Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL


“KODING SINYAL”

Disusun oleh :
Febrianti Mahdar (191331043)

Tanggal Praktikum : 14 April 2021


Tanggal Pengumpulan : 21 April 2021

Instruktur :

Slameta, S.T., M.Eng.


Griffany Megiyanto R., S.ST, M.T.,

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI

D3 – TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2B
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
KODING SINYAL

I. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan proses koding dari hasil sinyal sampling dan kuantisasi
dalam pengolahan sinyal Analog ke Digital.

II. Landasan Teori


Koding Sinyal
Sebuah ADC diperlukan untuk mengkodekan tegangan sinyal analog yang berbentuk
sinyal waktu kontinu ke bentuk sederetan bit digital waktu diskrit sehingga sinyal
tersebut dapat diolah oleh komputer atau DSP. Proses pengkodean dalam ADC
menetapkan bilangan biner tertentu pada tiap level kuantisasi. Apabila terdapat level
kuantisasi sejumlah L, maka dibutuhkan bilangan biner sejumlah L. Jumlah digit yang
diperlukan sebanyak n-bit sehingga 2n ≥ L. Pada gambar 2.1 terdapat empat level
kuantisasi sehingga dibutuhkan 2-bit saja.

Gambar 2.1 Proses kuantisasi


Sehingga kode biner untuk gambar 2.1 adalah 00, 01, 10, 11 seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Proses koding sinyal


Proses pengkodean Sinyal pada gambar 2.2 setelah keluar dari ADC akan mempunyai
kode biner 10,11,11,11,11,10,01,01,00,00,00,01,01
III. Perangkat yang Diperlukan

1. 1 (satu) Buah PC multimedia OS Windows

2. 1 (satu) Perangkat lunak Octave

IV. Script Octave


coded_signal=[];
coded_signal(end+1)=codes(end);
coded_signal(end+1)=codes(index);

dec2bin(coded_signal)

V. Data Hasil Paktikum dan Analisis


SOAL
Jelaskan maksud dari coding dalam tahapan Pulse Code Modulation!

JAWABAN
 coded_signal=[];
‘coded signal=[]’ adalah aray kosong yang akan dipakai untuk menyimpan hasil dari
koding, fungsinya hampir serupa dengan ‘quantized signal’ yang memiliki fungsi
men-define array kosong untuk hasil kuantisasi. Dan penempatannya berdekatan
dengan variabel quantized signal.

 coded_signal(end+1)=codes(end);
‘coded_signal(end+1)=codes(end)’ adalah akan menyisipkan nilai diakhir nilai dari
coded signal, nilainya itu adalah nilai codes dengan pointer end (codes yang terakhir).
Codes ini adalah code code untuk setiap level kuantisasi. Kalau punya 16 level, berarti
0 – 15 diubah menjadi biner, ini merupakan code. Code signal pada baris terakhir
(end+1) bernilai codes yang paling terakhir.
 coded_signal(end+1)=codes(index);
coded signal(end+1) yang berisikan codes dengan pointer index dititpkan pada
‘if(sample<=boundary)’ jadi apabila sample kurang dari batasnya maka
coded_signal(end+1) disimpan dibaris terakhir array coded signal itu bernilai codes
dengan pointer index.

 dec2bin(coded_signal)
untuk penjelasan bagian ini, langsung dilakukan penjelasan pada hasil data praktik
dibawah.

Gambar 5.1 Sinyal Sampling dan Kuantisasi

Dari sampling – sampling tersebut nilainya sudah diubah menjadi kode biner, dan kode
binernya dapat dilihat dengan membuka ‘command window’ pada gambar 5.2 di
bawah.
Gambar 5.2 Tampilan Command Window
Dapat dilihat pada command window terdapat nilai nilai sample yang telah diubah
menjadi kode biner mulai dari 100 sampai 011.

Gambar 5.3 Sinyal Sampling (Sample ke-1)


Nilai dari sample satu pada grafik gambar 5.3 dapat diketahui dengan cara membuka
‘workspace’ pada gambar 5.4 Dilanjutkan dengan memilih ‘quantized signal’.
Gambar 5.4 Tampilan Workspace

Gambar 5.5 Tampilan quantized_signal


Lalu dapat dilihat nilai dari sample satu dalam pembuatan grafik adalah 0.14286.
Gambar 5.6 Tampilan Workspace
Apabila dilihat dari level kuantisasinya maka pada ‘Workspace’ pilih ‘levels’ seperti
pada gambar 5.6 .

Gambar 5.7 Tampilan ‘levels’


Dapat dilihat nilai 0.14286 berada pada nomor 5.
Gambar 5.8 tampilan ‘codes’
Lalu ubah nomor 5 menjadi binary/koding, kalau dalam code nilai 0.14286 bukanlah 5
tetapi menjadi nomor 4 karena satunya dimulai dari 0 (binary) seperti yang ditunjukkan
pada gambar 5.8. Code 4 merupakan 100 sesuai dengan yang ditampilakan pada
command window pada gambar 5.2 untuk sample pertama nilainya adalah 100.

Gambar 5.9 Sinyal Sampling (Sample ke-4)


Dapat dilihat bahwa untuk sample ke-4 mempunyai nilai puncak yakni bernilai 1, hal
ini dapat dilihat di gambar 5.5 pada tampilan quantized_signal. Dapat dilihat nilai dari
sample empat dalam pembuatan grafik adalah 1. Apabila dilihat dari level
kuantisasinya maka pada ‘Workspace’ pilih ‘levels’ seperti pada gambar 5.6 .
Gambar 5.10 Tampilan ‘levels’
Dapat dilihat nilai 1 berada pada nomor 8.

Gambar 5.11 tampilan ‘codes’


Lalu ubah nomor 8 menjadi binary/koding, kalau dalam code nilai 1 bukanlah 8 tetapi
menjadi nomor 7 karena satunya dimulai dari 0 (binary) seperti yang ditunjukkan pada
gambar 5.11. Code 7 merupakan 111 sesuai dengan yang ditampilakan pada command
window pada gambar 5.2 untuk sample keempat nilainya adalah 111.

Gambar 5.12 Sinyal Sampling (Sample ke-11)


Nilai dari sample ke-11 pada grafik gambar 5.12 dapat diketahui dengan cara membuka
‘workspace’ pada gambar 5.4 Dilanjutkan dengan memilih ‘quantized signal’. Pada
tampilan quantized_signal. Dapat dilihat nilai dari sample sebelas dalam pembuatan
grafik adalah -0.71429. Apabila dilihat dari level kuantisasinya maka pada
‘Workspace’ pilih ‘levels’ seperti pada gambar 5.6

Gambar 5.13 Tampilan ‘levels’


Dapat dilihat nilai -0.71429 berada pada nomor 2.

Gambar 5.14 tampilan ‘codes’


Lalu ubah nomor 2 menjadi binary/koding, kalau dalam code nilai -0.71429 bukanlah
2 tetapi menjadi nomor 1 karena satunya dimulai dari 0 (binary) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5.14. Code 1 merupakan 001 sesuai dengan yang
ditampilakan pada command window pada gambar 5.2 untuk sample kesebelas nilainya
adalah 001.

V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

 Proses pengkodean dalam ADC menetapkan bilangan biner tertentu pada tiap level
kuantisasi

 Dalam mengkonversi nilai bilangan analog ke digital harus melewati 3 proses terlebih
dahulu yakni proses sampling sinyal, proses kuantisasi sinyal, lalu koding sinyal
VI. Referensi
[1] "Tutorials Point," Digital Communication Quantization , [Online]. Available:
https://www.tutorialspoint.com/digital_communication/digital_communication_quantization.htm.
[Accessed 17 April 2021].

[2] "Staffnewuny," Sampling dan Kuantisasi, [Online]. Available:


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132103066/pendidikan/Sampling+dan+Kuantisasi_1.pdf. [Accessed
17 April 2021].

[3] Hary, "Praktikum Pengolahan Sinyal - Codec dan Sampling," [Online]. Available:
http://bima.lecturer.pens.ac.id/materi%20praktikum%20dsp/ps2_codec_sampling.pdf. [Accessed 17
April 2021].

Anda mungkin juga menyukai