Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

Tentang

SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM PADA PERIODE PERTENGAHAN

(MASA KERAJAAN SYAFAWI DI PERSIA)

Disusun oleh:

1.Beni Nurfajri (2113040073)

2.Fadhillah Aulia Fitri (2113040071)

Dosen:Dr.HOKTAVIANDRI, S. Hum, M

HUKUM EKONOMI SYARI'AH(B)

FAKULTAS SYARI'AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2021

KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah dan membahas permasalahan
tentang Kerajaan Syafawi di Persia yang bertujuan untuk memahami tentang pembahasan
tersebut.

Kami sebagai penyusun makalah sanagat menyadari bahwa makalah kami ini banyak
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sebagai penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas serta kepercayaan kepada kami untuk
menyusun dan menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa terutama bagi kami penulis makalah ini.

Padang, 28 Agustus 2021

Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................................1

C. Tujuan masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah berdiri dan berkembangnya kerajaan Syafawi......................................2-3

B. Penguasa atau khalifah kerajaan Syafawi............................................................3

C. Kemajuan peradaban islam pada masa kerajaan Syafawi.................................3-6

D. Masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi.......................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................... 7

B. Saran......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah berakhirnya masa Khulafaur rasyidin sejarah peradaban islam telah diwarnai dengan
berdirinya dinasti-dinasti yang berperan dalam penyebaran agama Islam. Namun pada periode
pertengahan yang berkisar antara tahun 1250-1800 M,umat islam mengalami masa kemunduran. Hal ini
diawali dengan jatuhnya kota Baghdad ke tangan bangsa Spanyol, setelah Khalifah Abbasiyah runtuh
akibat serangan tentara Mongol. Sehingga hal tersebut mengakibatkan kekuatan politik islam
mengalami kemunduran secara drastis.

Pada tahun 1500-1800 M keadaan politik umat islam secara keseluruhan mengalami kemajuan
kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Utsmani di Turki,
kerajaan Syafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya kerajaan Syafawi?

2.Siapa sajakah yang menjabat sebagai khalifah di kerajaan Syafawi?

3.Apa sajakah kemajuan yang telah dicapai oleh para khalifah kerajaan Syafawi?

4.Apa sajakah penyebab kemunduran kerajaan Syafawi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Syafawi.

2.Untuk mengetahui khalifah-khalifah yang pernah menjabat di kerajaan Syafawi.

3.Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh para khalifah dinasti Syafawi.

4.Untuk mengetahui penyebab kemunduran kerajaan Syafawi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Kerajaan Syafawi

Kerajaan Syafawi di Persia baru berdiri pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak
kejayaannya.Namu pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Nama Syafawi ini terus
dipertahankan sampai tarekat Syafawiyah menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan
yang disebut kerajaan Syafawi. Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi sering berselisih dengan
kerajaan Turki Utsmani.

Kerajaan Syafawi mempunyai perbedaan dari dua kerajaan besar islam lainnya seperti kerajaan Turki
Utsmani dan kerajaan Mughal. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut Syi'ah dan dijadikan sebagai
mazhab negara. Okeh karena itu, kerajaan Syafawi dianggap sebagai peletak dasar pertama
terbentuknya negara orang sekarang ini.

Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah Ardabil kota Azerbaijan.
Tarekat ini bernama Syafawiyah sesuai dengan nama pendirinya Safi al-Din yang merupakan salah satu
keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-Kazim".Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi
orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah.Tarekat ini menjadi
semakin penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat
lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.

Dalam perkembangannya bangsa Syafawi (tarekat Syafawi) sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya.
Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka
dapat menjalankan ajaran agama yang telah mereka yakini(ajaran Syi'ah). Oleh karena itu, lama
kelamaan murid-murid tarekat Syafawiyah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan
menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi'ah.

Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki dunia perpolitikan pada masa kepemimpinan
Juneid(1447-1460 M).Dinasti Syafawi memperluas geraknya dengan menumbuhkan kegiatan politik di
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Perluasan ini menimbulkan konflik dengan penguasa Kara koyunlu,
yang merupakan salah satu bangsa Turki yang akhirnya menyebabkan kelompok Juneid kalah dan
diasingkan ke suatu tempat.

Pada tahun 1460 M, Juneid mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang dipimpinnya dihadang
oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut. Sehingga Juneid digantikan oleh
anaknya Haidar secara resmi pada tahun 1470 M.Stelah itu Haidar pun menikah dengan seorang cucu
Uzun Hasan dan tak lama kemudian lahirlah Isma'il yang kemudian hari menjadi pendiri kerajaan
Syafawi di Persia dan mengatakan bahwa Syi'ahlah yang resmi dijadikan mazhab kerajaan ini.
Setelah ayah dan saudaranya Ali meninggal dunia, kepemimpinan gerakan Syafawi di serahkan pada
Ismail. Selama 5 tahun, Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan untuk menyiapkan pasukan dan
kekuatan. Pasukan yang di siapkan itu diberi nama Qizilbash(baret merah).Kemudian di kota
Tabriz,Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama dinasti Syafawi. Dan ia disebut juga Ismail
I.Ismail I berkuasa kurang lebih 23 tahun antara 1501-1524 M.

B. Penguasa atau Khalifah Kerajaan Syafawi

1.Isma'il I (1501-1524 M)
2.Tahmasp I (1524-1576 M)
3.Isma'il II (1576-1577 M)
4.Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5.Abbas I (1587-1628 M)
6.Safi Mirza (1628-1642 M)
7.Abbas II (1642-1667 M)
8.Sulaiman (1667-1694 M)
9.Husein I (1694-1722 M)
10.Tahmasp II (1722-1732 M)
11.Abbas III (1732-1736 M)

C. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Kerajaan Syafawi di Persia

Pada masa pemerintahan Ismail, Safawi berhasil mengembangkan wilayah kekuasaaannya


sampai ke daerah Nazandaran, Gurgan, Yazd, Diyar Bakr, Baghdad, Sirwan dan Khurasan
hingga meliputi ke daerah bulan sabit subur (fortile crescent). Kemudian ia berusaha
mengembangkan wilayahnya sampai ke Turki Usmani tetapi menghadapi kekuatan besar dari
kerajaan Turki Utsmani yang sangat membenci golongan syi'ah. Dalam perebutan wilayah ini
Safawi mengalami kekalahan yang menyebabkan Ismail mengalami depresi yang meruntuhkan
kebanggaan dan rasa percaya dirinya sehingga ia menempuh kehidupan dengan cara menyepi
dan hidup hura-hura. Keadaan itu berdampak negatif bagi kerajaan Syafawi.

Barulah kemudian kondisi kerajaan Syafawi yang memprihatinkan tersebut bisa diatasi
pada masa pemerintahan raja Abbas I. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk
memperbaiki situasi adalah:

1. Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Syafawi dengan membentuk


pasukan baru yang beranggotakan budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa
Georgia, Armenia dan Sircassia.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani dengan cara Abbas I berjanji tidak
akan menghina tiga khalifah pertama Georgia dan Sircassia.
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaannya kerajaan Syafawi. Diantara bentuk
kejayaannya adalah:

1. Bidang Politik dan Pemerintahan


Pengertian kemajuan di bidang politik disini adalah terwujudnya integritas wilayah
Negara yang luas yang di kawal boleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh dan diatur
oleh suatu pemerintahan yang kuat serta mampu memainkan peranan dalam percaturan
politik internasional. Contohnya, Syah Abbas I telah melakukan langkah politiknya yang
pertama, yaitu membangun angkatan bersenjata dinasti Syafawi yang kuat, besar dan
modern. Inti angkatan bersenjata ini diambil dari bekas tawanan perang bekas orang-
orang Kristen di gregoria dan di Sircassia. Mereka di bina dengan pendidikan militer
yang militan dan persenjataan yang modern. Sebagai pemimpinnya ia mengangkat
Allahwardi Khan, salah seorang dari Ghulam.

2. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz
dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian
Syafawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Disamping sektor
perdagangan, Syafawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama
hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).

3. Bidang Pendidikan
Sistem pendidikan pada masa ini didominasi oleh tiga jenis pendidikan:
a) Pendidikan indokritatif
Yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mewujudkan patriotisme terhadap negara.
Dalam hal ini doktrin yang digunakan ialah doktrin yang terkait dengan teologi syi'ah
selalu faham yang dianut oleh negara.
b) Pendidikan etetik
Pendidikan ini menekankan pada seni karya yang diharapkan mampu menjadi
komuditi perdagangan Dinasti Syafawi.
c) Pendidikan militer dan manajemen pemerintahan

4. Bidang Ilmu Pengetahuan Filsafat dan Sains

Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang peradaban tinggi dan
berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila pada masa kerajaan Syafawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha Al-Din Al-
Syaerazi (generasi IPTEK), Sadar Al-Din Al-Syaerazi (filosof) dan Muhammad Baqir bin
Muhammad Damad (teolog, filosof, observatory kehidupan lebah-lebah). Pada masa
Syafawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di dunia Islam, khususnya dikalangan orang-
orang Persia yang berminat tinggi pada perkembangan kebudayaan. Perkembangan baru
ini erat kaitannya dengan aliran Syi'ah yang ditetapkan Dinasti Syafawi sebagai agama
resmi negara.

5. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

Para penguasa kerajaan menjadikan Isfahan menjadi ibu kota kerajaan yang sangat
indah. Disana terdapat bangunan-bangunan besar dan indah seperti masjid, rumah sakit,
jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chilil Sutun. Kota Isfahan juga
diperindah dengan teman-teman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas I wafat di
Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 Akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-
bangunannya seperti terlihat pada masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan masjid
Syaikh Lutf Allah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula adanya
peninggalan berbentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permasani, pakaian dan
tenunan, mode, tembikar dan benda senilai lainnya. Seni melukis mulai dirintis sejak
zaman Raja Tahmasp I.

D. Masa Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Syafawi

Masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi dimulai sejak Raja Abbas I telah
tiada, sepeninggal Abbas I kerajaan Syafawi berturut-turut diperintah oleh enam Raja, yaitu Safi
Mirza, Abbas II, Sulaiman, Husein, Tahmasp II dan Abbas III. Pada masa raja-raja tersebut,
kondisi kerajaan Syafawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran, karena kerajaannya
ketika itu diperintah oleh raja-raja yang lemah dan memilki perangai dan sifat yang buruk. Hal
ini menyebabkan rakyat kurang respon dan timbul sikap masa bodoh terhadap pemerintahan.

Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi adalah:

a) Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan mazhab antar kedua kerajaan. Bagi kerajaan Utsmani, berdirinya Kerajaan
Syafawi yang beraliran Syi'ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaannya.
b) Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Syafawi.
c) Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat perang
yang tinggi seperti Qizilbash (baret merah) . Hal ini dikarenakan pasukan tersebut tidak
disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani.
d) Sering nya terjadi konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga istana.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerajaan Syafawi berawal dari sebuah tarekat yang berdiri di Ardabil, tarekat tersebut
bernama Syafawi. Kerajaan Syafawi berada di puncak kejayaan pada masa kekuasaan Abbas I.
Banyak kemajuan yang dicapai kerajaan Syafawi antara lain dalam bidang politik, ekonomi,
ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni. Akan tetapi setelah Abbas meninggal,
kerajaan Syafawi mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan raja yang memerintah sangat
lemah, sering terjadinya konflik internal dalam perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.
Hanya dalam waktu satu abad setelah ditinggal Abbas, kerajaan Syafawi hancur.

Pelajaran yang dapat diambil adalah baik tidaknya suatu bangsa atau negara sangat
dipengaruhi oleh kepemimpinan seorang pemimpin. Dan dalam memilih pemimpin haruslah
yang kompeten sesuai dengan keahlian dalam memimpin.

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan oleh pemakalah yaitu diharapkan kepada pembaca agar
menjadikan makalah ini sebagai bahan kajian dan pembelajaran, selain itu diharapkan pula agar
makalah ini dijadikan pegangan untuk mempermudah pemahaman tentang kerajaan safawi.

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kekurangam dan kekhilafan
dalam segi penulisan atau dalam segi mempresentasikan makalah ini kami mohon maaf, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agama,kementerian.2015.Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:Direktorat Pendidikan Madrasah.


Hal 35-46.

Syauqi, Abrari dkk. 2016.Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.

Kamaludin, Mohammad. 2021.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Dalam Bingkai Keislaman.
Malang:Universitas Muhammadiyah Malang.

Aizid, Rizem. 2021.Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Yogyakarta:DIVA Press.

Wandi S. Hum. M. A. 2020.Sejarah Peradaban Islam:Penerbit Lakeisha.

Anda mungkin juga menyukai