Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

PERTANYAAN/MASALAH TENTANG PERTUMBUHAN GEREJA


DEWASA INI DARI SEGI KRISTEN DAN JAWABANYA
DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Risnawaty Sinulingga, M.Th

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 A:

Friska Steavany Ulyartha Br. Tobing (210200135)

Laureza Nanda Putri Silaban (210200616)

Monica Mega Mawarni Rajagukguk (210200363)

Nora Engelica Br. Manurung (210200553)

Noverina Sianturi (210200083)

Umardani Banjarnahor (210200332)

KELAS 1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini adalah suatu karya untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang menjadi
bentuk keterikatan atau hubungan dari pengertian Kelompok Sel dalam ruang lingkup
Pertumbuhan Gereja. Kelompok Sel dan Pertumbuhan Gereja itu memiliki suatu keterkaitan
yang begitu erat dalam mengembangkan kerja sama di dalam gereja sehingga gereja
mengalami pertumbuhan iman yang baik.
Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah
berdasarkan kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota tubuh
Kristus yang bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam kebenaran
firman Allah. Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan yang sifatnya
duniawi tetapi gerak kehidupan dinamis dan memiliki dimensi kekekalan. Tujuan kehidupan
yang dibangun di dalam persekutuan tersebut adalah memuliakan Nama Tuhan Yesus
sebagai ucapan syukur atas anugerah kehidupan dan keselamatan.
Sebagaimana kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka gereja
pun memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Gereja yang
sehat, bertumbuh dan berbuah adalah gereja yang bersedia untuk dibersihkan oleh Tuhan.
Hal ini disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui suatu gambaran yakni Pokok Anggur Yang
Benar (Yohanes 15:1-8). Gereja dapat bertumbuh dan berbuah jika senantiasa tinggal di
dalam Dia dan bersedia dibersihkan oleh Bapa dan dalam pertumbuhannya gereja tidak akan
mengalami kekurangan sebab Yesus berjanji “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.”
Pertumbuhan gereja adalah isu menarik yang perlu untuk diperhatikan oleh gereja
dewasa ini. Gereja seringkali tidak menyadari permasalahan yang sedang dihadapinya.
Tulisan ini mencoba untuk menilik dan menganalisa persoalan yang dialami oleh Gereja.
Berdasarkan uraian permasalahan dalam latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji dan menulis makalah ini dengan judul “PERTANYAAN/MASALAH TENTANG
PERTUMBUHAN GEREJA DEWASA INI DARI SEGI KRISTEN DAN JAWABANYA”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran masalah sehubungan dengan pertumbuhan gereja dewasa ini dari
segi ke kristenan?
2. Bagaimana jawaban dan solusi sehubungan dengan pertumbuhan gereja dari segi ke
kristenan ?
3. Apa saran dan kesimpulan mengenai pertumbuhan gereja dari segi kekristenan ?

PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana gambaran masalah sehubungan dengan pertumbuhan gereja dewasa ini
dari segi ke kristenan?
Pertumbuhan gereja secara Dewasa merupakan pertumbuhan yang dihasilkan berdasarkan
hubungan pribadi dengan Roh Kudus. Pertumbuhan gereja dewasa berlangsung maju ke arah
yang semakin baik, yang dapat dilihat dari sikap kasih yang dimiliki di dalam persekutuan.
Penekanan pertumbuhan kualitas adalah kedewasaan rohani yang dibuktikan dari perbuatan,
perkataan dan tindakan yang berdasarkan karakter Kristus dan mewujudkan tugas panggilan
yang diamanatkan oleh Yesus sebagai kepala gereja, yaitu melayani, bersekutu, dan bersaksi.
Contoh dalam Kisah Para Rasul 2 : 41 – 47 yakni pertumbuhan kualitas atau pertumbuhan
dewasa dinyatakan dalam kehidupan orang percaya yang mula-mula yaitu adanya perubahan
tingkah laku dan karakter dimana mereka hidup dalam ketakutan (ayat 43), kesatuan (ayat 44),
dan kasih (ayat 45). Adanya ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam
doa dan dalam ibadah bersama (ayat 42, 47) Adanya pengorbanan harta benda untuk keperluan
sesama dan pelayanan sambil memecahkan roti yang sering dilakukan di dalam Bait Allah dan di
rumah masing-masing dengan tulus hati, dan kasih persaudaraan (ayat 45, 46).

Ada berbagai macam pertumbuhan, dan beberapa di antaranya sama sekali tidak
berhubungan dengan angka. Gereja bisa saja hidup dan bertumbuh sekalipun angka
keanggotaan/kehadiran tidak berubah. Kalau orang-orang dalam Gereja itu bertumbuh dalam
kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan Yesus, tunduk pada kehendak-Nya dalam kehidupan
mereka, baik secara pribadi maupun bersama-sama, itulah Gereja yang mengalami pertumbuhan
yang sejati. Pada saat bersamaan, Gereja dapat terlihat sibuk dan ramai setiap minggu, memiliki
jumlah yang besar, tapi tetap mati secara rohani.

Semua jenis pertumbuhan mengikuti pola tertentu. Sebagaimana makhluk yang


bertumbuh, gereja setempat memiliki orang-orang yang menanamkan benih (penginjil) dan yang
menyiram (pendeta/pengajar), dan mereka yang menggunakan karunia-karunia rohani mereka
bagi pertumbuhan rohani mereka di gereja setempat. Tapi, Allah sendiri yang memberi
pertumbuhan (1 Korintus 3:7). Mereka yang menanam dan mereka yang menyiram sama-sama
akan mendapat pahala, masing-masing menurut jerih lelah mereka (1 Korintus 3:8). Harus ada
keseimbangan antara menanam dan menyiram supaya gereja dapat bertumbuh, dan ini berarti
bahwa dalam Gereja yang sehat dan dewasa setiap orang harus mengenali karunia rohaninya
sehingga dia dapat berfungsi sepenuhnya dalam tubuh Kristus. Kalau menanam dan menyiram
tidak lagi seimbang, Gereja tidak akan berhasil sesuai dengan rencana Allah. Tentunya harus ada
ketergantungan dan ketaatan pada Roh Kudus setiap hari sehingga kuasa-Nya dapat disalurkan
dalam diri mereka yang menanam dan menyiram sehingga pertumbuhan dari Allah dapat
terwujud. Akhirnya, gambaran dari Gereja yang hidup dan bertumbuh ditemukan dalam Kisah
Para Rasul 2:42-47 dimana dikatakan bahwa orang-orang percaya, “bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.” Dikatakan pula bahwa mereka saling melayani satu dengan yang lainnya dan
menjangkau mereka yang perlu mengenal Allah, dan “tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan.” Ketika hal-hal mendasar ini ada, maka Gereja akan
mengalami pertumbuhan rohani, tanpa memperdulikan apakah mereka bertambah atau tidak
secara kuantitas.

Namun untuk menjadi Gereja dewasa tidaklah mudah, ada banyak permasalahal dalam
menjalan kan pertumbuhan gereja dewasa tersebut. beberapa hal yang melatar belakangi gereja
tidak bertumbuh secara dewasa pada saat ini, yaitu:

a. Pemimpin Gereja yang Kehilangan Visi Allah


Pemimpin gereja yang tidak memiliki visi yang jelas akan membuat ketidak
efektifan dalam kerjanya dan tidak bisa menurunkan visi yang jelas kepada anggota
jemaatnya. Pemimpin yang memiliki visi yang jelas akan membuat sasaran yang jelas
untuk mengarahkan setiap jemaat pada tujuan Allah. Tujuan Allah yang ditaruh dalam
hati pemimpin tidak terealisasikan dengan baik apabila pemimpin tidak memiliki yang
sejalan dengan visi Ilahi yaitu lamban mengemban amanat agung secara efektif. Visi
Allah yang harus diketahui oleh seorang pemimpin adalah mengarahkan setiap orang
percaya untuk bersaksi, artinya memuridkan orang-orang menjadi pengikut Kristus.
Gereja sangat bergantung pada seorang pemimpin karena pemimpin adalah kepala
dan sebagai acuan atau unjung tombak dalam komunitas ibadah. Untuk itu pemimpin
harus mengenakkan standar etika kerajaan Allah dan menuruti apa yang dikatakan
Alkitab. Namun banyak pemimpin sekarang berdiri diatas standarnya sendiri dan berbuat
sesuai dengan kehendaknya tanpa mempedulikkan apa yang dikatakan firman Tuhan,
karena yang terpenting baginya adalah membuat hati jemaat senang dan hidupnya
terjamin.

b. Fokus Gereja yang Salah


Jemaat yang hidup dengan susunan program dari gereja akan berkembang tapi
tidak mengalami pertumbuhan. Jemaat dan gereja-gereja saat ini mempersibuk diri
dengan program yang ada, namun tujuan mereka menjadi gereja Tuhan hampir tidak
ditemukan lagi. Tujuan gereja mencari jiwa dan menjadikan orang yang belum percaya
menjadi murid Kristus bukan memperbanyak program supaya orang tertarik dan jemaat
tidak bosan datang ke gereja. Cara demikianlah yang pada umumnya dilakukan oleh
aktifis atau pemimpin gereja supaya jemaat tetap nyaman berada dalam gereja, tapi
menghilangkan sesuatu yang berati dalam diri seseorang yang harus ia mengerti sesuai
dengan apa yang dikatakan kitab suci.
Program yang dibuat gereja berfokus pada kemuliaan dan Kerajaan Allah bukan
pada jemaat. Motif disaat menyusun sebuah program adalah menarik orang dengan
usaha mereka bukan dengan pekerjaan Allah. Dick Iverson berkata bahwa setiap gereja
yang melaksanakan hal-hal yang besar dalam kerajaan Allah harus memiliki landasan
yang kuat dalam kitab suci. Bercermin kepada Alkitab adalah hal yang terbaik untuk
setiap program-program gereja supaya tidak menyimpang dari kehendak Allah. Halasil
adalah, program yang tidak sesuai dengan kitab suci membawa kesesatan dan salah
haluan saat melakukannya. Akibatnya banyak jemaat hanya sibuk mengikuti program
dari gereja tapi iman mereka tidak bertumbuh.

c. Khotbah yang tidak Alkitabiah


Khotbah adalah seni untuk menyampaikan Firman Allah. Firman Allah perlu
penjabaran dan penjelasan yang baik supaya jemaat dapat menerima dengan mudah,
dengan tujuan supaya jemaat semakin bertumbuh dan mengalami pengenalan secara
pribadi dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Khotbah yang disampaikan oleh para
pendeta harus Alkitabiah, dalam artian bahwa setiap pengkhotbah harus menyampaikan
Firman Allah sesuai dengan kehendak Allah yang tertulis di dalam Alkitab bukan
kehendak pengkhotbah atau untuk mengenakkan telinga jemaat yang mendengar
khotbah.
Aplikasi dari setiap pemberitaan Firman Allah harus lahir dari hermeutika dan
eksegesis bukan berdasarkan kebutuhan atau memaksakan teks Alkitab menjawab
kebutuhan jemaat. Firman Allah yang mampu menguatkan manusia bukan perkataan
atau motivasi dari para pendeta yang berkhotbah. Pendeta dalam khotbahnya sering
meninggalkan teks yang ia khotbahkan untuk menjawab kontkes pada saat itu, sehingga
perkataan yang keluar tidak berasal dari Allah, dan hal itu haram bagi seorang
pengkhotbah karena menyampaikan isi hatinya daripada isi hati Allah.

2.2 Bagaimana jawaban atau solusi sehubungan dengan pertumbuhan gereja dari segi ke
kristenan?
Untuk dapat bertumbuh keluar, gereja harus bertumbuh dulu dari dalam,
pertumbuhan gereja harus didasari dari dalam gereja yang artinya gereja harus bisa
bertumbuh dalam hal disiplin rohaninya, untuk dapat menjangkau banyak jiwa, gereja
harus bisa mengoreksi diri sendiri apakah dia sudah bertumbuh didalam Tuhan atau
belum, sehingga gereja tersebut mampu untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum di
selamatkan. Gereja harus bisa mengubah sikap dalam menghadapi perubahan dunia,
artinya gereja harus memiliki rasa kepedulian kepada orang sekitarnya. Memang seiring
berjalannya waktu gereja akan mengalami kesulitan jika tidak memproklamasikan Injil
kepada dunia, gereja akan menjadi mati dan tidak akan berkembang dan bertumbuh, baik
dalam kuantitatif, kualitatif dan juga organisasi.
Dalam pertumbuhan gereja juga, pemimpin gereja atau gembala siding harus benar-benar
menyadari bahwa gereja yang di bangun adalah milik kepaunyaan Tuhan, dan untuk
memperluas kerajaan-Nya di muka bumi ini, seorang gembala sidang tidak boleh
membanggakan dirinya, melalui pertumbuhan gereja yang ia pimpin, dan harus
menyadari bahwa ini adalah milik Tuhan, karena gereja harus menjadikan Tuhan sebagai
kepala gereja. Pertumbuhan gereja dan misi harus adanya kekompakan didalam sebuah
organisasi, untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi yang ingin di capai dalam
memperluas kerajaan sorga Gerja harus menjalankan tugasnya sebagai garam dan terang
dunia, supaya mampu memberikan pengaruh yang besar bagi dunia ini, di masa
perubahan zaman, gereja harus mampu mempraktekan kasih dalam upaya pemberitaan
Injil bagi dunia, dalam mengikti perkembangan zaman. Sasaran gereja harus tepat dalam
mengahadapi perkembangan jaman, artinya gereja harus tau siapa yang di jangkau, dan
bagaimana caranya untuk bisa menjangkau.

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Untuk dapat bertumbuh keluar, gereja harus bertumbuh dulu dari dalam, pertumbuhan
gereja harus didasari dari dalam gereja yang artinya gereja harus bisa bertumbuh dalam
hal disiplin rohaninya, untuk dapat menjangkau banyak jiwa, gereja harus bisa
mengoreksi diri sendiri apakah dia sudah bertumbuh didalam Tuhan atau belum, sehingga
gereja tersebut mampu untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum di selamatkan. Gereja
harus bisa mengubah sikap dalam menghadapi perubahan dunia, artinya gereja harus
memiliki rasa kepedulian kepada orang sekitarnya. Memang seiring berjalannya waktu
gereja akan mengalami kesulitan jika tidak memproklamasikan Injil kepada dunia, gereja
akan menjadi mati dan tidak akan berkembang dan bertumbuh, baik dalam kuantitatif,
kualitatif dan juga organisasi.
Dalam pertumbuhan gereja juga, pemimpin gereja atau gembala siding harus benar-benar
menyadari bahwa gereja yang di bangun adalah milik kepaunyaan Tuhan, dan untuk
memperluas kerajaan-Nya di muka bumi ini, seorang gembala sidang tidak boleh
membanggakan dirinya, melalui pertumbuhan gereja yang ia pimpin, dan harus
menyadari bahwa ini adalah milik Tuhan, karena gereja harus menjadikan Tuhan sebagai
kepala gereja. Pertumbuhan gereja dan misi harus adanya kekompakan didalam sebuah
organisasi, untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi yang ingin di capai dalam
memperluas kerajaan sorga.
3.2 Saran
 Gereja harus menjalankan fungsi penginjilan yang intensif dan ekstensif agar
Gereja bertumbuh maksimal.
 Merombak system kepemimpinan dalam struktur gereja yang kaku menjadi lebih
melayani dan fleksibel.
 Perlunya pembenahan di bidang pengajaran, dibukanya semacam kelas-kelas
alkitab intensif yang siap membekali jemaat tentang kebenaran Firman Tuhan
secara lebih mendalam dan pentingnya penginjilan.
DAFTAR PUSTAKA
Sinulingga, Risnawaty, dan Sitohang, Ance M.D. (2021). Buku Ajar Agama Kristen
Protestan (Edisi 3). Medan: USU Press

Manurung, Kosma. 2020. “Efektivitas Misi Penginjilan Dalam Meningkatkan


Pertumbuhan Gereja.” DUNAMIS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani 4(2):225–33.

Osei, Gottfried. n.d. Dicari Pemimpin Yang Menjadi Pelayan. Jakarta: YKBK/OMF.
Pakpahan, Rewani. 2020. “Penatalayanan Bagi Pertumbuhan Gereja.” Jurnal Teologi Rahmat
6(1):40–51.

Peters, George W. 2002. Teologi Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas.

Sunarko, Andreas Sese. 2020. “Implementasi Cara Hidup Jemaat Mula-Mula Dalam
Kisah Para Rasul 2: 41-47 Bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini.” KHARISMATA: Jurnal
Teologi Pantekosta 2:127–40.

Anda mungkin juga menyukai