Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam


pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan
masyarakat masih rendah khususnya masyarakat miskin, hal ini dapat digambarkan bahwa
angka kematian ibu dan angka kematian bayi bagi masyarakat miskin tiga kali lebih tinggi
dari masyarakat tidak miskin. Salah satu penyebabnya adalah karena mahalnya biaya
kesehatan sehingga akses ke pelayanan kesehatan pada umumnya masih rendah. BPJS
Kesehatan merupakan program pemerintah Indonesia dalam rangka memberikan pelayanan
dan jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa itu BPJS Kesehatan?

1.2.2. Siapa saja peserta BPJS Kesehatan?

1.2.3. Apa saja Pelayanan BPJS Kesehatan?

1.2.4. Apa saja Manfaat Jaminan Kesehatan

1.2.5. Berapa Pembayaran Iuran Untuk Perbulan

1.3. tujuan penulisan

1.3.1. Untuk mengetahui Apa itu BPJS Kesehatan?

1.3.2. Untuk mengetahui Siapa saja peserta BPJS Kesehatan?

1.3.3. Untuk mengetahui Apa saja Pelayanan BPJS Kesehatan?

1.3.4. Untuk mengetahui apa saja Manfaat Jaminan Kesehatan

1.3.5. Untuk mengetahui Berapa Pembayaran Iuran Untuk Perbulan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Program BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Manfaat jaminan kesehatan yang
bisa diperoleh dari sistem ini adalah bersifat pelayanan perseorangan yang mencakup dari
pada pelayanan preventif, kuratif dan rehabilitative. Termasuk obat dan bahan medis habis
pakai yang diperlukan. Dimana bagi para peserta akan memperoleh pelayanan kesehatan
dengan mengikuti prosedur pelayanan.

2.2. Peserta Program BPJS Kesehatan

Peserta BPJS kesehatan adalah seluruh warga negara indonesia, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran meliputi:

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) :

Terdiri dari fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI),

terdiri dari:

a.) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya: Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI,
Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah, non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta,
dan termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6(enam) bulan.

b.) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya Pekerja di luar hubungan kerja
atau Pekerja mandiri dan termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan.

2
c.) Bukan pekerja dan anggota keluarganya Investor, Pemberi Kerja, Penerima Pensiun
(Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun, Anggota TNI dan Anggota Polri
yang berhenti dengan hak pensiun, Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun,
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun,
penerima pensiun lain, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain
yang mendapat hak pensiun) veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, atau anak yatim
piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan, dan bukan pekerja yang tidak termasuk diatas
yang mampu membayar iuran

2.3. Hak Dan Kewajiban Peserta

1) Hak Peserta

a) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan kesehatan;

b) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS


Kesehatan.

d) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor
BPJS Kesehatan.

2) Kewajiban Peserta

a) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

b) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

c) perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I.

d) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak
berhak.

e) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

3
2.4. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan Manfaat
non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien
rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan.

Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai
kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.
Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan
(personal care). Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai


pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan
HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi


bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk
imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko
penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

2.5. Pembayaran Iuran

Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase
dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan
penerima upah dan PBI). Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,
menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran
tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10
setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan

4
pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda
administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar
oleh Pemberi Kerja.

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran
JKN pada setiap bulan yang dibayarkan palinglambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan
kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan diawal.

BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran JKN sesuai dengan Gaji atau
Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS
Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan
pembayaran iuran diperhitungkan dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya.

Iuran premi kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pekerja
informal. Besaran iuran bagi pekerja bukan penerima upah itu adalah Rp25.500 per bulan
untuk layanan rawat inap kelas III, Rp42.500 untuk kelas II dan Rp59.500 untuk kelas l.

2.6. Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang
mencakup:

a) Administrasi pelayanan

b) Pelayanan promotif dan preventif

c) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

d) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

e) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

f) Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis

5
g) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama dan

h) Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis.

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan

Meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, yang mencakup:

a) Administrasi pelayanan

b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis

c) Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis

d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

e) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis

f) Rehabilitasi medis

g) Pelayanan darah

h) Pelayanan kedokteran forensik klinik

i) Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat inap di fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan bpjs kesehatan, berupa pemulasaran jenazah tidak termasuk peti
mati dan mobil jenazah

j) Perawatan inap non intensif dan

k) Perawatan inap di ruang intensif.

6
2.7.Hasil wawancara dengan pengguna BPJS

Aris Setyono yang bertempat tinggal di jl. Palingkaw sejahtera, yang bekerja sebagai swasta
mengakui bahwa BPJS Kesehatan ini sangat membantu sekali ketika beliau masuk rumah
sakit pada tahun 2016 akhir kemarin. Beliau mengaku bahwa tidak ada biaya yang keluar
ketika setiap kali pemakain bpjs yang ringan misalnya obat obatan. Beliau pengguna BPJS
kelas I yang lumayan besar pembayarannya sekitar Rp.59.500, beliau juga mengatakan
bahwa proses dari BPJS di RSUD Doris Sylvanus ini sedikit lambat di karenakannya banyak
pengguna BPJS yang mengantri. Dan juga terkadang pihak rumah sakit juga tidak terlalu
ramah kepada pengguna BPJS kelas umum, dan terkadang penempatan ruangan juga biasa
sembarangan di lakukan oleh pihak rumah sakit. Saran yang di berikan oleh beliau, BPJS
Kesehatan yang ada di RSUD Doris Sylvanus itu sudah bagus dan hanya pihak rumah sakit
yang memberikan pelayanan kurang bagus misalnya saja pengguna BPJS yang tidak paham
prosedur ketika sakit ruangan yang di berikan tidak sesuai misalnya saja pengguna BPJS
kelas I di letakan di ruangan BPJS Kelas II atau III.

Samsudun nooryang bertempat tinggal di jl. Dr. Murjani gg. Suka damai no 16 Rt 01,
kecamatan Pahandut, yang bekerja sebagai swasta beranggapan sama dengan Aris Setyono,
yang mana BPJSKesehatan di RSUD Doris Sylvanus itu sudah baik hanya saja pelayan dari
pihak rumah sakit yang terkadang kurang enak tidak sesuai dengan pelayanan rumah sakit
yang seharusnya. Beliau juga pernah ketika msuk rumah sakit menggunakan BPJS di letakan
di ruangan yang tidak sesuai dengan prosedur BPJS Kesehatan berikan, yang seharusnya di
ruangan kelas I tetapi di letakan di Kelas II dengan alasan ruangang BPJS Kelas I sudah full
tetapi ketika di lihat masih bnyak yang kosong bahkan perawat atau rumah sakit bersikap
kasar atau berbicara dengan nada tinggi untuk menjawab pertanyaan dari pasien. Saran
yang di berikan oleh beliau, BPJS Kesehatan di RSUD Doris Sylvanus itu sudah lumayan bagus
klo bisa di tingkatkan lagi, hanya saja tolong di perbaiki lagi pelayanan rumah sakitnya karna
banyak pasien yang mengeluh dengan pelayanan rumah sakitnya tidak dengan BPJS
Kesehatannya katanya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.Tujuan
diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. BPJS Kesehatan yang ada di Doris
Sylvanus Palangka raya bertujuan untuk meringankan beban penggunanya dan memberikan
pelayanan kesehatan kepada setiap orang yang sudah membayar iuran perbulannya. BPJS
Kesehatan di Doris Sylvanus sudah sesuai dengan prosedur yang sudah di tetapkan hanya
saja pelayanan dari pihak rumah sakit yang mengurangi nama baik BPJS Kesehatan dengan
pelayanan yang terkadang tidak sesuai dengan prosedur rumah sakit tetapkan.

3.2. Saran

Pihak rumah sakit seharusnya memperhatikan kualitas pelayanan yang di berikan dan
memantau para karyawan atau staf di karenakan banyaknya keluhan untuk pihak rumah
sakit bukan di pihak BPJS Kesehatan yang ada di rumah sakit. Dan juga pihak BPJS Kesehatan
juga dapat memantau apakah prosedur sudah sesuai dengan yang di berikan sehingga tidak
ada kesalahan pemberian ruangan bagi pasien, dan pihak BPJS juga bisa membantu atau
mengevaluasi kinerja pihak rumah sakit agar nyaman sesuai dengan program dan prosedur
rumah sakit.

8
3.3. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai