Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Peran Perawat
Dalam Kesehatan Lingkungan”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Dasar Keperawatan BLOOK 0026 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Kosala. Makalah ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan banyak pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Dra. E. Dwi Ningsih, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Kosala.
2. pak Budi Kristanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta, yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
4. Orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi bagi penulis
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran ditentukan oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk
dari perilaku yang diharapkan dari melihat orang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21). Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk
menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab secara profesional sesuai dengan etika
profesional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran perawat dalam kesehatan lingkungan rumah sakit ?
2. Bagaimana peran perawat dalam keluarga ?
3. Bagaimana peran perawat dalam kesehatan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengusai etika dan sikap profesional perawat, komunikasi
terapeutik dalam keperawatan kelompok khusus dan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang peran perawat dalam kesehatan
lingkungan.
D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
lingkungan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
(c) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
(d) Hak atas rahasia pribadi Hak atas balas jasa
3. Conselor
Conselor Konseling adalah proses klien untuk menyadari dan mengatasi
tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.
2
tanah yang dangkal. Dalam permukaan antara 5 smpai 15 meter. Air
sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua didalam
tanah. Dalam dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter.
Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam sudah cukup sehat
untuk dijadikan air minum.
b. Pengolahan air minum
1) Pengolahan air dengan menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilaukan dengan kerikil, ijuk
dan pasir. Penyaringan pasie dengan teknologi tinggi dilakukan oleh
PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
2) Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang diguanakn dapat berupa 2 macam yakni zat kimia
yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat
pengendapan (misal tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi
untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam
air, misal klor (CL)).
3) Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih
tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.
Pengolahan semacamini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil
misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihatdari konsumennya,
pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
a) Pengolahan air minum untuk umum
Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam
suatu dam (danau buatan)yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan kedanau tersebut
melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat
sumurpompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bakferosemen dan disekitarnya dibangun
atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitarbak tersebut
dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujanbaik yang berasal dari sumur (danau) dan bak
penampungan tersebut secara bakteriologikbelum terjamin untuk
itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya
sendirimisalnya dengan merebus air tersebut.
b) Pengolahan air sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui sarin
gan kasar yang dapatmemisahkan benda-benda padat dalam
partikel besar. Bak penampung I tadi diberisaringan yang terdiri
dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke
bakpenampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini
3
baru dialirkan ke penduduk ataudiambil penduduk sendiri
langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
4) Pengolahan mata air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola
dengan melindungi sumbermata air tersebut agar tidak tercemar oleh
kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan kerumah-rumah
penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat
langsungmengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi
tersebut.
5) Pengolahan air untuk rumah tangga
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup me
menuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah
pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap
tinggi untuk masyarakat pedesaan.
6) Air hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui
penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan
penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran
talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada
musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi
keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih
besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.
2. Sanitasi makanan
a. Kriteria makanan layak untuk dimakan
1) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
3) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai
akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat,
serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena
tekanan, pemasakan dan pengeringan.
b. Higiene dan sanitasi
Menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
danmelindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan
untuk melindungikebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi
kebersihan piring, membuang bagianmakanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.Sanitasi makanan
adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatandan
4
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahayayang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai
dari sebelum makanan diproduksi,selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimanamakanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat
ataukonsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnianmakanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akanmerugikan pembeli.
mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.
c. Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannyaterjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah
membusuk atau rusak sepertidaging, ikan, susu, telor, makanan dalam
kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang baikkadang kala tidak mudah
kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang begirtupanjangdan
melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya
mendapatkanbahan makanan yang baika dalah menghindari
penggunaan bahan makanan yang berasaldari sumber tidak jelas (liar)
karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secarakualitasnya.
d. Cara peyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahanmakanan yang tidak segera diolah terutama untuk
katering dan penyelenggaraan makananRS perlu penyimpanan yang
baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dandapat
membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang
memenuhisyarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai
berikut :Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang
bersih dan memenuhisyarat.Barang-barang agar disusun dengan baik
sehingga mudah diambil, tidak memberikesempatan serangga atau tikus
untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untukproduk yang mudah
busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
e. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu :
1) Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, tempatpengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai
peranan yang penting dalamproses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harusselalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
5
2) Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang
secara langsungberhubungan dengan makanan dan peralatan mulai
dari tahap persiapan, pembersihan,pengolahan pengangkutan
sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, perandari
penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah
makanan ini mempunyaipeluang untuk menularkan penyakit. Banyak
infeksi yang ditularkan melalui penjamahmakanan, antara lain
Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan
tenggorokan,kuman Clostridium perfringens, Streptococcus,
Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.Oleh sebab itu penjamah
makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
3) Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagaiakibat cara pengolahan yang salah dan
mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dansanitasi yang baik
atau disebut GMP (good manufacturing practice).
f. Cara menyimpan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
tempat penyimpananmakanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan
pada suhu dingin. Makanan yangmudah membusuk sebaiknya disimpan
pada suhu dingin yaitu < 400 C. Untuk makananyang disajikan lebih dari
6 jam, disimpan dalam suhu -50 s/d -100 C.
3. Pengolahan Bahan-bahan Limbah
Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah indust
ri yangmenghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagi
industri-industri besar,seperti industri pengolahan kelapa sawit, teknologi
pengolahan limbah cair yang digunakan mungkin sudah memadai, namun
tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namundemikian, mengingat
tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh air limbah yang tidak
dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan informasi
mengenaipengelolaan air limbah secara benar. Pengelolaan limbah adalah
kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization),
segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan
pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal,
kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan
bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila
pengelolaan limbah hanya diarah kanpada kegiatan pengolahan limbah
maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbahakan sangat berat,
membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan
6
biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah
(pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu
mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melaksanakan pelayanan keperawatan professional dalam suatu system
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan khususnya pelayanan atau
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk
pelayanan kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas
kesehatan yang lebih baik.
B. Saran
Bagi mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana
peran kesehatan lingkungan di rumah sakit, masyarakat dan keluarga.
1
DAFTAR PUSTAKA
Amperaningsih et.al. 2016. Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Perkesmas. Jurnal
Kesehatan