Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi

Buku : The Sociology of Economy Life

Penulis : Mark Granovetter and Richard Swedberg

Penerbit : Westview Press

Tempat : SanFransisco , United State of America

Tahun : 1992

Review Artikel : 4. Economic backwardness in Historical Precpective

Sebuah pendekatan historis sangat lekat dengan suatu penjelasan mengenai kejadian dimasa lalu yang
pernah dilewati oleh sebagian pengamat ekonomi dimasing-masing Negara. Pendekatan historis selalu
memerlukan sebuah penjelasan langsung oleh pelaku utama dari para sejarawan, namun banyak
sejarawan dunia yang tidak menjelaskan berdasarkan prespektif mereka mengenai apa yang akan terjadi
di depan atau yang idealnya terjadi. Sebuah sejarah yang mendasari pemahaman di masa lalu akan
selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.

Tetapi kadang sejarah tidak memeberikan penjelasan tentang kejadian dimasa lalu secara gambling atau
transparan. Ada suatu kecurigaan bahwa apakah sebenarnya sejarah kadang memotong sebagian cerita
yang dianggap akan menggangu untuk menghubungkan masa lalu dan masa sekarang agar seakan suatu
historis dimas lalu terkesan aman dan sesuai jalur saja. Seperti yang di katakana oleh John Stuart Mill
“perbudakan keadaan-keadaan sebelumnya”.

Dalam bidang ekonomi, sejarah dimasa lalu hanya digunakan sebagai pengetahuan untuk menjadikan
sebuah pertimbangan penetapan kebijakan ekonomi dimasa yang ada. Dapat dikatakan begitu karena
semua keputusan dibidang kebijakan ekonomi pada dasarnya adalah keputusan yang berkaitan dengan
faktor yang relevan. Keadaan yang saat zaman itu terjadi, itulah yang menjadi suatu dasar atau patokan
untuk dijadikanya suatu kebijakan. Faktor-faktor yang sesuai pada zaman itu lebih disesuaikan dengan
informasi yang jelas adanya.

THE ELEMENTS OF BACKWARDNESS

Awal dari Negara berkembang dianggap sebagai Negara yang memiliki industrialisasi lebih lambat dari
Negara maju berdasarkan generalisai grand Marxian yang menyatakan bahwa Negara-negara maju telah
memberikan jalan atau melakulan eklplorasi/perjalanan lebih dulu untuk memberikan informasi
pembangunan bagi negaranya sendiri dan memberikan informasi pembangunan bagi Negara
berkembang. Tapi kita tetap harus berhati-hati menanggapi generalisasi semacam ini karena yang
dikandungnya cenderung menyembunyikan keberadaaan separuh lainya, artinya ada beberapa hal
penting mengenai perkembangan Negara berkembang yang tidak disampaikan karena Negara
berkembang dianggap memiliki fundamental yang berbeda dari Negara maju.
Penyampaian proses sejarah begitu penting menganai proses industrialisasi. Terjadi perbedaan yang
cukup signifikan tentang industrialisasi di ngara berkembang dan Negara maju. Pertama mengenani laju
pertumbuhan industri dan kecepatan pembangunan , karena Negara maju telah mendeklarasikan bahwa
ia telah lebih dulu men getahui informasi tentang pembangunan maka Negara maju lebih jauh didepan
Negara berkembang. Kedua , iklim intelektual dimana industrialisasi berlangsung ,tentang semangat
atau ideology yang berada di Negara berkembang dan Negara maju sangat berbeda. Ketiga, situasi khas
yang sedang terjadi di Negara berkembang digambarkan sebagai ketegangan anatara keadaaan ekonomi
saat itu dan adanya hambatan yang terjadi di Negara tersebut. Hambatan dan keadaan ekonomi di
Negara berkembang dan Negara maju mengindikaasikan adanya perbendaan , karena di negara maju
pasti ditemui hambatan yang reltif lebih kecil dibandingkan dengan hambatan yang terjadi di Negara
berkembang. Keempat , inovasi teknologi adalah salah satu faktor utama yang menjamin kecepatan
tinggi pembangunan memasuki tahap industrialisasi dimasing-masing Negara , baik Negara berkembang
ataupun Negara maju. Kelima, prospek industrialisai Negara berkembang sering dinali buruk , dalam hal
murahnya tenaga kerja dibandingkan dengan barang modal yang mengakibatkan kesulitan dalam
mengganti modal yang ada untuk tenaga kerja yang berlimpah. Kadang-kadang murahnaya tenaga kerja
di Negara berkembang dikatakan membantu dalam proses industrialisasi , namun ini juga akan
dikembalikan pada bagaiaman situasi actual yang lebih kompleks daripada yang muncul berdasarkan
model sederhana. Fakta yang ada juga harus dipertimbangkan , bahwa tenaga kerja dalam proses
industrialisasi dapat diandalkan jika adanya sifat disiplin pada tenaga kerja , tetapi sifat ini tidak banyak
dimiliki oleh tenaga kerja di Negara berkembang.

THE BANKS

Pada proses ini diawali pada kejadian yang terjadi di Perancis. Ketika Perancis dipimpin oleh Napolleon
III disitu awal Perancis mengakhiri periode stagnasi ekonomi yang sudah dialami sejak kepemimpinan
Napolleon I. Perancis mulai membuka diri dengan perdagangan ataupun keadaan ekonomi internasional
, melalui kebijakan pengurangan tarif dan kuota dan penghapusan larangan impor. Pada saat yang sama
perancis juga mengalami kelemahan dalam perekonomian sebagai dampak dari adanya kebijakan
mereka , karena pemerintah dianggap lebih lemah dibandingkan dengan kekuatan kepentingan pribadi.
Oleh karena kejadian tersebut dorongan kepada pemerintah perancis menganai perbankan lebih kuat
untuk membentuk industrialisasi eknomi di Perancis. Yang ditakutkan oleh warga perancis kala itu jika
tidak segera memperbaiki kondisi perbankan adalah akan terjadi korupsi yang besar dilakukan oleh
kepentingan pribadi. Padahal produk keuangan tersebut lebih bisa digunakan untuk keperluan kemajuan
industrialisasi ekonomi Negara. Selain itu bank juga diharapkan tidak hanya sebagai penggerak
perbankan kuno tetapi juga sebagai penggerak kredit untuk kemajuan Negara.

Hal serupa juga terjadi di Negara-negara eropa lainya seperti Jerman , Belgia , dan Inggris. Mereka
menggabungkan bank konvensial dengan bank pengkreditan agar sumber modal jangka pendek dan
bank yang dirancang untuk membiayai kebutuhan investasi jangka panjang ekonomi. Hasilnya adalah
lembaga keuangan yang jauh lebih sehat.

THE STATE
Industrialisasi Negara akan menemukan metodenya masing-masing. Tidak setiap Negara harus memilki
kesamaan dalam pengembangan industrinya. Tergantung pada kemampuan yang dimilki dan bagaimana
kondisi sumberdaya yang ada selama periode tertentu bisa dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang. Seperti yang dilakukan Jerman dalam mengembangkan industri negaranya, mereka memilih
metode mereka sendiri untuk itu. Belum tentu apa yang dilakukan Jerman bisa diterapkan pada Negara
lain karena (1) karena keberadaan negara-negara terbelakang tertentu di mana tidak ada fitur yang
sebanding dari pengembangan industri dapat ditemukan dan (2) karena keberadaan negara-negara di
mana unsur-unsur dasar keterbelakangan muncul dalam bentuk yang begitu ditekankan sehingga
mengarah pada penggunaan instrumen kelembagaan industrialisasi yang pada dasarnya berbeda.

Suatu kebijakan lain yang bisa dikatakan “aneeh” dilakukan oleh pemerintah Rusia (1) Dasar adalah fakta
bahwa negara, digerakkan oleh kepentingan militernya, mengambil peran agen utama yang mendorong
ekonomi. kemajuan di negara ini. (2) Fakta bahwa pembangunan ekonomi dengan demikian menjadi
fungsi dari urgensi militer memberikan karakter yang tersentak-sentak pada jalannya perkembangan itu;
itu berjalan cepat setiap kali kebutuhan militer mendesak dan mereda ketika tekanan militer mereda. (3)
Moda kemajuan ekonomi secara tiba-tiba menyiratkan bahwa, setiap kali terjadi peningkatan kegiatan
ekonomi yang sangat besar, beban yang sangat berat diletakkan di pundak generasi-generasi yang masa
hidupnya kebetulan bertepatan dengan periode perkembangan yang intensif. (4) Untuk mengatur
secara efektif pengorbanan besar yang diperlukan, pemerintah harus menundukkan populasi yang
enggan pada sejumlah langkah penindasan yang parah agar beban yang dikenakan dapat dihindari
dengan melarikan diri ke daerah perbatasan di tenggara dan timur. (5) Justru karena besarnya tuntutan
pemerintah, periode perkembangan yang cepat sangat mungkin memberikan jalan bagi stagnasi yang
berkepanjangan, karena upaya besar telah didorong melampaui batas ketahanan fisik penduduk dan
stagnasi ekonomi jangka panjang. adalah konsekuensi yang tak terhindarkan.

THE GRADATIONS OF BACKWARDNESS

Mantan industry kecil telah tumbuh menjadi ibarat seorang “laki-laki” yang kuat, kekuasaan asli yang
tak perlu dari bank atas perusahaan industri tidak lagi dapat dipertahankan . perusahaan industri
mengubah koneksi dengan satu bank menjadi kerja sama dengan beberapa bank. Ketika mantan industri
protektorat menjadi berdaulat secara ekonomi, mereka memulai kebijakan untuk mengubah aliansi
terkait dengan bank. Banyak raksasa industri, seperti industri teknik listrik, yang tidak mungkin
berkembang tanpa bantuan dan keberanian wirausaha dari bank, mulai mendirikan bank sendiri.

IDEOLOGIES OF DELAYED INDUSTRIALIZATIONS

Industrialisasi kapitalis di bawah naungan ideologi sosialis mungkin, bagaimanapun juga, merupakan
fenomena yang tidak terlalu mengejutkan daripada yang tampak pada pandangan pertama. Dalam
kondisi keterbelakangan "absolut" Rusia, sekali lagi, diperlukan ideologi yang jauh lebih kuat untuk
meminyaki roda intelektual dan emosional industrialisasi daripada di Prancis atau di Jerman. Gradasi
keterbelakangan institusional tampaknya menemukan pasangan mereka dalam pemikiran laki-laki
tentang keterbelakangan dan cara di mana hal itu dapat dihapuskan. Untuk menerobos hambatan
stagnasi di negara terbelakang, untuk menyalakan imajinasi pria, dan untuk menempatkan energi
mereka dalam pelayanan pembangunan ekonomi, obat yang lebih kuat diperlukan daripada janji alokasi
sumber daya yang lebih baik atau bahkan dari harga yang lebih rendah. roti. Dalam kondisi seperti itu
bahkan pengusaha, bahkan pengusaha berani dan berinovasi klasik, membutuhkan stimulus yang lebih
kuat daripada prospek keuntungan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai