Disusun Oleh :
NIM.20539141002
FAKULTAS TEKNIK
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengujian Fatique ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Arianto Leman Soemowidagdo M.T. pada mata kuliah Bahan Teknik program studi
Teknik Manufaktur. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bahan teknik bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Arianto Leman Soemowidagdo M.T. selaku dosen mata kuliah Bahan Teknik program
studi Teknik Manufaktur yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Ramadhani Bimo S.
Bab I
Pendahuan
A. Latar Belakang
Terdapat permasalahan yang muncul dalam pengerjaan mekanis di lapangan yang
dialami oleh ahli- ahli teknis dalam bidangnya semacam perkara fatik yang sulit
buat diperkirakan kapan terbentuknya, serta tidak bisa dilihat secara kasat mata kalau
di sesuatu wujud bahan seperti poros terjalin terdapatnya isyarat akan terbentuknya
patah fatik. Hal ini tentunya sangat merugikan, untuk itu perlu adanya suatu proses
pengujian analisa terhadap umur fatik dan membuktikan teori bahwa
dengan permukaan yang halus maka akan meningkatkan usia fatik dari bahan tersebut.
Tegangan yang berlangsung secara kesekian pada sebuah poros dapat mengakibatkan poros
mengalami patah lelah pada periode kerja tertentu. Patah yang penyebabnya karena keletihan
lebih beresiko dibanding dengan kegagalan statis sebab tidak terdapat peringatan terlebih
dulu, berlangsung secara merata serta seketika. Kegagalan mekanik yang terjalin sebab
kegagalan lelah terjalin lebih dari 90%." Letih/ fatigue" akibat fluktuasi kontinu dari
perubahan tegangan secara berulang- ulang pada komponen struktur layak diperhitungkan
sebab akan berkaitan langsung dengan apa yang, diucap sebagai" masa guna yang
diharapkan"( expected service life).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengujian fatique?
2. Bagaimana metode pengujian fatique?
3. Apa saja komponen pengujian fatique?
C. Tujuan
4. Mengetahui pengujian fatique.
5. Mengetahui metode pengujian fatique.
6. Mengetahui komponen pengujian fatique.
Bab II
Pembahaan
Fatique
Kelelahan atau fatik adalah fenomena dimana terjadi kerusakan material yang
disebabkan oleh pembebaan yang berulang-ulang, telah diketahui bila sebuah logam
dikenai tegangan yang berulang akan mengakibatkan patah pada logam tersebut yang
terjadi pada tegangan yang jauh lebih kecil dibanding dengan tegangan yang diperlukan
untuk menimbulkan perpatahan pada beban statik. Rusaknya logam karena beban
berulang tersebut bisa dikatakan sebagai patah lelah karena pada umumnya perpatahan
itu terjadi setelah pemakaian denganperiode yang cukup lama. Alur terjadinya kegagalan
lelah diawali dari awal retak, perambatan retak, dan perpatahan akhir.
tegangan geser maksimum. Slip terjadi pada logam-logam liat dengan gerakan
dislokasi sepanjang bidang kristalografi. Slip terjadi disebabkan oleh beban siklik
monotonic.
Ketahanan fatik suatu bahan tergantung dari perlakuan permukaan atau
kondisi permukaan dan temperatur operasi. Perlakuan permukaan merubah kondisi
permukaan dan tegangan sisa di permukaan. Perlakuan permukaan shoot peening
menghasilkan tegangan sisa tekan yang mengakibatkan ketahan lelah yang meningkat
( Collins,1981). Sedangkan perlakuan permukaan yang menghasilkan tegangan sisa
tarik menurunkan ketahanan fatigue-nya. Hal itu terjadi karena pada permukaan
terjadi konsentrasi tegangan tekan atau tarik yang paling tinggi. Pada kondisi
permukaan sedang menerima tegangan tarik maka tegangan sisa tekan pada
permukaan akan menghasilkan resultan tegangan tekan yang semakin besar.
Tegangan tekan akan menghambat terjadinya initial crack atau laju perambatan retak.
Sehingga ketahanan lelah meningkat, dan akan terjadi sebaliknya apabila terjadi
tegangan sisa tarik di permukaan.
Pada dasarnya kegagalan fatik dimulai dengan terjadinya retakan pada
permukaan benda uji. Hal ini membuktikan bahwa sifat-sifat fatik sangat peka
terhadap kondisi permukaan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
kekasaran permukaan, perubahan sifat-sifat permukaan dan tegangan sisa permukaan
( Dieter, 1992).
Penyampaian data rekayasa fatik adalah dengan kurva S-N dengan S adalah
pemetaan tegangan terhadap N adalah total siklus hingga terjadinya kegagalan.
Kurva tersebut lebih mengutamakan skala semi log yang diperlihatkan
pit korosi yang disebabkan oleh lingkungan dengan kelembaban tinggi yang
berakibat bertambah cepatnya terjadi kegagalan.
Tipe pembebanan
Faktor ini sangat berpengaruh pada kekuatan lelah sebagimana penelitian oleh
(Ogawa, 1989) mengatakan bahwa pemberian tipe pembebanan aksial dan
pembebanan lentur putar pada baja S45S mempunyai hasil akhir yang berbeda,
dimana dengan pembebanan lentur putar pada baja S45S memiliki kekuatan lelah
yang lebih tinggi dari baja yang menerima pembebanan aksial.
Faktor putaran
Faktor putaran sangatlah berpengaruh pada kekuatan lelah seperti yang sudah
diteliti (Iwamoto, 1989) bahwa putaran 750 rpm sampai dengan 1500 rpm memiliki
nilai kekuatan lelah yang tidak jauh berbeda, namun jika dengan putaran 50 rpm
sangat berpengaruh pada penurunan kekuatan lelah yang jauh lebih besar dari putaran
750 rpm dan 1500 rpm, dengan kesimpulan bahwa kekuatan lelah tidak berpengaruh
secara signifikan pada saat putaran berada pada 750 rpm smpai dengan 1500 rpm.
Faktor suhu
Suhu yang bisa menaikkan konduktifitas elektrolit dilingkungan sangat
berpengaruh pada kekuatan lelah karena bisa mempercepat proses oksidasi. Pengujian
pada suhu 40oC retakan yang terjadi memanjang dibandingkan dengan suhu 20oC
dengan retakan yang halus pada spesimen, karena suhu yang tinggi mengakibatkan
terjadinya molekul air yang terbentuk mengecil di permukaan benda uji sehingga bisa
mempercepat terjadinya reaksi oksidasi dan menjadikan jumlah pit korosi jauh lebih
banyak, sehingga menyebabkan bertambah cepatnya pit korosi membentuk retakan
yang memanjang. Kesimpulannya adalah kekuatan lelah akan bertambah besar
seiring dengan suhu yang semakin turun.
Berikut ini merupakan gambaran dari alat uji fatik rotary bending
Gambar 2.2 Skema alat uji fatique rotary bending ( Sastrawan, 2010)
Beberapa komponen dari alat uji fatigue adalah sebagai berikut :
A. Poros
Poros meupakan satu dari sekian banyak elemen mesin yang sangat
berpengaruh dalam kerja suatu mesin. Daya putar yang dihasilkan motor
disalurkan melalui poros menuju elemen mesin yang lainnya. Jadi semua tenaga
baik puntiran maupun torsi atau bending diteruskan atau disalurkan
menggunakan poros menjunu bagian bagian lainnya.
B. Motor listrik
Energi mekanik yang terjadi akibat mengubah energi listrik adalah hasil dari
sebuah perangkat elektromagnetis bernama motor listrik. Elektromagnit
didapatkan dari tenaga listrik yang dirubah menjadi magnet. Telah kita tahu
bahwasannya magnet dengan kutub yang sama akan tolak menolak dan akan
saling tarik menarik jika magnet memiliki kutub yang tidak senama. Dari hal
tersebut kita bisa mendapatkan gerakan dengan syarat kita memperoleh sebuah
magnet pada suatu poros yang bisa berputar, dan sebuah kedudukan yang
tetap pada magnet lainnya. Dengan begitu kita bisa mendapatkan energi
mekanik dengan mengubah energi listrik.
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Impact Test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu
specimen terhadap pemberian beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Semakin rendah harga
impak maka jenis perpatahan yang terjadi akan semakin getas. Salah satu hal yang
mempengaruhi impak adalah temperatur. Semakin rendah temperatur suatu material maka akan
semakin getas material tersebut, dan semakin tinggi temperatur maka material akan semakin
ulet. Energi impak yang terbesar terdapat pada takikan setengah lingkaran dan terendah pada
takikan segitiga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perpatahan akan semakin mudah terjadi pada
takikan bersudut.
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada kritik
dan saran yang ingin disampaikan terkait makalah yang saya buat silahkan sampaikan kepada
saya untuk pembelajaran agar saya bisa lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini saya memohon maaf dan mohon untuk dijadikan maklum karena pada
dasarnya saya adalah hamba Allah yang tidak luput dari kesalahan.