Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

PEMBUATAN TABLET

A. Pendahuluan
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi
dan disukai oleh masyarakat karena tablet mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya adalah ketepatan dosis, mudah cara
pemakaiannya, relatif stabil dalam penyimpanan, mudah dalam
transportasi dan distribusi kepada konsumen, serta harganya
relatif murah. (Banker dan Anderson, 1986).
Bahan penghancur merupakan salah satu bahan tambahan yang
penting dalam pembuatan tablet, bahan penghancur berfungsi
melawan aksi bahan pengikat dari tablet dan melawan tekanan
pada saat penabletan. Bahan ini akan menghancurkan tablet
bila bersentuhan dengan air atau cairan saluran pencernaan.
Tablet akan hancur menjadi granul selanjutnya pecah menjadi
partikel-partikel halus dan akhirnya obat akan hancur (Gunsel
et al, 1970)
Amilum (pati) merupakan bahan penolong yang sering
digunakan pada pembuatan tablet. Salah satunya adalah sebagai
bahan penghancur. Amilum akan melepaskan kekuatannya dari
bahan pengikat dan menyebabkan pembengkakan dari beberapa
komponen penyusun sehingga sebagian atau seluruh aksinya
membantu hancurnya tablet (Voigts , 1984)
Parasetamol merupakan obat yang berkhasiat sebagai analgetik,
antiperetik., efek terapi cepat dan dapat dibeli dengan harga
terjangkau (Tan dan Kirana, 2002). Toksisitas parasetamol lebih
rendah dari pada aspirin dan fenasetin pada dosis normal
paracetamol bebas efek samping bermakna, sedangkan pada
dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal
(Mycek, 2001)
Parasetamol memiliki sifat kompresibilitas dan fluiditas yang
kurang baik, sehingga menimbulkan kesulitan sewaktu
pengempaan. Untuk obat dengan sifat kompaktibilitas yang
kurang baik dalam dosis besar paling tepat jika digunakan
metode granulasi basah, karena dengan metode granulasi basah
tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang menyebabkan
bobot terlalu besar, selain itu sifat parasetamol yang tahan
terhadap panas dan kelembaban selama proses granulasi.
Penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa amilum
ubi talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan penghancur dalam
tablet Antalgin dengan profil kecepatan disolusi (Kadhafi,
2000). Untuk itu dalam penelitian ini digunakan amilum ubi
talas (Colocasia esculento (L)) sebagai bahan penghancur
dalam tablet parasetamol dengan metode penambahan
eksternal-internal dengan disertai daya serap tablet, untuk
mengetahui tablet yang mempunyai sifat fisik yang memenuhi
persyaratan dalam Farmakope Indonesia dan pustaka lain.

B. Alat Dan Bahan


* Alat
1. Alat pada proses pengayakan
•Fitzmill
•Sifter
2. Alat pada proses mixing
•Drum rotator
•Reynold mixer
•Ribbon blender
3. Alat pada proses granulasi
•Rotary wet granulation
4. Alat pada proses drying
•Drying oven
•Fluid bed dryer
5. Alat pada proses compressing/percetakan
•Compressing tablet killian ruzs
•Mesin tablet TDP-1,5
6. Alat proses coating
•Accelacota 48
•Coating pan
7. Alat pada proses printing
•Markem printer

* Bahan
• Bahan pengisi
• Bahan pengikat
• Bahan penghancur
• Bahan pelicin

C. Metode pembuatan tablet


1. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah sering digunakan apabila zat aktif yang
digunakan dalam formulasi bersifat tahan lembap dan panas,
serta memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk.
Tujuan dari pembuatan tablet dengan menggunakan metode
granulasi basah yaitu agar dapat meningkatkan sifat alir dan atau
kemampuan kempa yang dilakukan dengan cara mencampur zat
aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
penambahan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga
didapatkan massa cetak yang lembap yang dapat digranulasi dan
menghasilkan tablet yang tidak rapuh7,8. Tahapan singkat proses
granulasi basah.
2. Metode Granulasi Kering
Metode granulasi kering sering digunakan apabila zat aktif yang
digunakan dalam formulasi bersifat termolabil atau sensitif
terhadap lembap dan panas, serta memiliki sifat alir dan
kompresibilitas yang relatif buruk. Pembuatan tablet dengan
metode granulasi kering bertujuan untuk dapat meningkatkan
sifat alir dan atau kemampuan kempa massa cetak tablet. Metode
granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk
pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar (slug) yang
tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan
kelembapan dalam proses granulasi sehingga cocok untuk zat
aktif dan eksipien yang sensitif terhadap panas dan lembap.
Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering juga dapat
dilakukan dengan meletakkan massa cetak serbuk diantara mesin
rol yang dijalankan secara hidrolik untuk menghasilkan massa
padat yang tipis, selanjutnya diayak atau digiling hingga
diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan.
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan
kecepatan tinggi. Pembuatan tablet dengan metode ini
memerlukan eksipien yang memungkinkan untuk pengempaan
langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini
terdiri dari zat berbentuk fisik khusus seperti laktosa, sukrosa,
dekstrosa, atau selulosa yang mempunyai sifat aliran dan
kemampuan kempa yang diinginkan. Bahan pengisi untuk kempa
langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa
mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa
yang dapat dikempa dan beberapa bentuk pati termodifikasi.
Metode kempa langsung menghindari banyak masalah yang
timbul pada granulasi basah dan granulasi kering. Walaupun
demikian sifat fisik masing- masing bahan pengisi merupakan
hal kritis, perubahan sedikit dapat mengubah sifat alir dan kempa
sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung12.
Kempa langsung merupakan metode paling mudah dan murah
karena pembuatannya dapat menggunakan peralatan cetak tablet
konvensional, bahan tambahan yang digunakan umumnya mudah
didapat, dan prosedur kerja yang singkat. Namun metode kempa
langsung terbatas pada obat dengan dosis kecil dan massa cetak
harus memiliki sifat alir yang baik15. Tahapan singkat proses
pembuatan tablet dengan metode kempa.

D. Kesimpulan
Tablet merupakan sediaan oral yang paling umum dan sering
digunakan di antara bentuk sediaan oral lain. Hal ini disebabkan
karena tablet merupakan bentuk sediaan yang nyaman digunakan
dalam hal pengobatan sendiri, kemudahan pemberian, ketepatan
dosis yang lebih akurat, penghindaran rasa sakit, fleksibilitas dan
relatif lebih efisien dalam proses pembuatannya sehingga dapat
meminimalkan harga jual. Namun ketidaksempurnaan fisik tablet
(visual defect) selama proses pembuatan, penyimpanan atau
pendistribusian sering kali ditemui, dan dapat mengurangi nilai
penerimaan oleh pengguna dan keefektifan produk. Oleh karena
itu dalam ulasan ini telah dibahas kemungkinan masalah umum
yang sering terjadi dalam proses pembuatan tablet (visual defect),
penyebab dan tindakan untuk mengatasi visual defect tersebut
sehingga dapat meminimalkan dan mencegah penyebab
masing-masing visual defect.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/16849/2/BAB__I.pdf
https://id.scribd.com/document/362103157/242655825-Alat-Alat-
Pembuat-Tablet
http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/download/26260/128
57

Anda mungkin juga menyukai