Makalah Kelompok 2 KF 1
Makalah Kelompok 2 KF 1
Disusun oleh:
Nama Kelompok :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul ”Pendokumentasian Asuhan pada Ibu Pasca Persalinan Kunjunan Nifas
Pertama (KF1)” ini selesai tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca
maupun penulis agar mengetahui tentang Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan
Muda.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa nifas ialah masa antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai
berakhimya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita
ke kondisi tidak hamil dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan (Varney, 2007). Masa nifas
yaitu kondisi tubuh ibu yang melakukan adaptasi pasca persalinan, yang dimulai dari plasenta
lahir hingga alat kandungan kembali seperti sebelum hamil kurang lebih dalam waktu 42 hari
atau 6 minggu (Astuti, 2015). Masa nifas adalah masa penyesuaian segala aspek kehidupan
yang dialami seorang perempuan setelah mengalami proses kelahiran, yang akan
mempengaruhi aspek biologis, psikologis, sosial hingga spiritualnya, yang biasanya masa ini
memiliki jangka waktu yang panjang hingga berhentinya darah nifas yang keluar.
Wanita akan mengalami beberapa perubahan fisiologi dan psikologi pada masa setelah
melahirkan. Salah satu perubahan fisiologi adalah perubahan payudara untuk mempersiapkan
proses menyusui atau laktasi. Masalah yang biasanya terjadi pada masa nifas dini antara lain
puting lecet, payudara bengkak, dan sumbatan saluran payudara. Masalah masalah tersebut
dapat menjadi masalah lanjutan yaitu mastitis. Data terakhir masalah menyusui pada bulan
April hingga Juni 2012 di Indonesia menunjukkan 22,5% mengalami puting susu lecet, 42%
ibu mengalami bendungan ASI, 18% ibu mengalami air susu tersumbat, 11% mengalami
mastitis dan 6,5% mengalami abses payudara yang disebabkan oleh kesalahan ibu dalam
menyusui bayi (Hasanah et al, 2017).
Masalah pada payudara ibu dapat timbul sejak sebelum persalinan hingga pasca
persalinan. Fenomena ini terjadi karena pemberian asuhan kebidanan terutama perawatan
payudara ibu nifas dan bimbingan tekhnik menyusui yang benar kurang optimal dilakukan.
Masalah dapat dicegah dengan memberikan asuhan lebih dini mengenai perawatan payudara
dan tekhnik menyusui yang benar mengenal perawanin par yang benar dalam rangka
mencegah timbulnya masalah-masalah dalam menyusui tersebut.
Dalam rangka mencegah kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu dan bayi serta
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk
melakukan kunjungan rumah ibu nifas (KF) paling sedikit adalah 4 kali, kunjungan nifas
pertama dilakukan pada 6 jam sampai dengan 8 jam pasca persalinan atau disebut KF1
kunjungan kedua (KF2) dilakukan 2 kali pada hari ke-6 dan 2 minggu pasca persalinan,
kunjungan yang terakhir (KF3) dilakukan pada hari ke 42 atau 6 minggu pasca persalinan
(Kemenkes, 2015). Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lochea atau
cairan pervaginam lain, pemeriksaan payudara, pemberian edukasi tentang ASI ekslusif,
kesehatan ibu dan bayi, pelayanan keluarga berencana pasca persalinan serta memberikan
penatalaksanaan yang sesuai dengan standar operasional prosedur.
Oleh sebab itu, bidan perlu meningkatkan pemberian asuhan secara komprehensif dalam
mencegah adanya masalah-masalah saat nifas terutama masalah ibu pada masa menyusui
bayi.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Jenis makanan: Nasi,lauk pauk, Nasi, lauk pauk , Nasi, bubur ayam
b. BAB
Frekwensi: 1 x sehari 1 x sehari Belum dilakukan
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam Ibu istirahat
Pola istirahat dan Siang : 1 jam
3. (sering terbangun berbaring dan ke
tidur Malam : 8 jam
karena buang air kamar mandi.
kecil)
4 Personal hygiene
Mandi: 2 x sehari 3 x sehari Belum melakukan
Gosok gigi: 3 x sehari 3 x sehari -
Keramas: 3 x /minggu 4 x/minggu -
Perawatan payudara: Megguakan sabun Megguakan sabun -
Perawatan vulva dan sebelumya dan sebelumya 1x
megguakan baby megguakan baby Saat BAK dan
oil oil Saat mandi, ganti pembalut
Saat mandi, BAK BAK dan BAB
dan BAB
Ringan, ibu hanya Ringan, ibu hanya Ringan, ibu hanya
mengerjakan mengerjakan berbaring dan
5 Pola aktivitas
pekerjaan rumah pekerjaan rumah pergi ke kamar
tangga tangga mandi
6 Pola seksual 3 x / minggu 1 x / minggu
Belum melakukan
b. Kelenjar bartholini
Pembengkakan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
c. Perineum : Tidak ada tanda-tanda
infeksi
d. Kelainan : Tidak ada
12. Anus
Haemoroid : Tidak ada
D. Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan labolatorium
II. Interpretasi data
Diagnosa : P3A0 Post partum 6 jam normal
Dasar :
- Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiganya pukul 12.00 WIB dan
belum pernah keguguran.
- pengkajian dilakukan tanggal 03 – 11 - 2013 WIB, jam 12.00 WIB
- Ibu melahirkan bayi secara spontan melalui jalan lahir di tolong oleh bidan,
jenis kelamin laki-laki, berat badan 2900 gram, panjang badan 48 cm.
- Tekanan darah : 120/70 mmHg,
- TFU : 2 jari dibawah pusat,
- Pengeluaran pervaginam ( lochea) : Rubra
- Kontraksi : Baik
Masalah : mengeluh perineum terasa nyeri dan ngilu
Kebutuhan : perawatan luka perineum, Tidak menahan BAK,
ajari ibu dan Keluarga massase dan mobilisasi.
III. Diagnosa potensial
Tidak ada
IV. Kebutuhan
Tidak ada
V. Perencanaan
1. Observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, perdarahan,
kandung kemih
2. Beritahu hasil pemeriksaan
3. Jelaskan pada ibu bagaimana cara mencegah perdarahan karena atonia uteri
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka di perineum dan
kebersihan vulva/vagina, kebersihan diri sendiri
5. Ajarkan ibu untuk istirahat yang cukup
6. Berikan informasi tentang tanda-tanda bahaya dalam masa nifas
7. Berikan konseling tentang pemberian gizi seimbang (kebutuhan cairan
sebanyak 3 liter/hari)
8. Berikan obat antibiotic, analgetik, zat besi, vitamin A dan jelaskan cara
meminumnya
9. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
10. Berikan konseling tentang miksi dan defekasi
11. Berikan konseling tentang perawatan bayi (tali pusat, hipotermi, BAK, dan
BAB)
12. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 hari yang akan datang
VI. Pelaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri,
perdarahan, kandung kemih
2. Memberitahukan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
untuk saat ini ibu dalam keadaan baik
3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga cara mencegah perdarahan karena
tidak ada mules yaitu dengan ibu harus massase uterusnya dan
mempertahankan rahim atau perut agar selalu bundar dan keras..
4. Mengajarkan ibu tentang vulva hygiene yaitu ibu dianjurkan untuk cebok
dengan air dingin, bersih dengan sabun, ceboknya dari arah depan ke
belakang, jaga agar tetap kering, ganti pembalut minimal 2x/ hari dan
perawatan diri sendiri dengan mandi secara teratur 2 – 3 x/hari
5. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan
dan ibu dapat tidur saat bayi sedang tidur sehingga bila bayi membutuhkan
ASI pada malam hari ibu dapat memberikannya dengan baik
6. Memberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya dalam masa nifas
seperti :
Demam tinggi > 38 0C
Payudara nyeri atau panas
Nyeri pada abdomen
Oedem pada tangan dan muka
Cairan vagina yang berbau busuk
Perdarahan yang tiba-tiba banyak dari jalan lahir
Rasa sakit saat BAK.
Apabila ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut diatas segera
menghubungi petugas kesehatan.
7. Menjelaskan pada ibu tentang pemenuhan gizi pada ibu terutama ibu
menyusui yaitu
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap makan
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
8. - Memberikan tablet zat besi ( Fe ) untuk menambah kadar
darah dalam tubuh ibu dan diminum 1 x/hari dan diminum
sebaiknya pada malam hari dengan menggunakan air putih
atau air jeruk untuk mengurangi rasa mual
- Minum kapsul vitamin A 200.000 unitr agar dapat memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI dan diminum 1 x/ hari.
9. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti miring kiri
atau kanan dan bila ibu kuat dapat berjalan – jalan sekitar tempat tidur dan
dianjurkan bila ingin BAK ibu dapat ke kamar mandi bila mampu.
10. Menganjurkan pada ibu untuk tidak menahan BAK dan tidak takut BAB
11. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan bayi baru lahir seperti perawatan
tali pusat dengan hanya menggunakan kasa kering, mencegah hipotermi
dengan menyelimuti bayi dengan kain hangat atau pernel serta meletakan
bayi berdampingan dengan ibu di tempat bersih dan kering.
12. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 09
November 2013.
VII. Evaluasi
1. Ibu merasa senang setelah mendapatkan penjelasan dari bidan
2. TTV, kontraksi uterus dan perdarahan dalam keadaan normal
3. Setelah diberi pengetahuan tentang cara perawatan membersihkan vulva,
perawatan diri sendiri, ibu mengerti dan akan melaksanakannya
4. Ibu mengerti dan akan memberikan asi ekslusif pada bayinya
5. Ibu dapat melakukan masase fundus uteri
7. Ibu akan melakukan anjuran untuk istirahat yang baik
9. Ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya pada masa nifas dan akan
mewaspadainya
10. Ibu akan mengkonsumsi makanan yang dianjurkan
11. Ibu akan mengkonsumsi tablet Fe dan vitamin A
12. Ibu akan mencoba melakukan mobilisasi dini
13. Ibu akan menuruti perintah tentang miksi dan defekasi
14. Ibu akan melakukan perawatan bayi sesuai anjuran
15. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya kunjungan nifas sangat efektif dalam mencegah kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu dan bayi serta untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Kunjungan nifas harus dilakukan paling sedikit yaitu 4 kali. Kunjungan
nifas pertama dilakukan dengan tujuan untuk mencegah pendarahan masa nifas
karena antonio uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain, memberikan konseling
pada ibu dan keluarga tentang penanganan antonia uteri, inisiasi pemberian ASI,
melakukan hubungan ibu dan bayi baru lahir, dan menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermi.
B. Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu diharapkan kritik
dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.