TRANSPORTASI LAUT
Pasal 145
Setiap orang dilarang mempekerjakan seseorang di kapal dalam jabatan apa
pun tanpa disijil dan tanpa memiliki kompetensi dan keterampilan serta
dokumen pelaut yang dipersyaratkan.
Pasal 146
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyijilan, pengawakan kapal, dan
dokumen pelaut diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB IX, Kelaiklautan Kapal, Bagian Keempat, Garis Muat Kapal dan
Pemuatan
Pasal 147
Setiap kapal yang berlayar harus ditetapkan garis muatnya sesuai dengan
persyaratan.
(1) Penetapan garis muat kapal dinyatakan dalam Sertifikat Garis Muat.
(2) Pada setiap kapal sesuai dengan jenis dan ukurannya harus dipasang
Marka Garis Muat secara tetap sesuai dengan daerah-pelayarannya.
Pasal 148
(1) Setiap kapal sesuai dengan jenis dan ukurannya harus dilengkapi
dengan informasi stabilitas untuk memungkinkan Nakhoda
menentukan semua keadaan pemuatan yang layak pada setiap kondisi
kapal.
(2) Tata cara penanganan, penempatan, dan pemadatan muatan barang
serta pengaturan balas harus memenuhi persyaratan keselamatan
kapal.
Pasal 149
(1) Setiap peti kemas yang akan dipergunakan sebagai bagian dari alat
angkut wajib memenuhi persyaratan kelaikan peti kemas.
(2) Tata cara penanganan, penempatan, dan pemadatan peti kemas serta
pengaturan balas harus memenuhi persyaratan keselamatan kapal.
Pasal 150
2. Definisi
Definisi adalah suatu ketentuan atau batasan yang dibuat untuk menjadi
acuan pemahaman, sehingga berdasarkan definisi tersebut diharapkan
setiap orang/pembaca akan mempunyai pemahaman yang sama terhadap
objek yang sama pula. Pada bidang transportasi laut definisi – definisi yang
terkait dengan keselamatan dan keamanan telah dituangkan dalam Undang
– Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran.
Beberapa definisi yang sekiranya terkait dengan kegiatan ini antara lain :
Keselamatan dan Keamanan Pelayaran (Marine Safety) adalah suatu
keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang
menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim.
Kecelakaan Sangat Berat (Very Serious Casualty) adalah suatu
kecelakaan yang dialami satu kapal yang berakibat hilangnya kapal tersebut
atau sama sekali tidak dapat diselamatkan (total loss), menimbulkan korban
jiwa atau pencemaran berat;
Kecelakaan Berat (Serious Casualty)
adalah sebuah kecelakaan yang tidak dikategorikan sebagai kecelakaan
sangat berat tetapi terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Terjadinya kebakaran di kapal, ledakan, kandas, senggolan (contact),
kerusakan akibat cuaca buruk, keretakan badan kapal (hull cracking)
atau dugaan cacat pada badan kapal (suspected hull defect) dll;
2. Kerusakan konstruksi yang menjadikan kapal tidak laik laut, misalnya
ada kebocoran pada badan kapal di bawah garis air, tidak berfungsinya
mesin induk kapal, kerusakan besar pada akomodasi dsbnya; atau
Tabel 5.5. Data Jumlah Kecelakaan Kapal Berdasarkan Material Kapal dan
Masa Pakai Kapal
Jika dicermati dari Gambar 5.8. diperoleh informasi bahwa pada tahun
2009 manusia menjadi fakor penyebab terjadinya kecelakaan cukup
tinggi, setelah faktor alam dan kemudian faktor teknis. Untuk kurun
waktu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 maka kecelakaan
kapal karena faktor manusia sebesar 36%, faktor alam (38%) dan faktor
teknis (24%).