Anda di halaman 1dari 5

Cerita Rakyat Sumatra Barat : Asal Usul

Minangkabau
24 NOVEMBER 2015 DONGENG CERITA RAKYAT

Cerita Rakyat Sumatra Barat yang kakak ceritakan malam hari ini mengisahkan tentang
asal muasal nama salah satu tempat di Sumatera Barat. Tentu adik-adik semua sudah
pernah mendengar satu daerah di Sumatra Barat yaitu Minangkabau. Namun apakah
adik-adik tahu asal muasal dari penamaan daerah itu? Jika adik-adik belum tahu, ini dia
kisahnya.

Dongeng Cerita Rakyat Sumatra Barat : Asal Muasal


Minangkabau
Zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Pagaruyung. Raja Pagaruyung
adalah seorang pemimpin yang arif dan adil. Suatu hari, terdengar kabar bahwa
Kerajaan Majapahit dari Pulau Jawa akan menyerang Kerajaan Pagaruyung. Pasukan
Kerajaan Majapahit mulai berdatangan dan berdiam di daerah perbatasan untuk
mengatur strategi merebut kerajaan yang aman dan terteram itu.

Raja Pagaruyung mengumpulkan para hulubalang dan panglima perang untuk


berunding.

“Aku mengumpulkan kalian untuk membicarakan Iangkah yang akan kita tempuh dalam
menghadapi pasukan Kerajaan Majapahit. Saat ini, mereka sudah berada di perbatasan
dan siap menyerang. Bagaimana menurut kalian?” kata Sang Raja.
Cerita Rakyat Sumatra Barat Asal
Usul Minangkabau

“Paduka, kita tidak dapat melakukan penyerangan yang akan menimbulkan


kesengsaraan rakyat. Bagaimana pun peperangan akan merugikan rakyat kita sendiri,”
kata penasihat Raja.

“Aku setuju. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan mereka tanpa harus
membuat rakyat sengsara.” ujar Raja.

“Paduka, lebih balk kita ajak mereka berunding dan meminta mereka untuk
meningalkan kerajaan ini. Jika dengan cara berunding ternyata tidak menyelesaikan
masalah, kita tantang mereka untuk adu kerbau!” kata panglima perang.
Raja setuju dengan pendapat panglima perang. Lalu, mereka mulai menyusun rencana.
Raja memerintahkan putrinya, Datuk Tantejo Gerhano, untuk pergi ke perbatasan.
Datuk Tantejo Gerhano adalah seorang gadis yang mempunyai tata karma yang tinggi
dan lembut hati. Sebelum pergi, ia mendandani gadis-gadis dan dayang-dayang yang
akan menemaninya.

Di perbatasan, Datuk Tantejo Gerhano mendekati kemah-kemah pasukan Kerajaan


Majapahit.

“Selamat !DatangTuan-Tuan yang baik. Kami diutus oleh Raja untuk menyambut Tuan
semua. Jika Tuan-Tuan berkenan, Raja ingin mengudang Tuan-Tuan semua ke istana.
Namun sebelum itu, silakan cicipi makanan-makanan yang sudah kami bawa;” kata
Datuk Tantejo Gerhano.

Pasukan Kerajaan Majapahit merasa senang sekaligus heran. Mereka mengira akan
disambut oleh pasukan perang Kerajaan Pagaruyung, tetapi ternyata disambut oleh
gadis-gadis cantik yang ramah dan makanan yang enak-enak.

Usai menikmati santapan lezat itu, pasukan Kerajaan Majapahit diantar menuju istana
menemui Raja. Raja Pagaruyung menyambut mereka dengan ramah.

“Selamat datang di kerajaan kami, Tuan-Tuan. Jika boleh kami tahu, apakah tujuan
Tuan semua datang ke sini?”

“Kami mendapatkan tugas untuk merebut Kerajaan Pagaruyung,”” kata salah seorang
prajurit Majapahit.
“Saya mengerti. Baiklah, bagaimana kalau peperangan kita ganti saja dengan adu
kerbau. Siapa yang kerbaunya menang, ia boleh berkuasa di kerajaan ini,” ujar Raja
Pagaruyung.

Prajurit-prajurit Kerajaan Majapahit setuju. Lalu, mereka menyiapkan seekor kerbau


yang sangat besar dan kuat untuk diadu dengan kerbau dari Kerajaan Pagaruyung.

Kerajaan Pagaruyung justru memilih seekor anak kerbau yang masih menyusu dengan
ibunya. Anak kerbau itu sengaja dipisahkan dari induknya selama tiga hari, sehingga
anak kerbau itu tidak bisa menyusu pada induknya dan menjadi haus. Lalu, di mulut
anak kerbau itu dipasang sebuah besi yang berbentuk kerucut dan sangat runcing.

Hari yang ditentukan pun tiba. Kerbau-kerbau aduan dibawa ke gelanggang. Kerajaan
Majapahit memiliki kerbau aduan yang besar dan kuat.

“Kalahkan saja kerbau kecil itu!” teriak para prajurit Kerajaan Majapahit dari pinggir
gelanggang.

Kerbau aduan Kerajaan Majapahit terlihat beringas menyerang lawannya, si kerbau


kecil. Sementara itu, anak kerbau milik Kerajaan Pagaruyung segera mengejar kerbau
besar itu untuk menyusu. Rupanya, ia mengira bahwa kerbau besar itu adalah ibunya.
Moncong kecilnya berusaha menggapai perut kerbau Iawannya, sehingga perut kerbau
Kerajaan Majapahit terluka. Karena luka yang semakin banyak, kerbau Kerajaan
Majapahit pun tersungkur dan mati.

“Manang Kabau! Manang Kabau!” teriak rakyat Pagaruyung dengan gembira.


Pasukan Kerjaan Majapahit diizinkan untuk kembali ke kerajaannya dengan damai
tanpa peperangan. Sementara itu, berita kemenangan kerbau Kerajaan Pagaruyung
menjadi buah bibir di seluruh negeri. Manang kabau adalah bahasa penduduk setempat
yang berarti Menang kerbau. Akhirnya, daerah itu dikenal dengan sebutan Manang
Kabau yang lama-kelamaan menjadi Minangkabau.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Sumatra Barat : Asal Usul Minangkabau adalah
kejahatan tidak narus dihadapi dengan kejahatan. Jangan pernah mempertaruhkan
sesuatu dengan cara berjudi. Judi hanya akan merugikanmu.

Anda mungkin juga menyukai