Anda di halaman 1dari 2

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo

ASISTENSI ANALISA LONGSOR DAN FORMULASI PROGRAM AKSI MITIGASI

Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran Kecamatan Pulung beberapa waktu lalu
menyisakan duka mendalam bagi para korbannya. Bencana merupakan suatu fenomena yang
tidak dapat dihindari begitu saja oleh manusia. Fenomena tersebut dapat terjadi setiap saat,
secara tiba-tiba atau melalui proses yang berlangsung secara perlahan dimanapun dan
kapanpun.

Sebagai upaya preventif dan mitigasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo
bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan kegiatan Asistensi
Analisa terhadap Bencana Longsor dan Formulasi Program Aksi Mitigasi di Wilayah Kabupaten
Ponorogo. Kegiatan terpusat di Gedung PKK pada kamis-Jumat, (25-26/01) lalu.

Hadir sebagai nara sumber, Dr. M. Saparis Soedarjanto, Kasubdit Pemolaan PDAS
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Membuka secara resmi acara, Wakil Bupati,
Dr. H. Sujarno, hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Drh. Sapto Djatmiko serta diikuti
dinas intansi terkait, para pihak termasuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan terjadinya
bencana.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Drh. Sapto Djatmiko dalam sambutannya


mengungkapkan Analisa longsor dan Formulasi Program Aksi Mitigasi dilakukan dengan tujuan
agar masyarakat dan para pihak secara dini dapat melakukan indentifikasi wilayah rawan
bancana tanah longsor. “Sehingga tindakan preventif (pencegahan) segera dilakukan,
pengurangan kemungkinan kerugian akibat bencana dan persiapan dalam melakukan respon
darurat, sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing,” terangnya.

Menurutnya, di dalam perumusan strategi aksi mitigasi bencana diperlukan pengamatan


dan penilaian terhadap kondisi lingkungan yang ada di sekitar baik lingkungan internal maupun
eksternal.

Sementara itu, wakil Bupati Ponorogo, Dr. H. Sujarno menyambut baik kegiatan
Asistensi analisa longsor dan Aksi Mitigasi yang digelar ini sebagai upaya meminimalisir korban
bencana alam tanah longsor. “Semoga kegiatan yang dilakukan ini memberikan pemahaman
terhadap analisa terjadinya bencana longsor sehingga sebisa mungkin bencana yang akan terjadi
bisa kita hindari," jelasnya.

Lanjutnya, dengan kegiatan ini diharapkan dapat menuntun para pihak, termasuk
masyarakat setempat, melakukan mitigasi bencana tanah longsor sehingga tindakan preventif
(pencegahan) bisa dilakukan sedini mungkin. “Melalui kegiatan seperti ini semoga diperoleh
kesepahaman dan sinergitas antar pihak dalam melakukan mitigasi, sehingga polemik sebab-
akibat tanah longsor dapat dikurangi dan menjadi pelajaran bagi kita untuk meminimalisir
korban terjadinya bencana,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. M. Saparis Soedarjanto, Kasubdit Pemolaan PDAS Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan tindakan yang perlu dilakukan mencakup
teknik identifikasi daerah rawan terkena bencana, teknik pencegahan dan pengurangan, serta
metode pengembangan dan sosialisasi peringatan dini. “Semua tindakan tidak mungkin
dilakukan sepihak dari atas (top down) tetapi merupakan tindakan terpadu dari atas dan dari
bawah (bottom up),” jelasnya.

Pihaknya juga menyampaikan, kewaspadaan masyarakat penghuni wilayah rawan


bencana sangat diperlukan, dan pengembangan keberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana
alam harus selalu digaungkan setiap saat. “Pemberdayaan tidak hanya dalam bentuk himbauan
dan perintah tetapi tindakan nyata dan kesadaran masyarakat akan bahaya yang selalu
mengancam setiap saat,” pungkasnya

REPORTER EBIT HANDOKO

Anda mungkin juga menyukai