Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

1. Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar


a. Karakteristik Peserta Didik di Kelas Rendah
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-
kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992: 44). Di
Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Siswa
yang berada pada kelompok ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Pada
masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal.
Beberapa keterampilan akan dimiliki oleh anak yang sudah mencapai tugas-
tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir dengan rentang usia 6-13 tahun
(Soesilowindradini, ttn: 116, 118, 119). Keterampilan yang dicapai diantaranya,
yaitu social-help skills dan play skill.
Menurut Notoatmodjo, (2012), siswa kelas rendah sekolah dasar mempunyai
beberapa karakteristik khusus, antara lain:
1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah
2) Siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri
3) Suka membanding-bandingkan diri dengan anak lain
4) Anak pada masa ini, terutama umur 6-8 tahun, menghendaki nilai yang baik tanpa
mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
5) Tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya
6) Jika tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu tidak dianggap penting.
b. Karakteristik Peserta Didik di Kelas Tinggi
Menurut Notoatmodjo, (2012) karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar
adalah sebagai berikut:
1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,
2) Realistik, mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar,
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran
khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor,

1
4) Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira
umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas
dan berusaha menyelesaikannya sendiri,
5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah,
6) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi
terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan
sendiri.
c. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Karakteristik Anak Sekolah Dasar Menurut Supariasa (2013), karakteristik
anak usia sekolah umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari :
1) Fisik/Jasmani
2) Emosi

3) Sosial
4) Intelektual
2. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar
a. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Karakteristik pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran bersifat
konkret. Pembelajaran bersifat konkret adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan benda-benda konkret atau benda-benda nyata sebagai media dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga
kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan
taraf perkembangan siswa, selain itu proses belajar harus dikembangkan secara
interaktif.
b. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Karakteristik pembelajaran di kelas
tinggi juga menuntut tingginya aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti melakukan proses penyelidikan,
melakukan pemecahan masalah dan sebagainya, sehinggga guru harus
mengarahkan siswa untuk memiliki sikap ilmiah.
2
Dalam proses pembelajaran di kelas tinggi di Sekolah Dasar metode yang dapat
digunakan dan dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran kepada siswa kelas
tinggi Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1) ceramah, 2) tanya jawab, 3) diskusi,
4) simulasi dan bermain peran, 5) pemecahan masalah, 6) karya wisata, 7)
penugasan, 8) proyek, 9) studi kasus, 10) observasi dan pengamatan, dan lain-lain.
3. Pembelajaran pada Sekolah Dasar Diluar Negeri (Belanda dan Malaysia)
1. Sistem Pendidikan di Belanda
Beberapa aspek dari hasil observasi yang di dapat dari sistem pendidikan di Belanda
adalah sebagai berikut:
a. Jenjang pendidikan di Belanda dimulai dari pendidikan tingkat dasar dan
lanjutan (primary and secondary education), pendidikan tingkat menengah
kejuruan (senior secondary vocational education and training) dan pendidikan
tingkat tinggi (higher education).
b. Di Belanda anak-anak mulai diwajibkan untuk sekolah pada saat mereka
memasuki usia 4-5 tahun.
c. Sekolah swasta dibiayai yayasan atau sekolah itu sendiri. Sementara sekolah
umum dikelola pemerintah daerah. Sekolah agama dikelola suatu dewan yang
mengelola pembiayaannya. Berdasarkan agama, terdapat Sekolah Katolik,
Protestan, Yahudi, dan Muslim, baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun
perguruan tinggi.
d. Murid yang belajar di sekolah umum, agama, dan netral dibiayai pemerintah
dengan anggaran yang sama bila memenuhi persyaratan. Tetapi pada dasarnya
murid tidak membayar sekolah, meskipun sekolah diperbolehkan menarik
sumbangan pendidikan dari orang tua murid.
e. Tingkat pertama pendidikan wajib (sekolah) di Belanda disebut Basisschool
(Sekolah Dasar). Anak-anak duduk di tingkat dasar ini selama 8 tahun (tiap
tingkatannya disebut “groep”). Untuk tahun pertama dan kedua (grup 1 dan 2)
biasanya digabung menjadi satu. Pada grup 3, anak-anak mulai diajar membaca,
menulis, dan matematika, sedangkan mulai grup 7 anak-anak diajar bahasa
Inggris.
f. Program pendidikan atau sekolah yang menarik
g. Pada grup 8 anak-anak harus menempuh tes yang disebut Cito Eindtoets
Basisonderwijs (tes akhir pendidikan dasar), sering disingkat menjadi Citotoets.
Berdasarkan hasil Citotoets dan saran kepala sekolah, anak dapat memilih

3
persiapan pendidikan kejuruan menengah (Voorbereid Middelbaar
Beroepsonderwijs/VMBO), apakah VMBO atau HAVO (Hooger Algemeen
Voortge- zet Onderwijs/Sekolah Lanjutan Atas Umum) atau VWO
(Voorbereidend Wetenschappelijk Onderwijs/Sekolah Persiapan Ilmu Penge-
tahuan) untuk melanjutkan ke universitas.
2. Sistem Pendidikan di Malaysia
Beberapa aspek dari hasil observasi yang di dapat dari system pendidikan di
Malaysia adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan formal yang ada di malaysia dimulai dari Pra-sekolah, Pendidikan
Rendah, Pendidikan Menengah, Pendidikan Pra-Universiti dan Pengajian
Tinggi.
b. Pendidikan prasekolah atau yang disebut „tadika‟ mengajar anak mulai usia 4
sampai 6 tahun. Pendidikan ini bukan pendidikan yang wajib di Malaysia.
Pendidikan prasekolah umumnya diselenggarakan oleh pemerintah maupun
pihak swasta. Jika di Indonesia, pendidikan ini seperti PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) atau TK (Taman Kanak-Kanak)
c. Pendidikan rendah di Malaysia ditempuh dalam waktu 6 tahun, pada usia 7
hingga 12 tahun. Mata pelajaran wajib yang diajarkan yaitu bahasa Melayu dan
bahasa Inggris.
d. Pendidikan rendah di Malaysia secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu
Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan. Perbedaan kedua jenis
tersebut adalah bahasa pengantar yang digunakan. Sekolah Kebangsaan
menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, Sekolah Jenis
Kebangsaan menggunakan bahasa Tamil atau bahasa Mandarin.
e. Pada akhir tahun keenam, pelajar akan mengikuti ujian UPSR (Ujian Penilaian
Sekolah Rendah). Setelah lulus ujian UPSR, pelajar meneruskan ke sekolah
menengah.
f. Pendidikan menengah terbagi menjadi 2 siklus: menengah bawah, berlangsung
3 tahun yang disebut Form I-III, dan menengah atas, berlangsung 2 tahun yang
disebut Form IV-V. Siswa sekolah dasar kebangsaan langsung melanjutkan ke
Form I. Adapun siswa dari sekolah jenis kebangsaan (Cina dan Tamil)

4
mengikuti kelas transisi 1 tahun untuk mendapatkan bekal bahasa Melayu yang
memadai, kecuali bagi siswa yang mendapatkan nilai yang memuaskan pada
Tes Penilaian Primer dapat langsung mengikuti Form I. Di akhir tahun
pendidikan menengah pertama, siswa menjalani Ujian Penilaian Menengah
Pertama (Lower Secondary Assessment Examination).
g. Pada tingkat menengah atas, siswa dapat memilih salah satu di antara dua
program yang ditawarkan: akademis dan teknik (kejuruan). Di akhir tahun,
pendidikan siswa di bidang akademi menjalani ujian Malaysia Certificate of
Education (MCE) yaitu sertifikat pendidikan Malaysia.
h. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk
mengejar 1 sampai 2 tahun pendidikan pasca pendidikan menengah untuk
mendapatkan Form VI dan pendidikan matrikulasi untuk persiapan masuk
universitas. Pendidikan matrikulasi dipersiapkan untuk memenuhi persyaratan
masuk khusus dari universitas tertentu. Adapun Form VI ditujukan untuk
memenuhi persyaratan dari semua universitas.
i. Siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah, mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian sertifikasi Sekolah Tinggi Malaysia yang
diselenggarakan oleh Dewan Ujian Malaysia. Lembaga pendidikan tinggi
mencakup universitas, akademi, dan politeknik. Program yang ditawarkan
beragam, mulai sertifikat, diploma, hingga degree levels. Pada tingkat sarjana
pendidikan ditempuh selama 3-4 tahun.

Anda mungkin juga menyukai