperti yang baik kalau tidak didukung oleh
pidato pengangkatan penghulu, pidato gaya bahasa yang baik dan pemilihan
kubur, dan pidato lainnya sesuai dengan kata yang benar juga akan terasa hampa
tujuan dan suasana. Pasambahan dalam dan tidak memberikan makna, sehingga
bentuk tanya jawab diantaranya seperti terasa membosankan saat dibaca atau
pasambahan menjeput marapulai (pe- didengar. Untuk itu kemampuan ba-
nganten pria), mempersilahkan me- laghah sebagai stylistik bahasa perlu
makan hidangan, dan pasambahan mo- diberikan kepada anak didik di surau.
hon pamitan. Penulis menggunakan kata- Kemampuan tersbut didukung dengan
kata yang dipakai dalam pasambahan pengalaman belajar dalam pasambahan.
untuk menunjukan wacana lokal yang Ilmu mantiq adalah ‘otak’ dari ke-
dipakai dalam naskah mantiq. mampuan artikulasi yang diberikan di
surau. Kedua ilmu yang awal, nahwu
Bahasa Lokal dan Materi Ajar dan balaghah tidak akan berfungsi kalau
Penjelasan teks pada pias tidak cara berpikirnya tidak benar.
mengikuti salah satu gaya penulisan Arti kata bahasa Arab dalam teks
aksara Arab yang ada, seperti gaya naskah ditulis dalam aksara Arab Me-
tulisan nasakh dan tsulust atau gaya layu, namun berbahasa Minangkabau
tulisan lainnya. Penyalin menggunakan dapat diiventarisir dengan menunjukkan
gaya penulisan tersendiri dalam menulis- tempatnya menurut halaman dan baris
kan penjelasan teks tersebut. Namun di naskah mantiq yang disajikan dalam
sinilah letaknya genius lokal dalam table 1. Dalam penyajian ini, penulis
naskah mantiq ini. Meskipun tulisan tidak bisa menggabungkan aksara nun,
tidak sebaik dan serapi tulisan yang ada jim, ngain yang pakai titik tiga dalam
pada blok teks, misalnya huruuf nun, aksara Arab Melayu untuk mewakili
tzal, zai atau kaf dan lam ditulis hampir bunyi (ny, c, dan ng), demikian juga
dalam bentuk yang sama, namun pen- huruf kaf titik satu sebagai ganti huruf
jelasan ini tetap menggunakan gramatika (g) dalam bahasa Indonesia. Misalnya
bahasa Arab yang benar. Hal ini men- kata kebesarannya hanya ditulis ‫ﻛﺒﺴﺮﻧﻦ‬,
cerminkan bahwa penulis juga me- kata cerdik ditulis ‫ﺟﺮدق‬, kata yang ditulis
nguasai gramatika bahasa Arab yang ‫ﯾﻊ‬, kata segala ditulis ‫ﺳﻜﻞ‬.
digunakannya dalam mempelajari ilmu
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 28

Tabel: 1

Hlm Brs Bahasa Teks Bahasa Lokal Arti Kata dalam Arti kata dalam bahasa
bahasa Minangkabau Indonesia

2 11 ‫ﳎﺪﻩ‬ ‫ﻛﺒﺴﺮﻧﻦ‬ kebesarannya kemulaiaan


14 ‫زﻛﻰ‬ ‫ﺟﺮدق‬ cerdik cerdas, pintar
16 ‫اﻟﻠﺴﻠﻢ اﳌﻨﻮرق‬ ‫ﺗﻐﻚ ﻳﻎ ﺑﺮﺗﺘﻪ‬ tangga yang bertatah tangga yang tersusun
3 9 ‫ﻧﺘﺎﺋﺞ‬ ‫اﻧﻖ ﻛﺞ‬ anak kaji hasil
14 ‫ﳏﻠﻼ‬ ‫ﲤﻔﺖ اى ﺑﺎﻟﻜﻼم‬ tempat ia berkalam tempat dia berbicara
5 2
‫ﺳﺪﻳﺪ‬ 2‫ﺑﺘﻮل‬ betul-betul sangat,sungguh
10
‫اﻟﻘﺎﻟﺐ‬ ‫ﳌﺒﺎك‬ limbak balik, lawan
14
‫ﺣﺮق‬ ‫ﻣﻨﺠﺮﻗﻜﻦ‬ menjarakkan membakar
6 5
‫اﳋﺪر‬ ‫ﻛﻠﻤﺐ‬ kelambu
6
10 ‫دﻗﻴﻖ‬ 2‫ﺳﻬﺎﻟﺲ‬ sehalus-halusnya rinci
15
12 ‫ﻳﻨﺒﺊ‬ ‫ﳑﺮﺗﺎﻩ‬ memeritahu mengabarkan
17
‫ﺑﺮﺳﻢ‬ ‫درﲰﻜﻦ‬ dirasamkan deskripsi
17 12
- ‫ﺗﻴﺎد ﺗﺮﺗﺎﻛﻪ‬ tiada tertakah tidak terbayang
15 ‫ﳝﻨﻊ‬ ‫ﻣﻨﻜﻬﻜﻦ‬ menagahkan melarang

Kata Kabasaran, di antara pepatah pertama matahari, kedua bulan, ketiga


Minangkabau yang menggunakan kata bintang, keempat timur
kabasaran adalah untuk menyatakan mana yang empat kebesaran di di
keagungan Tuhan dalam penciptaan bumi:
langit dan bumi sebagaimana petikan pertama Makah, kedua Madinah,
berikut: ketiga Bitul Maqdis, keempat Baitul
Dan telah dijadikannyo langit jo Hajarat.
bumi, alam sarato isinyo Dalam bait pasambahan tersebut
Ampek parhiasan di langit, ampek digunakan kata kabasaran untuk me-
pulo kabasaran di bumi. maknai kata ‫ ﻣﺠﺪ‬dalam bahasa teks.
Mano nan ampek perhiasan di langit Pemilihan kata ini menunjukan kemaha-
aso matohari, kaduo bulan, katigo agungan Tuhan dari seluruh alam.
bintang, kaampek timur Gambaran keagungan Tuhan ini diper-
Mano nan ampek kabasaran di bumi lihatkan melalui berbagai penciptaannya
Aso makah, kaduo madinah, katigo di langit dan di bumi yang semuanya
baitu maqdis, kaampek baitul hajarat adalah gambaran kebesaran Tuhan. Da-
lam bait pasambahan ini, terdapat hu-
Dan telah dijadikan langit dan bumi, bungan antara adat dan agama Islam di
alam beserta isinya Minangkabau, di mana alam dijadikan
Empat perhiasan di langit, empat pula guru dalam mengenal Tuhan.
kebesaran di bumi kalauk paku kacang balimbiang
Mana yang empat perhiasan di langit tampuruang lenggang lenggokkan
29 Yusri Akhimuddin, Wacana Lokal dalam Pendidikan Surau Studi Filologis Terhadap…

silodang jadikan kayu Keturunan, rumah dan


anak dipangku kemenakan di- perbendaharaan
bimbiang Disitulah puyu berhias emas
urang kampuang dipatenggangkan Memiliki masjid di tengah kampung
alam takambang jadikan guru Hal ini disampaikan ketika mem-
Kata cerdik di Minangkabau dapat bandingkan apa sebenarnya kehidupan
ditemukan dalam tuturan pasambahan dunia ini. Kata puyu batatah ameh di-
berikut: pakai untuk menyatakan perhiasan
Mangkonyo manyambah ambo dunia. Dalam bait pasambahan yang lain
di hadapan tuanku jo panghulu disebutkan sebagai berikut:
Ninik mamak nan gadang basa Rumah gadang, atoknyo ijuak batatah
batuah timah
Nan cadiak tahu jo pandai Hinggok saga labah maraok
Cadiak buliah bakeh batanyo Gonjongnyo rabuang mambacuik
Pandai nan buliah bakeh baraja Antiang-antiang disamba burung
Tau nan buliah bakeh baiyo Kata tatah di sini berarti bersusun
Makanya saya menyembah ijuk, mendeskripsikan keindahan bagian
di hadapan tuan dan penghulu atap rumah gadang orang Minangkabau.
Ninik mamak yang besar dan Pemilihan kata tatah pada jenjang yang
bertuah bertatah dalam mengartikan ‫اﻟﺴﻠﻠﻢ اﻟﻤﻨﻮرق‬
Yang cerdik tahu dan pandai berfungsi untuk menjelaskan indahnya
Cerdik bisa tempat bertanya rangkaian kata yang diungkapkan dari
Pandai yang bisa tempat belajar proses cara berpikir yang tersusun atau
Tahu yang bisa tempat beriya yang sistematis.
Kata cerdik, dalam bahasa Kata kalam dalam bahasa Arab
Minangkabau diucapkan dengan cadiak. berarti perkataan atau tuturan namun
Cerdik bisa sebagai tempat minta pen- dalam pasambahan kata kalam, selain
dapat atau solusi dari suatu per- berarti bertutur bisa juga berarti tinta
masalahan. Adapun kata pandai dipakai atau pena. Kata kalam dapat dilihat da-
untuk orang yang banyak pengetahuan lam pasambahan yang menyatakan ter-
sehingga bisa sebagai tempat belajar. jadinya kebesaran penghulu mulai negeri
Kata tatah dalam pengertian akan dibuka dan ditunggui.
bahasa Minangkabau yang terdapat da- sajak samulo bumi kaditunggu
lam pasambahan berati berukir atau tatkalo nagari kadilaco
berhias dan bersusun: manusia mulai bakambangan
Jikok dikaji jalan karano dunia disinanlah janji nan diukua
namonyo buek nan dikarang
Almalu wal banuna zinata hayati kok janji kaditapati
dunia tasabuik dek adaik kadipatuhi
Anak dan cucu, rumah gadang, itu banamo garisan adat
lumbuang bapereng kalam taceheng jadi ukia
Sananlah puyu batatah ameh kato sapatah jadi undang
Bamusajik managah koto disinan panghulu badiri

Kalau dibahas jalan karena dunia sejak mula bumi akan ditunggu
namanya ketika negeri akan digarap
Almalu wal banuna zinata hayati manusia mulai berkembang
dunia disitulah janji diukur
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 30

kesepakatn yang disetujui dengan kata limbak. Maka tuturan


janji yang ditepati selanjutnya adalah:
tertuang dalam adat yang dipatuhi Limbak nan dari pado itu
itulah nama garisan adat Di alur nasi nan ka tangah
kalam yang terlewat jadi ukiran Kok dikaji asa mulonyo
kata sepatah jadi aturan Padi si ranak rimbun tulang
di sanalah penghulu berdiri Tumbuah di lereng tanpa rotan
Pasambahan tersebut meng- Dijamua dek puti linduang bulan
gambarkan kebijaksanaan seorang pim- Hari paneh jamua dilingkuik-likuik
pinan kaum di Minangkabau. Sehingga Hari hujan jamua dikaka-kaka
dengan kebijaksanaan dan kesempurnaan Lebih dari pada itu
pribadinya, sepatah kata saja dari se- Mengenai nasi yang terhidang
orang penghulu bisa jadi aturan. Se- Jika ditelusuri asal muasalnya
andainya ada kata yang taceheng di luar Padi dari rimbun tulang
alurnya, bagi seorang penghulu kata Tumbuh di lereng tanpa rotan
tersebut dianggap sebagai hiasan tutur- Dijemur oleh putri lindung bulan
annya. Kata ini biasa dipakai oleh pe- Hari panas jemuran dilingkup
mahat rumah gadang ketika membuat Hari hujan jemuran disebar
ukiran rumah gadang, sehingga ada garis
yang terlewat, garis tersebut pun bisa Selain dalam pasambahan kata
menambah indahnya ukiran. limbak juga dipakai untuk penamaan
Kata limbak dipilih untuk mener- suatu nageri yang bernama Batu Limbak.
jemahkan kata ‘qalib’ yang dalam arti Negeri ini terdapat di tepi danau Sing-
harfiahnya adalah sebaliknya, atau yang karak kabupaten Tanah Datar. Dahulu-
membalikkan. Pembaca memilih kata nya di daerah Simawang bagian per-
limbak adalah berdasarkan makna yang bukitan sekitar danau Singkarak terdapat
sesuai dengan kontek dimana naskah itu telaga-telaga kecil yang banyak bebatu-
dibaca. an. Suatu ketika batu yang berlebih itu
Di Minangkabau, kata limbak ber- jatuh mengelinding dan berhenti di tepi
arti lebih, nan lain, selain dari itu, yang danau Singkarak, sehingga daerah tem-
lebih dari itu. Biasanya kata limbak di- pat berhenti batu itu sampai sekarang
pakai untuk menyatakan sesuatu yang bernama Batu Limbak, artinya batu yang
butuh rincian atau pendiskripsian. Misal- berlebih.
nya ketika kita ingin mempersilahkan Kaitan pemakaian kata limbak
para jamuan untuk makan, secara seder- dalam teks sesuai dengan konteks teks
hana komunikator dalam pasambahan saat dipelajari. Pengertian limbak yang
cukup mengatakan: berarti butuhnya penjelasan sesuatu
dengan rinci mengarah pada kata yang
Karena hidangan sudah ka tangah ada di pasambahan dibanding asal-usul
Nasi minta dimakan nama negeri Batu Limbak.
Aie minta diminum Berkaitan dengan kata ‘qalib’
Karena hidangan sudah terhidang dalam kalimat:
Nasi agar dimakan …dan demikian juga sesungguhnya
Air supaya diminum arwah di alam malaikat dan badan
Namun kalau kita ingin mendes- dari alam milkiyah maka diletakan
kripikan seluruh apa yang kita hidingkan alam ruhaniyah di balik jasmaniy
maka setelah tuturan di atas dilanjutkan untuk menyempurnakan janji
ketuhanan…
31 Yusri Akhimuddin, Wacana Lokal dalam Pendidikan Surau Studi Filologis Terhadap…

Kalau digantikan kata balik dengan jumlah teks yang dikandung dalam satu
kata limbak, maka secara budaya orang naskah. Aksara dan bahasa teks adalah
Minangkabau tepat sekali bahwa di balik aksara dan bahasa Arab yang tidak me-
yang nampak terdapat beberapa hal yang nurut kaedah salah satu gaya khat yang
perlu untuk dijelaskan sebagimana nasi baku. Penyalin menggunakan gaya huruf
yang nampak juga masih bisa dikaji asal tersendiri, sehingga huruf-huruf yang
muasalnya. Demikian halnya antara alam mirip terkadang ditulis dalam bentuk
nyata dengan alam ghaib, seperti ruh yang hampir tiada beda. Hasil kreasi dari
yang ada dibalik jasmani. penyalin inilah yang menunjukkan
Pada halaman 17 baris ke 12 ter- genius lokalnya.
dapat kata tiada tertakah untuk meng- Aksara Jawi yang dugunakan dan
artikan kata ‫ ﻻ ﺗﺼﻮر‬tidak tergambarkan bahasa Minangkabau yang dipakai untuk
atau tidak terbayangkan. Kata takah da- mengartikan kata teks, juga meng-
lam bahasa Minang biasa dipakai untuk gambarkan wacana lokal bagi pembaca
memberikan misal atau contoh sesuatu, atau penyalin naskah saat mempelajari
sama maknanya dengan kata bak atau teks. Misalnya, penyalin menggunakan
bagai. Takah bangau di tangah sawah kata menagahkan, bukan memakai kata
seperti bangau di tengah sawah. Ungkap- melarang sebagai kata yang lebih umum
an ini diucapkan untuk menggambarkan bagi masyarakat Indonesia.
seseorang yang tidak konsisten dan tidak Disatukannya naskah teks nahwu,
cekatan. balaghah, dan ilmu mantiq dalam satu
Pada halam 17 baris ke 15 kata ‫ﻻ‬ naskah, menggambarkan bahwa materi
‫ ﯾﻤﻨﻊ‬diartikan dengan ‫ ﻣﻨﻜﮭﻜﻦ‬menagah- ajar pada pendidikan surau membekali
kan.. Kata menagahkan berasal dari kata calon ulama dengan ketiga cabang ke-
tagah yang biasanya dipakai untuk me- ilmuan tersebut. Bagi masyarakat
larang atau mencegah dari suatu pe- Minangkabau ketiga ilmu tersebut me-
kerjaan. rupakan modal dalam bertutur khusus-
mangarojokan suruah, maantikan nya dalam pasambahan, sehingga para
tagah alumni surau adalah ulama yang
mengerti adat, dan kalau jadi pemangku
Mengerjakan suruhan, menghentikan adat, adalah pemangku adat yang
larangan memahami syarak (Islam). Sebagai
materi ajar, naskah LBI 03 disusun agar
anak didik dapat memfungsikan ilmunya
PENUTUP di tengah masyarakat sebagai wahan
Naskah mantiq berisi tentang pengalaman belajar mereka.
pengertian dan fungsi ilmu mantiq, yaitu
ilmu yang mengajarkan metode berpikir
yang benar, mulai dari pemerolehan
pengetahuan, menyimpulkan dan meng-
ungkapkan pemikiran dengan baik dan
benar. Teks mantiq juga berisi tentang
konsep, deskripsi, realita, dan lain-lain
seperti ragam dan kedalaman makna
yang dikandung oleh lafaz menurut gaya
dan sistematika penuturannya.
Wacana lokal dalam naskah LBI
03 dapat dilihat dari aspek aksara dan
bahasa teks dan pada makna teks, serta
Ta’dib Vol. 12, No. 1 (Juni 2009) 32

DAFTAR RUJUKAN Kongres Budaya Sumatera Barat di


Ansyar, Muhammad. 1989. Dasar- Ina Muara Hotel Padang.
Dasar Pengembangan Kurikulum. Tjandrasamita, Uka. 2006. Kajian-
Ditjend Dikti-P2LPTK.Jakarta. Naskah-Naskah Klasik dan Pe-
Hamka. 2002. Menelusuri Sejarah nerapannya Bagi Kajian Sejarah
Minangkabau (Kumpulan Maka- Islam di Indonesia. Jakarta: Pus-
lah). LKAAM Sumatera Barat. litbang Lektur Keagamaan Badang
Padang: Citra Budaya. Litbang dan Diklat Depag RI.

Helmi, 2006. Luhak Nan Tuo dalam Zuriati. 2004. Telaah Naskah: Beberapa
Perspektif Sejarah, Makalah dalam Aspek dan Seluk-Beluknya. Pa-
dang: Fakultas Sastra Universitas
Andalas

Anda mungkin juga menyukai