Anda di halaman 1dari 5

Defini dan Kategori

Menurut definisi kardiovaskuler dari WHO, penyakit kardiovaskuler adalah penyakit


yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit
kardiovaskuler, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah penyakit jantung koroner
dan stroke.

Penyakit kardiovaskular didefinisikan sebagai kondisi yang mempengaruhi irama


jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah yang melalui bilik jantung, aliran darah miokard, serta
sirklasi perifer yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam fungsi jantung (Poter dan Perry,
2010:332). Orang dewasa mengalami perubahan pada fungsi jantung akibat kalsifikasi jalur
konduksi, penebalan dan gangguan katup jantung karena akumulasi lipid dan fibrosis, serta
penurunan jumlah sel pacemaker pada katup SA (Meiner dan Leuckenotte, 2006:33).

Klasifikasi gangguan system kardiovaskular (New York Heart Association)

- Kelas I : 1) Tidak ada keterbatasan pada aktivitas fisik. 2) Tidak ada gejala dengan
aktivitas biasa.
- Kelas II : 1) Sedikit keterbatasan pada aktivitas fisik. 2) Aktivitas biasa
menyebabkan timbulnya gejala.
- Kelas III : 1) Keterbatasan nyata pada aktivitas fisik. 2) Aktivitas dengan intensitas
kurang dari biasa dapat menimbulkan gejala. 3) Asimtomatik saat istirahat.
- Kelas VI : 1) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apa pun tanpa
ketidaknyamanan. 2) Gejala timbul saat istirahat. (Sumber: Udjianti (2010:14)).

Kardiovaskuler terdiri dari beberapa penyakit yaitu :

1. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa
memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat ( WHO, 2016 ).
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi memompa
darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik
masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal jantung merupakan suatu
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut hanya
dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya
(Panggabean, 2009).

2. Aritmia
Istilah aritmia mengacu pada perubahan dari mekanisme penjalaran impuls listrik jantung
yang menyebabkan gangguan irama denyut jantung. 2 bentuk mendasar dari aritmia adalah :
 Takikardi , jika denyut jantung >100x/menit
 Bradikardi, jika denyut jantung
Beberapa aritmia berlangsung secara singkat sehingga denyut jantung keseluruhan tidak
terlalu terpengaruhi. Namun jika aritmia berlangsung cukup lama dapat mengakibatkan
denyut jantung menjadi terlalu lambat ataupun terlalu cepat sehingga kemampuan jantung
untuk memompa darah menjadi kurang efektif (Sherwood L, 2014). Takikardi mengurangi
curah jantung dengan memperpendek waktu pengisian ventrikel dan volume sekuncup,
sedangkan bradikardi mengurangi curah jantung dengan mengurangi frekuensi ejeksi
ventrikel (Rilantono, 2004)

3. Angina Pectoris
Pengertian klinis Angina adalah keadaan iskemia miokard karena kurangnya suplai
oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) yang disebabkan oleh penyumbatan atau
penyempitan arteri koroner, peningkatan beban kerja jantung, dan menurunya kemampuan
darah mengikat oksigen Angina pectoris merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan
tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Angina memiliki
beberapa tipe yaitu: Stable (Stable Exertional) angina, Unstable (Crescendo/Pre-infarction)
angina, Variant (Prinzmetal’s) angina, dan Angina Mikrovaskular (Udjianti, 2010).

4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode (Udjianti, 2010).
Hipertensi juga di definisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekana
darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian terpisah.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi
ditemukan dalam dua tipe: hipertensi esensial (primer), yang paling sering terjadi, dan
hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain yang dapat
diidentifikasi (Kowalak, 2014:179).
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsesus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 >160 >100
Hipertensi sistolik ≥140 <90
Sumber: Aris (2007)

5. Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah
atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry
Hartono, 2000). Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipida ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipida dalam plasma. Dislipidemia juga bisa dikatakan
sebagai hiperlipidemia yang merupakan peristiwa peningkatan lipid dalam serum, yang
bertindak sebagai faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskular.
Dislipidemia terdiri atas beberapa macam:
1. Dislipidemia primer (Grundy SM et al, 2004)
Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik. Pasien
dislipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan dislipidemia
kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena hiperkolesterolemia familial,
dislipidemia remnan, dan hipertrigliseridemia primer.
2. Dislipidemia sekunder (Grundy SM et al, 2004)
Pengertian sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain
misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes melitus, dan sindroma metabolik
(tabel2). Pengelolaan penyakit primer akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Dalam
hal ini pengobatan penyakit primer yang diutamakan. Akan tetapi pada pasien diabetes
mellitus pemakaian obat hipolipidemik sangat dianjurkan, sebab risiko koroner pasien
tersebut sangat tinggi. Pasien diabetes melitus dianggap mempunyai risiko yang sama
(ekivalen)dengan pasien penyakit jantung koroner. Pankreatitis akut merupakan
menifestasi umum hipertrigliseridemia yang berat.

Faktor Resiko
1. Gagal Jantung
2. Aritmia
3. Angina Pectoris (Winchester, 2015)
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner yang
bisa memuculkan angina adalah:

 Kebiasaan merokok.
 Riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.
 Kadar kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi.
 Menderita diabetes.
 Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga.
 Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
 Mengalami obesitas.
 Berusia di atas 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 55 tahun untuk wanita.

4. Hipertensi (Fauzi, 2014)


Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :
a. Tidak dapat diubah:
1) Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada orangtua atau
saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih besar.
2) Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula
resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan
regulasi hormon yang berbeda
b.Dapat diubah:
1) Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh menahan
cairan yang meningkatkan tekanan darah.
2) Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menyempit, pada
akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
3) Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah. Setiap cangkir kopi
mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10
mmHg.
4) Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah. Ini akan
menyebabkan tekanan darah meningkat.
5) Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki peluang
lebih besar terkena hipertensi.
6) Kurang olahraga, Kurang olahraga dan kurang gerak dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi namun
tidak dianjurkan olahraga berat.
7) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang cenderung
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu maka
tekanan darah akan kembali normal.
8) Kebiasaan merokok, Nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin,
katekolamin yang meningkat dapat mengakibatkan iritabilitas miokardial,
peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan vasokonstriksi yang kemudian
meningkatkan tekanan darah.
9) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expansion, Penghentian penggunan kontrasepsi hormonal, dapat
mengembalikan tekanan darah menjadi normal kembali.

5. Dislipidemia
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan keadaan dislipidemia pada manusia, yaitu
(Kennedy, 1995)
 Riwayat keluarga dengan dislipidemia
 Obesitas
 Diet kaya lemak
 Kurang melakukan olahraga
 Penggunaan alkohol
 Merokok
 Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
 Kelenjar tiroid yang kurang aktif
Daftar Pustaka
Andry Hartono. 2000. Penyakit Bawaan Makanan. EGC. Jakarta
Aris Sugiharto, 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat.
Universitas Diponegoro Semarang. Disertasi
Fauzi, I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat, Diabetes &
Hipertensi. Yogyakarta : ARASKA
Grundy S. M., 2004. Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease. J Clin
Endocrinol Metab, 89(6) : 2595-2600
Kennedy, L.W. American Heart Association consensus panel statemen on preventing
heart attack and death in patients with coronary diseaese . J ACC, 1995,26; 291
Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Meiner, Sue E., dan Annette G. Lueckenotte. (2006). Gerontologic Nursing (3th ed.).
Philadelphia: Mosby Elsevier
Panggabean, M.M & Gultom, S.P., 2009, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Rineka Cipta
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.
3. Jakarta : EGC
Rilantono, Lily Ismudiati. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Gaya Baru.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Winchester, D.E. & Pepine, C.J. (2015). Angina Treatments and Prevention of Cardiac
Events: An Appraisal of the Evidence. Eur Heart J Suppl. 17 (Suppl G), pp. G10–G18.
World Health Organization (WHO). 2016. Asthma Fact Sheets.

Anda mungkin juga menyukai