Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan bahkan


kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak
hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga
kesehatan.

Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga
kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu
meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki
makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

Salah satu instrument yang dapat berpengaruh dalam konsep

keperawatan ialah caring perawat. Perilaku caring perawat yang dapat

dikatakan sebagai jantung dalam praktik keperawatan dan menjadi suatu

bentuk penilaian dari pengguna jasa pelayanan pasien dalam pelayanan

kesehatan (Raghubir, 2018). Perilaku caring termasuk dalam suatu bentuk

dari kinerja perawat yang sangat dapat mempengaruhi perlakuan perawat

terhadap pasien. Sikap perawat terhadap pasien seperti kurang ramah,

kurangnya rasa simpatik, dan jarang tersenyum kepada pasien. Salah satu

penyebab pelayanan yang kurang memuaskan yakni kurangnya perilaku

caring perawat (Wahyudi, Dkk. 2017).

1. Definisi caring

Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari

secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

(Watson,2011). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perlu diperhatikan

tiga aspek yakni care, cure, dan core. Proporsi pelayanan yang di berikan

sebanyak tiga perempatnya adalah caring (tindakan yang berfokus pada kenyaman

dan kepuasan bagi klien selama di rawat), sedangkan seperempatnya curing

(tindakan pengobatan yang di berikan dalam proses penyembuhan) (Lydia,2011).

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien sebagai

pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan membantu salah satu

proses dari kesembuhan pasien itu sendiri. Perilaku caring adalah fokus utama
dalam praktik dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik,

menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan

kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap orang (Laila,

2011).

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati

padaorang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk

praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang

dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya

kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Tindakan caring atau perilaku caring

bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga

menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,

perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun

kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat,

(Sartika, 2010).

2. Persepsi Klien Tentang Caring

Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan fokus terbesar
dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan kesaehatan bersikap
sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya
menjadi teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan ( Attree, 2001 ). Klien dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat melakukan caring.

Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring ( Mayer, 1987; Wolf,
Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada membangun suatu hubungan yang
membuat perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat mempunyai klien yang
takut untuk dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum terampil
dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa klien akan lebih
diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan penjelasan
prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien, dapat membantu perawat
dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.

Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan sikap
pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk
menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata
etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien,
perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau
analisis.

Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat
terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada
klien dengan kepribadian khusus.

Nurse Caring Behavior

A. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )

1.Berespon terhadap keunikan klien

2.Memahami dan mendukung perhatian klien

3.Hadir secara fisik

4.Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia

5.Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta

6.Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien

7.Bersuara halus dan lembut

8.Memberi perasaan nyaman

B.Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )

1.Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai

2.Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta

3.Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman

4.Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta

5.Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan

C. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )

1.Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan

2.Bersikap ceria

3.Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masala

4.Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien

5.Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat


D. Persepsi klien dewasa yang dirawat ( Brown, 1986 )

1.Kehadirannya menentramkan hati

2.Memberikan informasi

3.Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional

4.Mampu menangani nyeri atau rasa sakit

5.Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan

6.Mempromosikan otonomi

7.Mengenali kualitas dan kebutuhan individual

8.Selalu mengawasi klien

E.Persepsi dari keluarga

1.Jujur

2.Memberikan penjelasan dengan jelas

3.Selalu menginformasikan keluarga

4.Mencoba untuk membuat klien nyaman

5.Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan

6.Memberikan perawatan emergensi bila perlu

7.Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas

8.Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin

9.Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman

3. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai,
pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam
spiritual, dan perawatan keluarga.

a.Kehadiran

Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),
kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk
fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu
bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu
menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
b.Sentuhan

Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan,
yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung
kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan
ini digambarkn dalam tiga kategori :

1)Sentuhan Berorientasi-tugas

Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah
dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur
dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.

2)Sentuhan Pelayanan (Caring)

Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).
Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan
memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).

3)Sentuhan Perlindungan

Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya
kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.

Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.

c.Mendengarkan

Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal
ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat
dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.

d.Memahami klien

Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai
inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan
pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat
terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.

e.Caring Dalam Spiritual

Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau
hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan,
serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.

Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapatmemahami satu sama
lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti,
mengerahkan harapan bagi klien dan perawat;mendapatkan pengertian tentang gejala,
penyakit,atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya
sosial, emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia
dengan manusia, roh dengan roh.

f.Perawatan Keluarga

Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung
pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang
dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses
penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga
dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan
yang baik dengan anggota keluarga klien.

Anda mungkin juga menyukai