Disusun Oleh :
Nella Alfita Lohmay
SN211094
Bayi prematur adalah bayi yang masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan – sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). Bayi prematur memiliki
karakteristik klinis dengan berat badan kurang dari 2500 gr, panjang badan kurang atau
sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, dan lingkaran kepala kurang dari
33 cm kondisi ini biasa disebut prematuritas murni. Bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu artinya bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK)
kondisi ini disebut dismaturitas penyebabnya adalah setiap keadaan yang mengganggu
pertukaran zat antara ibu dan janin. Dismatur terbagi lagi beberapa yaitu neonatus kurang
bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK), neonatus cukup bulan – kecil untuk
masa kehamilan (NCB-KMK), dan neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan
(NLB-KMK) (Proverawati, A. (2010).
Bayi post term atau bayi post matur adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih
dari 42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan
bayi pada waktu lahir. Bayi postmatur menunjukan gambar khas yaitu kulit keriput terlihat
pada telapak tangan dan kaki, mengelupas lebar-lebar, kuku biasanya panjang, sianosis,
badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi
tersebut matanya terbuka (Proverawati, A. (2010).
Bayi lahir normal dengan usia kehamilan 37 minggu-42 minggu berat lahir yaitu
2500 gram sampai 4000 gram. Bayi prematur dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu
berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Bayi post matur atau postterm usia
kehamilan lebih dari 42 minggu tanpa memandang berat badan bayi biasanya berat badan
lebih dari 2500 gram (Rukiyah Y & Yuliyanti lia. (2010).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah (Hutahean (2013) :
1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Apabila bayi tidak langsung menangis, tenaga kesehatan harus segera membersihkan
jalan nafas bayi. )
2) Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta
lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari
dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila
masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibungkus dengan
kassa kering steril. Pembalut tersebut harus diganti setiap memandikan bayi.
3) Penilaian bayi baru lahir (assessment at birth) Keadaan umum bayi dinilai satu menit
setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.
0 1 2 Tanda-tanda
Tdk ada < 100 > 100 Denyut jantung
Tdk ada Tdk teratur Baik Pernafasan
Lemah Sedang Baik Tonus otot
Tdk ada Meringis Menangis Peka rangsang
Biru/putih Merah jambu, ujung Merah jambu Warna
biru
Total
4) Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur
tetap suhu tubuh badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat.
5) Memberi vitamin K Perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K.
6) Memberikan salep mata/ obat tetes Perawatan mata bayi baru lahir diharuskan untuk
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual).
7) Identifikasi bayi Identifikasi bayi meliputi pencatatan nama ibu bayi, tanggal lahir bayi,
nomor bayi, jenis kelamin bayi.
E. Pathway
Persalinan
Fungsi organ
belum sempurna
Penyesuaian
Resiko infeksi Koordinasi reklek
suhu tubuh
menelan dan menghisap
belum sempurna
Resiko
hipotermia
Akumulasi
cairan amnion
pada jalan nafas
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
(Nanda. 2015)
F. Komplikasi bayi baru lahir
Komplikasi bayi baru lahir diantaranya adalah (Kumalasari. 2015):
1) Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur. Asfiksia pada bayi di klasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) Penatalaksanaan pada kasus asfiksia ini yaitu
dengan memperbaiki ventilasi paru yaitu dengan melakukan ventilasi tekanan positif
dan Asfiksia ringan (nilai APGAR 4-6) Penatalaksanaan untuk asfiksia pada tingkat ini
yaitu dengan memberikan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan
cara menghisap lendir bayi dan memberikan aliran oksigen pada bayi.
2) Ikterus dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a) Ikterus fisiologis Ikterus fisiologis adalah kuning pada bayi yang timbul pada hari
kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak melewati
kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan
tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus ini biasanya akan
menghilang pada akhir minggu pertama atau 10 hari pertama.
b) Ikterus patologis Yaitu ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
billirubinnya mencapai suatu nilai yang di sebut hiperbillirubinemia. Penentuan
kadar bilirubin atau penghitungan nilai ikterik dapat dilakukan dengan metode
Kramer. Kramer menyebutkan timbulnya ikterus ialah menurut aturan tertentu
yaitu sefalokaudal. ikterus pada kepala dan leher = 5 mg%, ikterus pada daerah 1 +
badan bagian atas = 9 mg%, ikterus pada daerah 1 + 2 + badan bagian bawah dan
tungkai = 11 mg%, ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + lengan dan kaki bawah lutut,
ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + 4 + tangan dan kaki = 16 mg%.
Penanganan ikterus menurut kada billirubinnya adalah Bilirubin < 5 mg % berikan
ASI sesering mungkin, Bilirubin 5 – 9 mg%: terapi sinar <24 jam dan pemberian
kalori yang cukup, dan Bilirubin 10 – 14 mg% : transfusi tukar (sebelum dan
sesudahnya diberi terapi sinar) <24 jam selanjutnya terapi sinar 24-48 jam
3) Hipotermi. Bayi hipotermi adalah bayi yang mempunyai suhu tubuh di bawah 36 0C.
Ada dua macam hipotermi, yaitu hipotermi sedang (32-36 0C) dan hipotermi kuat (<
32 0C). Tanda dan gejala hipotermi yaitu bayi tidak mau minum/ menetek, bayi
tampak lesu/ mengantuk/ letargie, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi
menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). Penanganan hipotermi adalah
perawatan di dalam incubator/penyinaran lampu, metode kanguru, pemberian selimut
hangat, pemberian ASI sedikit-sedikit tapi sesering mungkin untuk mencegah
hipoglikemia, dan jika bayi tidak mau menyusu, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-
80 ml/kg per hari.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan: bilirubin total, golongan darah,
hematokrit, hemaglobin dan leukosit .
H. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : untuk mengetahui tanggal pengkajian
Waktu pengkajian : untuk mengetahui jam atau waktu dilaksanakan pengkajian
A. Identitas
Klien
Nama : Untuk mengetahui identitas bayi, sehingga menghindari
kesalahan dalam memberikan tindakan.
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin, sehingga dapat mencegah
kekeliruan bila ada nama yang sama.
Waktu lahir : Untuk mengetahui tanggal,bulan, tahun, jam, dan hari lahir
bayi agar dapat menghitung umur bayi.
Penanggung jawab
Nama Ibu : Untuk mengetahui nama ibu/orang tua bayi agar dapat
menghindari tertukarnya identitas nama pasien orang tua dari
bayi.
Usia : Untuk mengetahui usia orang tua, sehingga dapat mengetahui
tingkat produktivitas orang tua
Pendidikan terakhir : Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua sehingga
dapat menyesuaikan cara berkomunikasi dan cara pemberian
asuhan
Alamat : Untuk mengetahui dimana orangtua dan bayi tinggal sehingga
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap orangtua
dalam pertumbuhan dan perawatan bayi.
Nama Ayah : Untuk mengetahui nama ayah/orang tua bayi agar dapat
menghindari tertukarnya identitas nama pasien orang tua dari
bayi.
Usia : Untuk mengetahui usia orang tua, sehingga dapat mengetahui
tingkat produktivitas orang tua
Pendidikan terakhir : Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua sehingga
dapat menyesuaikan cara berkomunikasi dan cara pemberian
asuhan
Alamat : Untuk mengetahui dimana orangtua dan bayi tinggal sehingga
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap orangtua
dalam pertumbuhan dan perawatan bayi.
APGAR SCORE mengkaji tau pemeriksaan fisik yang dilakukaan pada bayi
baru lahir pada menit pertama kelima dan menit ke 10
0 1 2 Tanda-tanda 1 mnt 5 mnt 10
mnt
Tdk ada < 100 > 100 Denyut jantung
Tdk ada Tdk teratur Baik Pernafasan
Lemah Sedang Baik Tonus otot
Tdk ada Meringis Menangis Peka rangsang
Biru/putih Merah jambu, Merah Warna
ujung biru jambu
Total
Tindakan resusitasi : mengetahui apakah ada tindakan resusitasi pada bayi
saat lahir
Plasenta : mengetahui plasenta utuh atau tidak lengkap atau tidak
dan apakah ada kelainan
F. Pemeriksaan Fisik
Umur :Mengetahui usia bayi
BB :Untuk mengetahui berat badan bayi saat lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500-4000 gram.
PB :Untuk mengetahui panjang badan bayi saat lahir. Panjang
badan lahir normal adalah 45-50 cm
Lingkar kepala :Untuk mengetahui lingkar kepala bayi saat lahir. Lingkar
kepala bayi baru lahir normal adalah 33-35cm
Lingkar dada : Untuk mengetahui lingkar dada bayi saat lahir. Lingkar
dada bayi baru lahir normal adalah 32-34 cm.
TTV
Nadi : Untuk mengetahui detak jantung bayi, normalnya bari
baru lahir memiliki detak jantung 100-160 x/menit
Pernapasan :Untuk mengetahui pernapasan bayi dalm satu menit,
normalnya pernapasan bayi baru lahir adalah 40-60
x/menit
Suhu :Untuk mengetahui subuh bayi, suhu normal bayi baru
lahir adalah 36,5-37,5 oC
Keadaan umum :Untuk mengetahui keadaan umum bayi
Kepala :Untuk mengetahui adanya oedema/benjolan, caput
succadeneum, atau chepal haematoma pada kepala bayi
Mata :Untuk mengetahui keadaan sklera dan konjungtiva, jika
sklera berwarna kuning kemungkinan bayi mengalami
ikterus; serta untuk mengetahui apakah konjungtiva bayi
pucat/tidak
Hidung :Untuk mengetahui ada tidaknya pernapasan cuping
hidung pada bayi
Mulut :Untuk mengetahui ada tidaknya labioskizis (bibir
sumbing)
Telinga : Untuk mengetahui ada tidaknya serumen yang
menyumbat telinga bagian luar
Leher : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
tiroid, kelenjar parotis, dan bendungan vena jugularis
Dada :- Untuk mengetahui ada tidaknya retraksi dinding dada
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi wheezing atau
ronchi pada bayi
Abdomen : Untuk menilai keadaan tali pusat dan mengetahui ada
tidaknya infeksi pada tali pusat
Lanugo : untuk mengetahui ada atau tidaknya lanugo
Vernik : untuk mengetahui apakah terdapat vernik atau tidak
Ekstremitas : ntuk mengetahui pergerakan bayi aktif atau tidak
Genetalia :Untuk mengetahui keadaan genetalia bayi. Jika bayi
perempuan genetalianya normal apabila vaginanya
berlubang serta terdapat labia mayora yang menutupi
labia minora, sedangkan jika bayi lakilaki genetalianya
normal apabila testis berada pada skrotum dan penis
berlubang.
Status neurologis
Refleks Morro :Apabila bayi diberikan sentuhan mendadak terutama
dengan jari atau tangan, maka akan menimbulkan
gerakan terkejut
Palmar Grasp reflek :Apabila telapak tangan bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka bayi akan berusaha menggenggam jari
tersebut
Rooting Refleks :Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa maka
bayi akan menoleh dan mencari sentuhan tersebut
Sucking Refleks :Apabila bayi diberi dot atau puting susu maka bayi
akan berusaha menghisap
Tonick Neck
Refleks :Apabila bayi diangkat dari tempat tidur atau digendong
maka bayi akan berusaha untuk mengangkat kepalanya
Refleks Babinski : Apabila jari pemeriksa menggaruk telapak kaki bayi,
jempol bayi akan menghadap ke atas dan jari kaki
lainnya akan terbuka (Sondakh, 2013)
G. Pengkajian sistem
Aktivitas/istirahat :
Eliminasi
Frekuensi BAB
Untuk mengetahui berapa banyak bayi BAB dalam sehari, sehingga dapat
mengetahui apakah bayi ada komplikasi atau tidak, apabila BAB lebih dari 4
kali dapat dikarenakan diare.
Frekuensi BAK
Untuk mnegetahui berapa banyak bayi BAK dalam sehari, sehingga dapat
mengetahui apakah bayi ada komplikasi atau tidak, apabila BAK kurang dari 4
kali dapat dikarenakan bayi kurang cairan.
Nutrisi
Untuk mengetahui berapa banyak porsi yang diberikan kepada bayi, sehingga
dapat dijadikan sebagai gambaran asupan nutrisi, apakah sesuai dengan yang
dibutuhkan.
II. Analisa Data
Analisa data beriis data subjektif dan data objektif yang akan memunculkan
masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan
III. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif behubungan dengan Akumulasi cairan
amnion pada jalan nafas (D.0001)
2. Resiko hipotermia berhubungan dengan bayi baru lahir suhu tubuh 35 o C, bayi
(D.140)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuaan pertahanan tubuh
(D.0142)
IV. Intervensi keperawatan
No Dx kep Tujuan Intervensi TTD
dx
1. anjurkan minum/makan
hangat
1) Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu
V. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana dari rencana keperawatan tercapai atau tidak tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemapuan klien dalam mencapai tujuan.hal ini dapat dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan.
Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
dan Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
Daftar Pustaka
- Djitowiyono, dkk. (2010).Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta:
Nuha Medika.
- Jannah Nurul.(2011).Konsep DokumentasiKebidanan: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
- Kumalasari I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal,Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta:
Salemba.
- Manuaba (2016).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Edisi 2. Jakarta:
EGC
- Rukiyah Y & Yuliyanti lia. (2010). Asuhan Kebidanan. IV. Trans Info Media.
Jakarta.
- Hutahean (2013).Perawatan Antenatal. Jakarta:Salemba Medika.
- Marmi dan Rahardjo K. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Sondakh, J.S Jenny. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir:
Erlangga
- Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika.
Yogyakarta.