Anda di halaman 1dari 11

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO 2020

Pada hari ini, tanggal telah dipresentasikan portofolio oleh :


Nama Peserta : dr. Kartika Agustini Nama Pendamping : dr Siti Suwarni
Dengan Judul : Atresia Ani Nama Wahana : RSUD Dompu

No Nama TTD

Berita acara ini ditulis dan disampaikan dengan yang sesungguhnya.

Pendamping,

dr Siti Suwarni

NIP. 19840806201007204
1
Topik : Atresia Ani

Tanggal (Kasus) : 04 November 2019 Presenter : dr. Siti Ulfa Furiani

Tanggal Presentasi : 05 Januari 2020 Pendamping : dr. Siti Suwarni

Tempat Presentasi :

Obyektif Presentasi :

 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka

 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa

 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil

 Deskripsi : Laki-laki,44 tahun, keluhan benjolan di skrotum kiri sejak 1 hari SMRS, benjolan sebesar telur angsa dan benjolan tidak
dapat dimasukkan kembali. Disertai nyeri perut serta adanya mual dan muntah.
 Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Hernia inguinalis lateralis sinistra inkarserata

Bahan bahasan:
 TinjauanPustaka  Riset  Kasus  Audit

Cara membahas:  Diskusi  Presentasi dan diskusi  Email  Pos

2
Data pasien : Nama: Tn.M Nomor Registrasi :

Nama Wahana : RSUD Dompu Telp : - Terdaftar sejak : 04 November 2019

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran :
Atresia Ani Bayi lahir spontan di puskesmas dengan diagnosis ibu G6P5A2H3 bayi lahir inpartu. Bayi langsung menangis kuat. kulit
kemerahan dan gerak aktif, tonus otot baik. Berat badan lahir 3200 gr., PB 47 cm, Lk 36 cm, LD 36 cm. Ditemukan kelainan
kongenital (+). Atresia Ani total .

2. Riwayat Pengobatan:
Tidak ada
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Tidak ada
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang pernah menderita serupa dengan pasien

3
5. Lain-lain: -

Daftar Pustaka:
1. Sjamjuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2004. h. 671, 901 ± 908

2. Khan AH, Hussain M, Khalid IU, Pasha HK. Posterosagittal anorectoplasty in anorektal malformation. Multhan: Nishtar J Medical 1(1).
2009. p. 14-18

3. Levitt M, Pena A. Anorectal malformation. Orphanet J. RareDis. Available from : http://www.ojrd.com/content/2/1/33.2020.

Hasil Pembelajaran:

1. Etiologi Atresia Ani

2. Patofisiologi Atresia Ani

3. Pemeriksaan Atresia Ani

4. Diagnosis Atresia Ani

5. Terapi pada Atresia Ani

Subjective
Bayi lahir spontan di puskesmas dengan diagnosis ibu G6P5A2H3 bayi lahir inpartu. Bayi langsung menangis kuat. kulit kemerahan dan
gerak aktif, tonus otot baik. Berat badan lahir 3200 gr., PB 47 cm, Lk 36 cm, LD 36 cm. Ditemukan kelainan kongenital (+). Atresia Ani

4
total

Objective
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : E4V5M6

Tanda Vital:
 Nadi : 1400 kali/menit, reguler, kuat angkat
 Frekuensi Nafas :28 kali/menit
 Suhu : 36,40C
Kepala/leher : konjungtiva anemis (-), sklera ikteik (-)
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : Inspeksi: Flat, sikatrik (-); Palpasi: soepl, nyeri tekan (-), organomegali (-), Perkusi: timpani, Auskultasi: Bising usus
sedikit meningkat.
Ekstremitas : dalam batas normal
Anus : Tidak ada lobang anus

VI. DIAGNOSIS
BCB+SMK+Post partus spontan dengan Atresia Ani

5
VII. TERAPI
 IVFD D10% 8 tpm
 Injeksi vit K
 Injeksi Hb0
 Injeksi ampiciin 2x150 mg
 Injeksi amikasin 2x25mg
 Termoregulasi
 Puasa
 OGT dekompresi
 Cek DL
Assesment

Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar (Walley, 1996). Ada juga yang menyebutkan
bahwa atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal (Suriadi, 2001).
Sumber lain menyebutkan atresia ani adalah kondisi dimana rectal terjadi gangguan pemisahan kloaka selama pertumbuhan dalam kandungan.

Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui, namun ada sumber mengatakan kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaan anus umumnya tidak ada kelainan rectum, sfingter, dan
otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin tidak memadai. Menurut penelitian beberapa ahli masih
jarang terjadi bahwa gen autosomal resesif yang menjadi penyebab atresia ani. Orang tua yang mempunyai gen carrier penyakit ini mempunyai
peluang sekitar 25% untuk diturunkan pada anaknya saat kehamilan. 30% anak yang mempunyai sindrom genetic, kelainan kromosom atau
kelainan congenital lain juga beresiko untuk menderita atresia ani. Sedangkan kelainan bawaan rectum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka

6
menjadi rectum dan sinus urogenital sehingga biasanya disertai dengan gangguan perkembangan septum urorektal yang memisahkannya.

Pasien bisa diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 sub kelompok anatomi yaitu :

a. Anomali rendah
Rectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborectalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan
fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius.

b. Anomali intermediet
Rectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalis; lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal.

c. Anomali tinggi
Ujung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak ada. Hal ini biasanya berhubungan dengan fistuls genitourinarius –
retrouretral (pria) atau rectovagina (perempuan). Jarak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm.

Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau
pembentukan anus dari tonjolan embrionik.Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.

Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia
12 minggu atau tiga bulan. Berkaitan dengan sindrom down. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan.

Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau
pembentukan anus dari tonjolan embrionik.Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.

Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia

7
12 minggu atau tiga bulan. Berkaitan dengan sindrom down. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan.

Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :

1. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.

2. Sinar X terhadap abdomen


Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya.

3. USG terhadap abdomen


Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh
karena massa tumor.

4. CT Scan
Digunakan untuk menentukan lesi.

5. Pemeriksaan fisik rectum


Kepatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari.

1. Penatalaksanaan Medis
a. Malformasi anorektal dieksplorasi melalui tindakan bedah yang disebut diseksi posterosagital atau plastik anorektal posterosagital.
b. Colostomi sementara

8
Plan
Diagnosis : Atresia Ani
a. Pengobatan : Malformasi anorektal dieksplorasi melalui tindakan bedah yang disebut diseksi posterosagital atau plastik
anorektal posterosagital.
b. Colostomi sementara
Pada pasien ini dilakukan

 IVFD D10% 8 tpm


 Injeksi vit K
 Injeksi Hb0
 Injeksi ampiciin 2x150 mg
 Injeksi amikasin 2x25mg
 Termoregulasi
 Puasa
 OGT dekompresi
 Cek DL

9
Pendidikan :Pendidikan dilakukan kepada pasien dan keluarganya serta diberikan penjelasan atresia ani dan perawatan post operasi
Konsultasi : Pasien perlu dikonsultasikan ke spesialis bedah untuk mendapat terapi lebih lanjut.

10
11

Anda mungkin juga menyukai