Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM 

PENCERNAAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan InayahNya
kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang
telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman
Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN”.Kami ucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang anatomi fisiologi
sistem pencernaan, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita
selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih
dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat
dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bulukumba 06 oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DARTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pencernaan ................................................................2
2.2 Fungsi Sistem Pencernaan ......................................................................2
2.3Gambaran Besar Saluran Pencernaan ......................................................2
2.4 Organ-Organ Sistem Pencernaan..............................................................4
2.5 Sistem pernafasan
2.6 Sistem perkemihan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah


Fisiologi adalah mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal.
Tubuh terbentuk atas atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang
khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ.
Rongga mulut, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, rectum dan anus. Semua sistem
pencernaan itu akan bekerja sesuai dengan tugasnya, namun tetap saling berkaitan untuk
mencerna semua makanan yang masuk ke tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari sistem pencernaan?
2. Apa fungsi sistem pencernaan?
3. Bagaimana gambaran garis besar dari saluran pencernaan?
4. Apa saja organ-organ yang terdapat dalam system pencernaan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian dari sistem pencernaan.
2. Apa fungsi sistem pencernaan.
3. Gambaran garis besar dari saluran pencernaan.
4. Organ-organ yang terdapat dalam sistem pencernaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan
sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.
System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang
yang memrentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar
saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area
diafragma disebut saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu
sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaannormal.

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan


Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara
mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1.      Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2.      Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian
bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
3.      Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4.      Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung.
5.      Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam
sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
6.      Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam
bentuk feses dari saluran pencernaan.
2.3 Gambaran Besar Saluran Pencernaan
2.3.1 Dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar.
Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di bagian ujung
oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari dari epithelium skuamosa bertingkat tidak
terkeranisasi untuk perlinndungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium kolumnar simple dengan
sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini mengandung
pembuluh darah, limfatik, nodular limfe, dan bebrapa jenis kelenjar.
3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos
longitudinal luar.
b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh
limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang
disebut pleksus meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis
eksterna.
c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan
longitudinal luar. Konstraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi lapisan
longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran. Konstraksi ini mengakibatkan
gelombang peristalsis yang meenggerakkan isi saluran kea rah depan.
1) Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esophagus attas, serta otot
polos pada saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan ganglion parasimpatis,
terletak diantara lapisan otot sirkular ddalam longitudinal luar.
d. Serosa(adventisia), lapisan keempat dan paling luar yang disebut juga peritoneum viseral.
Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epithelium
skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium skuamosa dan
menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarna area tersebut disebut
sebagai adventisia.
2.3.2 Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa terlebar dalam
tubuh.
a. Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum parietal oleh
berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara visceral dan peritoneum parietal.
d. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda yang merefleks
balik dari peritoneum visceral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-organ abdominal satu
sama lain dan melabuhkannya ke dinding abdominal belakang. Pembuluh darah limfatik, dan
saraf terletak dalam lipatan peritoneal.
1) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada duodenum, lambung dan
usus besar. Lipatan ini tergantung seperrti celemek di atas usus.
2) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati.
3) Mesokolon melekatnya kolon ke dinding abdominal belakang.
4) Ligamen falsimoris melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan difragma.
e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya disebut retroperitoneal (di
belakang peritoneum). Yang termasuk retroperitoneal antara lain; pankreas, duodenum, ginjal,
rectum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari


mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.  Proses menelan dimulai secara sadar
dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam lengkung faring
terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama
koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari:

1.  Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga

2.  Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas
kedepan sampai diakar lidah

3.  Bagian inferior


Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso –
“membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian:

1.  Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2.  Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

3.  Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D.   Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3
bagian yaitu

1.  Kardia.

2.  Fundus.

3.  Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1.  Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.

2.  Asam klorida (HCl)


Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

3.  Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E.   Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ;
lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang (
M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama
duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang
berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F.    Usus Besar (Kolon)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1.  Kolon asendens (kanan)

2.  Kolon transversum

3.  Kolon desendens (kiri)

4.  Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G.   Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H.   Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga
abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing
terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar
10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi
ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap
terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang
lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang
umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan Anus


II.

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal
dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J.    Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

1.  Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2.  Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

K.   Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran
penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan
glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting
dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat-
atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati
melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi,
darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L.   Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1.  Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2.  Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

2.5 SISTEM PERNAFASAN

Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas
(inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas (ekspirasi).
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-paru, pernapasan dibedakan
menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1.    Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut :
a)    Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b)    Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi
semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil, akibatnya
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
oksigen keluar dari paru-paru.
2.    Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut :
a)    Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk ke paru-
paru.
b)    Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi semula,
sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya udara keluar dari
paru-paru.

1.2 Organ-organ pada sistem pernapasan manusia


Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ pernapasan. Jalur pernapasan pada
manusia yaitu rongga hidung => faring (rongga tekak) => laring => trakea (batang tenggorok)
=> bronkus dan bronkiolus => alveolus => paru-paru.

1.     Rongga hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi
suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan
sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Hidung merupakan alat pernapasan utama yang dilalui oleh udara. Ujung hidung ditunjuang
oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua tulang hidung
menghubungkan rongga hidung dengan atmosfer untuk mengambil udara. Rongga hidung
tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-rambut kasar. Rambut-rambut kasar
tersebut berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas sel-sel epitel
berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel penghasil lendir yang
berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung.
Dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indera pembau, pada atap atau rongga hidung
terdapat lobus olfaktorius yang mengandung sel-sel pembau. Perjalanan udara  memasuki paru-
paru dimulai ketika udara melewati lubang hidung.
Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga menjadi
lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung bagian dalam,
terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam
udara sehingga kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman tersebut
kemudian akan mengirimkan impuls ke otak.
Rongga hidung
            Rongga hidung disebut juga dengan kavum nasi. Rongga hidung dibagi menjadi 2 bagian,
kanan dan kiri di garis median oleh spetum nasi yang sekaligus menjadi dinding medial dari
rongga hidung. Rongga hidung langsung berhubungan dengan udara yang tidak bersih.oleh
karena itu, rongga hidung dilengkapi dengan cilia/bulu-bulu halus hidung yang berfungsi untuk
menyaring kotoran supaya tidak ikut mengalir ke paru-paru.
Proses mencium sesuatu pada hidung
            Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat
kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan
merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsang ini
ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Fungsi bagian-bagian indera pembau :
a)      Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b)      Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c)      Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
d)     Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
e)      Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang terdeteksi ke otak
Hidung peka terhadap rangsang zat kimia dalam bentuk gas. Dalam rongga hidung sebelah
atas terdapat selaput lendir yang didalamnya terdapat sel pembau.
Pada sel pembau terdapat ujung saraf pembau menuju otak. Pada setiap ujung sel pembau
terdapat rambut halus yang diliputi selaput lendir rongga hidung. Fungsi: melembabkan rongga
hidung. Sel sel pembau peka terhadap rangsang berupa zat kimia/gas.

2.     Faring
Merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Faring merupakan persimpangan
antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan.
3.     Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan
yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang
rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorokan (epiglotis).
Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laringsehingga makanan
tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka. Pada
pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita suara

4.      Trakea
Trakea (batang tenggorokan) adalah tuba yang panjangnya kira-kira 9 cm.Trakea terletak dari
laring dan terbifurkasi menjadi bronkus utama pada mamalia, dan dari faring ke syring pada
burung, yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-paru. Trakea tersusun atas enam belas
sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini
di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini
berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka.
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga terdapat
beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium
bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan
butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan. Di paru-paru
trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Trakea berfungsi sebagai saluran udara pernafasan menuju ke alveolus. Trakea
merupakan organ tunggal di tengah yang memiliki panjang rata- rata pada orang dewasa 11 cm.

5.      Bronkus dan bronkiolus


            Bronkus merupakan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan trakea ada 2 cabang
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan
mendatar dari pada yang kearah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru lebih mudah
terserang penyakit.

            Bronkus bercabang-cabang ke bronkiolus. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus.


Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya
semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap
bronkiolus bermuara ke alveolus.

6.      Alveolus
            Alveolus adalah saluran akhir dari alat pernapasan yang berbentuk bola-bola mungil atau
gelembung-gelembung udara yang sangat tipis. Dindingnya tipis, lembap, dan diselimuti oleh
pembuluh kapiler darah.
            Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara. Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati
dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu darah akan
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk pembentukan
energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbondioksida (CO2) . Karbondioksida
tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu darah akan membawa Karbondioksida
ke paru-paru.

7.      Paru-paru
  

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua
bagian yaitu:
1.       paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus.
2.      paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.Selaput bagian dalam
yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di
bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan
tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada
ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga
menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ
banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
II.6SISTEM PERKEMIHAN
A. Pengertian

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:

     Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

     Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.

     Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.

     Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

B. Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal wanita.
Fungsi ginjal:

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan

3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.

4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.

5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.

Uji fungsi ginjal terdiri dari:

1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein
dapat bocor dan masuk ke urine.

2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum
darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.

3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat
sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.

1. Struktur ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut
yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-
lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis,
jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian
terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa
henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).

            Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring
darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang
terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi
yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena
renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

2. Fisiologi ginjal

Ginjal berfungsi:

a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan
konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relatif normal.

b. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal


dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang
abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare,
muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan
posfat).

c. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan,
campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine
akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai
dengan perubahan pH darah.

d. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan,
hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).

e. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai
peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron)
membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis).

Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D


aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.

3. Filtrasi glomerulus

Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang
lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino,
glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah  90 mmHg. Kenaikan
ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih
besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan
yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke
dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan
hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi
glomerulus.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga
faktor tersebut yaitu:

a. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke
dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane
semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel
memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang
lebih besar misalnya protein dan plasma.

b. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan
tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.

c. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman


mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori
kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.

Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama
untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma
masuk ke dalam kapsula bowman.

4. Proses pembentukan urine

 Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk


menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali
zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus
berlanjut ke ureter.

           Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini
terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urine:

1)  Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.

2)  Proses  reabsorpsi

Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus
atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.

3)  Proses sekresi

Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal
selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

5. Peredaran darah ginjal

ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri
renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus.
Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan
pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.

6. Persarafan ginjal

Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini
merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan
hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.

7. Reabsorpsi dan sekresi tubulus

Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-
bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara
selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke
dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan
menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus dan sekresi tubulus).

8. Ekskresi urine, Filtrasi glomerulus, Reabsorpsi tubulus, Sekresi tubulus

a.  Reabsorpsi tubulus

               Ginjal menangani beberapa zat yang  yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan
diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat dihitung sebagi
berikut.

Filtrasi – Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma

               Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada
protein plasma.

               Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relatif
sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau
reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa produk
buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah
yang relatif besar.

                      Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran
epitel tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam
darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat
ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan
antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara
ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.

                      Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan
membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung
dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif
primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi seperti
yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.

b.   Reabsorpsi tubulus proksimal

               Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai
ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.

               Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan membran
brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran lumen
yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus
proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam
empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.

               Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu keseimbangan yang
tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor
hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi
glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari yang
lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.

C. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding abdomen terdiri dari:

1.    Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)

2.    Lapisan tengah lapisan otot polos

3.    Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali


yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

           Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf
sensorik.

           Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum
sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.

           Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat
di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis
akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh
vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan
mesenterium.

          Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi
anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di
depan arteri            hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian
medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

           Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2
cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika
urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.

           Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian
medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan
selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah
terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka
diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

1. Pembuluh darah ureter

a. Arteri renalis

b. Arteri spermatika interna

c. Arteri hipogastrika

d. Arteri vesika inferior

2. Persarafan ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus


spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen
dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai
aferen untuk ureter.

D. Vesika urinaria

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1.    Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis
dan prostat.

2.    Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3.    Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe
vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.

1. Lapisan otot vesika urinaria

Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan
disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior
dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus
venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke
vena iliaka interna.

2. Persarafan vesika urinaria

Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria
melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus
splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus
inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem
susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui
pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.

E. Uretra

Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
1. Uretra pria

Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:

a.    Uretra prostatia

b.    Uretra membranosa

c.    Uretra kevernosa

Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.

Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm  yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir


vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.

Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus
uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di
belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini
terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan
ligamentum arquarta pubis.

Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam
korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke
orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas
menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan
membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6
mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan
membentuk fossa navikularis uretra.

Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula
pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di
sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah
menghalangi ujung kateter  yang dilalui sepanjang saluran.

2. Uretra wanita

Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan
uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra
ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang
terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium
uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan  vagian


dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri
lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa
kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip
jaringan kavernosus.

3. Mikturisi

Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan penambahan
tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini
terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan
dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia.

Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam


rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu
mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari
pleksus hipogastrik.

4. Ciri-ciri urine yang normal

Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang
dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga
tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.

 Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis
tanpak terapung di dalamnya.

 Baunya tajam.

 Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

 Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.

5. Komposisi urine normal

Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah
persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:

 Air                   96%

 Benda padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram
sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini
tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.

Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm,
sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.

Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup
benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.

Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk
mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

3.1 KESIMPULAN
SISTEM PENCERNAAN
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan pada manusia adalah
merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi
molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-ogran pencernaan.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim untuk mempercepat
proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan
makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Organ-organ pada sistem pencernaan yaitu terdiri dari :
a.    Mulut (oris)
b.    Tekak (faring)
c.    Kerongkongan (esophagus)
d.    Lambung (ventrikulus)
e.    Usus halus (intestinum minor)
a.    Usus dua belas jari (duodenum)
b.    Usus kosong (jejunum)
c.    Usus penyerapan (ileum)
f.    Kelenjar Pankreas
g.    Hati (Hepar)
h.    Usus besar (intestinum mayor)
a.    Seikum
b.    Kolon asendens
c.    Kolon transversum
d.    Kolon desendens
e.    Kolon sigmoid
i.    Rectum
j.    Anus 
Dibawah ini akan disajikan tabel saluran pencernaan manusia :
SISTEM PERNAFASAN

pernafasan ( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf autonom.
Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal
tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang tenggorokan), alveoli, paru-paru dan
pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme pernapasan
terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada adalah
pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk, sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot- otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga
dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika alat- alat ini terganggu
karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan
Kematian. Kelainan –kelainan itu diantaranya influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC),
asfiksi, asidosis, difteri, emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru
dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis, bronkitis dan sinusitis

SISTEM PERKEMIHAN

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Sistem urinaria terdiri atas:

     Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

     Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.

     Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.

     Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002

Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001

Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992

Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.

Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.

AFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia Press-Surabaya.
http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN « Fraxawant’s.html
http://Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas « Guru NgeBlog.htm
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusia-kesehatan-pada-
masyarakat.html
http://Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia _ SmartClick.html
http://MAKALAH-PERNAFASAN.html

Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC.

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC.

Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC.

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses
tanggal 29/06/2013.

http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html, diakses tanggal 29/06/2013.

Anda mungkin juga menyukai