Anda di halaman 1dari 12

MENGOPTIMALKAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

UNTUK MENGHINDARI RESIKO JATUH DI RUMAH SAKIT


Kristina Melita Manurung
kristinamelitamanurung02@gmail.com

ABSTRAK
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
terhadap pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pada prinsipnya keselamatan pasien bukan berarti harus tidak ada resiko sama sekali agar
semua tindakan medis dapat dilakukan. Salah satu masalah umum yang terjadi dalam
pemberian pelayanan di bidang kesehatan adalah masalah yang berkaitan dengan keselamatan
pasien. Pengetahuan tenaga kesehatan dalam sasaran keselamatan pasien terdiri dari
ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan
obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur, dan tepat pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi, pengurangan risiko pasien jatuh. Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Kesehatan melalui peraturannya mengamanahkan pentingnya keselamatan
pasien. Kejadian pasien jatuh merupakan masalah serius di rumah sakit terutama pasien rawat
inap karena kejadian pasien jatuh merupakan salah satu indikator keselamatan pasien
khususnya anak dan indikator mutu rumah sakit. Risiko jatuh sangat memungkinkan
seseorang terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik yang pada umumnya diakibatkan
factor lingkungan dan fisiologis yang dapat menyebabkan cedera. Kemungkinan besar pasien
mengalami resiko terjatuh akibat beberapa faktor dan salah satu faktornya adalah pasien itu
sendiri.

Kata kunci : keselamatan pasien, cidera, pelayanan kesehatan, faktor, lingkungan, resiko
jatuh, pengetahuan, tenaga kesehatan
LATAR BELAKANG Keselamatan Pasien (Patient
safety) merupakan prioritas, isu penting
Keselamatan Pasien (Patient
dan global dalam pelayanan kesehatan.
Safety) merupakan proses dalam rumah
Patient safety merupakan komponen
sakit yang memberikan pelayanan pasien
penting dan vital dalam asuhan
yang lebih aman. Patient Safety salah
keperawatan yang berkualitas. Hal ini
satunya risiko jatuh kejadian yang harus
menjadi penting karena Patient safety
dihindari di Rumah Sakit sehingga praktik
merupakan suatu langkah untuk
perawat dalam implementasi patient safety
memperbaiki mutu pelayanan dalam
harus dilakukan. Keselamatan pasien
memberikan asuhan keperawatan. Inti dari
membuat asuhan pasien lebih aman yang
patient safety yaitu penghindaran,
meliputi assement resiko, identifikasi dan
pencegahan dan perbaikan dari kejadian
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
yang tidak diharapkan atau mengatasi
resiko pasien, pelaporan dan analisis
cedera-cedera dari proses pelayanan
insiden, kemampuan belajar dari insiden,
kesehatan. Sehingga, program utama
dan tindak lanjutnya serta implementasi
patient safety yaitu suatu usaha untuk
solusi untuk meminimalkan timbulnya
menurunkan angka kejadian tidak
resiko dan mencegah terjadinya cedera
diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada
yang disebabkan oleh kesalahan akibat
pasien selama dirawat di rumah sakit yang
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
sangat merugikan baik pasien maupun
mengambil tindakan yang seharusnya
pihak rumah sakit.
diambil (Kemenkes RI, 2011).
Keselamatan pasien
(patient safety) adalah dasar dari Rumah sakit adalah sarana
pelayanan kesehatan yang baik. pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
Keselamatan pasien juga menjadi salah ketika seseorang sakit dan membutuhkan
satu indikator dalam menilai akreditas bantuan dengan tujuan untuk
institusi pelayanan kesehatan, oleh karena menyelamatkan kondisi pasien. Dengan
itu keselamatan pasien sangat penting. berlalunya waktu dan perkembangan ilmu
Namun, jika ditinjau dari insiden pengetahuan dan teknologi rumah sakit
keselamatan pasien, keselamatan pasien di tidak hanya menjadi tempat untuk
berbagai tingkat pelayanan kesehatan menyelamatkan pasien. Berbagai layanan
masih buruk, baik secara global maupun dapat diakses oleh pasien yang
nasional membutuhkan bantuan.
Rumah sakit juga sebagai instansi status mental, penyakit akut, dn penyakit
pelayanan kesehatan yang berhubungan kronik. Dari segi faktor ekstrinsik bisa
langsung dengan pasien harus berupa pengobatan, kamar mandi, desain
mengutamakan pelayanan kesehatan yang bangunan, kondisi permukaan lantai,
aman, bermutu, antidiskriminasi dan kurang pencahayaan. Akibat yang
efektif dengan mengutamakan kepentingan ditimbulkan dari insiden jatuh dapat
pasien sesuai dengan standar pelayanan menyebabkan kejadian yang tidak
rumah sakit. Pasien sebagai pengguna diharapkan seperti luka robek, fraktur,
pelayanan kesehatan berhak memperoleh cedera kepala, pendarahan sampai
keamanan dan keselamatan dirinya selama kematian, menimbulkan trauma psikologis,
dalam perawatan di rumah sakit. memperpanjang waktu perawatan dan
Perkembangan rumah sakit saat ini telah meningkatkan biaya perawatan pasien
mengalami transformasi. Industri rumah akibat menggunakan peralatan diagnostik
sakit mengalami perkembangan cukup yang sebenarnya tidak perlu dilakukan
pesat seiring diterbitkannya berbagai seperti CT Scan, rontgen dll. Dampak bagi
peraturan dan perundang-undangan yang rumah sakit sendiri adalah menimbulkan
mendukung iklim investasi dan risiko tuntutan hukum karena dianggap
menciptakan kondisi bisnis dan jasa rumah lalai dalam perawatan pasien.
sakit yang lebih baik.
TUJUAN
Resiko jatuh itu sendiri adalah
Kajian ini bertujuan agar kita
peningkatan kemungkinan untuk jatuh
sebagai para pekerja medis terutama
yang dapat menyebabkan cedera fisik.
perawat dapat lebih mengoptimalkan dan
Resiko jatuh adalah pasien yang berisiko
memperhatikan keselamatan pasien
untuk jatuh yang umumnya disebabkan
terlebih khusus kepada pasien yang
oleh faktor lingkungan dan fisiologis yang
mengalami resiko jatuh di sebuah Rumah
dapat berakibat cidera. Kategori resiko
Sakit.
jatuh terbagi tiga, yaitu risiko jatuh rendah,
risiko jatuh sedang, dan risiko jatuh tinggi. METODE

Penyebab terjadinya resiko jatuh Metode yang saya gunakan dalam

bisa disebabkan oleh faktor intrinsik penulisan ini adalah Literature Riview dan

berupa riwayat jatuh sebelumnya, deskriptif dimana penulisan ini dilakukan

penurunan ketajaman penglihatan, prilaku dengan pengumpulan data dari berbagai

dan sikap berjalan, sistem muskuloskeletal, sumber ilmiah seperti jurnal untuk
mendapatkan data dan informasi serta dengan aman, berkualitas dan memenuhi
dapat menganalisis artikel secara relevan harapan klien. Pelayananan yang baik dan
dan berfokus pada tema yaitu berkualitas dapat meningkatkan
mengoptimalkan keselamatan pasien untuk kepercayaan publik dan masyarakat
menghindari terjadinya resiko jatuh di terhadap setiap Rumah Sakit yang
suatu Rumah Sakit. menjalankan keselamatan pasien dengan
baik.
HASIL
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari berbagai
sumber ilmiah, diperoleh hasil yaitu Keselamatan Pasien adalah
walaupun sudah banyak perawat yang paradigma yang menjadi sangat penting
mengetahui pentingnya menjaga untuk dijadikan dasar dalam memberikan
keselamatan pasien khususnya resiko jatuh pelayanan. Pentingnya paradigm ini dapat
pasien, tetapi masih saja ada perawat yang dilihat dalam empat pasal yang
belum menerapkan upaya atau pelaksanaan disampaikan dalam Undang-Undang
keselamatan pasien di rumah sakit. Hal ini Rumah Sakit. Dalam perjalananya,
dipengaruhi karena perawat tidak keselamatan pasien belum secara
berlandaskan pengetahuan yang penuh maksimal mendasari pelayanan yang
atau tingkah pengetahuan yang dimiliki diberikan oleh rumah sakit. Berbeda
perawat masih rendah. dengan prinsip efisiensi yang menjadi
sorotan penting dalam memberikan
Untuk meningkatkan mutu
pelayanan. Banyak sekali media yang
pelayanan keselamatan pasien di tingkat
menyampaikan bahwa tanpa jaminan maka
unit maka harus dilakukan upaya
pelayanan tidak dapat diberikan dan
perubahan budaya keselamatan pasien di
kenyataannya hal tersebut menjadi
seluruh unit setiap Rumah Sakit. Meskipun
kebijakan dirumah sakit yang mutlak
demikian dari salah satu jurnal
sifatnya.
menyebutkan bahwasanya jika penerapan
keselamatan pasien dilakukan dengan baik Keselamatan pasien akan terus
maka pelayanan yang mengutamakan berkembang, yang didefinisikan sebagai
keselamatan pasien dan kualitas yang upaya maksimal yang dilakukan rumah
optimal akan memberikan dampak yang sakit dalam rangka memberikan pelayanan
positif dan luas terutama bagi masyarakat kepada pasien melalui penerapan metode
yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan regulasi yang legal serta melalui
standar yang terukur untuk meminimalisir mengingatkan bahwa "keselamatan pasien
kesalahan medis. Keselamatan pasien tidak hanya tentang data statistik tetapi
merupakan tanggung jawab semua pihak melibatkan kerusakan yang nyata pada
yang berkaitan dengan pemberi pelayanan kehidupan orang-orang". Oleh karenanya
kesehatan. Dalam mencapai tujuan yang semua strategi dan program keselamatan
berorientasi kepada kepuasan pasien, di pasien harus menjadi prioritas dalam
samping aspek fasilitas rumah sakit, pelayanan kesehatan. Pasien, profesional
peranan dokter, paramedis dan non medis kesehatan dan pembuat kebijakan semua
menjadi sangat penting karena kinerja harus bekerja sama untuk membangun
mereka akan menentukan persepsi dan sistem kesehatan yang lebih aman.
kinerja yang dirasakan pasien terhadap
Pengetahuan perawat merupakan
pelayanan yang diberikan. Keselamatan
hal yang berhubungan dengan komitmen
pasien merupakan salah satu indikator
yang sangat diperlukan dalam upaya
kualitas pelayanan kesehatan.
membangun budaya keselamatan pasien.
Patient Safety atau keselamatan Pengetahuan adalah salah satu faktor dari
pasien merupakan isu global yang manusia yang berpengaruh terhadap
mempengaruhi negara-negara di semua kejadian nyaris cidera dan kejadian tidak
tingkat pembangunan. Meskipun perkiraan diharapkan. Patient Safety merupakan
ukuran permasalahan masih belum pasti, proses dalam rumah sakit yang
khususnya di negara berkembang dan memberikan pelayanan pasien yang lebih
negara transisi/konflik, ada kemungkinan aman. Termasuk di dalamnya assessment
bahwa jutaan pasien seluruh dunia risiko, identifikasi, dan manajemen risiko
menderita cacat, cedera atau meninggal terhadap pasien, pelaporan dan analisis
setiap tahun karena pelayanan kesehatan insiden, kemampuan untuk belajar dan
yang tidak aman. Mengurangi kejadian menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
yang membahayakan bagi pasien solusi untuk mengurangi serta
merupakan masalah dalam pelayanan meminimalisir timbulnya risiko
kesehatan bagi setiap orang, dan terdapat
Rumah Sakit (RS) adalah institusi
banyak hal yang harus dipelajari dan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dibagi antara negara-negara maju dengan
dengan karateristik tersendiri yang
negara-negara berkembang dan negara
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
dalam transisi/konflik tentang masalah
pengetahuan kesehatan, kemajuan
keselamatan pasien. WHO juga
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu paripurna tingkat kedua dan ketiga
meningkatkan pelayanan yang lebih sesuai kebutuhan medis
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat 3. Penyelenggaraan pendidikan dan
agar terwujud derajat kesehatan yang pelatihan sumber daya manusia
setinggitingginya, seperti yang dijelaskan dalam rangka peningkatan
dalam UndangUndang Kesehatan Nomor kemampuan dalam pemberian
36 Tahun 2009 dan Undang-Undang pelayanan kesehatan; dan
Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009 4. Penyelenggaraan penelitian dan
bahwa rumah sakit wajib melaksanakan pengembangan serta penapisan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, teknologi bidang kesehatan dalam
anti diskriminasi dan efektif, dengan rangka peningkatan pelayanan
mengutamakan kepentingan pasien. kesehatan dengan memperhatikan
Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien etika ilmu pengetahuan bidang
memperoleh keamanan dan keselamatan kesehatan.
selama dalam perawatan di rumah sakit.
Keselamatan Pasien dalam
Rumah Sakit adalah institusi Undang-Undang Rumah Sakit dalam
pelayanan kesehatan yang undang-undang ini jelas diamanahkan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan mengenai keselamatan pasien, berikut
perorangan secara paripurna yang dibawah ini adalah rinciannya dalam pasal:
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
a) Pada pasal 2 disebutkan bahwa
jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
penyelenggaraan Rumah Sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan
didasarkan pada nilai
kesehatan perorangan secara paripurna
kemanusiaan, etika dan
untuk itu Rumah Sakit memiliki fungsi
profesionalitas, manfaat,
(Kemkes, 2009):
keadilan, persamaan hak dan
1. Penyelenggaraan pelayanan anti diskriminasi, pemerataan,
pengobatan dan pemulihan perlindungan dan keselamatan
kesehatan sesuai dengan standar pasien, serta mempunyai fungsi
pelayanan rumah sakit; sosial.
2. Pemeliharaan dan peningkatan b) Pasal 3 ayat dua yang
kesehatan perorangan melalui menyebebutkan bahwa
pelayanan kesehatan yang pengaturan penyelenggaran
Rumah Sakit bertujuan untuk
memberikan perlindungan pengobatan dan hasil
terhadap keselamatan pasien. pelayanan.
c) Pasal 13 yang mengatakan
2. Mendidik pasien dan keluarga
bahwa setiap tenaga yang
Rumah sakit bertugas untuk mendidika
bekerja dirumah sakit harus
pasien dan keluarganya tentang kewajiban
mengutamakan keselamatan
dan tanggungjawab pasien dalam asuhan
pasien.
pasien. Rumah sakit diharapkan memiliki
d) Pasal 43 secara khusus
mekanisme dalam hal ini, output dari
menjelaskan mengenai
standar ini adalah pasien dan keluarga
kewajiban penerapan
diharapkan dapat:
keselamatan pasien di Rumah
Sakit (Kemkes, 2009). a. Memberikan informasi
yang benar, jelas, lengkap
Terdapat tujuh standar keselamatan
dan jujur;
pasien yang di atur melalui Peraturan
b. Mengetahui kewajiban dan
Menterian Kesehatan, yaitu:
tanggungjawab pasien dan
1. Hak Pasien Pasien dan keluarga;
keluarganya berhak memperoleh informasi c. Dapat mengajukan
terkait rencana tindakan, hasil pelayanan pertanyaan apabila ada hal
dan kemungkinan terjadinya insiden. yang tidak dimengerti;
Untuk memuhi standar 1 ini maka terdapat d. Memahami dan menerima
sejumlah kriteria yang harus dipenuhi: konsekuensi dari pelayanan
e. Mematuhi aturan dan
a. Harus ada dokter
instruksi yang diberikan;
penanggungjawab
f. Memiliki sikap
pelayanan;
menghormati dan tenggang
b. Dokter penanggungjawab
rasa; serta
elayanan wajib membuat
g. Memnuhi kewajiban
rencana pelayanan; serta
finansial
c. Dokter penanggung jawab
wajib memberikan 3. Keselamatan pasien dalam
penjelasan yang kesinambungan pelayanan Dalam hal ini
komprehensif tentang rumah sakit menjamin keselamatan pasien
rencana, prosedur, dengan memastikan koordinasi antar
tenaga kesehatan dan antar unit dalam d. Antar profesi kesehatan
rangka kesinambungan pelayanan. Hal ini terjalin komunikasi dan
dapat dilihat dari : transfer informasi.

a. Adanya koordinasi 4. Penggunaan metode peningkatan


pelayanan secara kinerja untuk melakukan evaluasi dan
komprehensif mulai dari program peningkatan keselamatan pasien
saat pasien masuk, Pada standar ini rumah sakit diharapkan
pemeriksaan, diagnosis, mampu mendesain proses baru atau
perencanaan pelayanan, memperbaiki proses yang ada dalam
tindakan pengobatan, rangka meningkatkan kinerja dan
rujukan dan saat pasien keselamatan pasien. Hal ini dapat dilihat
keluar dari rumah sakit. dari:
b. Adanya koordinasi
a. Rumah Sakit melakukan
pelayanan yang disesuaikan
proses perancangan yang
dengan kebutuhan pasien
baik yang mengacu kepada
dan kelayakan sumber daya
kebutuhan pasien, kaidah
secara berkesinambungan
klinis, dan faktor-faktor lain
sehingga pada seluruh tahap
yang berpotensi
pelayanan transisi antar unit
menimbulkan risiko.
pelayanan dapat berjalan
b. Rumah Sakit harus
baik dan lancar.
melakukan pengumpulan
c. Adanya koordinasi
data kinerja yang terdiri
pelayanan termasuk
dari pelaporan insiden,
didalamnya peningkatan
akreditasi, manajemen
komunikasi dalam rangka
risiko, utilisasi, mutu
memfasilitasi dukungan
pelayanan dan keuangan.
keluarga, pelayanan
c. Rumah sakit harus
keperawatan, pelayanan
melakukan evaluasi
sosial, konsultasi dan
terhadap insiden.
rujukan, pelayanan
d. Rumah sakit menentukan
kesehatan primer dan tindak
perubahan sistem dengan
lanjut lainnya.
berbasis kepada data dan
indormasi hasil analisis.
5. Peran kepemimpinan dalam b. Transmisi data dan
meningkatankan keselamatan pasien informasi akurat dan tepat
waktu.
a. Pemimpin mendorong dan
menjamin implementasi Untuk itu terdapat enam sasaran
program keselamatan keselamatan pasien, yang terdiri dari:
pasien.
1. Ketepatan identifikasi
b. Pemimpin menjamin
pasien
berlangsungnya kediatan
2. Peningkatan komunikasi
identifikasi resiko terhadap
efektif
keselamatan pasien.
3. Peningkatan keamanan obat
c. Pemimpin mengalokasikan
4. Kepastian tepat lokasi, tepat
sumberdaya yang adekuat.
prosedur dan tepat pasien
d. Pemimpin mengukur dan
operasi
mengkaji efektifitas
5. Pengurangan resiko infeksi
kontribusinya
terkait pelayanan kesehatan
6. Mendidik staf tentang 6. Pengurangan resiko pasien
keselamatan pasien jatuh

a. Memiliki proses Ada beberapa faktor yang


pendidikan, pelatihan dan mempengaruhi terjadinya resiko jatuh
orientasi untk setiap yaitu: faktor eksternal, faktor organisasi &
jabatan; dan manajemen, faktor lingkungan kerja,
b. Menyelenggarakan faktor tim, faktor petugas, faktor tugas,
pendidikan dan juga faktor pasien, dan faktor komunikasi.
pelatihan yang Budaya keselamatan merupakan suatu
berkelanjutan. faktor yang menbentuk perilaku profesi
kesehatan untuk melihat keselamatan
7. Komunikasi sebagai kunci
pasien menjadi prioritas utama. Kurangnya
efektif; serta
pelaporan tentang insiden keselamatan
a. Merencanakan dan pasien dapat juga disebabkan karena
mendesain proses praktisi sering mengalami masalah
manajemen informasi keamanan yang mereka sendiri bisa
terkait keselamatan pasien; menyelesaikan masalah tersebut.
dan
Berdasarkan teori keperawatan keselamatan pasien maka angka kejadian
Faye G. Abdellah, tipologi masalah insiden keselamatan pasien dapat
keperawatan di antaranya mencegah diminimalkan terutama pada resiko
terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma terjadinya pasien jatuh.
lain dan mencegah meluasnya infeksi.
Pelayanan yang diberikan pada pasien
harus komprehensif, diantaranya
memberikan perawatan yang berlanjutan Saran :
untuk menghilangkan nyeri dan
Salah satu upaya yang dapat
ketidaknyamanan dan memberikan rasa
dilakukan untuk meningkatkan penerapan
keamanan kepada individu. Teori ini
budaya keselamatan pasien untuk
sejalan dengan patient safety, dimana
meminimalkan insiden keselamatan pasien
perawat harus mampu memberikan asuhan
adalah dengan melakukan pelaporan
aman bagi pasien. Kejadian pasien jatuh
insiden keselamatan pasien.
dapat mengakibatkan cedera atau trauma
untuk itu perawat harus mampu Namun, masih banyak para
memberikan perawatan yang dapat perawat yang mengabaiakan pelaporan
mencegah terjadinya jatuh sehingga insiden karena menganggap insiden
menciptakan rasa aman bagi pasien. tersebut masih bisa ditangani dengan
sendirinya atau mereka tidak melaporkan
PENUTUP
jika tidak terjadi cedera pada pasien dan
Kesimpulan : hanya melaporkan jika sudah terjadi

Keselamatan pasien adalah cedera. Oleh karena itu, kesadaran tentang

prioritas utama dan harus segera budaya keselamatan pasien masih perlu

dilaksanakan di rumah sakit karena dapat ditingkatkan. Salah satunya dengan

menyebabkan cedera langsung kepada memberikan pelatihan-pelatihan dan

pasien, terkait dengan kualitas dan nilai mengupdate pengetahuan tentang

rumah sakit serta standar pelayanan yang keselamatan pasien. Selain itu, motivasi

harus dipenuhi oleh standar akreditasi untuk melaporkan jika ada insiden

rumah sakit keselamatan pasien juga perlu


ditingkatkan, karena laporan dapat menjadi
Keselamatan pasien sangat terkait
penaganan dini terhadap insiden
dengan kejadian insiden keselamatan
keselamatan pasien di masa yang akan
pasien. Dengan meningkatnya budaya
datang serta mencegah insiden yang sama Kamil Hajjul. (2012). Patient Safety. Idea
untuk terjadi kembali. Nursing Journal, Vol. 1 No. 1 ISSN :
2087-2879.
DAFTAR PUSTAKA
Maulina Ayu, dkk. (2015). Pengetahuan
Basabih Masyitoh. (2017). Perlukah
Perawatn tentang Penerapan Pelaksanaan
Keselamatan Pasien Menjadi Indikator
Pencegahan Insiden Pada Pasien Resiko
Kinerja RS BLU?. Jurnal Administrasi
Jatuh. Jurnal Keperawatan Widya
Rumah Sakit Indonesia, Vol. 3 No. 2.
Gantari, Vol. 2 No. 1.
Dewi Trisniawati, dkk. (2018).
Najihah. (2018). Budaya Keselamatan
Phenomenologi Study : Risk Factors
Pasien dan Insiden Keselamatan Pasien di
Related to Faal Incidence in Hospitaliced
Rumah Sakit: Literature Review. Journal
Pediatric Patient with Theory Faye G.
of Islamic Nurshing, Vol. 3 No. 1.
Abdellah. Nurseline Journal, Vol. 3 No. 2
Nopember 2018 p-ISSN 2540-7937. Ns. Nining Sriningsih, dkk. (2020).
Pengetahuan Penerapan Keselamatan
Firawati. (2012). Pelaksanaan Program
Pasien (Patient Safety) Pada Petugas
Keselamatan Pasien di RSUD Solok.
Kesehatan. Jurnal Kesehatan, Vol. 9 No. 1
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret
(2020). ISSN : 2086-9266 e.
2012-September 2012, Vol. 6 No.2
Safitri Wahyuningsih. (2018). Tingkat
Herawati Yennike Tri. (2015). Budaya
Pengetahuan Dengan Sikap dan Praktik
Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Perawat Dalam Implementasi Patient
Rumah Sakit X Kabupaten Jember. Jurnal
Safety : Risiko Jatuh di RSUD Dr. Soehadi
IKESMA, Vol. 11 No. 1.
Priedjonegoro Sragen. Adi Husada
Julimar. (2018). Faktor-faktor Penyebab Nurshing Journal, Vol.4 No.1, JUNI 2018.
Resiko Jatuh Pada Pasien di Bangsal
Simamora, R. H., & Nurmaini, C. T. S.
Neurologi RSUP DR. MDjamil Padang.
(2019). Knowledge of Nurses about
Jurnal Photon, Vol. 8 No. 2. Prevention of Patient Fall Risk in Inpatient
Room of Private Hospital in
Juniarti Nanda Hani. (2018). Penerapan Medan. Indian Journal of Public Health
Standar Keselamatan Pasien di Rumah Research & Development, 10(10), 759-
763.
Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa
Sumarni. (2017). Analisis Implementasi
Tenggara Barat. Jurnal Kesehatan
Patient Safety Terkait Peningkatan Mutu
Poltekkes Ternate.
Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit.
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit.
Vol. 5 No. 2. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Vol. 11
Triwibowo Cecep, dkk. (2016). Handover
No.2
sebagai upaya Peningkatan Keselamatan

Anda mungkin juga menyukai