Anda di halaman 1dari 11

APORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT

STASE KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal 27 Desember 2021 – 2 Januari 2022

Oleh:

Muhammad Hafiz, S.Kep

NIM. 2130913310005

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021

LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM : 2130913310005
JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Leukimia Limfoblastik Akut

Banjarmasin, Desember 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Maulidya, S.Kep., Ns., M.Kep Helda Iriani, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 19830715201101 2 003
Leukimia Limfoblastik Akut
Defisini
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah suatu
keganasan pada sel-sel prekursor limfoid, yakni
sel darah yang nantinya akan berdiferensiasi Klasifikasi Leukimia Lain
menjadi limfosit T dan limfosit B. keganasan - Leukimia Akut Manifestasi klinik
organ produksi darah, sehingga sumsum tulang - Leukimia Limfositik Akut (LLA) Leukimia Limfositik Akut Anemia
didominasi oleh limfoblas yang abnormal yang - Leukimia Mielositik Akut (LMA) (mudah lelah, pusing, sesak, nyeri
mana ALL mempengaruhi sel darah putih yang - Leukimia kronik dada), infeksi dan pendrahan kulit
baru, yang mana sel limfoblas menghalangi - Leukimia Limfositik Kronis (LLK) gusi, anoreksia, nyeri tulang pada
pertumbuhan sel-sel darah normal di sum-sum - Leukimia Granulositik/Mielositik sternum, tibia, femur dan sendi,
tulang. Kronik (LGK/LMK) hipermetabolisme
(hepar,splent,limfadenopati),
kegagalan sumsum tulang

Etiologi
 Penyebab utama belum diketahui
pasti
 Factor eksogen seperti sinar x, sinar Penatalaksanaan
radioaktif, infeksi virus bakteri, dan 1. Kemoterapi
kimia 2. Radioterapi
 Faktor endogen (ras) 3. Transplantasi sumsum tulang
 Faktor kelainan kromosom, herediter 4. Terapi suportif
 Faktor predisposisi (virus, radiasi
linkungan kerja, obat-obatan)

Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin
2. Sumsum tulang
3. Pemeriksaan lain
- Kimia darah
- Caian cerebrospinal
- Sitogenik
Patofisiologi

Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah dan leukosit atau sel darah putih serta trombosit atau platelet. Seluruh sel
darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan
sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal
sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis
pada tulang-tulang yang panjang.
LLA meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum
tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga
hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan
darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil
seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas
yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel
B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel
timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan
hepatosplenomegali. Sakit tulang juga sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-muntah,
“seizures” dan gangguan penglihatan.
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur / abnormal dalam jumlah yang berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ,
termasuk sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan
perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan
jumlah leucosit, sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa, limfodenopati,
sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan jumlah trombosit
mempermudah terjadinya perdarahan (echimosis, perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem
retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker juga
mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan maka
Faktor Predisposisi : Pathway Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
 Radiasi
 Genetic Sel neoplasma berpoliferasi didalam sumsum
 Bahan kimia tulang
 Obat-obatan
 Kelainan kromosom
Perubahan transformasi leukimik dari sel stem
hematopoesis
Ketidak seimbangan perfusi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari jaringan perifer
kebutuhan tubuh
Profirasi sel darah putih tanpa batas dan
menghalangi apoptosis
Kebutuhan nutrisi meningkat akibat (anemia)- suplai oksigen kejaringan
hipermetabolisme inadekuat
Pembentukan sel darah putih immature dan non
fungsional (ganas)
Penyebaran ekstramedular melalui
sirkulasi darah Infiltrasi dan penggantian setiap jaringan tubuh Penurunan produksi trombosit,
dengan sel-sel darah putih non fungsional trombositopenia, eritrosit

Pembesaran hati dan limpa penakanan


ruangan abdomen Infiltrasi pada sumsum tulang menyebabkan
sumsum tulang melakukan hematopoiesis Proses pembekuan darah menjadi
(kegagalan sumsum tulang yang progresif) terganggu
Hepatosplenomegaly limfadenopati

LLA (leukemia limfoblastik akut)


Resiko perdarahan

Peningkatan tekanan intra abdomen


Penurunan jumlah neutrophil leukhosit

Nyeri akut Resiko infeksi


Imunitas menurun
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosis Keperawatan

1. Identitas : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, alamat, nomer register, tanggal  Nyeri akut
masuk rumah sakit, diagnose medis
 Resiko infeksi
2. Keluhan Utama: ptekie, memar/ekimosis
 Resiko pendarahan
3. Riwayat penyakit sekarang: riwayat penyakit infeksi Alasan MRS: Menjelaskan riwayat
penyakit yang dialami  Ketidak seimbangan

4. Riwayat kesehatan Dahulu Lingkungan : banyak terpapar zat radioaktif dan bahan kimia perfusi jaringan perifer
5. Riwayat kesehatan keluarga: faktor genetika
 Ketidak seimbangan
6. Pemeriksaan fisik : Demam, palpitasi, mukosa pucat, penurunan bunyi nutrisi kurang dari
usus, splenomegaly,hepatomegaly, penurunana BB, nyeri abdomen, nyeri sendi kebutuhan tubuh
Nyeri Akut Risiko infeksi Risiko Perdarahan
NOC : Kontrol Nyeri NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x NOC : Kontrol resiko  Keparahan kehilangan darah
24 jam pasien tidak mengalami nyeri dengan kriteria : Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Reulasi Darah
 Mengenali kapan terjadinya nyeri (2 ke 3) selama 3 x 24 jam resiko infeksi dapat
 Meggambarkan faktor penyebab (2 ke 4) Kriteria Hasil :
berkurang, dengan kriteria :
 Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa  Tidak ada hematuria dan hematemesis
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
analgetik (2 ke 4)  Kehilangan darah yang terlihat
 Melaporkan nyeri yang terkontrol (2 ke 3)
 Menunjukkan kemampuan untuk
 Tekanan darah dalam batas normal sistol dan
mencegah timbulnya infeksi diastole
Keterangan : (2 ke 4)  Jumlah leukosit dalam kadar normal  Tidak ada distensi abdominal
2: jarang menunjukkan  Hemoglobin dan hematokrit dalam batas
3: kadang-kadang menunjukkan NIC : Kontrol Infeksi normal
4: sering menunjukkan  Plasma, PT, PTT, dalam abates normal
 Bersihkan lingkungan setelah dipakai
pasien lain. NIC :
NIC : Manajemen Nyeri  Pertahankan teknik isolasi Pencegahan perdarahan
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif  Cuci tangan setiap sebelum dan  Monitor ketat tanda2 perdarahan
(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas) sesudah tindakan keperawatan.  Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah
 Eksplorasi pengetahuan pasien tentang nyeri  Gunakan baju, sarung tangan sebagai terjadinya perdarahan
 Ajarkan teknik non-farmakologis untuk alat pelindung.  Monitor nilai lab (koagulasi) yang meliputi PT,
mengatasi nyeri (distraksi, napas dalam, relaksasi)
 Pemasangan IV PTT, trombosit
 Anjurkan pasien untuk istirahat yang adekuat  Monitor TTV ortostatik
 Tingkatkan intake nutrisi
 Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif
NIC :Pemberian Analgetik  Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Kolaborasi dalam pemberian produk darah
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, (platelet atau fresh frozen plasma)
dosis, dan frekuensi  Lindungi pasien dari trauma yang dapat
 Cek riwayat alergi menyebabkan perdarahan
 Tentukan pilihan analgesic dari tipe dan beratnya  Hindari mengukur suhu lewat rectal
nyeri  Hindari pemberian aspirin dan anticoagulant
 Berikan obat sesuai rute pemberian  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
 Monitor ttv pasien sebelum dan sesudah makanan yang banyak mengandung vitamin K
pengobatan  Hindari terjadinya konstipasi dengan
 Berikan obat tepat waktu menganjurkan untuk mempertahankan intake
cairan yang adekuat dan pelembut feces
Ketidak seimbangan nutrisi Ketidak seimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke
kurang dari kebutuhan b.d perubahan proliferative gastrointestinal dan efek perifer (anemia)
toksis obat kemoterapi
NOC:
NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam perfusi dapat terpenuhi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi dapat terpenuhi dengan :
dengan : Circulation Status
Nutritional status Kriteria hasil :
Kriteria hasil:  Systolic blood pressure dalam rentang normal
 Asupan nutrisi  Diastolic blood pressure dalam rentang normal
 Energy  Pulse pressure dalam rentang normal
 Berat/ tinggi badan  Saturasi O2 dalam rentang normal
 Hematokrit NIC : Fluid Management
NIC : Nutrition Management  Monitor status hidrasi (misalnya,membran mukosa lembab,denyut nadi
 Kaji adanya alergi makanan adekuat,tekanan darah ortostatik)
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang  Monitor tanda-tanda vital pasien
dibutuhkan pasien.  Berikan terapi oral, seperti yang di tentukan
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan  Atur ketersedian produk darah untuk transfusi, jika perlu
 intake Fe  Persiapkan pemberian produk-produk darah (misalnya, cek darah dan
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan mempersiapkan pemasangan infus)
 protein dan vitamin C
 Berikan makanan yang terpilih (sudah
 dikonsultasikan dengan ahli gizi)
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6. UK: Mosby Inc

Moorhead, S., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5. UK: Mosby Inc.

NANDA International. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020,
Ed. 11.Jakarta:EGC

Smeltzer, & Bare. 2005 Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner & Suddart. Edisi 8, Vol 1, alih
bahasa: Kuncara Monica Ester. Jakarta: EGC. Wijaya, A. S & Putri, Y.M. 2013. Keperawatan
Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo (dkk), EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai