Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. APRYDA HANUM
2. ADIA IKSANU R
3. NAELA DUROTUN N
4. SAIDATUL HUSNA
5. SAIFUDDIN ZANUAR
6. TITIN SUHESNI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


KELAS RS GETAS PENDOWO
UNIVERSITAS MUHAMMADUYAH KUDUS
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat.
Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan
yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi)
sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak,
yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari
struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola
perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-
masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-
hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai
sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam
pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan
merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud
dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling
berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau
mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara
singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa pengertian/definisi dari proses sosial dan interaksi social
2. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses social
dan interaksi social
3. Mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi social
4. Mengenal bentuk-bentuk proses/interaksi social
5. Mengetahui interaksi social dalam keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Dalam membahas mengenai proses sosial dan interaksi sosial,
sebelumnya perlu diketahui apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial :
1. Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan
individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara
aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok
manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain.
Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian
sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi
atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
2. Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi
dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu
cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan
batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan
golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
3. Soerdjono Dirdjosisworo; mengartikan proses sosial sebagai pengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian
memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
a. Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara
individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok
mengenai berbagai aspek kehidupan manusia seperti politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
b. Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek
utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan
menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama. Interaksi
sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal
balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-
orang secara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.
4. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas
tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak
balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang
mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
5. Gillin dan Gillin; proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
6. Robert M.Z.; mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu proses
dimana dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur
yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.

B. Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial


1. Faktor Internal Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri
seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi halhal berikut :
a. Dorongan untuk meneruskan keturunan
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
c. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
d. Dorongan untuk berkomunikasi
2. Faktor Eksternal Terdiri dari :
a. Faktor Imitasi Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk
meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan
apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di
lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor Sugesti Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang
yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir
kritis dan rasional.
c. Faktor Identifikasi Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang
individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang
ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui
serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui
proses kejiawaan yang sangat mendalam.
d. Faktor Simpati Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu
merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang dikarenakan
sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.
e. Faktor Motivasi Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang
yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung
jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status
yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari
seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.
f. Faktor Empati Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi
tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan
perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).

C. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya
saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu
hubungan sosial. Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi
sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama,
yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
1. Kontak Sosial (Social Contact) Kontak sosial adalah hubungan antara
satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang
maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak
sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak
satu dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak
sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya : melalui
telepon, radio, surat, dan lain-lain.
2. Komunikasi (Communication) Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi
adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
(yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap)
perasaanperasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak orang
atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami.

D. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama,
persaingan, pertikaian atau pertentangan dan akomodasi. Bentuk-bentuk
tersebut dapat terjadi secara berantai terus-menerus, bahkan dapat berlangsung
seperti lingkaran tanpa berujung. Misalnya suatu pertikaian untuk sementara
waktu dapat diselesaikan (akomodasi), kemudian dapat bekerja sama, berubah
menjadi persaingan dan apabila persaingan ini memuncak maka dapat terjadi
pertikaian. Prosesproses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation) Kerja sama adalah suatu bentuk
proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu
yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-
masing. Roucek dan Warren mengatakan bahwa kerja sama
berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-
kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingankepentingan tersebut
melalui kerja sama.
Menurut James D. Thompson dan William J. Mc Ewen ada 5
(lima) bentuk kerja sama yaitu :
1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-
menolong.
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
organisasi atau lebih.
3) Kooptasi (Cooptation), yakni suatu proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara
untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4) Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi
atau lebih yang mempunyai tujuantujuan yang sama.
5) Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu. Misalnya pengeboran minyak,
perhotelan perfilman, pengelolaan pelabuhan dan lain
sebagainya.
b. Akomodasi (Accomodation) Akomodasi adalah suatu keadaan
hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan
keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Soedjono,
akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau
konflik mendapat penyelesaian sehingga terjalin kerja sama yang
baik kembali. Tujuan akomodasi (menurut Soerjono Soekanto)
dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapi yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik
sementara waktu maupun secara temporer.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara
kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-
faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya
terpisah, seperti misalnya yang dijumpai pada
masyarakat-masyarakat dengan sistem berkasta.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok
sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan
campuran.
c. Asimilasi (Assimilation) Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama. Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi
timbul bila ada :
1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya.
2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling
bergaul secara langsung dan insentif untuk waktu yang
lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia
tersebut masing-masing berubah dan aling
menyeseuaikan diri.
E. Mengetahui interaksi social dalam keperawatan
1. Kehangatan dan Ketulusan
2. Menjadi Pendengar yang Baik
3. Membantu Dalam Segala Hal
4. Dapat Memahami Perasaan
5. Memberikan Motivasi
6. Memberi Kesempatan Untuk Berbagi
7. Memberi Informasi yang Akurat
8. Menawari Diri Untuk Membantu
9. Menyampaikan Pesan Dengan Non Verbal
10. Menerima Masukan Orang Lain
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan
sebelumnya dapat diamati apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung
secara baik. Sebaliknya, apabila interaksi sosial tidak dilakukan sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka interaksi
sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk.

B. Saran
Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk
sosial tidak dapat untuk berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan
dengan individu atau pun kelompok lain yang dalam ilmu sosiologi disebut
proses sosial dan bentuk umum dari proses sosial itu adalah interaksi sosial.
Maka dari itu, terapkanlah interaksi sosial yang sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat agar hubungan-
hubungan sesama makhluk sosial dapat berlangsung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kasiani noor, m.kes. 2009 . Sosiologi keperawatan.jakarta: buku kodokteran EGC

Sukamto, sujono.2003.Sosiologi Pengantar.Jakarta : PT Gramedia

Soekanto, soerjono.2012.sosiologi suatu pengantar,Jakarta: Rajawali Pers

Ratna,Wahyu.2010.Sosiologi dan Antropologi Kesehatan.Yogyakarta:Pustaka


Rihama

http://ebookbrowse.com/interaksi-sosial-alur-pdf-d282707312

Anda mungkin juga menyukai