- Kelas I : 1) Tidak ada keterbatasan pada aktivitas fisik. 2) Tidak ada gejala dengan
aktivitas biasa.
- Kelas II : 1) Sedikit keterbatasan pada aktivitas fisik. 2) Aktivitas biasa
menyebabkan timbulnya gejala.
- Kelas III : 1) Keterbatasan nyata pada aktivitas fisik. 2) Aktivitas dengan intensitas
kurang dari biasa dapat menimbulkan gejala. 3) Asimtomatik saat istirahat.
- Kelas VI : 1) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apa pun tanpa
ketidaknyamanan. 2) Gejala timbul saat istirahat. (Sumber: Udjianti (2010:14)).
1. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa
memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat ( WHO, 2016 ).
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi memompa
darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik
masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal jantung merupakan suatu
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut hanya
dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya
(Panggabean, 2009).
2. Aritmia
Istilah aritmia mengacu pada perubahan dari mekanisme penjalaran impuls listrik jantung
yang menyebabkan gangguan irama denyut jantung. 2 bentuk mendasar dari aritmia adalah :
Takikardi , jika denyut jantung >100x/menit
Bradikardi, jika denyut jantung
Beberapa aritmia berlangsung secara singkat sehingga denyut jantung keseluruhan tidak
terlalu terpengaruhi. Namun jika aritmia berlangsung cukup lama dapat mengakibatkan
denyut jantung menjadi terlalu lambat ataupun terlalu cepat sehingga kemampuan jantung
untuk memompa darah menjadi kurang efektif (Sherwood L, 2014). Takikardi mengurangi
curah jantung dengan memperpendek waktu pengisian ventrikel dan volume sekuncup,
sedangkan bradikardi mengurangi curah jantung dengan mengurangi frekuensi ejeksi
ventrikel (Rilantono, 2004)
3. Angina Pectoris
Pengertian klinis Angina adalah keadaan iskemia miokard karena kurangnya suplai
oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) yang disebabkan oleh penyumbatan atau
penyempitan arteri koroner, peningkatan beban kerja jantung, dan menurunya kemampuan
darah mengikat oksigen Angina pectoris merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan
tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Angina memiliki
beberapa tipe yaitu: Stable (Stable Exertional) angina, Unstable (Crescendo/Pre-infarction)
angina, Variant (Prinzmetal’s) angina, dan Angina Mikrovaskular (Udjianti, 2010).
4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode (Udjianti, 2010).
Hipertensi juga di definisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekana
darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian terpisah.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi
ditemukan dalam dua tipe: hipertensi esensial (primer), yang paling sering terjadi, dan
hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain yang dapat
diidentifikasi (Kowalak, 2014:179).
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsesus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
5. Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah
atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar HDL kolesterol (Andry
Hartono, 2000). Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipida ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipida dalam plasma. Dislipidemia juga bisa dikatakan
sebagai hiperlipidemia yang merupakan peristiwa peningkatan lipid dalam serum, yang
bertindak sebagai faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskular.
Dislipidemia terdiri atas beberapa macam:
1. Dislipidemia primer (Grundy SM et al, 2004)
Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik. Pasien
dislipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan dislipidemia
kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena hiperkolesterolemia familial,
dislipidemia remnan, dan hipertrigliseridemia primer.
2. Dislipidemia sekunder (Grundy SM et al, 2004)
Pengertian sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain
misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes melitus, dan sindroma metabolik
(tabel2). Pengelolaan penyakit primer akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Dalam
hal ini pengobatan penyakit primer yang diutamakan. Akan tetapi pada pasien diabetes
mellitus pemakaian obat hipolipidemik sangat dianjurkan, sebab risiko koroner pasien
tersebut sangat tinggi. Pasien diabetes melitus dianggap mempunyai risiko yang sama
(ekivalen)dengan pasien penyakit jantung koroner. Pankreatitis akut merupakan
menifestasi umum hipertrigliseridemia yang berat.
Faktor Resiko
1. Gagal Jantung
2. Aritmia
3. Angina Pectoris (Winchester, 2015)
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner yang
bisa memuculkan angina adalah:
Kebiasaan merokok.
Riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Kadar kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida yang tinggi.
Menderita diabetes.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga.
Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
Mengalami obesitas.
Berusia di atas 45 tahun untuk laki-laki dan di atas 55 tahun untuk wanita.
5. Dislipidemia
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan keadaan dislipidemia pada manusia, yaitu
(Kennedy, 1995)
Riwayat keluarga dengan dislipidemia
Obesitas
Diet kaya lemak
Kurang melakukan olahraga
Penggunaan alkohol
Merokok
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Kelenjar tiroid yang kurang aktif
Daftar Pustaka
Andry Hartono. 2000. Penyakit Bawaan Makanan. EGC. Jakarta
Aris Sugiharto, 2007. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat.
Universitas Diponegoro Semarang. Disertasi
Fauzi, I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat, Diabetes &
Hipertensi. Yogyakarta : ARASKA
Grundy S. M., 2004. Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease. J Clin
Endocrinol Metab, 89(6) : 2595-2600
Kennedy, L.W. American Heart Association consensus panel statemen on preventing
heart attack and death in patients with coronary diseaese . J ACC, 1995,26; 291
Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Meiner, Sue E., dan Annette G. Lueckenotte. (2006). Gerontologic Nursing (3th ed.).
Philadelphia: Mosby Elsevier
Panggabean, M.M & Gultom, S.P., 2009, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Rineka Cipta
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.
3. Jakarta : EGC
Rilantono, Lily Ismudiati. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Gaya Baru.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Winchester, D.E. & Pepine, C.J. (2015). Angina Treatments and Prevention of Cardiac
Events: An Appraisal of the Evidence. Eur Heart J Suppl. 17 (Suppl G), pp. G10–G18.
World Health Organization (WHO). 2016. Asthma Fact Sheets.