Anda di halaman 1dari 23

JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN


DI KABUPATEN MIMIKA

Abu Bakar

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan


Email: stie@stiejb.ac.id

ABSTRACT

This study aims to analyze the significance of the partial


Human Development Index (HDI) and Gross Regional Domestic
Product (GRDP) on poverty levels in Mimika Regency, and to
analyze the significance of the effect of HDI and GRDP
simultaneously on poverty levels in Mimika Regency. The data used
in this study are secondary data obtained from BPS Mimika
Regency through documentation techniques. To analyze data,
multiple linear regression analysis was used. The results showed
that: (a) HDI had a negative and significant effect on the level of
poverty in Mimika Regency; (b) GRDP has a negative and not
significant effect on the level of poverty in Mimika Regency; (c) HDI
and GRDP simultaneously have a significant effect on the level of
poverty in Mimika Regency.
Keywords: Human Development Index, Gross Regional
Domestic Product, Poverty

PENDAHULUAN ditekankan pada pembangunan


Pembangunan adalah ekonomi karena dengan
upaya multidimensional yang pembangunan ekonomi dapat
meliputi perubahan pada mendukung pencapaian tujuan
berbagai aspek termasuk di atau dapat mendorong
dalamnya struktur sosial, sikap perubahan bidang kehidupan
masyarakat, serta institusi lainnya.
nasional tanpa Menurut Simatupang dan
mengesampingkan tujuan awal Saktyanu (Anggaeny, 2016: 1),
yaitu pertumbuhan ekonomi, pembangunan harus dilakukan
penanganan ketimpangan secara terpadu dan
pendapatan serta perluasan berkesinambungan sesuai
kesempatan kerja (Widodo, prioritas dan kebutuhan masing-
2006:4). Pembangunan di masing daerah dengan akar
negara-negara berkembang, dan sasaran pembangunan
termasuk Indonesia, lebih nasional yang telah ditetapkan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

1
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

melalui pembangunan jangka (PDB), yang pada tingkat


panjang dan jangka pendek. daerah disebut dengan produk
Oleh karena itu, salah satu domestik reegional bruto
indikator utama keberhasilan (PDRB). Kemiskinan dan PDRB
pembangunan nasional adalah memiliki hubungan yang negatif
laju penurunan jumlah dimana ketika PDRB
penduduk miskin. mengalami peningkatan maka
Di Indonesia, gambaran tingkat kemiskinannya
tentang kemiskinan merupakan menurun. Dengan pertumbuhan
sebuah fenomena dan fakta ekonomi yang meningkat
yang terjadi di lapangan, yang mengindikasikan bahwa
permasalahannya belum bisa pemerintah mampu
teratasi baik oleh pemerintah meningkatkan kesejahteraan
pusat maupun pemerintah masyarakatnya, sehingga dapat
daerah. Oleh karena itu, mengurangi tingkat kemiskinan.
masalah kemiskinan ini masih Kabupaten Mimika di
tetap perlu diperhatikan secara Provinsi Papua yang lahir
serius karena tujuan utama dari berdasarkan Peraturan
pembangunan Indonesia adalah Pemerintah Nomor 54 Tahun
pembangunan manusia 1996 sebagai kabupaten
Indonesia seutuhnya (Arsyad administratif, yang kemudian
Lincolin, 2010:298-299). berdasarkan Undang-Undang
Indeks pembangunan Nomor 45 Tahun 1999 menjadi
manusia (IPM) sangat erat kabupaten otonom, kini
kaitannya dengan kemiskinan, pembangunannya sedang
dimana IPM dapat menentukan gencar dilakukan. Dengan
kualitas hidup dan kualitas didukung sarana dan prasarana
sumberdaya manusia, sebab transportasi seperti Bandara
kualitas pembangunan manusia Internasional Moses Kilangin
yang baik akan menjadikan dan Pelabuhan Pomako
faktor-faktor produksi mampu menyebabkan aksesibilitas
dimaksimalkan. Selain itu, yang semakin terbuka. Hal ini
pembangunan manusia yang kian meningkatkan mobilitas
tinggi mengakibatkan jumlah penduduk dan barang/jasa ke
penduduk yang tinggi sehingga Kabupaten Mimika.
akan menaikan tingkat Fakta menunjukkan
konsumsi. Apabila tingkat bahwa pembangunan yang
konsumsi meningkat maka dilakukan oleh Pemerintah
pendapatan juga meningkat, Daerah Kabupaten Mimika dan
ketika pendapatan masyarakat pihak swasta belum mampu
meningkat maka kesejahteraan mengatasi masalah kemiskinan
pun meningkat yang artinya di Kabupaten Mimika. BPS
tingkat kemiskinan menurun. Kabupaten Mimika dalam
Selain IPM, faktor lain publikasinya menyebutkan
yang memiliki kaitan erat bahwa hingga tahun 2016
dengan kemiskinan adalah masih terdapat 30,12 ribu jiwa
besarnya produk domestik bruto penduduk miskin di Kabupaten

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

2
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Mimika. Berikut disajikan data Kabupaten Mimika dalam kurun


jumlah penduduk miskin waktu 2010–2016.

Tabel 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Mimika
Tahun 2010-2016
Tahun Jumlah (Ribuan Jiwa) Persentase
2010 41,80 22,57
2011 34,74 18,40
2012 38,70 20,09
2013 40,20 20,37
2014 32,22 16,11
2015 32,85 16,20
2016 30,12 14,72
Sumber: BPS Kabupaten Mimika, 2017.

Tabel tersebut di atas Jayapura sebesar 16,19%,


menunjukkan bahwa selama Kabupaten Sarmi sebesar
kurun waktu 2010–2016 telah 17,72%, dan Kabupaten
terjadi penurunan jumlah Merauke sebesar 12,33%.
penduduk miskin di Kabupaten Dari uraian latar belakang
Mimika, yakni sebesar 41,8 ribu tersebut, maka penulis tertarik
jiwa pada tahun 2010 menjadi untuk melakukan penelitian
30,12 ribu jiwa di tahun 2016. dengan judul Analisis
Meskipun demikian, jika dilihat Determinan Kemiskinan di
dari keadaan Kabupaten Kabupaten Mimika.
Mimika yang ditunjang dengan
sumberdaya alam yang dimiliki
berupa pertambangan, TINJAUAN PUSTAKA
kehutanan dan perikanan maka Konsep Pembangunan
seharusnya potensi ini dapat Ekonomi
meningkatkan penyerapan Sebelum dekade 1960-
tenaga kerja dan juga an, pembangunan ekonomi
pendapatan Kabupaten Mimika didefinisikan sebagai
sehingga dapat menekan angka kemampuan ekonomi nasional
kemiskinan yang tinggi. Tetapi untuk dapat menaikkan dan
realita yang terjadi adalah mempertahankan laju
Kabupaten Mimika masih pertumbuhan GNP-nya hingga
tertinggal dibandingkan dengan mencapai angka 5 sampai 7
kabupaten/kota lain di Provinsi persen atau lebih per tahun.
Papua. Misalnya saja pada Pengertian ini sangat bersifat
tahun 2013 persentase ekonomis. Namun demikian,
penduduk miskin di Kabupaten pengertian pembangunan
Jayapura sebesar 17,58%, Kota ekonomi mengalami perubahan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

3
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

karena pengalaman pendapatan perkapita; (3)


menunjukkan bahwa Peningkatan pendapatan
pembangunan yang perkapita itu harus terus
berorientasi pada pertumbuhan berlangsung dalam jangka
GNP saja tidak akan mampu panjang; dan (4) Perbaikan
memecahkan permasalahan- sistem kelembagaan di segala
permasalahan pembangunan bidang (misalnya ekonomi,
secara mendasar di negara politik, hukum, sosial, dan
sedang berkembang. Hal ini budaya).
tampak pada taraf dan kualitas Untuk dapat
hidup sebagian besar meningkatkan kemajuan
masyarakat di negara sedang perekonomian, suatu negara
berkembang yang tidak harus memenuhi persyaratan
mengalami perbaikan meskipun dasar dalam melakukan
target pertumbuhan GNP per pembangunan. Prasyarat-
tahun terlah tercapai. Dengan prasyarat dasar bagi
kata lain, ada tanda-tanda pembangunan ekonomi
kesalahan besar dalam menurut M.L Jhingan
mengartikan istilah (2012:41), adalah:
pembangunan ekonomi secara 1. Atas dasar kekuatan
sempit (Arsyad, 2010:11). sendiri, hasrat untuk
Pembangunan ekonomi memperbaiki nasib dan
dapat didefinisikan sebagai prakarsa untuk menciptakan
setiap kegiatan yang dilakukan kemajuan materil harus
suatu negara dalam rangka muncul dari warga negara
mengembangkan kegiatan itu sendiri.
ekonomi dan taraf hidup 2. Menghilangkan
masyarakatnya. Dengan ketidaksempurnaan pasar
adanya batasan tersebut, maka yang menyebabkan
pembangunan ekonomi pada mobilitas faktor dan
umumnya dapat didefinisikan menghambat ekspansi
sebagai suatu proses yang sektoral dan pembangunan,
menyebabkan kenaikan sehingga diperlukan
pendapatan riil perkapita perbaikan dan penggantian
penduduk suatu negara dalam lembaga sosio-ekonomi.
jangka panjang yang disertai 3. Perubahan struktural,
oleh perbaikan sistem adanya peralihan dari
kelembagaan (Arsyad, masyarakat pertanian
2010:11). tradisional menjadi ekonomi
Dari definisi di atas dapat industri modern, yang
ditarik kesimpulan bahwa mencakup peralihan
pembangunan ekonomi lembaga, sikap sosial, dan
mempunyai unsur-unsur motivasi yang ada secara
sebagai berikut: (1) Suatu radikal.
proses yang berarti perubahan 4. Pembentukan modal,
yang terjadi secara kontinyu; (2) merupakan faktor penting
Usaha untuk meningkatkan dan strategis di dalam

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

4
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

proses pembangunan. (Todaro dalam Wahyudi dan


Namun penyediaan atau Rejekingsih, 2013:2).
penciptaan modal akan Dilihat dari kebijakan
menjadi sia-sia kalau tidak umum, maka kemiskinan
ada faktor lain yang meliputi aspek primer yang
menunjang pertumbuhan berupa miskin akan aset,
ekonomi. organisasi sosial politik, dan
5. Kriteria investasi yang tepat, pengetahuan serta
merupakan tanggung jawab keterampilan, dan aspek
negara untuk melakukan sekunder yang berupa miskin
investasi yang paling akan jaringan sosial, sumber-
menguntungkan sumber keuangan dan
masyarakat, harus dikaji informasi. Dimensi-dimensi
dengan mempertimbangkan kemiskinan tersebut
keseluruhan kompleks termanifestasikan dalam bentuk
dinamika perekonomian. kekurangan gizi, air, perumahan
6. Persyaratan sosio budaya, yang sehat, perawatan
wawasan sosio budaya kesehatan yang kurang baik,
masyarakat haruslah diubah dan tingkat pendidikan yang
jikalau pembangunan rendah (Arsyad Lincolin,
diharapkan dapat berjalan. 2010:299)
Kenaikan pendapatan BKKBN mendefinisikan
nasional tidak akan miskin berdasarkan
membawa kenaikan konsep/pendekatan
kesejahteraan sosial, jika kesejahteraan keluarga, yaitu
kenaikan pendapatan itu dengan membagi kriteria
kurang dibarengi dengan keluarga ke dalam lima
penyesuaian budaya. tahapan, yaitu keluarga
7. Administrasi, kehadiran prasejahtera (KPS), keluarga
administrasi yang kuat, sejahtera I (KS‐I), keluarga
berwibawa, dan tidak sejahtera II (KS‐II), keluarga
korup, merupakan sine qua Sejahtera III (KS‐III), dan
non pembangunan keluarga sejahtera III plus
ekonomi. Tanpa alat (KS‐III Plus). Aspek keluarga
perlengkapan administratif sejahtera dikumpulkan dengan
yang baik dan efisien, menggunakan 21 indikator
rencana pembangunan sesuai dengan pemikiran para
publik maupun privat tidak pakar sosiologi dalam
akan dapat dilaksanakan membangun keluarga sejahtera
secara sempurna. dengan mengetahui
faktor‐faktor dominan yang
Pengertian Kemiskinan menjadi kebutuhan setiap
Ketidakmampuan untuk keluarga. Faktor‐faktor dominan
memenuhi standar hidup tersebut terdiri dari (1)
minimum yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dasar;
tingkat kelayakan hidup dapat (2) pemenuhan kebutuhan
dikatakan sebagai kemiskinan psikologi; (3) kebutuhan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

5
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

pengembangan; dan (4) a. Natural assets: seperti tanah


kebutuhan aktualisasi diri dalam dan air, karena sebagian
berkontribusi bagi masyarakat besar masyarakat desa
di lingkungannya. Dalam hal ini, hanya menguasai lahan
kelompok yang dikategorikan yang kurang memadai untuk
penduduk miskin oleh BKKBN mata pencahariannya.
adalah KPS) dan KS‐I. b. Human assets: menyangkut
Badan Pusat Statistik kualitas sumber daya
(Bappenas, 2010:10) manusia yang relatif masih
mengemukakan bahwa rendah dibandingkan
pendekatan yang digunakan masyarakat perkotaan
BKKBN ini dianggap masih (tingkat pendidikan,
kurang realistis karena konsep pengetahuan, keterampilan
dan KS‐I sifatnya normatif dan maupun tingkat kesehatan
lebih sesuai dengan keluarga dan penguasaan teknologi).
kecil/inti. Selain itu, ke‐5 c. Physical assets: minimnya
indikator tersebut masih bersifat akses ke infrastruktur dan
sentralistik dan seragam, yang fasilitas umum seperti
belum tentu relevan dengan jaringan jalan, listrik, dan
keadaan dan budaya lokal. komunikasi di pedesaan.
Menurut Badan Pusat d. Financial assets: berupa
Statistik (2016:5), kemiskinan tabungan (saving), serta
adalah ketidakmampuan akses untuk memperoleh
memenuhi standar minimum modal usaha.
kebutuhan dasar yang meliputi e. Social assets: berupa
kebutuhan makan maupun non jaringan, kontak dan
makan. Dengan cara pengaruh politik, dalam hal
membandingkan tingkat ini kekuatan bargaining
konsumsi penduduk dengan position dalam pengambilan
garis kemiskinan atau jumlah keputusan-keputusan politik.
rupiah untuk konsumsi orang
per bulan. Jenis-Jenis Kemiskinan
Menurut Baswir dan
Faktor-Faktor Penyebab Sumodiningrat (Ramadhan,
Kemiskinan 2014:11), secara
Jika diuraikan satu sosioekonomis, terdapat dua
persatu, jumlah faktor-faktor bentuk kemiskinan, yaitu :
yang dapat mempengaruhi 1. Kemiskinan absolut, adalah
tingkat kemiskinan cukup suatu kemiskinan di mana
banyak. Beberapa faktor orang-orang miskin memiliki
penyebab kemiskinan di tingkat pendapatan dibawah
masyarakat khususnya di garis kemiskinan, atau
pedesaan disebabkan oleh jumlah pendapatannya tidak
keterbatasan aset yang dimiliki, cukup untuk memenuhi
yaitu (Chriswardani dalam kebutuhan hidup minimum.
Ramdhan, 2014:11) : Kebutuhan hidup minimum
antara lain diukur dengan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

6
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

kebutuhan pangan, sandang, dinikmati penduduk suatu


kesehatan, perumahan dan wilayah. Dengan memasukkan
pendidikan, kalori, GNP per informasi mengenai angka
kapita, pengeluaran kelahiran dan kematian per
konsumsi dan lain-lain. tahun variabel e diharapkan
2. Kemiskinan relatif, adalah akan mencerminkan rata-rata
kemiskinan yang dilihat lama hidup sekaligus hidup
berdasarkan perbandingan sehat masyarakat (Saputra,
antara suatu tingkat 2011:33).
pendapatan dengan tingkat Sehubungan dengan
pendapatan lainnya. sulitnya mendapatkan informasi
Contohnya, seseorang yang orang yang meninggal pada
tergolong kaya (mampu) kurun waktu tertentu, maka
pada masyarakat desa untuk menghitung angka
tertentu bisa jadi yang harapan hidup digunakan
termiskin pada masyarakat metode tidak langsung (metode
desa yang lain. Brass, varian Trussel). Data
Di samping itu terdapat dasar yang dibutuhkan dalam
juga bentuk-bentuk kemiskinan metode ini adalah rata-rata
yang sekaligus menjadi faktor anak lahir hidup dan rata-rata
penyebab kemiskinan (asal anak masih hidup dari wanita
mula kemiskinan). Bentuk pernah kawin.
kemiskinan ini terdiri dari: (1) Penghitungan Indeks
Kemiskinan natural, (2) Pendidikan (IP) mencakup dua
Kemiskinan kultural, dan (3) indikator yaitu angka melek
Kemiskinan struktural huruf (Lit) dan rata-rata lama
(Kartasasmita, Sumodiningrat sekolah (MYS). Populasi yang
dan Baswir dalam Ramadhan digunakan adalah penduduk
2014:12). berumur 15 tahun ke atas
karena pada kenyataannya
Konsep Indeks Pembangunan penduduk usia tersebut sudah
Manusia ada yang berhenti sekolah.
Indeks Pembangunan Batasan ini diperlukan agar
Manusia (IPM) merupakan angkanya lebih mencerminkan
indeks komposit yang dihitung kondisi sebenarnya mengingat
sebagai rata-rata sederhana penduduk yang berusia kurang
dari 3 (tiga) indeks yang dari 15 tahun masih dalam
menggambarkan kemampuan proses sekolah atau akan
dasar manusia dalam sekolah sehingga belum pantas
memperluas pilihan-pilihan, untuk rata-rata lama sekolahnya
yaitu (Saputra, 2011:31): (Saputra, 2011:33).
a. Indeks Harapan Hidup Kedua indikator
b. Indeks Pendidikan pendidikan ini dimunculkan
c. Indeks Standart Hidup Layak dengan harapan dapat
Indeks Harapan Hidup mencerminkan tingkat
menunjukkan jumlah tahun pengetahuan (cerminan angka
hidup yang diharapkan dapat Lit), dimana Lit merupakan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

7
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

proporsi penduduk yang periode tertentu tanpa


memiliki kemampuan baca tulis memperhatikan apakah faktor
dalam suatu kelompok produksi yang dimiliki residen
penduduk secara keseluruhan. atau non-residen (BPS,
Sedangkan cerminan angka 2015:1).
MYS merupakan gambaran Penghitungan PDRB
terhadap keterampilan yang dapat dilakukan dengan
dimiliki penduduk. menggunakan dua metode,
Untuk mengukur dimensi yaitu metode langsung dan
standar hidup layak (daya beli), metode tidak langsung
UNDP menggunakan indikator (alokasi).
yang dikenal dengan real per Perhitungan metode
kapita GDP adjusted. Untuk langsung dapat dilakukan
perhitungan IPM sub nasional melalui tiga pendekatan yaitu
(provinsi atau kabupaten/kota) pendekatan produksi,
tidak memakai PDRB per kapita pendekatan pendapatan dan
karena PDRB per kapita hanya pendekatan pengeluaran.
mengukur produksi suatu Walaupun mempunyai tiga
wilayah dan tidak pendekatan yang berbeda
mencerminkan daya beli riil namun akan memberikan hasil
masyarakat yang merupakan perhitungan yang sama.
concern IPM. Untuk mengukur Pendekatan produksi
daya beli penduduk antar (Production Approach)
provinsi di Indonesia, BPS dilakukan dengan menghitung
menggunakan data rata-rata nilai produk barang dan jasa
konsumsi 27 komoditi terpilih akhir yang dihasilkan oleh
dari Survei Sosial Ekonomi berbagai unit produksi (di suatu
Nasional (SUSENAS) yang region) pada suatu jangka
dianggap paling dominan waktu tertentu (setahun).
dikonsumsi oleh masyarakat Perhitungan PDRB melalui
Indonesia dan telah pendekatan ini disebut juga
distandarkan agar bisa penghitungan melalui nilai
dibandingkan antar daerah dan tambah (value added).
antar waktu yang disesuaikan Pendekatan produksi adalah
dengan indeks PPP (Saputra, perhitungan nilai tambah
2011:34). barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu
Produk Domestik Regional kegiatan/sektor atau sub sektor
Bruto tersebut. Nilai tambah
Produk Domestik merupakan selisih antara nilai
Regional Bruto (PDRB) produksi dan nilai biaya antara.
merupakan nilai tambah bruto Biaya antara adalah nilai
seluruh barang dan jasa yang barang dan jasa yang
tercipta atau dihasilkan di digunakan sebagai input antara
wilayah domestik suatu negara dalam proses produksi. Barang
yang timbul akibat berbagai dan jasa yang yang termasuk
aktivitas ekonomi dalam suatu input antara adalah bahan baku

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

8
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

atau bahan penolong yang Penghitungan PDRB


biasanya habis dalam sekali dengan metode tidak langsung
proses produksi atau atau metode alokasi diperoleh
mempunyai umur penggunaan dengan menghitung PDRB
kurang dari satu tahun, wilayah tersebut melalui alokasi
sementara itu pengeluaran atas PDRB wilayah yang lebih luas.
balas jasa faktor produksi Untuk melakukan alokasi PDRB
seperti upah dan gaji, sewa wilayah ini, digunakan beberapa
tanah, bunga modal, dan alokator antara lain: Nilai
keuntungan yang diterima produksi bruto dan netto setiap
perusahaan bukan termasuk sektor/subsektor pada wilayah
biaya antara. yang dialokasikan; jumlah
Pendekatan pendapatan produksi fisik; tenaga kerja;
(Income Approach) dilakukan penduduk, dan alokator tidak
dengan menghitung jumlah langsung lainnya. Dengan
balas jasa yang diterima oleh menggunakan salah satu atau
pemilik faktor-faktor produksi beberapa alokator dapat
yang ikut dalam proses diperhitungkan persentase
produksi di suatu wilayah pada bagian masing-masing provinsi
jangka waktu tertentu (setahun). terhadap nilai tambah setiap
Perhitungan PDRB melalui sektor dan subsektor.
pendekatan ini diperoleh Terdapat dua cara untuk
dengan menjumlahkan semua penyajian PDRB, yaitu PDRB
balas jasa yang diterima pemilik Atas Dasar Harga Konstan
faktor produksi yang (ADHK) dan PDRB Atas Dasar
komponennya terdiri dari upah Harga Berlaku. PDRB Atas
dan gaji, sewa tanah, bunga Dasar Harga Konstan artinya
modal keuntungan ditambah semua agregat pendapatan
dengan penyusutan dan pajak dinilai atas dasar harga tetap,
tidak langsung neto. sehingga perkembangan
Pendekatan Pengeluaran agregat pendapatan dari tahun
(Expenditure Approach) ke tahun semata-mata karena
dilakukan dengan menghitung perkembangan produksi riil
jumlah seluruh pengeluaran bukan karena kenaikan harga
untuk konsumsi rumah tangga atau inflasi. Atau dengan kata
dan lembaga swasta yang tidak lain PDRB atas dasar harga
mencari untung, konsumsi konstan adalah jumlah nilai
pemerintah, pembentukan produksi atau pendapatan atau
modal tetap domestik bruto, pengeluaran yang dinilai atas
perubahan stok dan ekspor dasar harga tetap (harga pada
neto di suatu wilayah. tahun dasar) yang digunakan
Perhitungan PDRB melalui selama satu tahun. Sedangkan
pendekatan ini dilakukan PDRB Atas Dasar Harga
dengan bertitik tolak dari Berlaku (ADHB) adalah jumlah
penggunaan akhir barang dan nilai produksi atau pendapatan
jasa yang dihasilkan di wilayah (pengeluaran) yang dinilai
domestik. sesuai dengan harga yang

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

9
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

berlaku pada tahun yang produtivitas kerjanya.


bersangkutan. Perusahaan akan memperoleh
Penghitungan PDRB atas hasil yang lebih banyak dengan
dasar harga konstan berguna mempekerjakan tenaga kerja
untuk menggambarkan tingkat dengan produktivitas yang
pertumbuhan perekonomian tinggi, sehingga perusahaan
suatu daerah baik secara juga akan memberikan gaji yag
agregat (keseluruhan) maupun lebih tinggi kepada yang
sektor. Selain itu juga bersangkutan.
bermanfaat untuk melihat Ravi Kanbur dan Lyn
perubahan struktur Squire menjelaskan bahwa
perekonomian suatu daerah tingkat kesehatan dan
berdasarkan distribusi masing- pendidikan dapat
masing sektor ekonomi mempengaruhi kemiskinan.
terhadap nilai total PDRB. Perbaikan di bidang kesehatan
Pendapatan perkapita yang yang dilakukan pemerintah
diperoleh dari perbandingan dapat meningkatkan kesehatan
PDRB atas dasar harga berlaku masyarakat, dan anak-anak
dengan jumlah penduduk pada usia sekolah dapat bersekolah
tahun bersangkutan juga dapat dan menerima pelajaran
digunakan untuk dengan baik. Tingkat
membandingkan tingkat pendidikan membuat pekerja
kemakmuran suatu daerah mempunya keterampilan dan
dengan daerah lainnya. pengetahuan yang selanjutnya
menyebabkan produktivitas
Hubungan IPM dengan meningkat dan pendapatannya
Kemiskinan juga meningkat. Hal ini
Teori pertumbuhan baru menyebabkan pertumbuhan
menekankan pentingnya ekonomi akan meningkat yang
perananan pemerintah terutama kemudian akan menyebabkan
dalam meningkatkan IPM dan tingkat kemiskinannya
mendorong penelitian dan berkurang.
pengembangan untuk Terdapat hubungan
meningkatkan produktivitas penting antara IPM dan
manusia. Kenyataannya dapat kapasitas pendapatan produktif.
dilihat dengan melakukan Pendapatan merupakan
investasi pendidikan akan penentu utama dan hasil dari
mampu meningkatkan kualitas pembangunan manusia. Orang
sumbar daya manusia yang miskin menggunakan tenaga
diperlihatkan dengan mereka untuk berpartisipasi
meningkatnya pengetahuan dan dalam pertumbuhan ekonomi,
keterampilan seseorang. tetapi kemiskinan akibat
Semakin tinggi tingkat kurangnya pendidikan, serta
pendidikan seseorang, maka gizi dan kesehatan yang buruk,
pengetahuan dan keahliannya mengurangi kapasitas mereka
akan meningkat sehingga akan untuk bekerja. Dengan
mendorong peningkatan demikian, akibat rendahnya IPM

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

10
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

adalah orang miskin tidak dapat adalah kenaikan PDRB tanpa


mengambil keuntungan memandang apakah kenaikan
oportunitas pendapatan itu lebih besar atau lebih kecil.
produktif karena terjadinya Menurut Todaro (Tambunan,
pertumbuhan ekonomi. Oleh 2001) pembangunan ekonomi
karena itu, penyediaan mensyaratkan pendapatan
pelayanan sosial dasar nasional yang lebih tinggi dan
merupakan unsur penting untuk itu tingkat pertumbuhan
dalam penanganan kemiskinan. yang lebih tinggi merupakan
Tingkat pendapatan dan pilihan yang harus diambil.
IPM mempunyai korelasi yang Namun yang menjadi
luas. Namun pertumbuhan permasalahan bukan hanya
pendapatan tidak secara soal bagaimana cara memacu
otomatis meningkatkan IPM. pertumbuhan, tetapi juga siapa
Demikian pula, perbaikan yang melaksanakan dan berhak
kesehatan dan pendidikan yang menikmati hasilnya.
menyebabkan peningkatan IPM Menurut Kuznet
tidak selalu mengarah pada (Tambunan, 2001),
peningkatan pendapatan. Hal pertumbuhan dan kemiskinan
ini disebabkan sumber daya mempunyai korelasi yang
yang dihasilkan oleh sangat kuat, karena pada tahap
pertumbuhan ekonomi tidak awal proses pembangunan
dapat digunakan untuk tingkat kemiskinan cenderung
mempromosikan perbaikan meningkat dan pada saat
indikator lainnya. Selain itu, mendekati tahap akhir
struktur dan proses yang terjadi pembangunan jumlah orang
di masyarakat tidak dapat miskin berangsur-angsur
memberikan manfaat bagi kaum berkurang.
miskin. Misalnya, berbagai Pertumbuhan ekonomi
peningkatan hasil panen hanya merupakan indikator untuk
menguntungkan pemilik tanah melihat keberhasilan
dan bukan tenaga kerja. Akan pembangunan dan merupakan
tetapi, kondisinya bisa berubah. syarat keharusan (necessary
Masyarakat miskin dapat condition) bagi pengurangan
memperoleh manfaat ganda tingkat kemiskinan. Adapun
dari pertumbuhan pendapatan syarat kecukupannya ialah
serta peningkatan IPM jika bahwa pertumbuhan ekonomi
pemerintah menggunakan tersebut efektif dalam
manfaat dari pertumbuhan mengurangi tingkat kemiskinan.
untuk membiayai pelayanan Artinya, pertumbuhan tersebut
kesehatan dan akses hendaklah menyebar di setiap
pendidikan. golongan pendapatan,
termasuk di golongan penduduk
Hubungan PDRB dengan miskin.
Kemiskinan
Menurut Sukirno (2000),
laju pertumbuhan ekonomi

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

11
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

RANCANGAN PENELITIAN e = error term atau galat.


Daerah dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Mimika, Provinsi ANALISIS DAN
Papua. Adapun yang menjadi PEMBAHASAN
obyek penelitian ini adalah 1. Uji Asumsi Klasik
determinan kemiskinan. a. Normalitas Data
Uji normalitas data
Teknik Pengumpulan Data digunakan untuk menguji
Teknik yang digunakan apakah nilai residual yang
untuk memperoleh data yang dihasilkan terdistribusi
dibutuhkan dalam penelitian ini secara normal atau tidak.
adalah teknik dokumentasi. Model regresi yang baik
Teknik dokumentasi adalah adalah model regresi
cara untuk memperoleh data yang memiliki nilai
atau informasi mengenai residual yang terdistribusi
berbagai hal yang ada secara normal. Adapun
kaitannya dengan penelitian, metode yang digunakan
yakni dengan melihat kembali adalah Metode Statistik
laporan-laporan tertulis, baik One Sample
berupa angka maupun Kolmogorov–Smirnov.
keterangan yang tersedia pada Pengambilan keputusan
berbagai institusi. Selain data- normalitas data dengan
data laporan tertulis, untuk menggunakan
kepentingan penelitian ini juga Kolmogorov–Smirnov
digali berbagai data, informasi adalah jika nilai
dan referensi dari berbagai signifikansi Kolmogorov–
sumber pustaka, media massa Smirnov > alpha maka
dan internet. residual dalam model
terdistribusi secara
Model dan Metode Analisis normal, dan sebaliknya
Data jika nilai signifikansi
Untuk mengukur Kolmogorov–Smirnov <
determinan kemiskinan di alpha maka residual
Kabupaten Mimika, digunakan dalam model tidak
analisis regresi linear berganda terdistribusi secara
yang dirumuskan sebagai normal.
berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dengan
Keterangan: menggunakan taraf
Y = Tingkat kemiskinan signifikansi (alpha) 5%
(ribuan jiwa) dan n = 7, diperoleh hasil
X1 = IPM (poin) output uji normalitas
X2 = PDRB (jutaan rupiah) dengan bantuan SPSS
a = konstanta sebagai berikut:
b1, b2 = koefisien regresi

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

12
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Tabel 2
Hasil Ouput Uji Normalitas Dengan Bantuan SPSS
Kolomogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
0,478 7 0,976
Sumber: Hasil Output SPSS, 2018.

Dari hasil output semua residual atau error


SPSS di atas, terlihat memiliki varian yang
bahwa nilai Kolmogorov– sama. Apabila varian
Smirnov statistic sebesar error tidak konstan atau
0,478 dengan signifikansi berubah-ubah, maka hal
= 0,976. Sesuai ini disebut
ketentuan uji normalitas heteroskedastisitas.
data menggunakan Pengujian
Kolmogorov–Smirnov heteroskedastisitas dalam
dimana nilai signifikansi penelitian ini
Kolmogorov–Smirnov menggunakan metode
lebih besar dari nilai grafik, yakni dengan
alpha, (0,976 > 0,05), melihat grafik scatterplot
maka nilai residual dalam dari nilai prediksi variabel
model adalah terdistribusi independen (ZPRED)
secara normal. dengan residualnya
(SRESID). Model
b. Heteroskedastisitas dinyatakan tidak terjadi
Salah satu asumsi heteroskedastisitas jika
yang harus dipenuhi tidak terdapat pola yang
dalam model regresi jelas dan titik-titik
adalah homoskedasitas menyebar di atas dan di
atau dengan kata lain bawah angka nol pada
model harus bersifat sumbu Y.
BLUE (Best Linear Berikut disajikan
Unbiased Estimate). scatterplot pengujian
Kondisi ini tercapai jika heteroskedastisitas.

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

13
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Gambar 1
Hasil Ouput Uji Heteroskedastisitas Dengan Bantuan SPSS

Sumber: Hasil Output SPSS, 2018.

Dari scatterplot tinggi antara masing-


residual di atas, terlihat masing variabel
residual tidak membentuk independen dalam model
pola atau ragam konstan, regresi. Model regresi
dan titik-titik menyebar di yang baik adalah model
atas dan di bawah angka regresi yang bebas dari
nol pada sumbu Y. masalah multikolinearitas.
Dengan demikian dapat Model regresi dikatakan
disimpulkan bahwa model bebas dari
regresi dalam penelitian multikolinearitas jika nilai
ini terbebas dari maslaah Tolerance di atas 0,10
heteroskedastisitas. dan nilai VIF kurang dari
10.
c. Multikolinearitas Berikut disajikan
Multikolinearitas hasil pengujian
adalah kondisi multikolinearitas dengan
terdapatnya hubungan menggunakan bantuan
linier atau korelasi yang SPSS.

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

14
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Tabel 3
Hasil Ouput Uji Multikolinearitas Dengan Bantuan SPSS
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
IPM 0,901 1,110
PDRB 0,901 1,110
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Sumber: Hasil Output SPSS, 2018.

Dari hasil pengujian 2. Pengaruh IPM dan PDRB


multikolinearitas di atas, Terhadap Tingkat
terlihat bahwa nilai Kemiskinan di Kabupaten
Tolerance kedua variabel Mimika
independen lebih besar Untuk mengukur
dari 0,1 dan nilai VIF pengaruh IPM (X1) dan
kurang dari 10. Sesuai PDRB (X2) terhadap tingkat
dengan ketentuan kemiskinan (Y) di Kabupaten
pengujian Mimika tahun 2010-2016,
multikolinearitas dengan digunakan analisis regresi
menggunakan Tolerance linear berganda. Adapun
dan VIF maka dapat bentuk persamaan
disimpulkan model regresi regresinya adalah : Y = b0 +
dalam penelitian ini b1X1 + b2X2 + e
terbebas dari masalah Berdasarkan hasil
multikolinearitas. analisis data dengan
menggunakan SPSS, hasil
output dapat diringkas
sebagai berikut :

Tabel 4
Hasil Output Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 239,808 62,832 3,817 0,019
IPM -2,982 0,941 -0,875 -3,168 0,034
PDRB -0,00000006791 0,000 0,087 0,315 0,769
a. Dependent Variable: Kemiskinan
Sumber: Hasil Output SPSS, 2018.

Berdasarkan hasil pada tabel di atas, maka


analisis yang ditunjukan dapat disusun persamaan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

15
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

regresinya sebagai berikut : mempunyai pengaruh


Y = 239,808 – 2,982X1 – yang signifikan secara
0,00000006791X2 bersama-sama terhadap
Persamaan regresi variabel dependen.
tersebut dapat Adapun hipotesis uji F
diinterpretasikan sebagai dalam penelitian ini
berikut: adalah sebagai berikut:
a. Nilai Konstanta (b0) = Ho: IPM dan PDRB
239,808 secara simultan tidak
Dapat diartikan tingkat berpengaruh
kemiskinan di Kabupaten signifikan terhadap
Mimika sebesar 239,808 tingkat kemiskinan di
ribu jiwa yang tidak Kabupaten Mimika.
dipengaruhi oleh IPM (X1) Ha: IPM dan PDRB
dan PDRB (X2), dengan secara simultan
asumsi variabel lain berpengaruh
adalah konstan (ceteris signifikan terhadap
paribus). tingkat kemiskinan di
b. Nilai koefisien IPM (b1) = - Kabupaten Mimika.
2,982
Kriteria pengujian uji
Dapat diartikan jika IPM
F adalah jika Fhitung > Ftabel
meningkat sebesar satu
maka Ha diterima, artinya
poin maka tingkat
bahwa secara simultan
kemiskinan akan
variabel IPM dan PDRB
berkurang sebesar 2,982
berpengaruh signifikan
ribu jiwa.
terhadap tingkat
c. Nilai koefisien PDRB (b2)
kemiskinan di Kabupaten
= -0,00000006791
Mimika, sebaliknya jika
Dapat diartikan jika PDRB
Fhitung < dari Ftabel maka
meningkat sebesar satu
Ho diterima, artinya
satuan atau 1 juta rupiah,
bahwa secara simultan
maka tingkat kemiskinan
variabel IPM dan PDRB
akan berkurang sebesar
tidak berpengaruh
0,00000006791 ribu jiwa.
signifikan terhadap tingkat
kemiskinan di Kabupaten
3. Uji Statsitik Mimika.
a. Uji F (Uji Simultan) Dengan
Pengujian terhadap menggunakan ketentuan
pengaruh semua variabel tingkat signifikansi 95%
independen di dalam (a= 0,05), dk pembilang =
model dapat dilakukan 2 dan dk penyebut = 4,
dengan uji F. Uji satistik F diperoleh Ftabel = 6,94.
pada dasarnya Sedangkan untuk nilai
menunjukkan apakah Fhitung = 7,529 dengan
semua variabel tingkat probabilitas 0,046
independen yang (signifikan). Dengan
dimasukkan dalam model demikian tampak bahwa

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

16
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Fhitung > Ftabel (7,529 > Karena pengujian


6,94) dan probabilitas < yang digunakan adalah
0,05, sehingga dapat uji satu sisi (one thail)
disimpulkan bahwa sebelah kiri, maka nilai
variabel IPM dan PDRB ttabel dikonversi menjadi
secara bersama-sama nilai negarif menjadi -
(simultan) berpengaruh 2,13, dan kriteria
signifikan terhadap tingkat pengujiannya adalah
kemiskinan di Kabupaten jika nilai thitung < nilai
Mimika. ttabel maka variabel
independen
b. Uji t (Uji Parsial) berpengaruh secara
Uji signifikansi signifikan terhadap
parsial (Uji t) bermaksud variabel dependen.
untuk melihat signifikansi Dari hasil analisis
pengaruh variabel dan ketentuan di atas,
independen secara maka diketahui nilai
individu terhadap variabel thitung variabel IPM
dependen. Parameter sebesar -3,168 lebih
yang digunakan adalah kecil dari nilai ttabel
suatu variabel sebesar -2,13 (-3,168 <
independen dikatakan -2,13), sehingga dapat
berpengaruh secara disimpulkan bahwa
signifikan terhadap IPM (X1) berpengaruh
variabel dependen jika negatif dan signifikan
nilai thitung > nilai ttabel. terhadap tingkat
1) Pengaruh IPM kemiskinan (Y) di
Terhadap Tingkat Kabupaten Mimika.
Kemiskinan di 2) Pengaruh PDRB
Kabupaten Mimika Terhadap Tingkat
Pengaruh IPM Kemiskinan di
(X1) terhadap tingkat Kabupaten Mimika
kemiskinan (Y) di Pengaruh PDRB
Kabupaten Mimika (X2) terhadap tingkat
tahun 2010-2016 kemiskinan (Y) di
diukur dengan Kabupaten Mimika
menggunakan taraf tahun 2010-2016
signifikansi 95% (α = diukur dengan
0,05) dan derajat menggunakan taraf
kebebasan (degree of signifikansi 95% (α =
freedom) (df = n-k = 7- 0,05) dan derajat
3 = 4), maka diperoleh kebebasan (degree of
ttabel sebesar 2,13, freedom) (df = n-k = 7-
sedangkan dari hasil 3 = 4), maka diperoleh
analisis regresi ttabel sebesar 2,13,
berganda diperoleh sedangkan dari hasil
thitung sebesar -3,168. analisis regresi

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

17
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

berganda diperoleh besar kemampuan


thitung sebesar 0,315. variabel independen
Karena pengujian dalam menjelaskan
yang digunakan adalah variabel dependen.
uji satu sisi (one thail) Hasil dari analisis
sebelah kiri, maka nilai regresi dengan bantuan
ttabel dikonversi menjadi SPSS, diperoleh R2
nilai negarif menjadi - (Koefisien Determinasi)
2,13, dan kriteria sebesar 0,725 artinya
pengujiannya adalah variabel dependen dalam
jika nilai thitung < nilai model tingkat kemiskinan
ttabel maka variabel di Kabupaten Mimika
independen dijelaskan oleh variabel
berpengaruh secara independen yaitu IPM (X1)
signifikan terhadap dan PDRB (X2) sebesar
variabel dependen. 72,5%, sedangkan
Dari hasil analisis sisanya sebesar 27,5%
dan ketentuan di atas, dipengaruhi oleh variabel
maka diketahui nilai lain diluar model
thitung variabel PDRB penelitian ini.
sebesar 0,315 lebih
besar dari nilai ttabel Pembahasan
sebesar -2,13 (0,315 > 1. Pengaruh IPM Terhadap
-2,13), sehingga dapat Kemiskinan
disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil
PDRB (X2) analisis dengan uji t,
berpengaruh negarif diketahui bahwa variabel
dan tidak signifikan IPM berpengaruh negatif dan
terhadap tingkat signifikan terhadap tingkat
kemiskinan (Y) di kemiskinan di Kabupaten
Kabupaten Mimika. Mimika. Hal ini disebabkan
karena Kabupaten Mimika
c. Koefisien Determinasi mulai melakukan
Koefisien pembangunan infrastruktur
Determinasi ini digunakan jalan dan telah membuka
untuk mengetahui akses menuju ke daerah-
seberapa besar daerah yang dulunya sulit
kemampuan variabel dijangkau. Ditambah lagi
independen dalam dengan pembangunan
menjelaskan secara sarana kesehatan dan
komprehensif terhadap pendidikan yang gencar
variabel dependen. Nilai dilakukan. Sebagai
R2 (Koefisien dampaknya, aksesibilitas
Determinasi) mempunyai masyarakat di daerah
range antara 0-1. terpencil semakin terbuka,
Semakin besar R2 serta tingkat kesehatan dan
mengindikasikan semakin pendidikan masyarakat ikut

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

18
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

membaik. Dengan peningkatan PDRB ini hanya


membaiknya akses jalan, dirasakan oleh sekelompok
pendidikan dan kesehatan, masyarakat yang merupakan
masyarakat di daerah keluarga karyawan PT
terpencil yang umumnya Freeport Indonesia. Di lain
tergolong masyarakat miskin sisi multiplier efek dari
mampu meningkatkan sumbangan PT Freeport
ekonomi keluarganya. Selain Indonesia ini semakin
itu, dengan modal dirasakan berkurang, sebab
pendidikan dan kesehatan pendapatan masyakarat
yang baik, masyarakat yang diperoleh dari PT
Kabupaten Mimika memiliki Freeport sebagian besar
daya saing dalam dunia kerja ditransfer ke luar daerah.
sehingga meningkatkan Akibatnya, perekonomian di
produktivitas, yang pada Kabupaten Mimika terimbas
akhirnya ikut menurunkan lesu, pendapatan menurun,
tingkat kemiskinan. tabungan menurun, dan
upaya penurunan tingkat
2. Pengaruh PDRB Terhadap kemiskinan berjalan lambat.
Kemiskinan Hal ini sejalan dengan
Berdasarkan hasil pendapat yang dikemukakan
analisis dengan uji t, oleh Todaro (2006) bahwa
diketahui bahwa variabel pada negara berkembang
PDRB berpengaruh negatif seperti Indonesia, baik
dan tidak signifikan terhadap secara nasional maupun
tingkat kemiskinan di pada tingkat daerah,
Kabupaten Mimika. Hal ini peningkatan PDB/PDRB
disebabkan peningkatan nilai yang menyebabkan
PDRB hanya berasal dari pertumbuhan ekonomi
sekelompok masyarakat terkadang hanya berasal dari
tertentu saja sehingga sejumlah golongan
peningkatan PDRB tidak masyarakat sehingga
menyebabkan pemerataan manfaat dari pertumbuhan
pendapatan, sehingga tidak bersifat inkulsif yang
kemiskinan tidak teratasi. pada akhirnya menyebabkan
Seperti yang diketahui kemiskinan dan ketimpangan
bahwa PDRB Kabupaten pendapatan yang semakin
Mimika sangat dipengaruhi parah (meningkat).
oleh sektor Pertambangan Pertumbuhan ekonomi yang
dan Penggalian, yang bertumpu pada variabel
berasal dari PT Freeport makro-ekonomi, terutama
Indonesia, dimana sektor ini arus penanaman modal dan
mampu menyumbang peningkatan ekspor,
kontribusi di atas 80% memang seringkali tidak
terhadap PDRB Kabupaten memiliki kaitan yang kuat
Mimika setiap tahunnya. dengan pengentasan
Sementara itu, hasil penduduk miskin. Kaitan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

19
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

tersebut menjadi semakin rekomendasi dari hasil


lemah, ketika arus penelitian ini, yaitu:
penanaman modal tersebut 1. Pemerintah Daerah
lebih banyak bergerak pada Kabupaten Mimika perlu
usaha padat modal dan mempertahankan dan
sektor-sektor yang memiliki meningkatkan IPM
elastisitas penyerapan Kabupaten Mimika dengan
tenaga kerja yang rendah. cara melaksanakan program-
Oleh karena itu, program di bidang
pertumbuhan inklusif pendidikan dan kesehatan
ataupun pertumbuhan yang dan merealisasikan
berpihak kepada kaum anggaran pendidikan
miskin, sebagai sebuah sebesar 20% dan anggaran
terminologi baru dalam kesehatan sebesar 10% dari
wacana pembangunan APBD. Dengan memastikan
dewasa ini, perlu didorong hal tersebut maka
dan diintensifkan di diharapkan IPM Kabupaten
Kabupaten Mimika, baik Mimika dapat meningkat dan
pada tingkatan rencana pada akhirnya akan
maupun pada tingkatan menurunkan tingkat
implementasi. kemiskinan.
2. Pemerintah Kabupaten
Mimika perlu menciptakan
KESIMPULAN peningkatan PDRB atau
Dari hasil analisis data pertumbuhan ekonomi yang
dan pembahasan, dapat berkualitas yang berpihak
disimpulkan beberapa hal pada masyarakat miskin.
sebagai berikut: Upaya yang dapat dilakukan
1. IPM berpengaruh negatif dan pemerintah salah satunya
signifikan terhadap tingkat adalah dengan menjadikan
kemiskinan di Kabupaten sektor-sektor yang padat
Mimika. karya sebagai leading sector
2. PDRB berpengaruh negatif sehingga mampu menyerap
dan tidak signifikan terhadap tenaga kerja yang terus-
tingkat kemiskinan di menerus tumbuh, sehingga
Kabupaten Mimika tujuan pertumbuhan ekonomi
3. IPM dan PDRB secara dalam rangka
simultan berpengaruh penanggulangan kemiskinan
signifikan terhadap tingkat dapat tercapai.
kemiskinan di Kabupaten 3. Dalam upaya mengurangi
Mimika. jumlah kemiskinan di
Kabupaten Mimika, pada
SARAN tingkatan mikro, program-
Merujuk pada kesimpulan program yang diarahkan
di atas, dapat diberikan untuk menekan beban
beberapa saran sebagai pengeluaran penduduk
miskin di satu sisi, dan

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

20
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

meningkatkan produktivitas Daerah, Edisi Kedua. UPP


penduduk miskin di sisi lain, STIM YKPN, Yogyakarta.
harus terus diintensifkan. BPS Kabupaten Mimika. 2016.
Program layanan pendidikan Mimika Dalam Angka
dan kesehatan untuk rumah (Mimika Regency in Figures)
tangga miskin perlu terus 2016.
dilanjutkan dengan
Bappenas. Evaluasi Pelayanan
memperluas jangkauan dan
Keluarga Berencana Bagi
meningkatkan aksesibilitas.
Masyarakat Miskin (Keluarga
Program semacam ini,
Prasejahtera/KPS dan
disamping dapat menekan
Keluarga Sejahtera I/KS-I).
beban pengeluaran
Direktorat Kependudukan,
penduduk miskin dalam
Pemberdayaan Perempuan,
jangka pendek, juga dapat
dan Perlindungan Anak
memperbaiki kapasitas dan
Kediputian Sumber Daya
kapabilitas sumber daya
Manusia dan Kebudayaan
manusia penduduk miskin
Bappenas, Jakarta. 2010.
dalam jangka panjang.
Menyertai usaha tersebut, Ghozali, Imam. 2009.
program-program yang Ekonometrika Teori, Konsep
diarahkan untuk mendorong dan Aplikasi Dengan SPSS
peningkatan produktivitas 17. Badan Penerbit
penduduk miskin juga harus Universitas Diponegoro,
terus diupayakan dan Semarang.
ditingkatkan intensitas dan Irawan dan Suparmoko. 2002.
jangkauannya, misalnya Ekonomika Pembangunan.
melalui pemberian kredit BPFE, Yogyakarta.
mikro, program padat karya, Jhingan M.L. 2012. Ekonomi
pelatihan keterampilan, dan Pembangunan dan
sebagainya; Perencanaan. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kuncoro, Mudrajad. 2006.
REFERENSI Ekonomi Pembangunan
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Teori, Masalah dan
Dasar-Dasar Ekonomi Kebijakan. Penerbit UPP
Wilayah. Graha Ilmu, AMP YKPN, Yogyakarta.
Yogyakarta
Mankiw, N. G. 2000. Teori
-----------------------------. 2008. Makro Ekonomi, Edisi
Ekonomi Archipelago. Graha Keempat. Erlangga, Jakarta.
Ilmu, Yogyakarta
Munir, Badrul. 2002.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Perencanaan Pembangunan
Pembangunan, Edisi 5. UPP Daerah Dalam Perspektif
STIM YKPN, Yogyakarta. Otonomi Daerah, Edisi
------------------------. 2005. Pertama. Bappeda Propinsi
Pengantar Perencanaan Nusa Tenggara Barat,
Pembangunan Ekonomi Mataram.

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

21
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Nikijuluw, J. B. 2013. Analisis PT Raja Grafindo Persada,


Sektor Ekonomi Unggulan Jakarta.
Kabupaten/Kota di Provinsi ------------------------. 2006.
Maluku. Jurnal Ekonomi Cita Ekonomi Pembangunan
Ekonomika Volume VII (2), Proses, Masalah dan Dasar
hal. 196 – 203. Kebijakan, Cetakan Ketiga.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Penerbit Kencana, Jakarta.
Perekonomian Indonesia Suryana. 2000. Ekonomi
Tinjauan Historis, Teoritis, Pembangunan Problematika
dan Empiris. Graha Ilmu, dan Pendekatan. Salemba
Yogyakarta. Empat, Jakarta.
Rahmat. 2013. Dimensi Subandi. 2008. Ekonomi
Strategis Manajemen Pembangunan. Alfabeta,
Pembangunan. Graha Ilmu, Bandung.
Yogyakarta
Tambunan. 2001. Transformasi
Samuelson, P. A. dan Ekonomi di Indonesia Teori
Nordhaus, W. D. 2004. Ilmu dan Penemuan Empiris.
Makro Ekonomi. PT. Media Salemba Empat, Jakarta.
Global Edukasi, Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2005.
Saputra, Whisnu Adhi. Analisis Ekonomi Regional Teori
Pengaruh Jumlah Penduduk, dan Aplikasi, Edisi Revisi.
PDRB, IPM, Pengangguran, PT Bumi Aksara. Jakarta.
Terhadap Tingkat
Todaro, M. P. 2000.
Kemiskinan di
Pembangunan Ekonomi Di
Kabupaten/Kota Jawa
Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh.
Tengah. Skripsi Fakultas
Penerbit Airlangga, Jakarta.
Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang, Todaro, M. P dan Smith, S. C.
2011. 2006. Pembangunan
Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Sirojuzilam. 2008. Disparitas
Ekonomi dan Perencanaan Widodo, Tri. 2006.
Regional. Penerbit Pustaka Perencanaan
Bangsa, Medan Pembangunan: Aplikasi
Komputer (Era Otonomi
Sjafrizal. 2015. Perencanaan
Daerah). UPP STIM YKPN,
Pembangunan Daerah
Yogyakarta.
Dalam Era Otonomi. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta Wahyudi, Dicky dan Tri Wahyu
Rejekingsih. Analisis
------------. 2008. Ekonomi
Kemiskinan di Jawa Tengah.
Regional Teori dan Aplikasi,
Diponegoro Journal Of
Penerbit Baduose Media:
Economic Volume 2 Nomor 1
Sumatra Barat.
Tahun 2013. Jurusan IESP
Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Fakultas Ekonomika dan
Ekonomi: Teori Pengantar. Bisnis Universitas
Diponegoro. Hal 1 – 15.

Analisis Determinan Kemiskinan di.............................................. Abu Bakar

22
JURNAL KRITIS VOLUME III NOMOR 1 EDISI APRIL 2019 ISSN 2579-7875

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan ................................ Sulfadli

23

Anda mungkin juga menyukai