Anda di halaman 1dari 5

Handout sejarah Indonesia

Kelas X/I

Oleh : Dwi Agung K.,S.Pd

LAHIR DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA


DI INDIA
Agama Hindu dan Buddha merupakan dua agama yang bermula dari Asia Selatan.
Negara India merupakan negara cikal bakal dari berkembangnya kedua agama tersebut ke
negara lain. Selain di India, Bangladesh pun menjadi negara yang penyebaran kedua agama
tersebut cukup pesat. Sejak ribuan tahun yang lalu, penduduk India telah melakukan
perdagangan dengan bangsa-bangsa lain di Asia melalui celah sempit yang ada di antara
Pegunungan Himalaya yang dikenal dengan celah kaibar. Celah kaibar ini merupakan satu-
satunya jalur yang sering digunakan oleh para pedagang untuk keluar masuk India. Sehingga
dalam perkembangannya, berkembanglah peradaban Hindu dan Buddha di India, tepatnya di
daerah-daerah sungai, seperti Sungai Indus dan Sungai Brahmaputra.

 Agama Hindu
a. Awal mula Agama Hindu
Agama dan kebudayaan Hindu berkembang seiring dengan masuknya bangsa Arya ke
India pada 1.500 SM. Dalam perkembangannya bangsa Arya ini dapat menguasai daerah-
daerah seperti daerah Sungai Indus, Sungai Gangga, dan Sungai Brahmaputra yang
sebelumnya ditempati oleh penduduk asli orang Dravida. Penguasaan terhadap daerah-daerah
ini menyebabkan terjadinya percampuran kebudayaan orang Arya dengan penduduk
asli. Percampuran kebudayaan ini menghasilkan budaya Weda yang menjadi cikal bakal
lahirnya peradaban Hindu. Sejak itu agama Hindu mulai berkembang di India dan kehidupan
agama Hindu berpedoman pada kitab Weda.
b. Kehidupan Keagamaan
Penganut Hindu percaya kepada banyak dewa yang dianggap memiliki peranan dalam
mengatur kehidupan manusia. Di antara dewa yang mereka yakini adalah tiga dewa utama
yang dikenal dengan Trimurti, yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa
pelindung, dan Syiwa sebagai dewa penghancur. Perkembangan agama Hindu di India
berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Dengan di bagi menjadi empat priode yaitu: :
I. Zaman Weda (1500 SM)
Weda berasal dari kata Vid yang Artinya mengetahui. Weda merupakan sastra tertua
di duniayang pengaruhnya sangat penting bagi perkembangan agama Hindu. Jama weda
meliputi jaman Weda Kuno, jaman Brahmana dan jaman Upanisad.
Zaman Weda Kuno -> priode zaman weda kuno bisa dikatakan pula sebagai awal
kedatangan bangsa Arya di Lemba Sungai Indus sekitar 1500 SM. Dalam masa pertama
periode ini system kepercayaan beraliran politeisme yakni systemkepercayaan terhadap
banyak dewa. Di antaranya ialah:
a) Dewa Agni : Dewa Api f) Dewa Waruna : Dewa Angkasa
b) Dewa Wayu : Dewa Angin g) Dewa Parjanya : Dewa Hujan
c) Dewa Marut : Dewa Angin Ribut h) Dewa Indra : Dewa Perang
d) Dewa Surya : Dewa Matahari i) Dewa Usa : Dewa Fajar
e) Dewa Candra : Dewa Bulan
j) Dewa Aswin : Dewa Kembar/Kesehatan
Namun Dalam memuja Dewa di anggap sebagai satu dewa saja yakni monotheisme
(percaya akan satu Tuhan) seakan tidak adanya pemujaan terhadap dewa yang lain oleh
karena itu di sebut Henotheisme. Jaman Weda Kuno kemudian dilanjutkan dengan Weda
Belakang yaitu zaman penulisan dan penghimpunan Wahyu Weda lainya, yaitu Sama Weda,
Yayur Weda dan Athara Weda.
II. Zaman Brahmana (1000-750 SM)
Di zaman ini merupakan perkembangan weda yang berpusat pada kehidupan ke
agamaan yang berupa ritual-ritual upacara atau persembaan (sesaji) kepada keyakinan
mereka. Di zaman ini kedudukan Brahmana sangat penting karena tanpa adanya Brahmana
maka upacara yang kebanyakan dengan persembahan terhadap dewa tidak bisa dilaksanakan
dan tanpa sesaji dewa tidak dapat hidup. Karena perannya yang amat penting dalam ke
agamaan maka Brahmana berkedudukan dikasta tertinggi diantara kasta-kasta yang lain
seperti kasta Ksatria, Wesya dan Sudra. Ke empat kasta tersebut merupakan tingkat derajad
di dalam masyarakat waktu itu. Ke empat kasta ini disebut sebagai Catur Wana.Di zaman ini
penulisan Weda berkembang menjadi empat bagian yaitu:
 Reg Weda  Yajur Weda
 Sama Weda  Athara Weda
III. Zaman Upanisad (750-500 SM)
Di zaman di tandai dengan munculnya kitab Upanisad. Dimana kehidupan agama di
zaman ini berpangkal pada filosofi atau kerohanian. Di zamanterdapat pengetahuan batin
sehingga dapat membuka takbir alam ghaib. Konsepsi terdapat keyakinan pada panca
Sraddha yaitu Brahman, Atman, Karman, Samsara dan Moksa. Demikian konsepsi tujuh
hidup yang di sebut Parusartha yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa pada zaman ini di
formulasi dengan Jelas. Karma ialah perbuatan baik-buruk dari manusia ketika hidup di dunia
yang menentukan kehidupan berikutnya. Moksa ialah tingkatan hidup tertinggi yang terleas
dari ikatan keduniawian atau terbebas dari renkarnasi.
IV. Zaman Buddha (500-300 SM)
Zaman ini dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama Sidharta
menafsirkanWeda dari sudut logika dan mengembangkan system yogadan semadhi sebagai
jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
c. Kehidupan Masyarakat
Dalam bidang kemasyarakatan, agama Hindu mengenal istilah tingkatan sosial
masyarakat yang disebut kasta. Penetapan kasta ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
perkawinan campuran antar golongan masyarakat. Kasta tersebut terdiri dari berikut ini.
1. Kasta Brahmana yang terdiri dari kaum pendeta dan para sarjana.
2. Kasta Ksatria yang terdiri dari para prajurit, pejabat dan bangsawan.
3. Kasta Waisya terdiri dari para pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit.
4. Kasta Sudra terdiri dari para pelayan dan pekerja kasar, buruh, dan tukang kebun.
5. Kasta Paria yang terdiri dari orang-orang seperti pengemis, pemburu yang dianggap hina
dan tidak memiliki hak dalam masyarakat, nelayan, penyapu jalan, dan penggali Kuburan.

 Agama Budha
a. Awal mula Agama Buddha
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 SM. Agama ini lahir sebagai reaksi terhadap
agama Hindu terutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama Buddha adalah Sidharta
Gautama (563-486SM), seorang putra dari Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala di
Kapilawastu.Untuk mencari pencerahan hidup, ia meninggalkan Istana Kapilawastu dan
menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya.Ia bertapa di bawah pohon (semacam pohon beringin)
dan akhirnya mendapatkanbodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna.
Pohon itu kemudian dikenal dengan pohon bodhi.Sejak saat itu, Sidharta Gautama dikenal
sebagai Sang Buddha, artinya yang disinari. Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 SM. Usia
Sidharta waktu itu kurang lebih 35 tahun dan wejangan yang pertama disampaikan di Taman
Rusa di Desa Sarnath.
b. Kehidupan Keagamaan
Ajaran Buddha ditulis dalam kitab suci Tripitaka yang berarti tiga keranjang atau tiga
himpunan nikmat. Isi kitab suci Tripitaka sebagai berikut :
 Suttapitaka, berisikan himpunan ajaran dan khotbah Buddha. Bagian terbesar adalah
percakapan antara Buddha dan beberapa orang muridnya. Di dalamnya terdapat pula
kitab meditasi dan peribadatan
 Winayapitaka, berisikan tata hidup setiap anggota biara (sangha)
 Abhidharmapitaka, ditujukan bagi lapisan terpelajar dalam agama Buddha sebab
merupakan pelajaran lanjutan.
Pemeluk Budha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” yaitu:
 Budha yaitu berbakti kepada Budha
 Dharma yaitu berbakti kepada ajaran -ajaran Buddha
 Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk -pemeluk Buddha.
Karena muncuknya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan
dua aliran dalam agama budhha yaitu :
i. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya
sendiri
ii. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama
dan saling membantu.
c. Kehidupan Masyarakat
Agama Budha tidak mengenal istilah kasta, baik rahib maupun umat sama-sama
disebut putera dan puteri Budha.Masyarakat Budhis terbentuk setelah Sang Budha
mengajarkan pengalaman peneranganya kepada sejumlah orang.Khotbah pertamanya ditaman
rusa Isipathana, di Sarnath, Benares. Keduannya mendukung satu sama lain dalam
mengamalkan ajaran Budha yang disebut dharma.Khotbah keliling yang dilakukan Budha
dan para pengikutnya mengundang banyak pengikut.
Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang
(karuna).Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu
abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam
lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan
batinnya.Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau
kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan
kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan
Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu
1. Berusaha menolong semua makhluk
2. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian
3. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma
4. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna

PENGAYAAN
Agama Hindu meyakini Tuhan itu maha Esa. Salah satu ajaran filsafat Hindu,
Adwaita Wedanta menegaskan hanya ada satu kekuatan dan mejadi sumber dari segala yang
ada ( Brahman), yang memanifestasikan ( mewujudkan) dirinya kepada manusia dalam
beragam bentuk ( dewa-dewa). Dalam agama hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan
disebut dengan Pancasradha. Pancashrada merupakan keyakinan dasar umat Hindu kelima.
Kelima keyakinan tersebut, yakni :
a. Widhi Tattwa, percaya kepada tuhan yang maha esa dan segala aspeknya
b. Atma Tattwa, percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluknya
c. Karmaphala Tattwa, percaya dengan adanya hukum sebab akibat dalam setiap perbuatan
d. Punarbhava Tattwa, percaya dengan adanya proses kelahiran kembali ( reinkarnasi)
e. Moksa Tattwa, percaya bahwa kebahagian tertinggi merupakan tujuan akhir manusia

REMEDIAL
Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana,
Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
 Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
 Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri
dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit.
 Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang.
 Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para
pekerja kasar.
Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.
Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam
golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan
mayoritas penduduk India.
Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria
sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal
dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian
kasta tersebut didasarkan pada keturunan.

Anda mungkin juga menyukai