Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Oleh :
Nella Alfita Lohmay
SN211094

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dengan berat badan lahir 2.500 gram sampai dengan 4000 gram. Neonatus
merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 38 hari. Periode neonatal merupakan bulan
pertama kehidupan. Bayi baru lahir merupakan bayi yang lahir dari proses kelahiran
sampai usia 4 minggu dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterin dikehidupan ekstrauterin (Manuaba. 2016). Saat masa daptasi
tersebut terjadi gangguan yang memungkinkan bayi bisa sakit bahkan menyebabkan
kematian. Maka dari itu perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga
kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan infeksi
dan jadwal pemberian informasi (Djitowiyono, dkk.2010) . Ciri-ciri BBL normal adalah
(Marmi dan Rahardjo K. 2011):
- Berat badan: 250 gram-4000 gram
- Panjang badan: 48 cm-52cm
- Lingkar dada: 30cm-35cm
- Lingkar kepala: 33cm-35cm
- Detak jantung menit-menit pertama kira-kura 180 x/ menit menurun menjadi
120x/menit – 14x/menit
- Pernafasan pad amenit pertama 80x/ menit menurun kira-kira 45 x/ menit-
- Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi
verniks caesosa
- Rambut languo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
- Kuku panjang dan lemas
- Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
- Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna
meconium coklat kehitaman

Bayi prematur adalah bayi yang masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus
kurang bulan – sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). Bayi prematur memiliki
karakteristik klinis dengan berat badan kurang dari 2500 gr, panjang badan kurang atau
sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, dan lingkaran kepala kurang dari
33 cm kondisi ini biasa disebut prematuritas murni. Bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu artinya bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK)
kondisi ini disebut dismaturitas penyebabnya adalah setiap keadaan yang mengganggu
pertukaran zat antara ibu dan janin. Dismatur terbagi lagi beberapa yaitu neonatus kurang
bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK), neonatus cukup bulan – kecil untuk
masa kehamilan (NCB-KMK), dan neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan
(NLB-KMK) (Proverawati, A. (2010).

Bayi post term atau bayi post matur adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih
dari 42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan
bayi pada waktu lahir. Bayi postmatur menunjukan gambar khas yaitu kulit keriput terlihat
pada telapak tangan dan kaki, mengelupas lebar-lebar, kuku biasanya panjang, sianosis,
badan kurus yang menunjukan pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi
tersebut matanya terbuka (Proverawati, A. (2010).

Bayi lahir normal dengan usia kehamilan 37 minggu-42 minggu berat lahir yaitu
2500 gram sampai 4000 gram. Bayi prematur dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu
berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Bayi post matur atau postterm usia
kehamilan lebih dari 42 minggu tanpa memandang berat badan bayi biasanya berat badan
lebih dari 2500 gram (Rukiyah Y & Yuliyanti lia. (2010).

B. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


Menurut Sondakh, J.S Jenny. (2013) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta setelah
bayi lahir. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Pemapasan
pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran,
tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
cairan paruparu (pada bayi normal jumlahnya 80 sampai 100 ml) kehilangan 1/3 dari
jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Paru-paru
berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula pemapasan pada
neonatus terutama pemapasan diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak
teratur/frekuensi dan dalamnya pernapasan.
2. Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan
CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru
sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat, hal ini menyebabkan darah dari arteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya
arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta
melalui vena cava inverior dan foramen oval ekeatrium kiri terhenti. Sirkulasi janin
sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu
3. Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih redah dari suhu didalam
rahim Ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°c maka bayi akan kehilangan
panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200kal/kg bb/menit.
Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C dalam waktu 15 menit, akibat suhu
yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
4. Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme
asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme
asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar
bayi akan menderita hipogklemia, misal pada bayi BBLR, bayi dari Ibu yang menderita
DM dan lain-lainnya.
5. Perubahan Imunitas
Pada sistem imunologi Ig gama A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan
baru banyak ditemukan segera sudah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D, dan Ig E diproduksi
secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-
kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
6. Sistem pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja
pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
7. Sistem neurologis
Reflek bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
a. Reflek pada mata yaitu berkedip atau refleks korneal, reflek pupil
b. Reflek pada hidung yaitu bersin, glabela: ketukan halus pada glabela (bagian dahi
antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat
c. Reflek Mencari (Rooting Refleks)
 Kepala bayi akan memutar ke arah usapan dan mencari puting susu dengan
bibirnya, reflek ini untuk mencari makanan.
 Reflek ini berlanjut sementara bayi masih menyusu dan menghilang selama 3-4
bulan
d. Reflek Terkejut (Morro)
 Timbul oleh rangsangan yang mendadak atau mengejutkan. Bayi akan
mengembangkan tangannya ke samping dan melebarkan jari-jarinya serta
menarik tangannya kembali dengan cepat seperti ingin memeluk seseorang.
 Muncul sejak lahir dan mereda 1 atau 2 minggu dan menghilang setelah 6 bulan.
 Biasanya reflek ini diikuti dengan tangisan bayi
e. Reflek Hisap (Sucking Refleks)
 Ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah mulut atau pipi bayi dengan puting
atau tangan.
 Bibir bayi akan maju ke depan dan lidah melingkar ke dalam untuk menyedot.
 Paling kuat pada 4 bulan pertama dan memudar setelah 6 bulan dan secara
bertahap melebur dengan kegiatan yang disadari.
f. Reflek Genggam (Palmar Grasp Refleks)
 Timbul bila kita mengoreskan jari melalui bagian dalam atau meletakkan jari
kita pada telapak tangan bayi.
 Jari-jari bayi akan melingkar ke dalam seolah memegangi suatu benda dengan
kuat.
 Biasanya reflek ini menghilang sekitar 4 bulan.

g. Tonick Neck Refleks


 Refleks mempertahankan posisi leher atau kepala.
 Timbul bila kita membaringkan bayi secara telentang. Kepala bayi akan
berpaling ke dalah satu sisi sementara ia berbaring terlentang.
 Lengan pada sisi kemana kepalanya beraling akan terlentang lurus keluar,
sedangan tangan lainnya dilipat atau ditekuk.
 Reflek ini sangat nyata pada 2/3 bulan dan menghilang sekitar 4 bulan
h. Refleks Babinski
Refleks babinski terjadi saat jari-jari mencengkram atau hiperekstensi ketika bagian
bawah atau telapak kaki diusap.
(Kumalasari. 2015).
C. Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir
Kebutuhan nutrisi bayi biasanya dalam sehari bayi akan lapar setiap 2-4 jam. Bayi hanya
memerlukan ASI selama enam bulan pertama. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi,
setiap 3-4 jam bayi harus dibangunkan untuk diberi ASI (Hutahean (2013).

D. Penanganan Bayi baru lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah (Hutahean (2013) :

1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Apabila bayi tidak langsung menangis, tenaga kesehatan harus segera membersihkan
jalan nafas bayi. )
2) Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta
lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari
dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila
masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibungkus dengan
kassa kering steril. Pembalut tersebut harus diganti setiap memandikan bayi.
3) Penilaian bayi baru lahir (assessment at birth) Keadaan umum bayi dinilai satu menit
setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.

0 1 2 Tanda-tanda
Tdk ada < 100 > 100 Denyut jantung
Tdk ada Tdk teratur Baik Pernafasan
Lemah Sedang Baik Tonus otot
Tdk ada Meringis Menangis Peka rangsang
Biru/putih Merah jambu, ujung Merah jambu Warna
biru
Total
4) Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur
tetap suhu tubuh badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat.
5) Memberi vitamin K Perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K.
6) Memberikan salep mata/ obat tetes Perawatan mata bayi baru lahir diharuskan untuk
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual).
7) Identifikasi bayi Identifikasi bayi meliputi pencatatan nama ibu bayi, tanggal lahir bayi,
nomor bayi, jenis kelamin bayi.
E. Pathway

Persalinan

Bayi baru lahir

Fungsi organ
belum sempurna

Daya tahan Jaringan lemak


Kepala bayi
tubuh rendah subkutan tipis
melewati jalan lahir

Ketidakadekuatan Pemaparan Banyaknya cairan


pertahanan tubuh dengan suhu luar amnion dijalan
tubuh lahir

Penyesuaian
Resiko infeksi Koordinasi reklek
suhu tubuh
menelan dan menghisap
belum sempurna

Resiko
hipotermia
Akumulasi
cairan amnion
pada jalan nafas

Bersihan jalan
nafas tidak
efektif

(Nanda. 2015)
F. Komplikasi bayi baru lahir
Komplikasi bayi baru lahir diantaranya adalah (Kumalasari. 2015):
1) Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur. Asfiksia pada bayi di klasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) Penatalaksanaan pada kasus asfiksia ini yaitu
dengan memperbaiki ventilasi paru yaitu dengan melakukan ventilasi tekanan positif
dan Asfiksia ringan (nilai APGAR 4-6) Penatalaksanaan untuk asfiksia pada tingkat ini
yaitu dengan memberikan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan
cara menghisap lendir bayi dan memberikan aliran oksigen pada bayi.
2) Ikterus dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a) Ikterus fisiologis Ikterus fisiologis adalah kuning pada bayi yang timbul pada hari
kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak melewati
kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan
tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus ini biasanya akan
menghilang pada akhir minggu pertama atau 10 hari pertama.
b) Ikterus patologis Yaitu ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
billirubinnya mencapai suatu nilai yang di sebut hiperbillirubinemia. Penentuan
kadar bilirubin atau penghitungan nilai ikterik dapat dilakukan dengan metode
Kramer. Kramer menyebutkan timbulnya ikterus ialah menurut aturan tertentu
yaitu sefalokaudal. ikterus pada kepala dan leher = 5 mg%, ikterus pada daerah 1 +
badan bagian atas = 9 mg%, ikterus pada daerah 1 + 2 + badan bagian bawah dan
tungkai = 11 mg%, ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + lengan dan kaki bawah lutut,
ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + 4 + tangan dan kaki = 16 mg%.
Penanganan ikterus menurut kada billirubinnya adalah Bilirubin < 5 mg % berikan
ASI sesering mungkin, Bilirubin 5 – 9 mg%: terapi sinar <24 jam dan pemberian
kalori yang cukup, dan Bilirubin 10 – 14 mg% : transfusi tukar (sebelum dan
sesudahnya diberi terapi sinar) <24 jam selanjutnya terapi sinar 24-48 jam
3) Hipotermi. Bayi hipotermi adalah bayi yang mempunyai suhu tubuh di bawah 36 0C.
Ada dua macam hipotermi, yaitu hipotermi sedang (32-36 0C) dan hipotermi kuat (<
32 0C). Tanda dan gejala hipotermi yaitu bayi tidak mau minum/ menetek, bayi
tampak lesu/ mengantuk/ letargie, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi
menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). Penanganan hipotermi adalah
perawatan di dalam incubator/penyinaran lampu, metode kanguru, pemberian selimut
hangat, pemberian ASI sedikit-sedikit tapi sesering mungkin untuk mencegah
hipoglikemia, dan jika bayi tidak mau menyusu, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-
80 ml/kg per hari.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan: bilirubin total, golongan darah,
hematokrit, hemaglobin dan leukosit .
H. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : untuk mengetahui tanggal pengkajian
Waktu pengkajian : untuk mengetahui jam atau waktu dilaksanakan pengkajian
A. Identitas
Klien
Nama : Untuk mengetahui identitas bayi, sehingga menghindari
kesalahan dalam memberikan tindakan.
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin, sehingga dapat mencegah
kekeliruan bila ada nama yang sama.
Waktu lahir : Untuk mengetahui tanggal,bulan, tahun, jam, dan hari lahir
bayi agar dapat menghitung umur bayi.
Penanggung jawab
Nama Ibu : Untuk mengetahui nama ibu/orang tua bayi agar dapat
menghindari tertukarnya identitas nama pasien orang tua dari
bayi.
Usia : Untuk mengetahui usia orang tua, sehingga dapat mengetahui
tingkat produktivitas orang tua
Pendidikan terakhir : Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua sehingga
dapat menyesuaikan cara berkomunikasi dan cara pemberian
asuhan
Alamat : Untuk mengetahui dimana orangtua dan bayi tinggal sehingga
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap orangtua
dalam pertumbuhan dan perawatan bayi.
Nama Ayah : Untuk mengetahui nama ayah/orang tua bayi agar dapat
menghindari tertukarnya identitas nama pasien orang tua dari
bayi.
Usia : Untuk mengetahui usia orang tua, sehingga dapat mengetahui
tingkat produktivitas orang tua
Pendidikan terakhir : Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua sehingga
dapat menyesuaikan cara berkomunikasi dan cara pemberian
asuhan
Alamat : Untuk mengetahui dimana orangtua dan bayi tinggal sehingga
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap orangtua
dalam pertumbuhan dan perawatan bayi.

B. Riwayat Obstetri Ibu


 Usia kehamilan :Untuk mengetahui apakah pada saat hamil ibu
mengalami komplikasi kehamilan atau tidak, karena apabila ibu mengalami
komplikasi pada saat hamil akan mempengaruhi kesehatan bayi. Kehamilan
yang memiliki komplikasi seperti diabetes melitus, hepatitis, jantung, asma,
hipertensi, TBC dapat mempengaruhi keadaan bayi baru lahir.
 Pemeriksaan antenatal : untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan dan mendeteksi adanya gangguan atau kelainan pada
kehamilan.
 Komplikasi antenatal : mengetahui adanya komplikasi pada kehamilan
C. Riwayat perkawinan
 Perkawinan ke : mengetahui perkawinan keberapa
 Usia waktu menikah : mengetahui usia pasangan saat menikah
 Lama perkawinan : mengetahui lamanya usia pernikahan
D. Riwayat Persalinan
 BB/TB ibu :mengetahui berat badan dan tinggi ibu untuk
mengkaji status nutrisi ibu
 Keadaan umum ibu :mengetahui kondisi ibu saat dikaji
 Jenis persalinan : Untuk mengetahui jenis persalinan yang
dijalani ibu. Apakah ibu mendapatkan penanganan persalinan khusus seperti SC,
vacum, dan forceps.
 Indikasi :
 Komplikasi persalinan :Untuk mengetahui komplikasi yang diderita
oleh ibu selama persalinan. Apakah ibu mengalami komplikasi dalam proses
persalinan.
 Lamanya ketuban pecah : mengetahui waktu dan lama ketuban saat pecah
 Tempat Persalinan :Untuk mengetahui tempat ibu melakukan
persalinan. Apakah ibu bersalin di rumah, BPS atau di rumah sakit.
 TTV : mengetahui tanda-tanda vital meliputi tekanan
darah, suhu, nadi, pernafasan dan saturasi oksigen
E. Keadaan Bayi Saat Lahir
 Lahir tanggal : mengetahui tanggal waktu bayi lahir
 Jenis kelamin : mengetahui jenis kelamin bayi
 Kelahiran : mengetahui bayi lahir keberapa

 APGAR SCORE mengkaji tau pemeriksaan fisik yang dilakukaan pada bayi
baru lahir pada menit pertama kelima dan menit ke 10
0 1 2 Tanda-tanda 1 mnt 5 mnt 10
mnt
Tdk ada < 100 > 100 Denyut jantung
Tdk ada Tdk teratur Baik Pernafasan
Lemah Sedang Baik Tonus otot
Tdk ada Meringis Menangis Peka rangsang
Biru/putih Merah jambu, Merah Warna
ujung biru jambu
Total
 Tindakan resusitasi : mengetahui apakah ada tindakan resusitasi pada bayi
saat lahir
 Plasenta : mengetahui plasenta utuh atau tidak lengkap atau tidak
dan apakah ada kelainan
F. Pemeriksaan Fisik
Umur :Mengetahui usia bayi
BB :Untuk mengetahui berat badan bayi saat lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500-4000 gram.
PB :Untuk mengetahui panjang badan bayi saat lahir. Panjang
badan lahir normal adalah 45-50 cm
Lingkar kepala :Untuk mengetahui lingkar kepala bayi saat lahir. Lingkar
kepala bayi baru lahir normal adalah 33-35cm
Lingkar dada : Untuk mengetahui lingkar dada bayi saat lahir. Lingkar
dada bayi baru lahir normal adalah 32-34 cm.
TTV
Nadi : Untuk mengetahui detak jantung bayi, normalnya bari
baru lahir memiliki detak jantung 100-160 x/menit
Pernapasan :Untuk mengetahui pernapasan bayi dalm satu menit,
normalnya pernapasan bayi baru lahir adalah 40-60
x/menit
Suhu :Untuk mengetahui subuh bayi, suhu normal bayi baru
lahir adalah 36,5-37,5 oC
Keadaan umum :Untuk mengetahui keadaan umum bayi
Kepala :Untuk mengetahui adanya oedema/benjolan, caput
succadeneum, atau chepal haematoma pada kepala bayi
Mata :Untuk mengetahui keadaan sklera dan konjungtiva, jika
sklera berwarna kuning kemungkinan bayi mengalami
ikterus; serta untuk mengetahui apakah konjungtiva bayi
pucat/tidak
Hidung :Untuk mengetahui ada tidaknya pernapasan cuping
hidung pada bayi
Mulut :Untuk mengetahui ada tidaknya labioskizis (bibir
sumbing)
Telinga : Untuk mengetahui ada tidaknya serumen yang
menyumbat telinga bagian luar
Leher : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
tiroid, kelenjar parotis, dan bendungan vena jugularis
Dada :- Untuk mengetahui ada tidaknya retraksi dinding dada
- Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi wheezing atau
ronchi pada bayi
Abdomen : Untuk menilai keadaan tali pusat dan mengetahui ada
tidaknya infeksi pada tali pusat
Lanugo : untuk mengetahui ada atau tidaknya lanugo
Vernik : untuk mengetahui apakah terdapat vernik atau tidak
Ekstremitas : ntuk mengetahui pergerakan bayi aktif atau tidak
Genetalia :Untuk mengetahui keadaan genetalia bayi. Jika bayi
perempuan genetalianya normal apabila vaginanya
berlubang serta terdapat labia mayora yang menutupi
labia minora, sedangkan jika bayi lakilaki genetalianya
normal apabila testis berada pada skrotum dan penis
berlubang.
Status neurologis
Refleks Morro :Apabila bayi diberikan sentuhan mendadak terutama
dengan jari atau tangan, maka akan menimbulkan
gerakan terkejut
Palmar Grasp reflek :Apabila telapak tangan bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka bayi akan berusaha menggenggam jari
tersebut
Rooting Refleks :Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa maka
bayi akan menoleh dan mencari sentuhan tersebut
Sucking Refleks :Apabila bayi diberi dot atau puting susu maka bayi
akan berusaha menghisap
Tonick Neck
Refleks :Apabila bayi diangkat dari tempat tidur atau digendong
maka bayi akan berusaha untuk mengangkat kepalanya
Refleks Babinski : Apabila jari pemeriksa menggaruk telapak kaki bayi,
jempol bayi akan menghadap ke atas dan jari kaki
lainnya akan terbuka (Sondakh, 2013)

G. Pengkajian sistem
 Aktivitas/istirahat :
 Eliminasi
Frekuensi BAB
Untuk mengetahui berapa banyak bayi BAB dalam sehari, sehingga dapat
mengetahui apakah bayi ada komplikasi atau tidak, apabila BAB lebih dari 4
kali dapat dikarenakan diare.
 Frekuensi BAK
Untuk mnegetahui berapa banyak bayi BAK dalam sehari, sehingga dapat
mengetahui apakah bayi ada komplikasi atau tidak, apabila BAK kurang dari 4
kali dapat dikarenakan bayi kurang cairan.

 Nutrisi
Untuk mengetahui berapa banyak porsi yang diberikan kepada bayi, sehingga
dapat dijadikan sebagai gambaran asupan nutrisi, apakah sesuai dengan yang
dibutuhkan.
II. Analisa Data
Analisa data beriis data subjektif dan data objektif yang akan memunculkan
masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan
III. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif behubungan dengan Akumulasi cairan
amnion pada jalan nafas (D.0001)
2. Resiko hipotermia berhubungan dengan bayi baru lahir suhu tubuh 35 o C, bayi
(D.140)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuaan pertahanan tubuh
(D.0142)
IV. Intervensi keperawatan
No Dx kep Tujuan Intervensi TTD
dx

1 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajeme jalan nafas SIKI


nafas tidak keperawatan 1 x 24 jam 1. 01011
efektif diharapkan masalah Observasi
behubungan keperawatan bersihan jalan 1) Monitor pola nafas
dengan nafas tidak efektif dapat (frekuensi, kedalaman,
Akumulasi teratasi dengan kriteria usaha nafas)
cairan amnion hasil: 2) Monitor bunyi napas
pada jalan nafas Bersihan jalan nafas SLKI tambahan (gurgling,
(D.0001) L.01001 mengi, wheezing, ronki
- Mekonium (pada kering)
neoatus ) Teraupetik
menurun (5)
1) Pertahankan kepatenan
- Dispnea menurun
jaan nafas dengan head-
(5)
tilt dan chin-lift serta
- Sianosis menuru
jaw-thrust
(5)
2) Posisika semifowler
- Frekuensi nafas
atau fowler
membaik (5)
3) Lakukan fisioterpai
dada jika perlu
4) Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
5) Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi

1) Anjurkan asupan cairan


2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
brokodilator, ekspektoran,
mukolitik jika perlu

2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipotermia


hipotermia keperawatan 1 x 24 jam (SIKI 1. 14507)
berhubungan diharapkan masalah Observasi
dengan bayi baru keperawatan resiko 1. Monitor suhu tubuh
lahir suhu tubuh hipotermi dapat teratasi 2. Identifikasi penyebab
35o C,
bayi dengan kriteria hasil: hipotermia
(D.140) Termoregulasi (SLKI 3. Monitor tanda dan
L.14134) gejala akibat
- Pucat menurun hipotermia
(5) Teraupetik
- Suhu tubuh
1. Sediaan lingkungan
membaik (5)
yang hangat
- Suhu kuli
2. Ganti pakaian dan
membaik(5)
atau linen yang
- Akrosianosis
basah
menurun (5)
3. Lakukan
penghangatan pasif
(selimut, penutup
kepala, pakaian
tebal)
4. Lakukan
penghangatan aktif
eksterna (kompres
hangat, botol hangat,
selimut hangat,
perawatan metode
kangguru)
5. Lakukan
penghangatan aktif
interna (infus cairan
hangat, oksigen
hangat)
Edukasi

1. anjurkan minum/makan
hangat

Regulasi Tempetarur SIKI


1.14578

1. Monitor suhu tubuh


bayi sampai stabil
(36,5 o C- 37,5O C)
2. Bodong bayi segera
setelah lahir untuk
mencegah kehilangan
panas pada bayi baru
lahir
3. Gunakan topi bayi
untuk mencegah
kehilangan panas pada
bayi baru lahir
4. Tempatkan bayi baru
lahir di bawah radiant
warmer
5. Jelaskan cara
pencegahan hipotermia
karena terpapar udara
dingin
6. Kolabosari pemberian
antipiretik jika perlu
1.
3 resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Penvegahan infeksi (SIKI
berhubungan keperawatan 1 x 24 jam
dengan diharapkan masalah 1. 14540)
ketidakadekuatan keperawatan resiko infeksi Observasi
pertahanan tubuh dapat teratasi dengan 1) Monitor tanda dan
(D.0142) kriteria hasil: gejala infeksi
Tingkat infeksi (SLKI L.
14137)
Teraupetik
- Kebersihan
tangan meningkat 1) Batasi jumlah
(5) pengunjung
- Kebersihan badan 2) Cuci tangan sebelum
meningkat (5) dan sesudah kontak
- Demam menurun dengan pasien dan
(5) lingkungan pasien
- Kemerahan 3) Pertahankan teknii
menurun (5) antiseptik padad psien
- Nyeri enurun (5) beresiko tinggi
- Bengak menurun Eddukasi
(5)
1) Jelasakan tanda dan
- Kadar sel darah
gejala infeksi
putih membaik
2) Ajarkan cara mencuci
(5)
tangan dengan benar
3) Anjurkan
meningkatkan asupa
nurisi
4) Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi

1) Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu

V. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana dari rencana keperawatan tercapai atau tidak tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemapuan klien dalam mencapai tujuan.hal ini dapat dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan.
Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
dan Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
Daftar Pustaka
- Djitowiyono, dkk. (2010).Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta:
Nuha Medika.
- Jannah Nurul.(2011).Konsep DokumentasiKebidanan: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
- Kumalasari I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal,Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta:
Salemba.
- Manuaba (2016).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Edisi 2. Jakarta:
EGC
- Rukiyah Y & Yuliyanti lia. (2010). Asuhan Kebidanan. IV. Trans Info Media.
Jakarta.
- Hutahean (2013).Perawatan Antenatal. Jakarta:Salemba Medika.
- Marmi dan Rahardjo K. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Sondakh, J.S Jenny. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir:
Erlangga
- Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai