Anda di halaman 1dari 34

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat-Nya makalah yang berjudul “SEJARAH PERADABAN DAN SENI

BUDAYA CINA” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Penulis juga

sampaikan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah

ini dapat memberikan dampak positif bagi pembaca. Bahkan penulis

berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan referensi bagi karya

tulis lainnya di kemudian hari.

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu

tugas dari Bapak/Ibu Dosen ….. mata kuliah …… pada jurusan DKV di

Fakultas …….. Universitas…………

Bagi penulis, masih terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh

karena itu dimohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

Bekasi, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.3 TUJUAN PENELITIAN....................................................................................2
1.4 METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
2.1 LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERADABAN CINA............................5
2.1.1 PENGERTIAN PERADABAN.......................................................................5
2.1.2 PENGERTIAN PERADABAN MENURUT PARA AHLI............................5
2.1.3 CIRI-CIRI PERADABAN...............................................................................8
2.1.4 WUJUD PERADABAN................................................................................10
2.1.5 PENDIDIKAN PENENTU SUATU PERADABAN....................................11
2.1.6 PENYEBAB TERJADINYA PERADABAN CINA.....................................12
2.2 BENTUK PEMERINTAHAN.........................................................................15
2.2.1 MONARKI.....................................................................................................15
2.2.2 REPUBLIK....................................................................................................18
2.3 BENTUK SOSIAL POLITIK KEMASYARAKATAN...................................19
2.4 HASIL SENI BUDAYA...................................................................................19
BAB III PENUTUP.........................................................................................................31
3.1 SIMPULAN.....................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Cina atau juga disebut dengan Tiongkok merupakan negara

terluas di benua Asia, yaitu 9.564.500 km2 atau 3.692.000 mil2, negara

terluas ketiga setelah Rusia dan Kanada, serta memiliki jumlah penduduk

yang sangat besar yaitu 1.35 miliar jiwa, hal itu menjadi penyebab negara

ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah seperti batubara,

minyak bumi, gas alam, tungsten, fosfat, bijih besi, tembaga, aluminium,

emas, perak, uranium, mangan, timah, seng, graphit, fosfor, belerang,

potasium, kalium. Selain itu negara Cina memiliki komoditi ekspor yang

sangat berpengaruh bagi perekonomian global seperti Elektronik, mesin-

mesin industri, pakaian, mainan anak-anak, barang-barang alat rumah

tangga, mobil, keramik, peralatan militer. (Embassy of The Republic of

Indonesia Beijing, People’s Republic of China. 2021 “Gambaran Umum

Tiongkok” https://kemlu.go.id/beijing/en/read/tiongkok/2394/etc-menu-,

diakses pada 27 September 2021 pukul 18.34)

Hal tersebut membuktikan bahwa Cina adalah negara yang

sangat maju, memiliki peradaban dan budaya yang bernilai dan tak dapat

dipisahkan dari latar belakangnya pada perspektif sejarah.

1
Khusus mengenai latar belakang kemajuan peradaban dan

budaya Cina dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti awal mula

berdirinya peradaban Cina, bentuk pemerintahan serta bentuk sosial

politik kemasyarakatan hingga pada akhirnya menghasilkan Seni Budaya

yang mencerminkan peradaban Cina itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk

memudahkan dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan

permasalahan yaitu:

1. Latar Belakang Berdirinya Peradaban

2. Bentuk Pemerintahan

3. Bentuk Sosial Politik Kemasyarakatan

4. Hasil Seni Budaya

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya peradaban Cina

2. Untuk mengetahui bentuk pemerintahan Cina

3. Untuk mengetahui bentuk sosial politik kemasyarakatan cina

4. Untuk mengetahui Hasil Budaya Cina

2
1.4 METODOLOGI PENELITIAN

Definisi pembagian metode penelitian sejarah menurut

(Kuntowijoyo) :

1. Pemilihan topik, kegiatan menentukan topik yang akan diteliti.

2. Heuristik, menurut GJ Reiner merupakan kegiatan untuk;

a. Memperoleh;

b. suatu teknik, suatu seni, yakni teknik mencari atau

mengumpulkan sumber;

c. benda-benda peninggalan;

d. sumber tertulis;

e. proses melakukan verifikasi atau pengujian terhadap

keaslian sumber.

3. Verifikasi / kritik, kegiatan menguji keaslian atau

keterpercayaan sumber.

4. Interpretasi, Kegiatan rekonstruksi atau menghubungkan antar

fakta sejarah.

5. Historiografi, Kegiatan menuliskan sejarah

3
Pembagian tahapan heuristik :

1. Collarboration, Membandingkan dokumen satu dengan yang lain.

2. Sourching, Mengidentifikasi nama, tempat dan tanggal dibuatnya

dokumen.

3. Contextualization, Mengidentifikasi tempat dan tanggal terjadinya

peristiwa.

Pembagian tahapan verivikasi / kritik :

1. Kritik eksternal, Kritik tentang keaslian sumber data.

2. Kritik internal, Kritik tentang keterpercayaan sumber data.

Pembagian tahapan historiografi :

1. Pendahuluan.

2. Pembahasan.

3. Penutup.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERADABAN CINA

2.1.1 PENGERTIAN PERADABAN

Apa itu peradaban? Pengertian peradaban secara umum adalah

bagian dari kebudayaan. Secara bahasa, Peradaban dalam bahasa

belanda disebut bescahaving, dalam bahasa Inggris disebut civilization,

dan dalam bahas Jerman disebut Die Zivilsation.

Civilization berasal dari bahasa latin yaitu civilis yang berarti sipil,

yang berhungan dengan kata “civis” atau penduduk serta civitas atau kota.

Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian peradaban atau civilation menurut

bahasa adalah keadaan menjadi penduduk yang memiliki kemajuan

berarti dan lebih baik. Maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut

dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

2.1.2 PENGERTIAN PERADABAN MENURUT PARA AHLI

Berikut akan dipaparkan pengertian peradaban menurut Para ahli:

Arnold Toynbee menyatakan peradaban adalah kebudayaan yang

telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.

Pengertian lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh

hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan

5
manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-

nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).

Albion Small menyatakan bahwa Peradaban adalah kemampuan

manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk

meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu, kebudayaan mengacu

pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu

pengetahuan dan teknologi. Menurut Albion Small, yang mengatakan

bahwa peradaban berhubungan dengan suatu perbaikan yang bersifat

kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia, sedangkan kebudayaan

mengacu pada suatu yang bersifat material, faktual, relevan, dan konkret.

Menurut pendapat Bierens De Hann yang mengemukakan

pendapatnya tentang pengertian peradabadan yang memiliki arti bahwa

peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik.

Jadi, peradaban memiliki kegunaan praktis dalam hubungan

kemasyarakatan.

Huntington memberikan pendapatnya mengenai definisi

peradaban bahwa pengertian peradaban adalah sebuah identitas terluas

dari budaya, yang teridentifikasi melalui dalam unsur-unsur obyektif

umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun

melalui identifikasi diri yang subyektif. Berangkat pada definisi ini, maka

masyarakat Amerika- khususnya Amerika Serikat dan Eropa yang sejauh

6
ini disatukan oleh bahasa, budaya, dan agama dapat diklasifikasikan

sebagai satu peradaban, yakni peradaban barat.

Menurut definisi Alfred Weber yang mengatakan bahwa

pengertian peradaban adalah mengacu pada pengetahuan praktis dan

intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis yang digunakan

untuk mengendalikan alam. Adapun kebudayaan terdiri atas serangkaian

nilai, prinsip, normatif, dan ide yang bersifat unik. Aspek dari peradaban

lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap

penilaian, dan lebih berkembang daripada aspek kebudayaan. Peradaban

bersifat impersonal dan objektif, sedangkan kebudayaan bersifat personal,

subjektif dan unik.

Prof Dr. Koentjaraningrat mengatakan bahwa peradaban adalah

bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni. Masyarakat yang telah

maju dalam kebudayaan tertentu berarti memiliki peradaban yang tinggi.

Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan

penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan dimana pada waktu

perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur

budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya

maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki

peradaban yang tinggi.

Spengler berpendapat bahwa pengertian peradaban adalah

kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi atau kompleks. Terlebih lagi

7
Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan

ketika telah mencapai taraf tinggi dan kompleks. Lebih lanjutnya lagi,

Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan

ketika tidak lagi memiliki aspek produktif, beku, dan mengkristal. Adapun

kebudayaan pada sesuatu yang hidup dan kreatif.

2.1.3 CIRI-CIRI PERADABAN

Peradaban memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berfungsi

dalam memperjelas peradaban dan juga berfungsi dalam membedakan

peradaban dan kebudayaan dimana kita tahu bahwa banyak dari kita yang

menganggap bahwa peradaban dan kebudayaan sama, padahal

peradaban dan kebudayaan tersebut adalah sangat berbeda. Secara

harfiah, Peradaban berasal dari kata dasar adab yang berarti akhlak,

kesopanan atau kehalusan berbudi pekerti. Dan manusia yang tidak

mempunyai adab sering dikatakan sebagai biadab. Peradaban merupakan

tahap kebudayaan tertentu dan telah maju yang bercirikan penguasaan

ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain- lain. Masyarakat memiliki

peradaban yang berbeda-beda satu sama lain. Peradaban mengacu pada

kehidupan yang nyaman. Maka dari itu, ciri-ciri peradaban sangat

membantu dalam membedakan antara peradaban dan kebudayaan. Ciri-

ciri umum sebuah peradaban adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik,

dan indah

8
2. Sistem pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan

peraturan.

3. Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi

yang lebih maju seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan,

arsitektur, kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan lain-lainnya.

4. Masyarakat dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan

strata sosial yang lebih kompleks

Saat ini peradaban manusia dibedakan menjadi empat tingkatan, yaitu :

Peradaban Pertama, sebagai tahap peradaban awal (primitif), dimana

manusia masih berpindah-pindah sebagai bagian dari kegiatan berburu

dan meramu

Peradaban Kedua, sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai

kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. Revolusi Agraris

Peradaban Ketiga, sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin

uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. Revolusi

Industri.

Peradaban Keempat, sebagai tahap peradaban informasi, dimaka

dikarenakan adanya penemuan di bidang Teknologi Informasi dan

komunikasi serta teknologi digital data.

Sebuah peradaban adalah kebudayaan yang lebih maju sehingga

dibedakan antara yang terpelajar dan yang tidak terpelajar yang

9
mempertentangkan dengan manusia barbar, berperadaban adalah baik

dan tidak berperadaban adalah buruk.

Sebuah peradaban tidak hanya memerlukan suatu kehidupan

yang lahiriah yang maju dan menonjol, melainkan juga perlu ada

kehidupan rohaniah yang mantap dan merata. Peradaban juga

merupakan sebuah proses yang tidak akan berhenti sejak munculnya

kesadaran manusia akan nilai-nilai kemanusiaannya, dan sejak manusia

menyadari bahwa ia harus memanusiakan manusia dan memuliakan

harkat dan derajatnya, akal dan budinya, nalar dan nalurinya, karya dan

ciptanya, agar lebih tinggi dari kebudayaan dan peradaban makhluk yang

lain.

Suatu peradaban manusia secara lahiriah bisa dikatakan

pengetahuan maupun teknologi yang dihasilkan memberikan buah hasil

yang baik terhadap orang lain karena ide dan teknologinya memberikan

manfaat pada orang lain, tetapi apabila tidak dijalankan secara bersama-

sama dengan kehidupan yang rohaniah maka suatu peradaban akan

menjadi peradaban yang tidak beradab.

2.1.4 WUJUD PERADABAN

Menurut Koentjaraningrat Wujud dari peradaban dapat berupa:

5. Moral adalah nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya

dengan kesusilaan.

10
6. Norma adalah aturan, ukuran, atau pedoman yang

dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah,

baik atau buruk.

7. Etika adalah nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik

dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah

laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan

santun.

8. Estetika adalah berhubungan dengan segala sesuatu yang

tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan ‘unity’,

keselarasan ‘balance’, dan kebalikan ‘contrast’.

2.1.5 PENDIDIKAN PENENTU SUATU PERADABAN

Perubahan peradaban adalah proses yang harus didesain dengan

kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan komitmen, yang didasarkan

atas nilai-nilai kehidupan yang baik/benar. Contohnya : Melalui

pendidikan, Kita dapat berharap wujudnya yaitu dengan mencerdaskan

kehidupan bangsa, Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi

dasar sebuah peradaban yang kokoh dan sehat. Pendidikan adalah syarat

mutlak berkembangya peradaban. Tanpa pendidikan yang memadai, tidak

akan ada Sumber Daya Manusia yang mampu membawa perubahan

peradaban ke arah yang lebih baik. Melalui fungsi pendidikan dalam

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, maka akan lahirlah generasi yang mampu melaksanakan prinsip

11
how to change the world (bagaimana mengubah dunia) bukan hanya how

to see the world (bagaimana melihat dunia) ataupun juga, how to lead the

change (bagaimana memimpin perubahan), dan bukan hanya how to

follow the change (bagaimana ikut dalam perubahan). Oleh karena itu,

output pendidikan harus diarahkan menjadi agen perubahan (agent of

change). Di sinilah peran pendidikan, di dalam rangka merekat keutuhan

dan kesatuan bangsa, menjadi amat sangat menentukan suatu

Peradaban. (Gunsu Nurmansyah, 2019: 87-93)

2.1.6 PENYEBAB TERJADINYA PERADABAN CINA

Bangsa Cina adalah salah satu bangsa dengan peradaban tertua

di dunia, berdasarkan penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Cina

awalnya dihuni oleh manusia pra sejarah sejak 1,7 juta tahun yang lalu.

Terletak di bagian Asia Timur, di sebelah barat dan utaranya berbatasan

dengan daerah Siberia dan Mongolia (Gurun Gobi). Sisa-sisa peninggalan

tertua zaman Neolitikum ditemukan di lembah sungan Yang Tze Kiang,

Sungai Huang Ho dan sungai Hual, wilayah ini sering dilanda banjir

sehingga membuat tanahnya subur.

Selain penemuan Arkeologi dan Antropologi, penemuan sejarah

juga ditemukan pada zaman Dinasti Shang, penemuan ini berupa huruf-

huruf Piktograp, yaitu tulisan yang berupa gambar atau lambang.

Penemuan arkeologi, antropologi dan sejarah ini membuktikan

bahwa bangsa Cina telah mencapai tingkat kebudayaan tinggi kendati

12
masih hidup pada masa logam. Pada masa Dinasti Shang, masyarakat

Cina telah mengenal cara bercocok tanam, berternak dan berburu serta

menangkap ikan, hal itu didukung oleh kondisi alam yang subur.

Selanjutnya, pada masa Dinasti Chou, masyarakat telah mengenal

berdagang, menenun, pengrajin, penebang kayu dan buruh. (Resmiyati,

Yunus. 2013:1-8)

13
Bangsa Cina pada awalnya tidak menamai dirinya sendiri sebagai

“orang Cina”, sebelumnya tidak ada penyebutan yang mempersatukan

identitas mereka, karena sebelum disatukan menjadi bangsa Cina,

mereka terdiri dari negara-negara kecil yang independen, mereka

menamai dirinya sebagai orang-orang yang berasal dari kampung

halamannya. Contohnya seperti orang Lu disebut “orang Lu” karena

mereka berasal dari wilayah Lu.

Sementara untuk Istilah “orang Cina” diterapkan oleh orang-orang

Eropa berdasarkan nama Dinasti Qin yang berdiri pada 255-6 SM. Nama

Dinasti Qin sendiri berasal dari nama Kaisar pertama Dinasti tersebut

yaitu Qin Shi Huangdi, kata Huangdi berarti Kaisar.

Nama Dinasti Qin dipakai untuk penyebutan bangsa Cina secara

menyeluruh karena penguasa mereka yaitu Qin Shi Huangdi adalah yang

membuat sentralisasi pemerintahan, membuat jalan-jalan yang menyebar

dari pusat negara ke setiap penjuru negara.

Qin Shi Huangdi juga memerintahkan untuk menyambung

tembok-tembok yang telah dibangun oleh raja-raja sebelumnya sehingga

menjadi satu tembok panjang. (Gondomono. 2002:34-35).

14
2.2 BENTUK PEMERINTAHAN

2.2.1 MONARKI

Bentuk pemerintahan monarki secara etimologi berasal dari istilah

monos (satu) dan arkhein (memerintah), yang berarti secara harfiah,

monarki dapat diartikan sebagai pemerintahan yang diselenggarakan oleh

seorang penguasa. Kekuasaan suatu negara disentralisir di tangan

penguasa sehingga kekuasaan penguasa bersifat mutlak.

Bentuk pemerintahan Monarki itu sendiri terbagi menjadi tiga

bentuk, yaitu Monarki Absolut, Monarki Konstitusional dan Monarki

Parlementer. Perbedaannya adalah terletak pada cara masing-masing

monarki mengorganisasikan kekuasaan negara. Pada Monarki Absolut,

segenap kekuasaan negara dipusatkan di tangan satu orang, yaitu Raja

atau Kaisar. Sementara dalam Monarki Konstitusional, Raja masih

memiliki kekuasaan dalam urusan penyelanggaraan negara meskipun

dibatasi oleh konstitusi. Adapun Monarki Parlementer merupakan satu-

satunya bentuk pemerintahan Monarki yang dimana Raja tidak memegang

kekuasaan, karena kekuasaan dipegang oleh Parlemen, Raja tidak terlibat

dalam penyelenggaraan negara, raja hanya sebagai simbol persatuan

bangsa dan negara. (Sibuea .P Hotma. 2014: 223-233)

Apabila meninjau sejarah bangsa Cina, Sebelum bangsa Cina

bersatu, pemerintahan dipimpin oleh seorang Raja yang memimpin suatu

Dinasti. Pertama, bangsa Cina dikuasai oleh Dinasti Shang, kemudian

dilanjutkan oleh Dinasti Chou yang masih dipimpin oleh seorang Raja.

15
Setelah Cina dikuasai oleh Dinasti Qin, yang dipimpin oleh Qin Shi

Huandi, barulah Raja diganti oleh seorang Kaisar, atau disebut juga Raja

Agung,

Pengertian Kaisar berbeda dengan Raja, apabila Raja memimpin

suatu negara, maka kekuasaan Kaisar berada diatas Raja dan

menyatukan kerajaan-kerajaan yang berada dibawah pengaruhnya. Istilah

Kaisar itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu Caesar yang

merujuk pada diktator Romawi Julius Caesar.

Adapun mengenai bentuk pemerintahan monarki negara Cina,

semenjak Dinasti Chou berdiri sejak tahun 1222 hingga 221 Sebelum

Masehi dapat dipastikan adalah dalam bentuk Monarki Absolut, karena

Wu Wang, Raja pertama Dinasti Chou menerapkan kebijakan sebagai

berikut:

1. Kekuasaan Raja sebagai penguasa tertinggi.

2. Raja dalam menjalankan pemerintahan didampingi oleh

Perdana Menteri sebagai penasehat Raja serta dibantu oleh

lima orang Menteri, yaitu:

a. Menteri Pertahanan yang bertugas menjaga ketahanan

negara;

b. Menteri Upacara yang bertugas untuk membuat

penanggalan serta mengawasi upacara di lingkungan

kerajaan;

16
c. Menteri Pertanian yang bertugas memberi penerangan dan

penyuluhan terhadap petani tentang bagaimana cara

menanam dengan baik dan dapat meraih hasil panen

sebanyak-banyaknya;

d. Menteri Kehakiman yang bertugas mengadili dan

menghukum orang-orang yang melanggar peraturan;

e. Menteri Pekerjaan Umum yang bertugas mengurus

pekerjaan umum seperti membangun dan merehabilitasi

jalan, jembatan, benteng, saluran dan sebagainya.

3. Kerajaan dibagi dalam beberapa Provinsi.

Setelah masa kekuasaan Dinasti Chou berakhir, kemudian

dilanjutkan oleh Dinasti Qin dibawah kekuasaan Qin Shi Huangti sejak

tahun 221 hingga 210 Sebelum Masehi, maka bentuk pemerintahan

Monarki negara Cina menjadi lebih disentralisasi, dengan dibangun nya

tembok besar Cina yang melindungi kekaisaran dari serangan bangsa

barbar.

Bentuk pemerintahan Monarki Kekaisaran ini bertahan hingga

terbentuknya Bentuk pemerintahan Republik Rakyat Cina pada tahun

1911 Masehi. Setiap Dinasti yang berakhir mewariskan budaya

memerintah kepada Dinasti yang menggantikannya, bahkan setiap Dinasti

yang baru akan menyempurnakan kebijakan yang diselenggarakan oleh

Dinasti pendahulunya. (Agung. S, Leo. 2012:13-73)

17
2.2.2 REPUBLIK

Setelah kekaisaran Cina berjalan dalam kurun waktu yang sangat

Panjang, tibalah bangsa ini jatuh ke kekuasaan Dinasti Manchu yang

berkuasa sejak tahun 1644 hingga 1912 Masehi. Berbeda dengan Dinasti-

dinasti pendahulunya, Dinasti Manchu ini adalah bangsa asing, oleh

karena itu penguasa tidak memiliki simpati terhadap rakyatnya.

Selain itu, Dinasti Manchu telah dikuasai oleh bangsa-bangsa

Eropa, sehingga kedudukan penguasa lokal semakin merosot dan bangsa

Eropa pun bebas melakukan eksploitasi kekayaan. Feodalisme yang telah

lama ditinggalkan oleh bangsa Cina, saat itu dialami lagi sehingga rakyat

Cina diperbudak kembali oleh penguasa.

Penderitaan yang dialami oleh bangsa Cina membuat mereka

berpikir bahwa harus dilakukannya revolusi. Munculah salah seorang

tokoh politik Cina bernama Dr. Sun Yat Sen memperjuangkan kebebasan

bangsa nya dari kekuasaan Dinasti Manchu. Akhirnya terjadilah Revolusi

Cina pada tahun 1911 yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, sehingga

dikemudian hari setelah kekuasaan Dinasti Manchu berakhir, negara Cina

yang pada awalnya merupakan kekaisaran maka berubahlah menjadi

Republik dan Dr. Sun Yat Sen diangkat menjadi Presiden pada tahun

1925. (Agung. S, Leo. 2012:73-82)

18
2.3 BENTUK SOSIAL POLITIK KEMASYARAKATAN

Dalam masyarakat Cina Kuno, pranata sosial yang paling penting

adalah keluarga. Keluarga memainkan peran yang sangat menentukan

dalam masyarakat Cina. Keluarga merupakan mikrokosmos dan

merupakan bentuk miniatur suatu negara.

Berdasarkan kebudayaan Cina, keluarga berarti satuan yang

hubungan para anggotanya didasarkan oleh hubungan darah, perkawinan

atau adopsi dan memiliki anggaran dan harta bersama, tinggal dalam satu

atap dan hidup dengan satu hukum yang diatur oleh kepala keluarga,

yaitu laki-laki tertua dari generasi tertua.

Kedudukan seseorang yang lahir dari generasi tertua dan

merupakan orang paling tua di generasinya adalah pemimpin di

keluarganya, pemimpin tersebut akan berkuasa atas segala kekayaan

atas keluarganya. (Gondomono. 2002:47-48).

2.4 HASIL SENI BUDAYA

ZAMAN NEOLITIK

Peradaban Cina seringkali diperkirakan sangat kuno, lebih tua dari

peradaban Mesir atau Mesopotamia. Tetapi pada kenyataannya Cina

belum keluar dari kegelapan zaman Prasejarah hingga pertengahan

Millenium kedua sebelum Masehi. Sebelumnya masyarakat Cina yang

paling maju pun masih hidup pada Zaman Batu. Beberapa jenis tembikar

merah dari Zaman Neolitik (sekitar 3000 hingga sekitar 1600 SM) yang

19
diketemukan di sebelah utara dan barat laut Cina dihiasi bentuk

tumbuhan, burung, binatang dan sosok manusia. Tembikar yang

digambari dengan pigmen hitam memakai kuas lentur tersebut menjadi

dasar dari keterampilan memulas yang bebas dan sensitif, yang beberapa

abad kemudian menjadi hal terpenting dalam seni lukis Cina.

DINASTI SHANG (SEKITAR 1600-1027 SM)

Lebih dikenal sebagai Zaman Perunggu, dimulai dengan Dinasti

Shang. Penggalian di ibukota Shang terakhir, Anyang, menunjukkan

bahwa kuburan raja-raja Shang dilapisi kayu penopang, tirai kulit dan

tenunan kasar berlukis warna-warni dengan gambar topeng monster

(T„ao-tieh) dan motif binatang yang distilisasikan. Motif-motif ini sangat

mirip dengan motif pada bejana perunggu upacara Dinasti Shang, dan

diketemukan pula terukir pada kayu dan tulang. Motif-motif tersebut

merupakan unsur utama, bagian magis dan tolak bala, dan bagian paling

dekoratif dari seni Shang

Sedikit sekali peninggalan lukisan yang bertahan dari zaman ini,

meski beberapa tulisan awal terdiri atas piktogram (lambang gambar).

Piktogram itu dituliskan pada benda perunggu suci dan digoreskan pada

“tulang ramalan” yang dipergunakan untuk pensucian. Inilah beberapa

piktogram dengan persamaan modernnya. Tulisan yang lebih rumit,

disebut ideogram (lambang ide), dibentuk dengan menggabungkan

piktogram yang berbeda;

20
Tingkat perkembangan bahasa tertulis Cina selanjutnya adalah

fonogram (lambang suara), sebuah tulisan paduan unsur pemberi arti dan

pengucapan. Seiring waktu piktograf menjadi sedikit dipakai dan kurang

penting. Meskipun demikian banyak tulisan modern diawali sebagai

gambar, dan orang Cina secara tradisional percaya bahwa menulis dan

melukis memiliki sumber yang sama. Dalam cerita lama keduanya disebut

berasal dari satu hal yang suci atau ajaib. Kedua cabang tersebut dalam

paduan sesungguhnya dipercaya memungkinkan seorang pelukis Cina

untuk menulis pada sebuah gambar, dan untuk para kolektor untuk

merasakan bahwa menulis tidaklah merusak karya, tetapi menambah

keindahan arti dan nilainya.

DINASTI CHOU (1027-249 SM) DAN NEGARA- NEGARA BERPERANG

(421-221 SM)

Selama awal kekuasaan Dinasti Chou terjadi penurunan tingkat

pada seni Shang yang tumbuh sebelumnya. Tidak satupun lukisan atau

benda berlukis dari zaman ini yang diketemukan dan sedikit sekali

keterangan tentang seni bergambar ini yang dapat digali dari sumber

tulisan klasik. Menjelang berakhirnya Dinasti Chou – selama masa

peperangan yang dikenal sebagai Zaman Negara-Negara Berperang –

kebudayaan Cina sekali lagi mencapai kemajuan yang pesat. Negara-

negara yang baru merdeka mengembangkan tradisi lokal dalam

berkesenian, kelompok menengah mulai bermunculan, dan perlindungan

21
seni di bawah lembaga pengawas meluas ke kaum ningrat lokal baru dan

saudagar makmur serta keluarga tuan tanah.

Seni provinsi Honan, sebagaimana terdapat pada hiasan wadah

perunggu bertatah dan cermin memiliki kekayaan dan rasa pergerakan

baru tetapi menyisakan – sejauh yang kita ketahui – hampir sepenuhnya

abstrak. Contoh seni gambar sesungguhnya yang paling awal terutama

berasal dari daerah Cina Tengah yang didominasi oleh kerajaan Ch„u.

Wadah perunggu yang diketemukan pada pekuburan Ch„u dan di sekitar

kota modern Seni provinsi Honan, sebagaimana teradapat pada hiasan

wadah perunggu bertatah dan cermin Changsha diukir secara hidup

dengan adegan perkelahian, perburuan, memancing, panen dan kegiatan

lain yang belum jelas. Lukisan tertua pada sutra yang ditemukan di Cina

menampilkan seorang wanita berdiri menyamping dengan seekor burung

funiks dan seekor naga, digali di Changsha dari sebuah kuburan Chu dari

sekitar abad ke-4 SM. Pada kuburan Chu yang lain diketemukan peti dan

nampan berhiaskan sosok manusia, kuda dan latar pemandangan yang

elok dilukis dengan lak.

DINASTI CH‘IN DAN HAN (221 SM – 220 M)

Pecahan negara-negara Cina untuk pertamakalinya dipersatukan

di bawah Dinasti Ch„in yang berani dan tiran (221-206 SM). Di bawah

dinasti Han (206-220M) negara baru mengkonsolidasikan kekuatannya,

memperluas daerah perbatasannya ke segenap penjuru, berhubungan

22
dengan India melintasi Asia Tengah, dan mendirikan koloni di Korea dan

Annam. Para kaisar Han – setidaknya dalam teori – adalah penganut

ortodoks Konfusianisme. Tetapi seperti kebanyakan orang; mereka

terpengaruh sihir dan tahayul yang menjadi hal umum dalam kepercayaan

penganut Tao. Konfusianisme mempengaruhi gambar para kaisar

legendaris, para menteri yang pandai dan anak-anak zaman kuno yang

dilukiskan pada dinding istana dan tempat pemujaan leluhur untuk

berbakti bagi kehidupan. Tema-tema umum penganut Taoisme – pada sisi

lain – digambarkan melalui gambar-gambar bidadari dan alam ruh dari

gunung legenda Kun-lun di balik cakrawala barat, atau Peng lai, pulau

ajaib yang muncul di samudera sebelah timur. Seniman yang

mengerjakan lukisan dinding adalah anggota anggota perkumpulan

perajin yang menjadi bagian dari birokrasi kekaisaran Han yang

terorganisi dengan ketat. Tidak satu pun nama mereka yang diketahui.

Istana, bangsal, kuil yang mereka kerjakan sudah lama binasa menjadi

abu, dan semua yang tersisa menjadi petunjuk jelas tentang lukisan

mereka dalam kegemilangan seni Han.

Pada saat itulah para kolektor dan ahli seni muncul. Pada

akhirnya mereka menjadi bagian penting dalam kehidupan kebudayaan

Cina, tetapi bahkan kemudian, di bawah Kaisar Ming (memerintah pada

58-76 M), kita mendapati “seni dari seluruh kekaisaran dipadukan seperti

awan”. Akan tetapi istana Ming dan harta pusakanya musnah pada

pemberontakan yang menandai berakhirnya Dinasti Han.

23
Tulisan Han sering muncul pada lukisan sutra gulung. Tulisan ini

terutama pada syair klasik edisi bergambar, atau kumpulan foklor (cerita

rakyat) dan pada puisi deskriptif dan naratif. Tidak satu pun di antaranya

bertahan. Di sisi lain, sosok pejabat dan pembantunya , adegan

perburuan, balapan dan mahluk mitis ditemui tergambarkan pada dinding

bawah tanah kuburan Han pada berbagai tempat, khususnya di Wang-tu

(Hopei) dan Liao-yang di Manchuria. Lukisan dinding makam yang paling

menarik didapati pada sebuah kuburan yang digali pada tahun 1959 di

Tsao-yuan-tsun di Shanshi. Langit-langit lengkungnya berlukiskan seekor

naga dan seekor harimau di antara kumpulan awan dan bintang, tetapi

yang paling menakjubkan adalah pemandangan pegunungan pada bagian

yang lebih rendah sudut timur dinding. Dengan kesan kabut dan jarak,

secara teknis merupakan fragmen paling menarik dari lukisan

pemandangan Han yang pernah diketemukan.

Tanda kedua gaya dan pokok masalah (subject matter) lukisan

Han dapat pula ditemukan pada gambar dekoratif berukuran kecil pada

ubin keramik, perunggu dan lak. Yang paling terkenal di antaranya adalah

gambar sosok anak lelaki zaman purbakala yang diabadikan pada

keranjang lak yang yang ditemukan di Lolang, Korea pada pekuburan

pemukim Cina abad pertama; dan sketsa luwes sosok pada ubin kuburan

yang sekarang disimpan di Museum Seni Cleveland, Ohio. Sebuah detil

dari ubin Boston yang memperlihatkan bidang tunggal di mana sosok-

sosok sedang berdiri dengan bentuk kepala yang cenderung ganjil adalah

24
ciri tipikal seni Han, tetapi perasaan tantang kehidupan dan pergerakan

yang ditampilkan dengan sapuan kuas yang sensitif dapat ditemui pada

lukisan figur Cina sepanjang zaman.

Pahatan batu dan relief batu bata ditemukan pada kuburan dan di

kuil yang berdiri di depan kuburan, menunjukkan arah perkembangan seni

mural Han. Batu berpahat dari Cina Utara, seperti dari makam keluarga

Wu di Chiahsiang, Shantung (1-2 M), menunjukkan tekanan yang kuat di

atas siluet sosok yang berat dan hidup. Pahatan batu kubur di Honan

penuh dengan pergerakan liar. Kemajuan piktorial terlihat pada relief batu

bata bergambar perburuan dan panen serta industri garam lokal yang

diketemukan di pekuburan Dinasti Han di Szechwan. Inilah untuk pertama

kalinya didapati perasaan yang sebenarnya akan ruang dan kedalaman

bersambung dipadukan dengan realisme praktis. Relief batu bata ini

sangat berbeda gayanya dengan formalitas penganut Konfutse pada

pahatan batu Shantung.

TIGA KERAJAAN (220-265 M) dan DINASTI ENAM (265- 581 M)

Kejatuhan Dinasti Han diikuti oleh sebuah masa selama lebih dari

300 tahun di mana Cina terpecah belah. Bagian Utara jatuh ke tangan

pemberontak suku Barbar. Pemimpinnya adalah Toba Turks, yang

menduduki daerah yang luas selama hampir dua abad, sementara mereka

secara bertahap diterima dan diberadabkan oleh orang-orang Cina.

Sementara itu bagian Tengah dan Selatan Cina diatur dari Nanking oleh

25
sekelompok dinasti asli yang pendek masa kekuasaannya dan oleh

kerajaan-kerajaan kecil.Selama masa ini ketidakstabilan sosial dan

kekacauan politik pemerintahan sistem

Konfutse yang dijalankan semasa kekaisaran Han dihilangkan.

Rakyat memegang kepercayaannya sebagai pengganti ajaran magis

kaum Tao atau pada janji kedamaian batin yang ditawarkan kaum

Buddhis. Kekacauan ini menempatkan seni dan sastra terbebas dari

pengabdian kepada tradisi ortodoks Han. Melukis akhirnya menjadi seni

murni, digiatkan oleh para master yang nama dan karyanya dikenal.

Kesadaran baru mereka tentang kekuatan imajinasi seniman melahirkan

sebuah tradisi menulis kritis dan teoritis dalam seni, yang dimulai dengan

tulisan “Catatan Tersusun Para Pelukis dari Masa Lampau” oleh pelukis

abad ke-5 Hsieh Ho.

Meskipun tulisan di atas menunjukkan bahwa para pelukis

menjadi sadar akan kekuatannya dalam seninya, metode dan teknik

terbaru mereka masih sangat sederhana. Pelukis pemandangan, sebagai

contoh, masih bergulat dengan bagaimana mengesankan kedalaman dan

pengunduran yang meyakinkan (bagi para pelukis yang cenderung

menarik sedikit atau tidak keuntungan dari realisme pada lukisan kubur

Han sebagaimana ditulis di atas), dan bagaimana mencapai hubungan

ukuran yang tepat antara sosok dengan pemandangan. Seniman masih

belum mampu mengisi bidang lebar dengan sebuah komposisi yang

menyatu. Mereka membuatnya sebagai sebuah seri pemandangan yang

26
saling bertumpuk, atau sebuah seri “sel-sel ruang”, di mana kelompok-

kelompok sosok ditutupi kumpulan batu dan pepohonan, seperti tata

panggung, sel-sel terpisah disatukan dengan sebuah pemandangan

bersambung.

Salah seorang pelukis Cina awal yang terkenal adalah Tai K„uei

(meninggal tahun 395 M) yang tinggal dan bekerja di ibukota Cina

Selatan, Nanking. Paduan bakatnya – sebagai pemusik, penulis, pelukis

dan pematung – adalah unik dalam sejarah

Cina, untuk patung umumnya sering dianggap sebagai karya

kerajinan dibandingkan seni, dan oleh karena itu tidak tersedia jabatan

bagi sarjana dan tokohnya. Dengan berbagai kelebihannya, Tai K„uei

bersama anaknya yang berbakat, Tai Po tidak hanya meningkatkan

prestise seni patung seperti sebelum atau sesudahnya, tetapi juga

berhasil memberinya kesan sesuatu yang yang berubah – irama linier

yang berasal dari gerakan kuas di tangan seorang pelukis Cina. Meski

beberapa tanda berubah pada gaya di abad-abad kemudian, patung Cina

tidak pernah kehilangan kualitas liniernya, Tidak satu pun karya Tai K„uei

yang tersisa, tetapi kesatuan gaya dan perasaan yang muncul pada

lukisan dan patung di Cina setidaknya berasal dari pengaruhnya, dan

teman dekatnya, Ku K„ai-chih.

Ku K`ai-chih (sekitar 345-406) bekerja selama beberapa tahun

pada pengadilan kerajaan di Nanking. Dia adalah penganut Tao yang

27
eksentrik yang – menurut biografi resminya – pandai melucu, baik sebagai

pelukis maupun pelawak. Keeksentrikannya, yang tumbuh secara

perlahan , memungkinkannya bebas bergerak di tengah pertentangan

yang menandai kehidupan pengadilan semasa Dinasti Chin (265-420;

salah satu dari Enam Dinasti), dan terhindar dari hukuman segera setelah

mengalihkan kesetiaannya. Begitupun sebagai seorang penyair, Ku K`ai-

chih meninggalkan puisi yang riang tentang adanya petir dan kilat, yang

menunjukkan bahwa ia memandang fenomena alam dari pandangan

seorang pelukis. Bahasa puisinya mempengaruhi visi pelukis Barat seperti

Salvator Rosa atau William Turner pada karya-karya romantisnya. Pada

periode ini dalam sejarah Cina kosa kata penyair jauh lebih kaya dan

ekspresif dibandingkan karya pelukis. Ku K`ai-chih sendiri tidak

bermaksud memindahkan pandangan semacam ke dalam lukisan.

Dua lukisan tiruan karya Ku K`ai-chih berhasil diselamatkan. Salah

satunya, lukisan gantung bergambar “Lo Shen Fu” (Puisi Riang di Sungai

Lo), terdapat versi dari Dinasti Sung di Galeri Freer, Washington (gambar

S); Museum Kerajaan Peking; dan Museum Liao-ning, Mukden. Yang

lainnya, lukisan gantung Ku K`ai-chih berhiaskan puisi oleh Tso Ssu (abad

ke-3), “ Nasehat Seorang Pelatih untuk Putri Kerajaan”, versi Zaman

T`ang akhir atau abad ke-10 disimpan di British Museum, London. Pada

lukisan penting itu setiap nasehat dihiasi gambar terpisah, disambungkan

seluruhnya dengan tulisan. Ungkapan “pria dan wanita mengetahui

bagaimana memperindah dirinya, tetapi sedikit yang tahu bagaimana

28
memperindah jiwanya” digambarkan dengan pemandangan daerah yang

menarik, di mana seorang wanita muda yang cantik duduk di depan

cermin berkaki, rambut panjangnya sedang disisir seorang dayang; di

sebelah kana seorang pemuda tampan sedang dirawat rambutnya. Sosok

yang ramping digambarkan seperti kecantikan bidadari dengan garis kuas

yang begitu halus. Tidak terdapat garis lantai; kedalaman secara

sederhana dikesankan dengan penempatan sosok dan baramng-barang

pada meja rias. Kisah peri Sungai Lo diceritakan secara berbeda.

Pengganti pemandangan dipisahkan oleh tulisan, kegiatan bertempat

dalam sebuah pemandangan bersambung, di mana sosok yang sama

muncul kembali beberapa kali sebagai kejadian berulang dalam cerita

berhubungan. “Teknik cerita bersambung” (continuous narration) seperti

ini diperkirakan berasal dari India.

Beberapa ciri lukisan Enam Dinasti yang telah disebutkan –

bidang lukisan dibagi atas ruang-ruang sel, kecil, gaya sosok yang linier,

ketidakmampuan pelukis hingga kini dalam mencapai perbandingan yang

meyakinkan antara sosok dan pemandangan – terlihat pada sepasang

lempeng batu berpahat. Batu berpahat yang indah tersebut dibuat di Cina

Utara pada sekitar tahun 520 dan 550 sebagai bagian pada peti mati,

menggambarkan cerita enam suri teladan tentang kesalehan anak

memperlihatkan kisah anak-anak Ts`ai Shun yang menolak mengeluarkan

peti mati ibunya meskipun gudang di sebelah rumahnya sudah terbakar.

Adegan ini dilingkari pegunungan seperti sayap pada tata panggung.

29
Meski kedalaman latar depan berkesan meyakinkan, namun tidak terdapat

jarak tengah, mata pengamat diarahkan langsung kembali ke pegunungan

dan awan di cakrawala. Perbandingannya masih keliru, gunung yang

datar dan digayakan sangat jauh dari kenyataan. Akan tetapi berbeda

dengan ciri dan tanda lainnya dari gaya pemandngan kuno, pemandangan

yang digambarkan sangat indah. Perasaan yang mengagumkan tentang

kehidupan alam dalam pohon yang berayun, awan yang berarak dan

burung-burung yang bergegas menghindari kebakaran. Panel lukisan,

barangkaili meniru gambar garis dari seniman ulung, memperlihatkan

tanda-tanda akan lukisan gulung Cina abad ke-6 harus seperti itu.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Peradaban Cina merupakan peradaban yang besar, Riwayat

kekuasaan bangsa ini telah melampaui sejarah yang sangat panjang. Hal

itu yang menyebabkan bangsa ini tidak hanya kaya akan ekonomi tetapi

juga kaya akan seni budaya. Perkembangan seni budaya bangsa Cina

mengiringi sejarah, karena sesuai pembahasan, bahwa bangsa Cina

adalah salah satu bangsa yang telah menemukan seni rupa berupa tulisan

yang berpengaruh terhadap peristiwa sejarah dan menjadikannya bukti-

bukti otentik.

Tidak sedikit bangsa-bangsa lain yang telah lama berperadaban,

baik itu sebelum bangsa Cina ataupun setelahnya, tetapi bangsa-bangsa

itu tidaklah semuanya telah mengenal seni rupa yang berfungsi seperti

tulisan, maka dari itu kebanyakan bangsa-bangsa tersebut tidak memiliki

bukti-bukti sejarah otentik seperti halnya bangsa Cina.(Michael Sullivan

Grolier. 1993:17-23)

31
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo (2012) Sejarah Asia Timur 1.Yogyakarta: Penerbit Ombak


Gondomono (2002) Wacana, Vol.4 No.1. April (32-53): Masyarakat dan
Kebudayaan Cina.
Nurmansyah, Gunsu. Et. Al (2019) Pengantar Antropologi: Sebuah
Ikhtisar Mengenai Antropologi. Bandar Lampung: Aura Publisher
Sibuea, Hotma (2014) Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.
Sullivan, Michael (1993) Terjemahan The Book of Art Vol.9: Chinese and
Japanese Art. Italia: Grolier Inc.
Yunus, Resmiyati (2013) Jendela Peristiwa di Kawasan Asia Timur.
Yogyakarta: Interpena.

Sumber Internet:
Embassy of The Republic of Indonesia Beijing, People’s Republic of
China. 2021 “Gambaran Umum Tiongkok”
https://kemlu.go.id/beijing/en/read/tiongkok/2394/etc-menu-, diakses pada
27 September 2021 pukul 18.34

32

Anda mungkin juga menyukai