Anda di halaman 1dari 3

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat

melimpah. Hal ini yang mendorong daya tarik masyarakat untuk menggunakan tanaman
berkhasiat obat untuk pengobatan secara tradisional. Menurut Anna (2017) masyarakat
mempercayai bahwa penggunaan tumbuhan alami sebagai obat lebih aman karena tidak memiliki
efek samping yang berlebih (Anna L, 2017). Salah satu tanaman berkhasiat obat yang sering
digunakan masyarakat untuk pengobatan tradisional adalah kunyit (Curcuma longa Linn)
(Afidatul, 2019).
Tanaman kunyit sudah dikenal sejak lama di kalangan masyarakat sebagai pelengkap
bumbu masakan dan obat tradisional, hal ini diikuti dengan berkembangnya berbagai industri
berbasis bahan baku alami. Tanaman kunyit juga sering digunakan sebagai tanaman obat
tradisional untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti demam, diare, liver, sesak nafas,
radang hidung, maag dan hipertensi (Septiana, 2015). Selain itu, tanaman kunyit berfungsi
sebagai anti bakteri karena mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri digunakan sebagai
antibakteri karena terdapat gugus fungsi hidroksil dan karbonil yang merupakan turunan fenol
(Yuliati et.al, 2016). Dalam daun kunyit mengandung minyak atsiri golongan monotepen,
sesquiterpen, diterpen, politerpen, alkohol, flavonoid, aldehid, keton, ester dan eter. Selain itu,
komponen minyak atsiri yang berhasil diindentifikasi diantaranya limonen, pinen, dan myrcene
(Aseptianova, 2019). Menurut Edriana (2014) ekstrak dari daun kunyit memiliki aktivitas
antioksidan yang disebabkan karena daun kunyit memiliki senyawa kurkumin. Kurkumin
bersifat antioksidan sehingga mampu meredam aktivitas radikal hidroksil.
Antibakteri yang terdapat pada tanaman kunyit dapat menghambat baik bakteri Gram
positif maupun Gram negatif seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Yuliati et.al,
2016). Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi tersering di dunia.
Tingkat keparahan infeksinya pun bervariasi, mulai dari infeksi minor di kulit (furunkulosis dan
impetigo), infeksi traktus urinarius, infeksi trakrus respiratorius, sampai infeksi pada mata
sedangkan Escherichia coli merupakan bakteri yang bersifat patogen pada manusia yang dapat
menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia serta mengganggu sistem kerja dari organ
lambung. Bakteri ini juga sebagai penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia
(Septiani, 2017). Selain sebagai antibakteri, terdapat juga aktivitas antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat radikal bebas sehingga dapat
mencegah penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas tersebut. Antioksidan dapat diproduksi
secara sintetik dan alami tetapi antioksidan sintetik memiliki efek toksik dibandingkan sintetik
alami. Antioksidan alami dapat ditemukan pada tanaman (Pratiwi, 2019). Menurut penelitian
Septiana (2015) ekstrak etanol dan etil asetat daun, batang, rimpang dan akar tanaman kunyit
mempunyai aktivitas antimikroba dan antioksidan. Aktivitas antimikroba tertinggi terdapat pada
ekstrak etil asetat daun dan aktivitas antioksidan tinggi. Untuk memaksimalkan efek antioksidan
dan antibakteri dibutuhkan ekstraksi dengan menggunakan metode refluks dan sokletasi.
Metode refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dengan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dan adanya pendingin balik.
Ekstraksi dapat berlangsung dengan efisien dan senyawa dalam sampel secara lebih efektif dapat
ditarik oleh pelarut (Susanty, 2016) sedangkan metode ekstraksi sokletasi merupakan suatu
metode pemisahan zat dari campurannya dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan
mengalami sirkulasi, dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi sokletasi memberikan hasil
ekstrak yang lebih tinggi (Debby, 2019).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan uji aktivitas
antioksidan dan antibakteri etanol dari daun kunyit (Curcuma longa Linn) hasil penyarian
dengan metode refluks dan soklet.
Kunyit merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat, seperti semak, dan terdapat
diseluruh daerah yang memiliki iklim tropis. Tanaman kunyit biasanya dapat tumbuh subur dan
liar di lahan terbuka seperti hutan/bekas kebun. Selain dapat tumbuh dihutan, di beberapa daerah
di Asia Selatan, seperti India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia, dan Filiphina, tanaman ini
ditanam dan juga dibudidayakan serta diperjual belikan. Tanaman ini juga bersifat tahunan, yang
pada umumnya berumur lebih dari satu tahun (Fathonah, 2019).

Anda mungkin juga menyukai