Anda di halaman 1dari 18

Sel : Pengertian, Sejarah, Struktur,

Fungsi dan Bagian 


Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung
dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit
terkecil kehidupan. 

Pengertian Sel
Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari
satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari
banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel
penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel
penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan
multiseluler.
Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan
multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.

Sejarah Penemuan Sel


Sejarah Perkembangan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang
telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari
kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak
pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia
ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia. Karyanya menjadi dasar bagi
cabang biologi yang penting saat ini: mikrobiologi.
Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi
para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2
orang ilmuwan dari [[Jerman] yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor
Schwann (ahli hewan, 1810-1882).
Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885
seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan
membentuk sel-sel baru
Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Sel ditemukan pertama kali oleh
Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di
bawah mikroskop sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu
dinding. Selanjutnya, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”. (Kusnadi et al,
2009:207; Karmana, 2007:6 ).
Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari
Jerman malakukan pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel.
Pada watu yang bersamaan, Theodor Schwann, seoranmg ahli zoology Jerman menemukan bahwa
hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel
merupakan komponen dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6).
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil penyusun makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan. Secar fungsional, sel akan menjalankan kehidupan jika sel – sel penyusunnya berfungsi.
Kumpulan sel yang sejenis membentuk jaringan. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri
(mitosis). Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat – sifat makhluk hidup. 
Karena perkembangbiakan sel dilakukan secara mitosis, maka sifat – sifat sel yang baru akan sama
dengan sel sebelumnya sehingga bisa dikatakan sifat sel dapat diwariskan kepada keturunannya. Sel
dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) yang tersusun dari plasma
sel (sitoplasma) dan inti sel (nucleus). Di dalam inti sel terdapat plasma inti (nukleoplasma)
(Kusnadi et al, 2009:208).
Jadi sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk hidup tersusun atas sel.
Sel adalah kesatuan pertumbuhan dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari pertumbuhan sel
sebelumnya. Sel merupakan kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup, sel mengandung
sifat keturunan (genetik atau hereditas) yang diwariskan pada keturunannya (Kusnadi et al,
2009:209).
Menurut definisi umum, sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup, baik structural maupun
fungsional. Dalam hal ini virus tidak tercakup di dalamnya karena virus merupakan makhluk hidup
yang tidak berupa sel. Berdasarkan jumlah sel, makhluk hidup digolongkan menjadi makhluk
hidup uniseluler (bersel tunggal) dan makhluk hidup multiseluler (bersel banyak). Berdasarkan
keadaan inti sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik (inti sel tidak mempunyai membran) dan
sel eukariotik (inti sel dibatasi oleh membran). Ukuran sel pada setiap organisme hidup memiliki
ukuran relative sama. Perbedaan ukuran tubuh organisme bukan disebabkan oleh perbedaan ukuran
sel, melainkan oleh jumlah sel yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan (Karmana, 2007:7).
KD 2.1 Komponen Kimia Sel

Di dalam setiap sel yang menyusun tubuh kita, ada komponen kimiawi yang berperan penting yaitu
senyawa Organik dan senyawa anorganik

1. Komponen Organik
Sesuai dengan gambar di atas, komponen organik terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan asam
nukleat. Kira-kira, masing-masing dari mereka perannya seperti apa, ya? Yuk, simak penjelasannya di
bawah ini! 
a. Karbohidrat
Ketika kalian mendengar kata karbohidrat, yang terbayang pertama kali pasti makanan seperti mie,
nasi, atau kentang, kan? Nah, karbohidrat dalam sel, bentuknya nggak kayak gitu, lho, Karbohidrat
sendiri terdiri atas unsur C, H dan O dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Dalam sebuah sel, karbohidrat
berfungsi sebagai pembentuk struktur sel, komponen penyusun DNA, serta untuk menghasilkan
energi. Oh iya, berdasarkan gugus gulanya, karbohidrat dibagi lagi menjadi dua jenis,
yaitu monosakarida (1 gugus gula), disakarida (2 gugus gula) dan polisakarida (lebih dari 2 gugus
gula).
b. Protein
Komponen organik sel yang kedua adalah protein. Kalau dengar kata protein, pasti ingat telur kan?
Tapi dalam konteks ini, kita nggak membahas tentang telur, ya! Protein disusun oleh asam amino dan
berperan sebagai salah satu penyusun membran sel, membantu transport substansi tertentu, dan
mempercepat reaksi kimia dalam sel. Reaksi kimia tersebut terjadi dalam bentuk protein fungsional,
yaitu enzim.
c. Lemak
Lemak juga turut berperan dalam sebuah sel, lho! Lemak tersusun oleh asam lemak dan gliserol.
Lemak berfungsi sebagai komponen utama penyusun membran plasma.
d. Asam Nukleat
Dalam sebuah sel, asam nukleat tersusun oleh nukleotida. Ternyata, asam nukleat terdiri dari DNA
dan RNA. Asam nukleat itu sendiri berperan dalam mengatur pewarisan sifat dan sintesis protein.
Wah, jadi ini dia nih, yang berperan di balik proses pewarisan sifat kita! 
1 - gb sel kentang dengan pemberian tetesan KIO3 (lugol)
warna biru hitam menunjuk keberadaan pati/karbohidrat dalam sel

2. Komponen Anorganik
Setelah sebelumnya membahas tentang komponen organik, sekarang kita lanjut ke komponen
anorganik, ya! Masih ingat nggak, ada komponen anorganik apa saja? Yap, ada air, vitamin, dan
mineral. Kuy, kita bahas satu persatu! 
1. Air
Komponen anorganik pertama adalah air. Tahukah kamu, air merupakan komponen kimiawi sel yang
komposisinya paling banyak. Fungsi air dalam sel adalah sebagai pelarut bahan organik dan
anorganik serta mempercepat reaksi biologi dalam sel. 
2. Vitamin
Dalam sel, vitamin berperan sebagai katalisator yang berfungsi untuk mempercepat reaksi kimia
dalam sel. Macam-macam vitamin diantaranya adalah A, D, E, K, B dan C. Ada yang ingat fungsi dari
masing-masing vitamin tersebut? 
3. Mineral
Komponen anorganik yang terakhir adalah mineral. Mineral berperan dalam aktivitas metabolism
sel , pengatur kerja enzim serta memelihara tekanan osmosis sel.
KD Struktur dan Fungsi Sel

sel prokariotik dan sel Eukaryotik

• Sel Prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon,
artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut
sitoplasmaSel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di
dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya (DNA)
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang
memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008)
Ciri-ciri Sel Prokariotik
1. Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )
2. Memiliki sitoplasma
3. Tidak memiliki membrane inti dan system endomembran
Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap
prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang
berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)
• Dinding SelDinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri
dari: peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan
protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang
kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan
mengatur pertukaran zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
• Membran plasmaMembran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma.
Struktur membran plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi
sebagaipelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air
serta zat-zat terlarutdari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008)
• NukleoidMerupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak
terselubung membran) (Champbel, 2008).
• OrganelOrganel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari
RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel,
2008).
• FlagelaMerupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel,
2008).
• Pili(fimbriae)Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran
lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada
jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).
• Sel Eukariotik
Eukariotik adalah termasuk golongan memiliki struktur lebih maju yaitu sama dengan sel tumbuhan
dan binatang. Eukariotik adalah kelompok organisme yang sel- selnya mengandung nukleus yang
dikelilingi oleh membran nukleus, kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk
kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini
mempunyai nukleus sejati.
Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot. Salah
satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup
ganggang yaitu diatom dan krisofita. Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora
(coccolithophores) dinding selnya mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari
kalsium karbonat. Dinding sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti pada
diatom dan kokolitifora disebut frustula.
• Membrane sel :1. membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid
dan protein2. bersifat semipermeabel atau selektif permiabel3. berfungsi mengatur keluar
masuknya zat dari sel ke dalam sel
• Nukleus( intisel ) :memiliki membrane selNucleus terdapat :o nucleolus, yang berfungsi
mensintesis RNAo nukleoplasmao butirankromatin
• Sitoplasma :meliputi isi sel diluar intiselterdiridaricairan yang disebutsitosol ( yang dapat
berubah dari fase sol ke gel ), dan padatan berupa organel sel
Perbandingan Sel Prokariot dan Eukariot
sel prokariotik dan eukariotik memilki beberapa perbedaan perhatikan gb dan tabel berikut

2 - perbandingan sel prokaryotik eukaryotik


Bagian Komponen Sel

1. Membran sel
Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran
sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu, tetapi tidak dapat dilewati oleh zat lainya. Zat yang dapat
melewati ialah air, zat yang larut dalm lemak dan ion tertentu. Membran sel berfungsi pelindung sel
dan pengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel.
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi :
• Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
• Memperkokoh sel
• Mencegah agar sel tidak pecah
• Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral
2. Sitoplasma
Cairan dalam sel yang letaknya di antara nukleus sama membran plasma, namanya sitoplasma. Nah,
sitoplasma itu ada dua komponen penyusunnya: sitosol dan organel-organel. Kalo sitosol itu bagian
cair dari sitoplasma yang mengelilingi organel. Jadi, ada 70-90% air yang di dalamnya juga
mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut itu kayak protein, lipid, dan zat sisa lainnya misalnya
karbondioksida. Sitosol fungsinya sebagai tempat reaksi kimia loh, contoh reaksi kimianya itu
glikolisis. Selain sitosol, di sitoplasma juga ada organel kan, nah karena organel-organel sel ada
banyak, jadi bakal dibahas terpisah dari struktur sel fungsi sitoplasma :
• sebagai tempat berlangsungnya reaksi kimia,
• menyimpan berbagai jenis zat kimia yang digunakan untuk proses metabolisme sel
• pelarut untuk semua protein dan senyawa dalam sel
• perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel

3. Inti sel (Nukleus)


Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti sel
(nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein , dan
mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat
menurun yang di dalamnya terdapat DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid). Inti sel
(nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan kromosom.
Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.

4. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada dua
jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum endoplasma berfungsi
menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar
adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk
mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida. Pada RE kasar terdapat ribosom dan
RE halus tidak terdapat ribosom.
1. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan
retikulum endoplasma halus
2. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulaimensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti
organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.
3. Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ketujuan akhirnya.
4. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya.
5. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel.
5. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada pula
yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat
untuk sintesis protein.
6. Badan Golgi
Badan golgi merupakan kumpulan ruang, gelembung kecil, dan kantong kecil yang bertumpuk-
tumpuk. Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom. Badan golgi berfungsi sebagai alat
pengeluaran (sekresi) protein, dan lendir maka disebut organel sekresi.

7. Mitokondria (The Power House)


Mitokondria memiliki membran dalam dan luar, yang berbentuk seperti cerutu dan berlekuk-lekuk
(Krista). Di dalam mitokondria berlangsung proses respirasi untuk menghasilkan energi. Mitokondria
berfungsi sebagai penghasil energi sehingga di beri julukan “ The Power House”.
8. Lisosom
Lisosom merupakn kantong kecil yang bermembran tunggal yang mengandung enzim pencernaan.
Lisosom berfungsi mencerna bagian-bagian sel yang rusak atau zat asing yang masuk ke dalam sel
serta penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
9. Vakuola
Vakuola adalah ruangan yang terdapat di dalam sel. Pada sel tumbuhan yang sudah tua, vakuola
tampak berukuran besar dab berisi cadangan makanan dan pigmen. Pada sel hewan, vakuola
berukuran kecil. Vakuola mengandung garam organik, glikosida, butir pati, dan enzim. Adapun
selaput pembatas antara vakuola dan sitoplasma ialah tonoplasma.
10. Plastida
Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu. Plastida
mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi amilum disebut
amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida yaitu lekoplas,
kloroplas, dan kromoplas.
Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari
amiloplas (untuk menyimpan amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas
(untuk menyimpan protein). Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas
yaitu plastid yang mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning),
dan fikoeritrin (merah).

11. Sentrosom
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun metosis). Organel
ini hanya terdapat pada sel hewan yang berfungsi aktif dalam pembelahan sel. Sel tumbuhan dan sel
hewan memiliki perbedaan yang cukup terlihat dengan adanya perbedaan organel yang ada pada sel
tersebut

12. Sitoskeleton
sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu  sito yang artinya sel, dan skeleton yang artinya rangka. Jadi,
sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus atau filamen-filamen protein
dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk, sitoskeleton juga berfungsi untuk mengatur
pergerakan yang ada di dalam sel dan mempertahankan organel-organel sel untuk tetap  di
tempatnya masing-masing. Sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen, filamen intermediet,
dan mikrotubulus. 

Perbedaan Sel tumbuhan dan Sel hewan

3 - perhatikan gambar sel tumbuhan dan sel hewan adakah kamu temukan perbedaannya?
• perhatikan tabel perbedaan sel berikut
KD Transport pada Membran

Sebuah sel dalam tubuh organisme multiseluler dibungkus oleh sebuah membran, yaitu membran
sel. Selain sebagai pembungkus sel, membran sel juga berperan dalam transpor zat. Membran ini
juga menghalangi gerak ion dan molekul melewati membran. Kondisi tersebut penting untuk
menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion dalam sel, untuk kegiatan enzim, mengeluarkan sisa
– sisa metabolisme yang bersifat racun, dan memasok ion – ion yang penting dalam kegiatan saraf
dan otot. Organisme multiseluler seperti pada tumbuhan, hewan, dan manusia mempunyai sistem
transportasi di dalam tubuhnya. Transportasi tersebut melibatkan sel atau membran sel. Terdapat
dua jenis transpor melalui membran, yaitu transpor pasif dan aktif.
Membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid, protein, dan karbohidrat. Sifat membran sel adalah
semipermeabel yang hanya dilewati oleh beberapa zat saja. Adanya transpor melalui membran
karena adanya gerakan – gerakan yang terjadi pada selaput organel dalam sel.

Mekanisme transport pada membran


Disamping itu, dalam pergerakan zat melintasi membran ini dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu
transpor pasif dan transpor aktif.

Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi
karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Peristiwa transpor pasif terdiri dari difusi,
difusi terbantu, dan osmosis.
1. Difusi
Difusi adalah gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah lain dengan
konsentrasi lebih rendah. Gerakan pada peristiwa difusi disebabkan oleh energi kinetik molekul –
molekul tersebut. Hasil akhir dari peristiwa difusi adalah tercapainya tahap keseimbangan. Kecepatan
difusi melalui membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya
larut partikel – partikel dalam lipid, dan suhu.
Contoh peristiwa difusi:
• Setetes tinta akan menyebar ke seluruh air di dalam gelas 
• Bau wangi setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan
• Satu sendok garam/gula akan menyebar ke seluruh air di dalam gelas
• Terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida di alveolus
• Uap air dari ceret yang sedang mendidih akan berdifusi ke udara sekitarnya  
• Molekul teh dari kantung teh akan menyebar ke seluruh air dalam gelas
• Sebuah balon helium perlahan mengempis sedikit demi sedikit setiap hari saat helium
berdifusi melalui balon ke udara
• Gelembung karbondioksida berdifusi dari soda yang terbuka menjadikannya rata    
• Menempatkan batang seledri yang layu di dalam air, air akan berdifusi ke dalam tanaman,
membuatnya menjadi kuat kembali
• Air berdifusi pada mie yang sedang dimasak, membuatnya lebih besar dan lebih lembut
2. Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi yang berlangsung dengan bantuan protein pembawa dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme
transpor dari membran sel. Molekul yang melewati membran secara difusi terbantu yaitu molekul-
molekul yang berukuran besar.
Contoh peristiwa difusi terbantu dapat ditemui pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada
media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel (tidak dapat ditembus) sehingga
tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim
dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease tersebut
akan membuat jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
Peristiwa difusi terbantu juga terdapat pada proses molekul glukosa melewati membran sel.

3. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju
konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel). Kondisi akhir dari peristiwa
osmosis adalah diperoleh larutan isotonis. Isotonis adalah konsentrasi yang sama untuk dua
larutan. Walaupun hasil akhirnya nanti akan memiliki volume yang berbeda.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa osmosis. Beberapa faktor yang
mempengaruhi osmosis antara lain adalah sebagai berikut.
1. Ukuran molekul: semakin kecil ukuran molekul maka semakin cepat melewati membran sel.
2. Luas permukaan: Jika luas permukaan membran sel semakin luas maka semakin besar
proses atau daya serap membran sel tersebut.
3. Ketebalan membran: membran yang tipis akan lenih memudahkan proses perpindahan
larutan sehingga osmosis jauh lebih cepat.
4. Tingkat larutan: molekul dengan tingkat kelarutan tinggi akan jauh lebih mudah untuk
berpindah dibanding molekul yang tingkat kelarutannya rendah.
5. Suhu: semakin tinggi suhu maka proses penyerapan zat akan semakin cepat.
Contoh peristiwa osmosis tarjadi pada:
1. Proses pemasangan infus pada pasien
2. Penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah oleh rambut akar
3. Pemberian garam pada sayur dan buah sehingga sayur dan buah menjadi lemas atau layu
4. Mengerutnya sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan hipertonis

Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan suatu gradien konsentrasi
dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel melalui membran sel. Energi yang
digunakan dalam transpor aktif berupa ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki
konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi. Kondisi akhir dari transpor aktif
adalah tercapai keseimbangan di dalam sel. Peristiwa pada transpor aktif meliputi pompa ion,
kotranspor, endositosis, dan eksositosis.
1. Pompa Ion
Pompa ion adalah transpor ion melalui membran dengan cara melakukan pertukaran ion dari dalam
sel dengan ion di luar sel. Pompa ion ada 3 jenis yaitu unipor, simpor, dan antipor.
Unipor: terjadi antara suatu jenis zat yang berlangsung secara searah.
Simpor: terjadi antara dua zat atau lebih yang berlangsung secara searah.
Antipor: terjadi antara dua zat atau lebih yang berlangsung dalam dua arah. Contoh pompa ion
terjadi pada natrium – kalium pada sel hewan. Sel hewan memiliki konsentrasi ion K+ lebih tinggi dan
ion Na+ jauh lebih rendah dibandingkan dengan lingkungannya. Membran sel hewan
mempertahankan konsentrasi ion melawan gradien konsentrasi dengan memompa ion Na+ ke luar
dan ion K+ masuk ke dalam sel
2. Kotranspor
Kotranspor adalah transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi transpor zat terlarut
lainnya. Kotranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan energi berupa ATP.
Contoh peristiwa kotranspor terjadi pada pompa proton yang menggerakkan transpor sukrosa pada
sel tumbuhan. Proton keluar dari sel melalui suatu protein transpor pada membran, kemudian ion
H+ yang keluar tersebut membawa sukrosa untuk memasuki sel melalui protein transpor lainnya.
Mekanisme peristiwa kotranspor sukrosa H+ berguna untuk memindahkan sukrosa hasil fotosintesis
ke sel berkas pembuluh daun. Kemudian akan didistribusikan ke organ nonfotosintetik melalui
jaringan vaskuler tumbuhan.

3. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi karena ada
transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Pada endositosis, makromolekul dikelilingi oleh membran
plasma yang melipat membentuk vesikula, kemudian vesikula tersebut masuk ke dalam sel.
Endositosis terdiri dari dua yaitu fagositosis, pinositosis, dan endositosis yang diperantarai reseptor.
• Fagositosis: peristiwa terjadi pada saat sel menelan partikel padat dengan pseudopodia,
selanjutnya partikel dibungkus di dalam kantong membran yang besar. Peristiwa fagositosis
terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar. Pengamatan fagositosis dapat
dilakukan pada amoeba menggunakan mikroskop.
• Pinositosis: merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan
membentuk lekukan – lekukan membran sel. Peristiwa pinositosis terjadi bila konsentrasi
protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel.
Proses pinositosis dapat diamati dengan mikroskop elektron. Bebebrapa sel yang melakukan
proses pinositosis antara lain terdapat pada sel darah putih, epitel usus, dan makrofag hati.
• Endositosis yang diperantai reseptor: terjadi ketika fluida ekstraseluler yang terikat pada
reseptor spesifik yang berkumpul pada lubang yang dilapisi protein pada membran plasma.
Selanjutnya, akan membentuk vesikula. Transpor ini bertujuan untuk memperoleh substansi
spesifik dalam jumlah besar. Contoh peristiwa endositosis yang diperantai reseptor teerdapat
pada penyerapan kolestrol untuk sintesis membran dan prekusor sintesis steroid lainnya.

4. Eksositosis
Transpor melalui membran berikutnya yang termasuk transpor aktif adalah eksositosis.  Eksositosis
adalah proses di mana sel mengeluarkan molekul dan benda – benda lainnya yang terlalu besar
untuk melewati struktur membran sel. Peristiwa eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis. Di
mana terjadi peristiwa pembuangan bahan atau molekul dari vesikula pada permukaan sel ke luar
sel.
Contoh peristiwa eksositosis terjadi pada neuron atau sel saraf, di mana terjadi pelepasan sinyal
kimiawi yang merangsang sel otot.

Bioproses dalam sel


Bioproses yang terjadi didalam sel diartikan sebagai suatu proses biologis atau proses kehidupan
yang kompleks dalam sel. Sel sendiri merupakan unit terkecil yang sifatnya fungsional. Adapun
Bioproses yang terjadi didalam sel antara lain mengenai transport pada membran atau perpindahan
zat dari dalam sel keluar sel dan sebaliknya melewati membran.
HIPOTONIK, ISOTONIK, DAN HIPERTONIK
Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik adalah istilah yang digunakan untuk membandingkan tekanan
osmotic dari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan oleh membrane sel. Hal ini dapat
dipahami dengan menyimak apa yang terjadi jika sel darah merah diletakkan dalam medium
berbeda-beda, yaitu air, larutan NaCl 0,9%, dan larutan NaCl 5,0%
1. HIPOTONIK
Jika phi cairan < ph plasma darah, maka cairan bersifat hipotonik terhadap plasma darah. Hal ini
menyebabkan net aliran pelarut air dari cairan ke plasma darah. Akibatnya sel darah merah akan
menggembung dan dapat pecah.
2. ISOTONIC
Jika phi cairan = ph plasma darah, maka cairan bersifat isotonic terhadap plasma darah. Hal ini
menyebabkan net aliran keluar masuk sel sama dengan nol. Akibatnya, sel darah merah tidak
menggembung atau mengerut.
3. HIPERTONIK
Jika phi cairan > ph plasma darah, maka cairan bersifat hipertonik terhadap plasma darah. Hal ini
menyebabkan net aliran air dari dalam ke luar plasma. Akibatnya, sel darah merah akan mengerut
karena kehilangan air.
https://sway.office.com/XekWCrVTyu7C30Ao#content=fWLi5w6mTpHxUs

Anda mungkin juga menyukai