Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI TERJADINYA TRANSFER

GEN PADA TANAMAN


(Review)

Donowati S. Tjokrokusumo
Peneliti Madya pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Jalan M.H. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat 10340 Indonesia
E-mail: tdonowati@yahoo.com

Abstract
Identification of somatic hybridization is one of the important steps to cope with that
fusion and migration of gene to be analyzed. Therefore, following fusion various
approaches have been used to identify hybrid materials. Putative somatic hybrids
may be confirmed and characterized in a number of ways, depending upon the
characteristics of the parental materials. Both characterization and identification
methods are discussed in this paper.

Kata kunci: tanaman, rekayasa genetika, transfer gen, somatik, hybrida,


identifikasi, karakterisasi.

1. PENDAHULUAN penting adalah memperoleh hasil yang tidak


pernah diperoleh melalui cara in vivo. Namun
Menurut Makmur (1988) bahwa kemajuan yang demikian dibutuhkan tambahan kerja yang saling
dicapai dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan mendukung untuk memperoleh hasil yang optimal
sangat mendukung ilmu pemuliaan tanaman, (Lindsey and Jones 1989). Sebagai tambahan
khususnya bioteknologi dan sitogenetika. untuk menghasilkan perubahan genetika dari kultur
Pemuliaan tanaman adalah suatu metoda yang sel dan jaringan diperlukan system kultur protoplas
secara sistematik merakit keragaman genetika yang dapat menghasilkan berbagai macam
tanaman menjadi suatu bentuk yang bermanfaat kemungkinan dalam suatu sistem manipulasi
bagi kehidupan manusia, terutama dalam genetik, dan merupakan bagian yang penting
meningkatkan produksi pangan dunia (Makmur dalam suatu proses keseluruhan yang dibutuhkan
1988). Menurut Tjokrokusumo (2003), bahwa untuk suatu sistem rekayasa genetika tanaman.
munculnya ilmu bioteknologi tanaman memberikan Menurut Old dan Primrose (1985) bahwa definisi
kontribusi yang besar kepada manusia dalam manipulasi genetika adalah suatu formasi dari
memproduksi pangan dan industri pertanian kombinasi baru dari bahan yang dapat diturunkan
melalui perbaikan tanaman atau pemuliaan melalui cara memasukan sel DNA asing dari luar
tanaman, terutama dalam hal rekayasa genetika sel dengan menggunakan virus, plasmid bakteri
atau teknologi transformasi gen. atau vektor lainnya agar dapat memungkinkan
Dalam merekayasa genetika satu jenis bergabungnya sel tersebut kedalam suatu
tanaman diperlukan serentetan kerja yang organisme inang yang mana mereka secara alami
membutuhkan ketelitian tinggi agar terjadi mutasi tidak muncul di tempat tersebut tetapi mereka
genetika seperti yang diharapkan. Sebelumnya mampu berkembang secara terus menerus.
penulis pernah menyampaikan suatu tulisan Definisi ini merupakan definisi secara hukum benar
tentang pentingnya penerapan kultur sel dan guna untuk menekankan tentang cara propagasi
jaringan tanaman dalam pengembangan industri yang memasukkan molekul DNA asing dalam
pertanian (Tjokrokusumo 2003). Penulis suatu organisme inang yang berbeda.
menyimpulkan bahwa kultur sel dan jaringan Kemampuan untuk melintasi halangan spesies
tanaman sangat penting untuk membantu alami dan menempatkan gene dari organisme
mempercepat seleksi pemulian tanaman melalui apapun dalam suatu organisme inang yang tidak
cara konvensional, disamping itu cara baru ini juga berhubungan merupakan suatu fakta bahwa
sifatnya akan mengurangi ruang yang digunakan sepotong DNA yang relatif sangat kecil dan
dan kebutuhan tenaga kerja, dan yang paling

___________________________________________________________________________________________________
8 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 1, April 2010 Hlm.8-14
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
terdifinisikan dengan baik terpropagasi dalam hybrida, diantaranya adalah termasuk yang berikut
suatu organisme inang. ini (Lindsey and Jones, 1989):
1. Seleksi Komplementasi Mutan. Berbagai jenis
2. BAHAN DAN METODE mutan tersedia dan dapat digunakan untuk seleksi.
Mutan-mutan ini boleh jadi dari galur yang resistan
2.1. Transformasi Gen terhadap antibiotik atau herbisida, mutan
auxotroph atau mutan non-alelik pada enzim yang
Transformasi gen adalah proses dimana DNA sama. Prinsip dasarnya adalah jika mutan A dapat
asing dimasukkan kedalam sel tanaman. tumbuh pada medium A (yang mengandung zat A
Memasukkan informasi genetik asing kedalam sel sebagai penyeleksi atau membutuhkan nutrien A),
tanaman telah muncul pada tahun 1970-an dan dan mutan B dapat tumbuh pada medium B (yang
teknologi transfer gen telah berkembang sejak mengandung zat B sebagai penyeleksi atau
dilaporkan adanya tanaman yang sudah membutuhkan nutrien B), maka hanya hybrida
tertransformasi pada awal tahun 1980-an. Teknik somatik A+B yang dapat tumbuh dalam medium
transformasi ini sangat menarik untuk diterapkan yang mengandung kedua zat penyeleksi A dan B.
pada tanaman yang mempunyai nilai komersial 2. Komplementasi Mutan Nuclear Albino. Kalus
tinggi. Teknologi transfer gen telah diterapkan hybrida somatik dari dua galur albino non-alelik
pada berbagai macam species dalam rangka (nuclear) dapat berkomplemen dan menghasilkan
membantu menghilangkan hambatan yang terjadi koloni hijau/tanaman, yang dapat dipilih dari
pada proses reproduksi melalui perkawinan. campuran koloni albino dan hijau sesudah fusi dan
Metoda transformasi gen juga sangat banyak penanaman.
ragamnya, namun secara sederhana dapat dibagi 3. Perbedaan Kultur. Perbedaan kebutuhan media
menajdi dua, yaitu ada teknologi yang bersifat untuk jenis protoplas parental yang berbeda dapat
langsung dan adapula teknologi transfer gen digunakan untuk memperkaya atau menseleksi
secara tidak langsung (Tjokrokusumo, 1998). koloni hybrida.
Hibrida somatik adalah penggabungan sel somatik 4. Fluorescence Activated Cell Sorters (FACS).
yang membawa informasi genetik yang berbeda Pemilah sel (Cell sorter) telah digunakan secara
yang dapat dilakukan dengan menggunakan rutin untuk memisahkan jenis-jenis sel hewan
isolasi protoplast. Berbeda dengan kombinasi dengan cara memberi label pada populasi sel
genom lengkap atau parsial dengan cara fusi dengan marker fluorescence, seperti fluorescein
protoplas, satu atau beberapa gen dapat atau rhodamine. Sel bergerak satu-persatu dalam
dimasukkan langsung ke tanaman dengan suatu cairan melalui laser dan fotosel yang mendeteksi
teknologi yang dikenal sebagai transfer gen fluoresen, dan jenis-jenis sel yang berbeda
spesifik yaitu untuk memasukkan karakter baru diarahkan secara elektrostatik kedalam berbagai
yang dikodekan oleh gen-gen ini secara langsung wadah (container). Cara ini sebelumnya terbukti
ke berbagai tanaman budidaya sehingga semua secara teknik sulit digunakan pada protoplas
sifat yang menguntungkan tetap dipertahankan tanaman, namun demikian dewasa ini metoda ini
dan untuk menghindari pencampuran genetik memberikan hasil yang cukup baik. Biasanya
(genetic reassortment) sebagaimana terjadi dalam autofluoresen merah yang dihasilkan klorofil dalam
prosedur penangkaran tanaman secara normal. protoplas daun digunakan sebagai salah satu
Identifikasi hybrida somatik merupakan langkah marker, sedangkan populasi protoplas yang tidak
awal yang harus dikerjakan dalam menganalisa berwarna dilabel dengan fluorescein
keberhasilan suatu transformasi gen pada isothyocyanate sebagai marker lainnya.
tanaman. Heterokaryon yang berlabel ganda dapat
terdeteksi dan dipilih.
2.2. Identifikasi Hibrida Somatik 5. Isolasi Heterokaryon Secara Mekanis.
Mikropipet gelas sederhana, yang ditempelkan
Ketika sel-sel heterokaryon telah diisolasi, baik pada syringe yang bersekrup, dapat digunakan
dengan menggunakan mikropipet atau cell sorter untuk menyedot heterokaryon sel sambil dipelajari
(alat penseleksi sel), kemudian sel-sel ini dapat menggunakan mikroskop cahaya. Heterokaryon
dibiakkan untuk menghasilkan tanaman hybrida. hasil fusi dua jenis protoplas (misalnya protoplas
Namun demikian biasanya sesudah fusi dilakukan, dari daun dan sel) dapat diidentifikasi dengan
didapatkan campuran produk fusi dan parental. mudah secara visual.
Oleh karena itu untuk membedakan benda-benda 6. Kultur Masa. Seleksi tidak dapat dilakukan
tersebut dilakukanlah berbagai cara yang telah secara dini setelah fusi, terutama pada protoplas
banyak digunakan untuk mengidentifikasi material dengan frekuensi fusi yang tinngi yang dibuat
dengan cara electrofusion. Semua koloni yang

___________________________________________________________________________________________________
Identifikasi Terjadi Transfer Gen ...............( Donowati S. Tjokrokusumo) 9
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
diperoleh dari fusi dikultur dan tunas hybrida dapat fragmen DNA yang digunakan untuk alat
dideteksi menggunakan analysa isozyme atau diagnostik bagi parental dapat digunakan.
marker morfologi. Biasanya hanya kloroplas dari salah satu jenis
protoplas parental ditemukan dalam hybrida
2.3. Karakterisasi Hibrida Somatik individual, sehingga penyeleksian kloroplas terjadi
pada saat pembiakan berlangsung dengan
Sel yang diduga sebagai hybrida somatik dapat eliminasi salah satu populasi kloroplas.
dipastikan kehybridaannya dan kemudian ● Analisa DNA Mitokondria. DNA mitokondria
dikarakterisasi dengan berbagai cara, tergantung diekstrak dan dianalisa seperti di atas, biasanya
pada karakteristik material dari parental. Menurut menunjukkan bahwa rekombinasi genom
Lindsey and Jones (1989) bahwa metoda atau mitokondria telah terjadi pada hybrid, sehingga
cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk pola band DNA yang unik untuk hybrida tertentu
menguji atau memastikan terjadinya proses dapat diperoleh.
hibridisasi antara lain adalah sebagai berikut: ● Analisa Sitologi. Jumlah dan susunan kromosom
●Analisa Isoenzyme. Jika material dari parental hibrida somatik seharusnya dapat ditentukan
menghasilkan band yang berbeda pada gel setelah dengan menggunakan ujung akar yang
dilakukan pewarnaan untuk isozyme tertentu, dihancurkan. Analisa seperti ini akan menunjukkan
hybrida biasanya menghasilkan sejumlah band apakah hibrid tersebut memiliki jumlah dan
yang merupakan jumlah band-band yang susunan kromosom seperti yang diharapkan dari
dihasilkan oleh kedua parental, dan mungkin juga kedua orangtuanya, apakah lebih dari dua
dengan beberapa band tambahan yang dihasilkan protoplas telah berfusi bersama, derajat
dari kombinasi baru subunit-subunit enzim. Isozim aneuploidi, dan mungkin juga pertukaran yang
yang biasa digunakan antara lain glukosa-6-fosfat terjadi antar kromosom. Aspek yang terakhir dapat
dehidrogenase, fosfoglukosa isomerase, glutamin dianalisa lebih jauh dengan menggunakan teknik
oxaloasetat transaminase, esterase dan shikimat hibridisasi in situ.
dehydrogenase. ● Analisa Karakter yang Diharapkan. Kombinasi
● Analisa DNA Nukleus. Jika DNA dari parental karakter agronomi yang berguna (seperti resistansi
diekstraksi, difragmentasi dengan enzim restriksi, terhadap patogen) dapat dikaji dengan tes
dipisahkan dengan menggunakan gel, ditransfer ke penangkaran standar.
membran dan dilacak menggunakan fragmen DNA Namun demikian menurut Wang et al. (2001),
32
yang dilabel dengan P, autoradiogram akan bahwa hibrida somatik dapat di idetifikasi dan
menunjukkan berbagai pola band hibridisasi. karakterisasi dengan melalui beberapa tahapan,
Hybrida somatik menunjukkan pola band sesuai diantaranya adalah menggunakan (1) analisa
jumlah band kedua parental. morfologi, (2) pengamatan karakteristik agronomi,
● Aktivitas Enzim. Jika dua mutan yang dan (3) sitologi dan analisa isoenzim yang menjadi
komplementer, misalnya dari galur yang dasar pertimbangan untuk menseleksi adanya
-
kehilangan nitrat reduktase (NR ) digunakan, hibrida somatik yang otentik. Adapun urutannya
kedua galur parental tidak dapat hidup dengan menurut Wang et al. (2001) dalam penelitian
menggunakan nitrat sebagai sumber nitrogen, hibrida somatik pada tanaman kentang adalah
sebab keduanya tidak meiliki aktivitas nitrat sebagai berikut: (a) Pengamatan Morfologi, (b).
reduktase. Hybrida dapat hidup dengan Analisa Sitologi, (c). Analisa Isoenzim, (d). Analisa
menggunakan nitrat sebagai sumber nitrogen, dan Kesuburan, (e). Karakteristik Agronomi.
aktivitas enzim nitrat reduktase dapat diukur.
● Morfologi. Hybrida somatik mungkin juga 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan struktur morfologi atau pigment yang
berbeda, yang boleh jadi merupakan kombinasi Teknologi mikropropagasi secara in vitro
dari sifat yang terdapat pada parental (misalnya mempunyai banyak keuntungan, diantaranya
rambut daun dari salah satu parental dan pigmen adalah dapat menghasilkan tanaman bebas virus
antosianin dari yang satu lagi), atau karakter yang dengan kecepatan yang tinggi karena mampu
benar-benar baru. Contoh karakter yang benar- melipat gandakan dalam jumlah yang besar
benar baru pada kentang adalah kemunculan (Crouch et al. 1998). Teknik mikropropagasi telah
pigmen ungu gelap pada hybrid tuber yang didapat dikembangkan selama dua dekade yang lalu dan
dari galur parental yang memiliki daging tuber sekarang teknik ini sudah sangat mapan (Banerjee
berwarna kuning dan merah. and de Langhe 1985; Israeli et al. 1995; Cronauer
●Analisa Kloroplas DNA. Kloroplas DNA diekstrak, and Krikorian 1984). Menurut Rowe and Rosales
difragmentasi dan dipisahkan dengan (1996) teknik mikropropagasi tanaman pisang
menggunakan gel elektroforesis. Berbagai pola memegang peranan penting dalam program

___________________________________________________________________________________________________
10 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 1, April 2010 Hlm.8-14
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
pengembangan perbaikan genetika tanaman molekuler. Populasi dihaploid diperoleh melalui
pisang di seluruh dunia. Namun kelemahan teknik kultur anther yang berkorespon dengan hibrida
mikropropagasi terletak pada banyaknya variasi somatic tetraploid secara genetika dianalisa.
genetis yang dihasilkan pada tanaman pisang Pengaruh dari turunan disomik/tetrasomik dan
(Crouch et al. 1998), tetapi kebaikan dari terjadinya rasio segregasi dari3 isozymes dan ISSR (inter-
variasi somaklonal ini adalah dapat digunakan simple sequence repeat) marker kemudian
sebagai sumber variabilitas yang bermanfaat untuk dievaluasi. Dihaploid yang diperoleh dari
dikembangkan lebih lanjut. mikropores memungkinkan untuk dianalisa secara
Jonhnson & Veilleux (2001) mengatakan bahwa mudah, sempurna dan teliti. Segregasi dari 280
hibrida somatik telah berhasil diproduksi untuk marker ISSR (110 khas ethiopium, 104 khas
beberapa spesies tanaman yang secara ekonomi melongena dan 66 monomorphic) dievaluasi dalam
sangat penting, seperti family Solanaceae, 71 dihaploid. Menurut konstitusi genetika (simplex,
Rutaceae, Brassicaceae, Fabaceae, dan Poaceae. duplex dan triplex) hampir 64% fragmen muncul
Iwamoto et al. (2007) mengatakan bahwa turunan tetrasomik dan atau disomic . Dalam
protoplas kotiledon Solanum integrifolium diradiasi kaitannya dengan fragmen khas ke khas, 68% dan
dengan UV dan protoplas kotiledon Solanum 4% ambigious hasil dari turunan tetrasomik dan
sanitwongsei diberi iodoacitamide, keduanya disomik secara berurutan. Sebanyak 24 dari 66
dielektrofusi dan dikultur. Tanaman yang berhasil monomorphic ISSR merupakan turunan
regenerasi diklasifikasi kedalam 3 grup berdasarkan pada pada segregasi chromatid
berdasarkan pada morfologi dan data genom hasil acak. Fenotipe dari G-6-PDH, dan 6-PGDH dan
hibridisasi in situ. Morfologi grup yang pertama SKDH dipelajari dalam 70 dihaploid dan inferensi
ternyata tergolong kelas menengah diantara 2 telah dibuat tentang status sekutu dari 5 loci
spesies induk lainnya. Tanaman berhasil berbuah mereka. Markers isozyme mensegregasi dalam
dan bijinya mempunyai viabilitas cukup dan dihaploid dalam sifat yang terdistorsi, segregasinya
mempunyai jumlah kromosom 2n=48 yang tidak cocok dengan rasio segregsi yang
merupakan jumlah dari kromosom induk, yang diharapkan. Namun demikian turunan tetrasomik
menyatakan bahwa hasil dari hibrid fusi yang mungkin disarankan untuk loci G-6-PDH 2 dan
simetris. Morfologi tanaman yang di grup kedua SKDH 1. Hasilnya menunjukkan bahwa pertukaran
lebih mirip dengan Solanum integrifolium dari pada gen segera terjadi dalam hibrida somatik antara S.
grup pertama, dan mempunyai 2 set kromosom melongena dengan S. aethiopicum gr. Gilo.
Solanum integrifolium dan satu set Solanum Mariska dan Husni (2006) mengatakan bahwa
sanitwongsei. Berbeda dengan tanaman dari grup fusi protoplas dapat digunakan untuk mengatasi
ketiga yang mempunyai satu set kromosom masalah dalam persilangan secara seksual,
Solanum integrifolium dan 2 set Solanum terutama inkompatibilitas dan sterilitas pada
sanitwongsei. Tanaman di grup kedua dan ketiga turunan F1. Masalah ini umumnya muncul pada
kurang vigor dibandingkan dengan tanaman di persilangan antar genotipe berkerabat jauh,seperti
grup pertama dan hanya menghasilkan beberapa pada tanaman lada, nilam, dan terung untuk
buah saja. Analisis elektroforesi dari isozyme memperoleh tanaman yang tahan terhadap
shikimate dehydrogenase, isocitrate penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora
dehydrogenease dn phoshoglucomutase, dan juga capsici pada lada, Ralstonia solanacearum pada
analisis RAPD menunjukkan bahwa dari 23 terung, dan nematoda Pratylenchus brachyurus
tanaman yang berhasil regenerasi dari ketiga grup pada nilam. Sifat ketahanan terhadap penyakit
tersebut ternyata merupakan hibrida somatik. tersebut terdapat pada kerabat liarnya, tetapi
Tanaman dari grup pertama lebih mempunyai vigor persilangan secara seksual sering menghadapi
dari pada induknya dan menghasilkan lebih dari hambatan genetik. Hibridisasi juga tidak dapat
500 biji per tanaman. Somatik hibrida yang subur dilakukan pada tanaman nilam karena tanaman
yang diperoleh dari studi ini mungkin sangat cocok tersebut tidak berbunga. Isolasi protoplas dengan
untuk digunakan sebagai calon rootstock menggunakan kombinasi selulase 2% +
tanaman terong. macerozim 0,50% (untuk lada) dan selulase 0,50%
Tippino et al. (2008), mengatakan bahwa + pektinase 0,50% (untuk terung dan nilam)
pertukaran gen antara Solanum melongena dan menghasilkan protoplas dengan densitas yang
sekutunya Solanum aethiopicum merupakan tinggi. Fusi protoplas dapat dilakukan dengan
persyaratan yang sangat krusial untuk mengubah menggunakan PEG 6000 konsentrasi 30% selama
sifat sekutunya menjadi tanaman terong budidaya. 20-25 menit untuk menyatukan dua protoplas
Dalam rangka untuk mengevaluasi pengaruh tanaman budidaya dan kerabat liarnya dalam
rekombinan genetika antara dua spesies, maka upaya membentuk hibrida somatik. Mikrokalus
dilakukan penggunaan marker biokimia dan lada belum dapat diregenerasikan menjadi tunas

___________________________________________________________________________________________________
Identifikasi Terjadi Transfer Gen ...............( Donowati S. Tjokrokusumo) 11
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
adventif, sedangkan untuk nilam telah diperoleh yang bersifat semi acak diuji dan hasilnya
beberapa nomor hibrida somatik dengan kadar menunjukkan bahwa hanya primer yang terseleksi
fenol dan lignin yang tinggi seperti kerabat liarnya. saja yang digunakan untuk memverifikasi adanya
Pada terung, telah diperoleh beberapa hibrida hibrida somatik putatif.
somatik yang tahan terhadap penyakit layu R. Marasek et al. (2006) mengatakan bahwa uji
solanacearum. Kultur anther dari tanaman hasil morfologi kromosom telah dipelajari untuk
fusi dapat diperoleh tanaman dihaploid yang menyelidiki kultivar diploid tanaman Tulip antara
selanjutnya disilang balik dengan tetua hibridanya. Tulipa fosteriana dengan Tulipa gesneriana
Hasil silang balik (back cross 2) mempunyai (2n=2x=24) dan triploid hybrid Darwin (2n=3x=36).
struktur dan warna buah yang sama dengan terung Berdasarkan analisa prokaryot, disarankan untuk
budidaya. menggunakan median kromosom sebagai marker.
Thawaro and Te-chato (2009) mengatakan Analisa diskriman yang respek terhadap total
bahwa RAPD ( Random Amplification of panjang kromosom menunjukkan perbedaan yang
Polymorphic DNA) dan SSR (Simple Sequence nyata antara ukuran median kromosom Tulipa
Repeat) telah digunakan untuk mengadakan fosteriana dengan Tulipa gesneriana.
verifikasi dan variasi adanya somaklonal dari Pembandingan antara panjang kromosom Tulip
persilangan tanaman kelapa sawit 366(D) x 72 (P) Hybrid Darwin menunjukkan adanya 2 kromosom
Elaeis quineensis Jacq. DxP DNA dari MZE yang lebih besar dan ada satu yang lebih kecil.
diisolasi dan dideteksi dengan menggunakan 7 Hasil ini menyarankan bahwa proses hibridisasi
primer dari RAPD dan 8 primer dari SSR. Variasi yang simultan dengan menggunakan metoda ini
somaklonal diperoleh dari somatik embryogenesis dapat menunjukkan perbedaaan yang nyata untuk
yang dikultur dengan menggunakan media MS menbedakan 24 kromosom dari Tulipa gesneriana
ditambah dengan berbagai macam dan dan 12 kromosom dari Tulipa fosteriana. Sehingga
konsentrasi auksin. Hasilnya menunjukkan bahwa in situ genomic hibridisasi dan analisis median
semua primer dapat menunjukkan adanya DNA kromosom sangatlah berguna untuk
induk. Primer OPT06 (RAPD) dan EgC1R1772 mengidentifikasi Darwin Tulip dan keturunannya
(SSR) memberikan pola DNA yang nyata dan dapat dinyatakan dengan analisis sitometri
dapat digunakan untuk memverifikasi keturunan menggunakan jaringan vegetatif Darwin Tulip.
persilangan 366 (D) x 72 (P). Frekuensi yang tinggi Hasil studi ini mengklarifikasi bahwa proses
pembentukan kalus diperoleh dari media MS pembentukan kultivar hibrida tulip berjalan dengan
dengan tambahan 2,50 mg/l 3,6 dichloro-o-anisic baik dan akan sangat berguna untuk pemuliaan
acid (dicamba). tanaman tulip dengan sistem hibridisasi
See et al. (2003) mengatakan bahwa RFDD interspesifik.
(Restriction Fragment Differential Display) Xu et al. (2005) mengatakan bahwa FCM (Flow
digabung dengan FSD (Family Specific Domain) Cytometry), SSR (Simple Sequence Repeats) dan
dari tanaman Axonopus cupressus untuk CAPS (Cleaved Amplified Polymorphic Sequence)
membedakan anggota famili gen selama proses digunakan untuk mengkarakterisasi tingkat
somatik embriogenesis. Dengan menggunakan komposisi ploida dan nuclear dan sitoplasma dari 2
metoda ini mRNA yang terekspresi secara (dua) hibrida somatic dari Changshou kumquat
berbeda, AC1 dan AC2 yang mengandung chromo (Fortunella obovata), induk daun dan Dancy
dan serine/threonine protein kinase diisolasi. tangerine (Citrus reticulata), induk suspensi. FCM
Analisa sekuens menyatakan bahwa AC1 yang menunjukkan bahwa kedua hibrida somatic adalah
mencirikan MIP (plasma membran protein), dan tetraploid. Satu dari dua SSR pasangan primer
AC2 menunjukkan homologi yang rendah terhadap dapat mendeteksi adanya polymorphism diantara
serine/threonine protein kinase. Hasil awal ini induk fusi dan hibrida somatiknya menunjukkan
menujukkan bahwa RFDD-FSD merupakan suatu profile pita yang berifat tambahan (additive
metoda yang cukup efisien untuk mengidentifikasi banding profile) menunjukkan bahwa mereka
transkripsi yang berhubungan dengan famili gen. merupakan hibrida tetraploid dengan nuklir DNA
Przetakiewicz et al. (2002), mengatakan bahwa turunan dari kedua induknya. CAPS menunjukkan
marker yang khusus digunakan untuk menguji bahwa loci 4 dan 1 polimorfik diperoleh untuk
galur diploid kentang budidaya diidentifikasi kloroplas induk dan genom mitochondria, secara
dengan menggunakan PCR dengan menggunakan berurutan. Tanaman hibrida somatic mempunyai
10 primer yang membentuk RAPD atau dengan pola pita yang sama seperti induk suspensinya
primer yang bersifat semi acak dengan target untuk semua marker kloroplas polimorfik dan pola
intron-exon sekuens yang sedikit bersifat pita mitokondria mendekati induk suspensi dengan
konservatif untuk melihat gen tanaman. Lebih kehilangan beberapa fragmen mtDNA. Penelitian
kurang 100 dan 50 primer RAPD dan 12 primer ini memainkan peranan yang dalam mencari tahu

___________________________________________________________________________________________________
12 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 1, April 2010 Hlm.8-14
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
hubungan antara komposisi nuklir dan sitoplasmik, diperlukan. Penting pula untuk dilakukan
dan mirip seperti penampilan lapangan dari hibrida penelitian cara untuk memproduksi dan
somatik di masa depan. menggunakan hibrida yang tidak simetri
Tusa et al. (2002) mengatakan bahwa Milam dan cybrids serta menggunakan berbagai
(Citrus jambhiri Lush dan Femminello lemon macam jenis protoplas seperti
(Citrus limon L. Burm.f.) hibrida somatic yang subprotoplas, miniprotoplas,
bersifat allotetraploid digunakan sebagai induk micoprotoplas, citoplas dan protoplas
pollen dalam persilangan dengan diploid seksual.
Femmenello lemon untuk menghasilkan mal secco • Backcrossing hibrida somatik dengan
toleran dalam populasi yang berbeda dari tipe tetraploid memberikan kemungkinan cara
lemon tidak berbiji triploid dengan kualitas buah untuk memperbaiki hibrida somatik dan
yang bagus. Sejumlah 137 anakan diperoleh dan memungkin untuk memproduksi galur
harus diuji untuk diseleksi dalam rangka untuk galur baru yang lebih baik.
membedakan embrio zygotic dari nucellar dengan • Penggabungkan tehnik hibrida somatik
menggunakan metoda analisis FCM, isozyme dan dengan tehnik pemulian konvensional
ISSR-PCR (the inter simple sequence repeat dapat merupakan suatu pendekatan baru
polymerase chain reaction). Dari ketiga metoda dalam memperbaiki genetik dan
tersebut, ternyata bahwa ISSR-PCR merupakan pengembangan kultivar baru dalam
metoda yang paling efisien dan dapat diandalkan pemuliaan tanaman.
untuk mengidentifikasi anakan zygotic.

4. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

• Identifikasi hybrida somatik dan Banerjee, N. and de Langhe, E. 1985. A tissue


karakterisasi adanya somatik hibrida culture technique for rapid clonal propagation
merupakan langkah awal yang harus and storage under minimal growth conditions of
dikerjakan dalam menganalisa Musa (banana and plaintain). Plant Cell Report
keberhasilan suatu transformasi gen pada 4:351-354.
tanaman.
• Teknologi/tehnik hybrida somatik dapat Cronauer, S.S., and Krikorian, A.D. 1984. Rapid
digunakan untuk menghilangkan multiplication of bananas and plaintains by in
hambatan pada inkompabilitas seksual vitro shoot tip culture. HortScience 19:234-235.
seperti pada pemuliaan tanaman kentang
dan dapat bertindak sebagai suatu metoda Crouch, J.H., Vuylsteke, D., Ortiz, R. 1998.
untuk mentransfer karakteristik yang lebih Perspective on the application of biotechnology
baik, seperti ketahanan terhadap penyakit to assisst the genetic enhancement of plaintain
dan toleran terhadap serangan beku atau and banana (Musa spp.). Electronic Journal of
hujan es (frost bite) untuk sejumlah Biotechnology 1(1): 11-22.
varietas kentang mulai dari kentang liar
hingga kentang budidaya. Namun Israeli, Y., Lahav, E., and Reuveni, O. 1995. In
demikian masih ada banyak hambatan vitro culture of bananas. In Bananas and
dalam pemulian tanaman kentang dengan Plaintains. S. Gowen. London Chapman & Hall
menggunakan tehnik hibrida somatik, pp. 147-178.
karena keberhasilan tehnik hibrida somatik
sangat tergantung pada penyelesaian Iwamoto, Y., Hirai, M., Ohmido, N., Fukui, K., and
masalah dan hambatan serta keterbasan Ezura, H. 2007. Fertile somatic hybrids
tehnik ini dalam pemulian dan perbaikan between Solanum integrifolium and Solanum
varietas kentang. sanitwongsei (syn. S. kurzii) as candidates for
• Perbaikan tentang bagaimana bacterial wilt-resistant rootstock of eggplant.
meningkatkan frekuensi dan stabilitas fusi Plant Biotechnology 24: 179-184.
yang efektif, menyeleksi hibrida somatik
secara cepat dan efisien, Johnson, A.A.T., and Veilleux, R.E. 2001. Somatic
mengembangkan metoda kultur dan teknik hybridization and application in plant breeding.
kultur protoplas serta cara mengidentifikasi Plant Breeding Reviews 20:167-225.
hibrida somatik dan juga menyelidiki
variasi dan karakterisasi progeni hibrida
somatik dimasa mendatang akan

___________________________________________________________________________________________________
Identifikasi Terjadi Transfer Gen ...............( Donowati S. Tjokrokusumo) 13
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010
Lindsey, K. And Jones, M.G.K., 1989. Plant Thawaro, S. and Te-chato, S. 2009. Application of
Biotechnology in Agriculture. John Wiley & molecuilar markers in the hybrid verification and
Sons, Inc., New York, USA. assessment of somaclonal variation from oil
palm propagated in vitro. Science Asia 35:142-
Makmur, A., 1988. Pengantar Pemuliaan 149.
Tanaman. Cetakan kedua, Bina Aksara,
Jakarta, Indonesia. Tippino, L., Mennella, G., Rizza, F., D’Alessandro,
A., Shachakr, D., and Rotino, G.L. 2008. ISSR
Marasek, A., Mizuochi, H., and Okazaki, K. 2006. and Isozyme characterization of Androgenetic
The origin of Darwin hybrid tulips analysed by dihaploids reveals tetrasomic inheritance in
flow cytometri, karyotype analyses and genomic tetraploid somatic hybrids between Solanum
in situ hybridization. Euphytuica 151: 279-290. melongena and Solanum aethiopicum group
Gilo. Journal of Heredity 99(3):304-315.
Mariska, I., dan Husni, A. 2006. Perbaikan sifat
genotipe melalui fusi protoplas pada tanaman Tjokrokusumo, D., 2003. Penerapan Kultur Sel dan
lada, nilam dan terung. Jurnal Litbang Jaringan Tanaman dalam Industri Pertanian.
Pertanian 25(2):55-60. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2 (1): 72
– 80.
Old, R.W. and Primrose, S.B., 1985. Principles of
Gene Manipulation: An Introdcution to Genetic Tjokrokusumo, D. 1998. Plant Transformation
Engineering. Blackwell Scientific Publications, using pollen vacuum infiltrated with
London, Great Britain. Agrobacterium tumefaciens. M.Phil. Thesis,
Murdoch University, Perth, Western Australia,
Przetakiewicz, J., Nadolska-Orczyk, A. and Australia.
Orczyk, W. 2002. The use of RAPD and semi-
random markers to verify somatic hybrids Tusa, N., Abbate, L., Ferrante, S., Lucretti, S., and
between diploid line of Solanum tuberosum L. Scarano, M-T. 2002. Identification of zygotic
Cellular and Molecular Biology Letters 7:671- and nucellar seedlings in Citrus interploid
676. crosses by means of isozymes, flow cytometry
and ISSR-PCR. Cellular&Molecular Biology
Rowe, P. and Rosales, F.E. 1996. Bananas and Letters 7:703-708. http://www.cmbl.org.pl
plaintains. In: Fruit Breeding. Bol 1: Tree and .
Tropical Fruits. J. Janick and J. Moore. New Wang, D., Zhang, N., and Si H.J., 2001. Study on
York, John Wiley pp.167-211. Protoplast Culture and Somatic Hybridization of
Potato. National High-Technology Program of
See, P.T., Rahman, S.S.A., Chin, C.F., and China in cooperation with the National Science
Harikrishna, K. 2003. Identification of Foundation of China and the Research Grant
Differentially expressed genes during somatic from the Ministry of Education of China.
embryogenesis of Axonopus compressus by
restriction fragment differential display-coupled Xu, X., Liu, J., and Deng, X. 2005. FCM, SSR and
FSD. Asia Pacific Journal of Molecular Biology CAPS analysis of intergration somatic hybrid
and Biotechnology (2003) Vol. 11 (2):71-76. plants between Changshou kumquat and
Dancy tangerine. Bot.Bull.Acad. Sin 46:93-98.

___________________________________________________________________________________________________
14 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 1, April 2010 Hlm.8-14
Diterima 3 Pebruari 2010; terima dalam revisi 9 Maret 2010; layak cetak 5 April 2010

Anda mungkin juga menyukai