Anda di halaman 1dari 41

Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah

MENUJU TERTIB ADMINISTRASI,


TERTIB FISIK DAN TERTIB HUKUM
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Dasar Hukum BMN
Perbendaharaan Negara
UU 17/2003
UU 1/2004
Keuangan Negara
1. PMK-120/PMK.06/2007
2. PMK-137/PMK.06/2014
3. PMK-145/KM.06/2014
4. PMK-50/PMK.06/2014
5. PMK-78/PMK.06/2014
6. PMK-90/PMK.06/204
7. PMK-27 TAHUN 2014
PP 27/2014 8.
9.
PMK 57/PMK.06/2016
PMK 87/PMK.06/2016
Pengelolaan BMN/D 10. PMK 83/PMK.06/2016

1. Penatausahaan BMN
PERPRES 2. Penggolongan dan Kodefikasi BMN
70/2012 3. Perubahan atas KMK No. 94/KM.6/2013 ttg. Modul Penyusutan BMN berupa aset tetap
pd. Entitas Pemerintah Pusat
4. Tatacara Pelaksanaan Penghapusan BMN
5. Tatacara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN
PERPRES Pengadaan 6. Perubahan atas PMK No. 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN berupa aset tetap
4/2015 Barang/Jasa pada entitas Pemerintah Pusat
7. Tatacara Pengelolaan BMN
Pemerintah 8. Tatacara Pelaksanaan Sewa BMN
9. Tatacara Pelaksanaan Penggunaan BMN
10. Tatacara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan BMN
PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D

Menteri Keuangan selaku BUN adalah Pengelola Barang Milik Negara

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah  Pengguna Barang Milik


Daerah

Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan Kementerian


Negara/Lembaga adalah Pengguna Barang Milik Negara

3
TERMINOLOGI PENTING
4
Sebatas utk penyelenggaraan
Penggunaan
Tupoksi Satuan Kerja

Sewa;
Pinjam Pakai;
BMN/D Pemanfaatan Kerja Sama Pemanfaatan;
Bangun Guna Serah (BGS)
& Bangun Serah Guna (BSG)

Penjualan;
Pemindahtanganan Tukar Menukar;
Hibah;
Penyertaan Modal Pemerintah
 Menetapkan tanah dan/atau bangunan yg harus
Penggunaan diserahkan
 Menetapkan status penggunaan BMN

 Sewa, Pinjam pakai,KSP


Objek : Tanah dan/atau bangunan yg berada/sudah
PENGELOLA Pemanfaatan diserahkan kpd Pengelola
BARANG
 BGS/BSG
Objek : Tanah

 Penjualan
Objek : Tanah dan/atau bangunan
Pemindahtanganan
 Tukar menukar, Hibah, PMP
Objek : Tanah dan/atau bangunan yg berada/sudah
diserahkan kpd Pengelola
Penggunaan Penggunaan BMN sesuai dengan Tupoksi

 Sewa
 Kerjasama Pemanfaatan

PENGGUNA Pemanfaatan  Objek


BARANG  Sebagian tanah/bangunan yang masih digunakan
 Selain tanah dan/atau bangunan
Dengan izin Pengelola Barang

 Penjualan
Objek : selain tanah dan/ atau bangunan
 Tukar menukar
Obyek: - Sebagian tanah dan/ atau bangunan yang masih
digunakan
Pemindahtanganan - Selain tanah dan/atau bangunan
 Hibah dan PMP
Obyek : - Tanah dan/atau bangunan yang dari awal
direncanakan utk hibah/ PMP
- Selain tanah dan/ atau bangunan
Dengan izin Pengelola Barang
SISTEMATIKA

PENGGUNAAN
PEMANFAATAN
PENGAMANAN
PENGGUNAAN

adalah

Kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan


menatausahakan BMN/D yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
instansi yang bersangkutan
PENGGUNAAN
1. Status penggunaan BMN ditetapkan oleh pengelola Menkeu, sedangkan BMD
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota;
2. Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan
memperhatikan:
 Digunakan untuk menyelenggarakan Tupoksi;
 Menunjang penyelenggaraan Tupoksi instansi yang bersangkutan.
3. Penetapan status penggunaan atas BMN/D yang digunakan oleh selain kementerian
negara/lembaga/SKPD dapat dilakukan sepanjang sesuai tugas pokok dan fungsi
dan/atau dalam menjalankan penugasan pemerintah sebagai pelaksanaan
kewajiban pelayanan umum
Mekanisme
Penetapan Status Penggunaan (PSP) BMN

• Pengguna barang melaporkan barang milik negara yang diterimanya


kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan;
• Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul
penggunaan dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk
ditetapkan status penggunaannya.
• Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan
dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna
barang dan/atau kuasa pengguna barang yang bersangkutan.
BMN Yang Tidak Digunakan (IDLE)

• Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan kepada gubernur/bupati/ walikota melalui pengelola barang
untuk barang milik daerah.
• Gubernur/bupati/walikota menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena sudah tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan.
• Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak
digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan
kepada gubernur/bupati/walikota dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan
tanah dan/atau bangunan dimaksud.
 Syarat Umum
1. Dokumen kepemilikan asli untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan
2. Copy dokumen kepemilikan atau BAST untuk BMN selain tanah dan/atau
bangunan
3. Kartu Identitas Barang;
4. Data lokasi, luas, nilai perolehan BMN

 Syarat Khusus
Perjanjian antara pengguna barang dengan pihak lain (memuat jangka
waktu dan kewajiban para pihak) dalam hal BMN berupa bangunan dibangun
di atas tanah pihak lain
Format Usulan PSP BMN Tanah dan/atau Bangunan

LAMPIRAN SURAT
Nomor :
Tanggal :

DAFTAR TANAH DAN/ATAU BANGUNAN pada …….


YANG DIMINTAKAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN

Nomor Bukti Kepemilikan Perolehan


No Jenis Barang Kode Barang Lokasi Luas m2 Nilai Perolehan (Rp)
(Sertipikat/IMB) Tahun Asal
(Nama Satker)
A Tanah
1
2
Sub Jumlah - -
B Bangunan
1
2
Sub Jumlah - -
TOTAL - -

Pimpinan Satker,

………………………….
………………………….
Format Usulan PSP BMN Kendaraan Bermotor

LAMPIRAN SURAT
Nomor :
Tanggal :

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR pada ….


YANG DIMINTAKAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN

No Nama Barang Kode Barang NUP Merk/Type Tahun Perolehan Nilai Perolehan (Rp) Kondisi/ Keterangan
(Nama Satker)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
JUMLAH -

Pimpinan Satker,

………………………….
………………………….
PEMANFAATAN
adalah

pendayagunaan BMN/D yang tidak digunakan sesuai dengan tugas pokok


dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam
bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Serah
Guna/Bangun Guna Serah dengan tidak mengubah status kepemilikan

Bentuk:
sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan
Bangun Guna Serah dan
Bangun Serah Guna
Kerjasama pemanfaataan infrastruktur
PEMANFAATAN

meliputi:

a. Sewa:
adalah pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima
imbalan uang tunai.

b. Pinjam Pakai:
adalah penyerahan penggunaan BMN/D antara pemerintah pusat dengan
pemerintahdaerahatau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima
imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola
barang.
c. Kerjasama pemanfaatan:
adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/ pendapatan daerah dan sumber
pembiayaan lainnya
d. Bangun guna serah
adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan
kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya
jangka waktu
e. Bangun serah guna
adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati.
SEWA

 Penyewaan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah


dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna
barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh
pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola
barang.
SEWA

Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama lima tahun sejak
dcitandatangani perjanjian dan dapat diperpanjang dengan persetujuan dari
pengelola barang.
Penetapan formula besaran tarif sewa
Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang
sekurang-kurangnya memuat:
1. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
2. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu;
3. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka
waktu penyewaan;
4. persyaratan lain yang dianggap perlu.
Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya
wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah
Pinjam Pakai

 Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara


pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah.
 Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerah paling lama
lima tahun dan dapat diperpanjang satu kali.
 Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-
kurangnya memuat:
1. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
2. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu;
3. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka
waktu peminjaman;
4. persyaratan lain yang dianggap perlu.
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
 Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka:
1. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah;
2. meningkatkan pendapatan daerah.
 Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan bentuk:
1. kerja sama pemanfaatan barang milik daerah atas tanah dan/atau bangunan yang sudah
diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota;
2. kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih digunakan oleh
pengguna barang;
3. kerja sama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan.
 Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah (tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan
oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota) dilaksanakan oleh pengelola barang
setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/ walikota.
 Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan /atau bangunan yang
masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh
pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang.
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
 Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah untuk
memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik negara/daerah
di maksud;
2. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima
peserta/peminat, kecuali untuk barang milik negara/daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan
penunjukan langsung;
3. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum negara/daerah setiap
tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil
kerjasama;
4. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan
dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang;
5. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus
mendapat persetujuan pengelola barang;
6. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemafaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan
barang milik negara/daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan;
7. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama tiga puluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dan
dapat diperpanjang.
 Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan tidak dapat
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah .
TATACARA PEMANFAATAN
BARANG MILIK NEGARA (BMN)

Peraturan Menteri Keuangan (PMK)


Nomor 78/PMK.06/2014 Tgl. 30 April 2014
tentang Tatacara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara
(BMN)
Ruang lingkup

1. Pihak Pelaksana Pemanfaatan


2. Obyek Pemanfaatan
3. Jangka Waktu Pemanfaatan
4. Penerimaan Negara dari Hasil Pemanfaatan
5. Tatacara pelaksanaan : Sewa, Pinjam Pakai, KSP,
BGS/BSG, dan KSPI
6. Pengamanan dan Pemeliharaan Obyek Pemanfaatan
7. Penatausahaan Pemanfaatan, dan
8. Sanksi
PRINSIP UMUM
PEMANFAATAN BMN

1. Tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan


pemerintah negara
2. Memperhatikan kepentingan negara dan kepentingan umum
3. Tidak mengubah status kepemilikan BMN
4. Harus ditetapkan Status Penggunaannya oleh Pengelola
Barang/Pengguna Barang
5. Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan
yang berkaitan dengan pemanfaatan dibebankan pada Mitra
Pemanfaatan
6. Penerimaan Negara dari pemanfaatan BMN yang meupakan penerimaan
negara yang wajib disetorkan seluruhnya ke Rekening Kas Umum Negara
7. Dilarang dijaminkan atau digadaikan.
PENGHAPUSAN

Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi:


a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna
b. Penghapusan dari daftar barang milik negara/daerah.

1) Penghapusan barang milik negara/daerah dilakukan dalam hal barang milik


negara/daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna
barang dan/atau kuasa pengguna barang;
2) Penghapusan dilakukan dengan penerbitan surat keputusan penghapusan dari:
a. Pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang untuk
barang milik negara;
b. Pengguna barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota
atas usul pengelola barang untuk barang milik daerah.
3) Pelaksanaan atas penghapusan selanjutnya dilaporkan kepada pengelola barang.
INVENTARISASI
 Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN.

 Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan


nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada
dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada
dalam pengelolaan Pengelola Barang.

 Tujuan inventarisasi adalah (a) agar semua BMN dapat


terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan tertib
administrasi dan (b) untuk mempermudah pelaksanaan
pengelolaan BMN.
 Tujuan inventarisasi adalah
(a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya
mewujudkan tertib administrasi dan
(b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.

 Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan


nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada
dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada
dalam pengelolaan Pengelola Barang.
• Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-kurangnya sekali
dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan
inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan (KDP)
setiap tahun adalah opname fisik.
• Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim
Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna
Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada
Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
 Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi
bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit penatausahaan pada
Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara
Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang
dimaksud.
 Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus
menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar
barang dan hasil inventarisasi.
 Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada Pengguna Barang adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan
penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau
Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan
Negara, atau pejabat yang dikuasakan.
• Daftar Barang Kuasa Penggguna
• Buku Barang
• Kartu Identitas Barang
• Daftar Barang Ruangan
• Daftar Barang Lainnya
• Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan
• Dokumen kepemilikan BMN
• Dokumen pengelolaan dan penatausahaan BMN
• Dokumen lainnya yang dianggap perlu
SASARAN INVENTARISASI

adalah SEMUA BARANG MILIK NEGARA yang DIBELI, DIDAPAT,


DIHASILKAN baik secara SEBAGIAN maupun KESELURUHAN Melalui
APBN atau diperoleh di luar APBN sesuai peraturan perundangan yang
berlaku (Pada dasarnya adalah Barang-barang yang umur pakai/
teknisnya lebih dari satu tahun), meliputi:
• BARANG TIDAK BERGERAK seperti TANAH, BANGUNAN DLL.
• BARANG BERGERAK seperti KENDARAAN, PERALATAN BESAR,
PERALATAN LABORATORIUM,
• PERALATAN KANTOR DLL.
• BARANG PERSEDIAAN dalam Gudang & Tempat penyimpanan
lainnya.
Temuan
• Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tetap kurang tertib
• Pemanfaatan Aplikasi SIMAK-BMN masih kurang memadai (aplikasi kurang
sempurna, masih selisih dengan SAIBA, tidak tertib menginput data,
terdapat asset yang belum tercakup dalam SIMAK).
• Penatausahaan Aset Tetap Tanah pada Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Belum Optimal.
• Aset Tanah dan Rumah Dinas Masih Dikuasai oleh Pihak Lain
• Terdapat Selisih Tanah Dalam Laporan Keuangan dengan Fisik Tanah yang
Dikuasai .
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN

(1) Pengguna barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap


penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pemeliharaan, dan pengamanan barang milik negara/daerah yang berada
di bawah penguasaannya.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan penertiban untuk kantor/satuan kerja
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang.
(3) Kuasa pengguna barang dan pengguna barang dapat meminta aparat
pengawas fungsional untuk melakukan audit tindak lanjut hasil
pemantauan dan penertiban
(4) Kuasa pengguna barang dan pengguna barang menindaklanjuti hasil audit.
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN

(1) Pengelola barang berwenang untuk melakukan pemantauan dan investigasi


atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang
milik negara/daerah, dalam rangka penertiban penggunaan, pemanfaatan,
dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah sesuai ketentuan yang
berlaku.
(2) pengelola barang dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk
melakukan audit atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan barang milik negara/daerah.
(3) Hasil audit disampaikan kepada pengelola barang untuk ditindaklanjuti
sesuai ketentuan perundang-undangan.
PENGAMANAN

 Lingkup: Pengamanan administrasi, fisik, dan hukum

 Pengamanan Administrasi: pembukuan, inventarisasi, pelaporan BMN,


 Pengamanan Fisik: mis. Penyimpanan, pemagaran dll.
 Pengamanan Hukum: sertifikasi tanah, bukti status kepemilikan BMN
BUKTI STATUS

 Barang milik negara/daerah berupa tanah harus


disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang
bersangkutan.
 Barang milik negara/daerah berupa bangunan harus
dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah
daerah yang bersangkutan.
 Barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan
harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama
pemerintah/daerah yang bersangkutan.
BUKTI STATUS

 Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib


disimpan dengan tertib dan aman.

 Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik


daerah dilakukan oleh pengelola barang.
SANKSI

• Dalam hal terjadi kerugian negara/daerah karena


penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan barang, penggunaan
barang, pengurusan barang, dan/atau kekurangan perbendaharaan
diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

• Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara/daerah tersebut dapat


dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai