Anda di halaman 1dari 10

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka

Utara yang berada diantara 2°46'45"-3°50'50" Lintang Selatan dan membentang dari

barat ke timur diantara 120°41'16"-121°26'31" Bujur Timur. Analisis sampel tanah

akan dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo. Penelitian ini direncanakan dari bulan Desember 2019 –

April 2020.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta unit lahan, disusun

dengan melakukan overlay (tumpang susun) peta penggunaan lahan, peta kemiringan

lereng, peta jenis tanah kecamatan Ngapa yang diperoleh dari Badan Informasi

Geospasial.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning

System), kompas, meteran, cangkul, parang, pisau lapang, bor tanah, Clinometer,

kartu deskripsi, buku panduan pengamatan tanah di lapangan, kamera digital, dan

alat tulis menulis serta peralatan untuk analisis tanah di laboratorium.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian di lapangan adalah metode sistem

survei bebas yang didasarkan pada pendekatan unit lahan. Pengambilan sampel tanah

dalam penelitian ini dilakukan secara acak, dengan mempertimbangkan jenis tanah,
22

kemiringan lereng dan penggunaan lahan pada kawasan karst. Setiap unit lahan

tersebut dilakukan observasi beberapa karakteristik eksternal dan internal pada suatu

unit lahan. Metode analisis spasial juga dilakukan melalui operasi tumpang susun

(overlay) berbagai peta-peta tematik. selain itu juga dibutuhkan data curah hujan,

untuk kemudian dilakukan pemprosesan dan analisis data sehingga diperoleh

perkiraan kelas kemampuan lahan pada daerah penelitian.

3.4. Prosedur Penelitian

Agar dapat dilaksanakan secara terarah dan tepat waktu, dengan hasil yang

sesuai dengan tujuan, maka penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu

persiapan, survei lapangan, analisis sampel di laboratorium, analisis data dan tahap

penyajian hasil sebagaimana disajikan pada gambar 3.

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

TAHAPAN BULAN 2019 - 2020


PENELITIAN DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
PERSIAPAN
SURVEI LAPANGAN
ANALISIS TANAH
ANALISIS DATA
PENYAJIAN HASIL

3.4.1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini jenis pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Studi atau telaah berbagai pustaka dengan mempelajari buku-buku refrensi dan

data sekunder hasil-hasil penelitian terdahulu, yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian.
23

b. Pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi lokasi penelitian, untuk

mendapatkan gambaran umum tentang lokasi penelitian.

c. Pembuatan peta kerja lapang dalam bentuk peta unit lahan dengan cara overlay

beberapa peta tematik yaitu: peta jenis tanah, peta kelerengan dan peta

penggunaan lahan Kecamatan Ngapa, kemudian menentukan satuan-unit lahan

yang menjadi sampel area dan sebaran titik pengamatan dalam setiap satuan unit

lahan.

d. penyiapan kartu deskripsi pengamatan di lapangan sebagai pedoman dalam

pengamatan intensif satuan unit lahan dilapangan dan alat serta bahan yang

dibutuhkan pada pengamatan lapangan.

e. Pengurusan dokumen yang dibutuhkan pada pekerjaan lapangan yaitu surat izin

penelitian.

3.4.2. Tahap Survei Lapangan

Tahap ini dilakukan dengan cara observasi langsung dilapangan yang

dilakukan pada unit lahan yang telah ditentukan, meliputi:

a. Penyesuaian terhadap peta unit lahan hasil overlay dengan kondisi yang ada

dilapangan.

b. Pengamatan data eksternal pada setiap unit lahan yang telah ditentukan. Adapun

hal-hal yang akan di amati dari data eksternal tersebut terdiri dari penggunaan

lahan, kemiringan lereng, drainase, tingkat bahaya erosi, batuan permukaan, dan

bahaya banjir.

c. Pengamatan tanah melalui identifikasi boring setiap unit lahan. Pengamatan

dengan boring dilakukan sampai kedalaman 120 cm atau sampai mencapai bahan
24

induk. Adapun hal-hal yang diamati pada deskripsi boring yaitu: kedalaman

lapisan tanah dan tekstur tanah secara kualitatif. pengambilan sampel tanah terdiri

dari sampel tanah terusik untuk menentukan analisis tekstur tanah dan bahan

organik, serta sampel tanah tidak terusik untuk analisis permeabilitas tanah, Kadar

Air Tanah (KAT), Bobot Isi (BV) dan Total Ruang Pori Tanah, yang di ambil

menggunakan ring sampel.

d. sampel tanah dari setiap unit lahan kemudian akan dibawah ke Laboratorium

untuk dianalisis.

3.4.3. Tahap Analisis Tanah di Laboratorium

Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini merujuk pada petunjuk teknis

analisis kimia tanah, tanaman, air dan pupuk (Balai Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, 2009),sebagai berikut:

a. Uji penetapan tekstur tanah terhadap sampel tanah komposit yang telah

dikumpulkan dilapangan.

b. Uji penetapan bahan organik terhadap sampel tanah yang berasal dari lapangan.

c. Uji penetapan permeabilitas terhadap sampel tanah yang diambil dengan

menggunakan ring.

3.4.4. Tahap Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode faktor

penghambat, dimana setiap kualitas lahan atau sifat-sifat lahan diurutkan dari yang

terbaik sampai yang terburuk, kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas;

penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik dan berurutan semakin besar
25

hambatan semakin buruk kelasnya (Rayes, 2007). Dengan acuan klasifikasi kelas

kemampuan lahan yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno et al, 2015) sebagai dasar

rekomendasi peruntukan penggunaan lahan. Kriteria klasifikasi kemampuan lahan

antara lain: kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah,

permeabilitas, drainase, kerikil/batuan dan ancaman banjir. sebagaimana disajikan

pada tabel 1.

Tabel 1. Kriteria klasifikasi kelas kemampuan lahan


Faktor Ke las Ke mampuan Lahan
No Penghambat/Pe
mbatas I II III IV V VI VII VIII

Tekstur Tanah (t)


Tekstur Lap.
1 t2/t3 t1/t4 t1/t4 (*) (*) (*) (*) t5
Atas (40 cm)
Tekstur Lap.
t2/t4 t1/t4 t1/t4 (*) (*) (*) (*) t5
Bawah
Lereng
2 l0 l1 l2 l3 (*) l4 l5 l6
Permukaan (%)

3 Drainase d0/d1 d2 d3 d4 (**) (*) (*) (*)

4 Kedalaman Tanah k0 k0 k1 k2 (*) k3 (*) (*)

5 Keadaan Erosi e0 e1 e1 e2 (*) e3 e4 (*)

6 Permeabilitas p2/p3 p2/p3 p2/p3/p4 p2/p3/p4 p1 (*) (*) p5

7 Kerikil/Batuan b0 b0 b0 b1 b2 (*) (*) b3

8 Ancaman Banjir O0 O1 O2 O3 O4 (*) (*) (*)

Keterangan:
(*) = Mempunyai sembarang sifat faktor penghambat dari kelas yang rendah
(**) = Permukaan tanah selalu tergenang air

3.4.4.1. Tekstur Tanah

Metode yang digunakan untuk menentukan tekstur tanah merujuk pada

klasifikasi kelas tekstur tanah efektif yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno et al,

2015) sebagaimana ditunjukan pada tabel 2.


26

Tabel 2. Klasifikasi kelas Tekstur tanah

Kode Kelas Tekstur


t1 Halus liat berdebu, liat
liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung
t2 agak halus berliat,lempung liat berpasir
t3 Sedang debu, lempung berdebu, lempung
t4 agak kasar lempung berpasir
t5 Kasar pasir berlempung, pasir

3.4.4.2. Lereng Permukaan

Metode yang digunakan untuk menentukan lereng permukaan merujuk pada

kelas kelerengan yang di kemukakan oleh (Hardjowigeno et al, 2015) sebagaimana

pada tabel 3.

Tabel 3. Kelas Kelerengan

Kemiringan
Kode Topografi
(%)
l0 0-3 Datar
l1 3-8 Landai atau berombak
l2 8-15 Agak Miring atau Bergelombang
l3 15-30 Miring atau Berbukit
l4 30-45 Agak Curam
l5 45-65 Curam
l6 >65 Sangat Curam

3.4.4.3. Drainase

Metode yang digunakan untuk menentukan drainase tanah merujuk pada

klasifikasi kelas drainase tanah yang dikemukakan oleh (Rayes, 2007) sebagaimana

disajikan pada tabel 4.


27

Tabel 4. Klasifikasi kelas drainase tanah

Kode Kelas Keterangan


tanah yang mempunyai peredaran udara baik.
Seluruh profil tanah dari atas sampai lapisan bawah
D0 Baik
berwarna terang yang uniform dan tidak terdapat
bercak-bercak
tanah mempunyai peredaran udara baik. Tidak
D1 terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat,
agak baik
atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas
lapisan bawah
lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik.
D2 Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,
agak buruk
coklat, atau kelabu. Bercak-bercak terdapat pada
seluruh lapisan bawah
bagian atau lapisan atas (dekat permukaan) terdapat
D3
Buruk warna atau bercak berwarna kelabu, coklat, dan
kekuningan
seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu
D4
sangat buruk dan tanah bawah berwarna kelabu atau terdapat
bercak kelabu, coklat, dan kekuningan.

3.4.4.4. Kedalaman Tanah

Metode yang digunakan untuk menentukan kedalaman tanah merujuk pada

klasifikasi kelas kedalaman tanah efektif yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno et

al, 2015), sebagaimana disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi kelas kedalaman tanah

Kode Kelas Kedalaman


K0 Dalam > 90
K1 Sedang 50-90
K2 Dangkal 25-50
K3 Sangat Dangkal < 25

3.4.4.5. Tingkat Bahaya Erosi (TBE)

Metode yang digunakan dalam penentuan tingkat bahaya erosi ini merujuk

pada (Departemen Kehutanan 1986 dalam Hardjowigeno et al, 2015) menggunakan


28

tabel pendekatan tebal solum tanah dan besarnya erosi sebagai dasar menghitung

tingkat bahaya erosi sebagaimana disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat bahaya erosi berdasarkan tebal solum tanah dan besarnya bahaya

erosi (jumlah erosi maksimum)

Erosi Maksimum (A)-ton/ha/tahun


Tebal Solum Tanah
<15 15-60 60-180 180-480 >480
>90 SR S S B SB
60-90 R B B SB SB
30-60 S SB SB SB SB
<30 B SB SB SB SB
Keterangan:

SR =Sangat Rendah B =Berat S =Sedang


R =Rendah SB =Sangat Berat

Untuk mengetahui persentase tingkat bahaya erosi menggunakan klasifikasi

tingkat bahaya erosi (Rayes, 2007) sebagaimana disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Klasifikasi kelas tingkat bahaya erosi

Kode Kisaran
e0 Tidak ada Erosi
e1 Ringan (<25% lapisan atas hilang)
e2 Sedang (25 – 75% lapitas atas hilang)
e3 Agak berat (>75 lapisan atas - <25 lapisan bawah hilang)
e4 Berat (>25% lapisan bawah hilang)
e5 Sangat berat (Erosi parit)

3.4.4.6. Permeabilitas

metode yang digunakan untuk menentukan permeabilitas tanah merujuk pada

klasifikasi kelas permeabilitas tanah yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno et al,

2015), sebagaimana yang disajikan pada tabel 8.


29

Tabel 8. Penilaian Kelas Permeabilitas Tanah

Kode Kelas Nilai P (Cm/Jam)


P1 Lambat <0,5
P2 Agak Lambat 0,5-2,0
P3 Sedang 2,0-6,25
P4 Agak cepat 6,25-12,5
P5 Cepat >12,5

3.4.4.7. kerikil/batuan

Metode yang digunakan untuk menentukan kerikil/batuan tanah merujuk

pada klasifikasi kerikil batuan tanah yang dikemukakan (Hardjowigeno et al, 2015),

sebagaimana disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Klasifikasi persentase kerikil/batuan

Kode Kelas Volume


bo Tidak Ada 0-15 %
b1 Sedang 15-50 %
b2 Banyak 50-90 %
b3 Sangat Banyak >90 %

3.4.4.8. Bahaya Banjir

Metode yang digunakan untuk menentukan bahaya banjir merujuk pada

klasifikasi bahaya banjir yang dikemukakan oleh (Hardjowigeno et al, 2015),

sebagaimana disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi kelas bahaya banjir


30

Kode Kelas Kriteria Banjir


O0 Tidak Pernah dalam periode satu tahun tanah tidak pernah
tertutup banjir untuk untuk waktu lebih dari 24 jam
dalam periode kurang satu bulan banjir yang
O1 Jarang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya tidak
teratur
selama waktu satu bulan dalam setahun, tanah
kadang-
O2 secara teratur tertutupi banjir untuk jangka waktu
kadang
lebih dari 24 jam
selama waktu 2-5 bulan dalam setahun secara
O3 Sering teratur selalu dilanda banjir yang lamanya lebih dari
24 jam
selama waktu enam bulan atau lebih tanah selalu
O4 sangat sering dilanda banjir secara teratur yang lamanya lebih
dari 24 jam.

3.4.5. Tahap Penyajian Hasil

Penyajian hasil penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk skripsi lengkap

bersama dengan peta-peta yang dihasilkan, meliputi:

a. peta kemampuan lahan pada kawasan karst dengan menggunakan skala 1:50.000

b. peta arahan penggunaan lahan pada kawasan karst dengan menggunakan skala

1:50.000

Anda mungkin juga menyukai