Abstrak
Tujuan : Untuk mengetahui beda efek antara pemberian auto stretching dan tranverse
friction dengan paraffin bath dan transverse friction terhadap kemampuan fungsional tangan
pada kasus trigger finger. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi
eksperimental untuk mengetahui beda efek antara pemberian Auto stretching dan
transverse friction dengan paraffin bath dan transverse friction dalam suatu objek penelitian.
Sampel Terdiri dari 7 orang dengan usia antara 45-65 tahun, pasien Instalasi Fisioterapi
Rumah sakit Jakarta Cempaka putih, yang dipilih berdasarkan terknik purposive sampling.
Perlakuan I diberikan intervensi Auto stretching dan Transverse Friction dan kelompok
perlakuan II yang diberikan intervensi Paraffin Bath dan Transverse Friction. Untuk uji
normalitas menggunakan analisa statistic Shapirowilk Test, dan Uji Homogenitas sampel
dengan Levene’s Test. Hasil: Dengan menggunakan uji t-test of related pada dua sampel
saling berpasangan pada kelompok perlakuan I didapatkan hasil nilai p = 0.000 yang berarti
ada efek penurunan nilai dash modified yang signifikan dengan pemberian intervensi Auto
stretching dan Transverse Friction pada kasus trigger finger. t-test of related pada kelompok
perlakuan II didapatkan hasil nilai p = 0.001 yang berarti ada penurunan nilai dash modified
yang signifikan dengan pemberian intervensi Parafin bath dan Transverse Friction. Hasil t-
test Independent didapatkan hasil nilai p = 0.032 dimana p<0.05 artinya ada beda efek
antara pemberian Auto stretching dan transverse friction dengan paraffin bath dan
transverse friction terhadap kemampuan fungsional tangan pada kasus trigger finger.
Kesimpulan : Auto stretching dan transverse friction lebih baik daripada paraffin bath dan
transverse friction terhadap kemampuan fungsional tangan pada kasus trigger finger.
Abstract
Objective: To determine the difference between the effect of giving auto stretching and
tranverse friction with paraffin bath and transverse friction of the hand functional ability in
the case of trigger finger. Method: This research is a quasi experimental study to
determine the difference between the effect of granting Auto stretching and transverse
friction with paraffin bath and transverse friction in an object of research. Sample consists of
7 people between the ages of 45-65 years, patients Installation Physiotherapy white
Cempaka Jakarta hospital, were selected based on purposive sampling terknik. I was given
treatment interventions Auto stretching and Transverse Friction and treatment group II
were given intervention Paraffin Bath and Transverse Friction. To test for normality using
statistical analysis Shapirowilk Test, and the test sample homogeneity with Levene's Test.
Result : By using a T-test of related test on two paired samples in the first treatment group
showed that the value of p = 0.000. There is no effect of impairment that significantly
modified dash with Auto stretching intervention delivery and Transverse Friction in the case
of trigger finger. t-test trials related to the treatment group II showed that the value of p =
0.001, significantly modified dash with provision of intervention Paraffin bath and
Transverse Friction. Test results of the Independent t-test showed that the value of p =
0.032 means there is a difference between giving effect Auto stretching and transverse
friction with paraffin bath and transverse friction of the hand functional ability in the case of
trigger finger. Conclusion: Auto stretching and transverse friction better than paraffin bath
and transverse friction on functional ability in the case of trigger finger hand.
yang paling dominan melakukan aktifitas adalah mencegah pembentukan jaringan abnormal
tangan. Semua gerakan yang dihasilkan crosslink, hal ini dikarenakan pada tendon dan
merupakan dari adanya peningkatan tegangan selubung tendon jari-jari mengalami penum-
otot sebagai respon motorik. pukan kolagen yang menjadi jaringan fibrous
Gangguan pada trigger finger membu- akibat inflamasi, dengan tansverse friction akan
tuhkan kajian yang sistematis mulai dari pene- melepaskan perlengketan abnormal crosslink se-
gakan diagnosis, perencanaan tindakan, inter- hingga elastisitas jaringan akan kembali
vensi yang tepat akan memberikan hasil yang membaik sehingga kemampuan fungsional ta-
maksimal dan terukur, untuk penyembuhan ngan diharapkan ikut meningkat.
yang optimal pada kasus trigger finger ini. Auto stretching adalah sebagai self stret-
Peran fisioterapi sangat penting dalam pe- ching karena tipe ini dilakukan sendiri oleh
nanganan pada penderita trigger finger karena pasien secara aktif, active stretching mening-
penanganan pada kasus trigger finger tidak katkan fleksibilitas secara aktif dan menguatkan
cukup hanya dengan mengkonsumsi obat-oba- otot agonis. Alasan penerapan tehnik ini adalah
tan tetapi juga sangat perlu dilakukan seperti bahwa kontraksi isotonic yang dilakukan saat
terapi dengan elektrotherapi seperti paraffin auto stretching dari otot yang mengalami
bath, manipulasi seperti transverse friction dan pemendekan akan menghasilkan otot meman-
auto streching yang dapat mempercepat jang secara maksimal tanpa perlawanan, pem-
pemulihan dan megembalikan kehidupannya berian auto stretching yang dilakukan secara
menjadi normal kembali. perlahan dan lembut akan menghasilkan
Hydroterapi merupakan salah satu peregangan pada sarkomer sehingga perega-
modalitas fisioterapi yang pelaksanaannya ngan akan mengembalikan elastisitas sarkomer
memanfaatkan pengaruh suhu, mekanik, che- yang terganggu, dengan meningkatnya flek-
mis, dan tekanan dari zat cair. Pada peman- sibilitas dan elastisitas pada otot maka kekua-
faatan zat cair sebagai media terapi dengan tan otot akan meningkat dengan meningkatnya
suhu, dijumpai dua pengelompokkan besar yaitu kekuatan otot diharapkan kemampuan fungsio-
panas dan dingin. Pemanfaatan suhu zat cair nal tangan juga ikut meningkat.
dapat berupa Cryotherapy, paraffin bath, con- Trigger finger sudah sudah diketahui
tras bath, hot bath, hot pack dll. Paraffin bath secara umum. Sesudah jari dibengkokan atau
merupakan salah satu metode hydrotherapy ditekuk tiba-tiba tidak dapat diluruskan kembali,
yang menggunakan paraffin sebagai medianya, tetapi setelah bermanuver sedikit, jari tersebut
pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi berbunyi klik kembali lurus. Sebabnya adalah
yang memanfaatkan suhu yang relative tinggi adanya penebalan setempat didalam suatu
(panas), panas secara langsung dapat memper- tendon flexor dalam kombinasi dengan adanya
baiki flesibilitas jaringan ikat, otot, myelin dan penebalan didalam selubung tendon pada
kapsul sendi, pada penerapan paraffin bath tempat yang sama, tendon pada jari-jari tangan
pada level sensorik yang diperoleh dari efek pa- berfungsi untuk melakukan gerakan ektensi dan
nas melalui perbaikan sirkulasi darah dan fleksi dan pada tendon mempunyai lapisan yang
metabolisme kemudian akan terjadi arteriol memudahkan pergeseran menjadi lebih mudah.
yang timbul akibat peningkatan aliran darah ka- Gejala-gejala pada trigger finger berupa adanya
piler dan pada saat sirkulasi meningkat maka nyeri dan kaku (snapping) dan bunyi klik.
mobilitas otot akan membaik yang mengaki- Penyebab dari kondisi ini adalah tidak selalu
batkan kekuatan otot membaik secara otomatis jelas, kondisi medis berupa rheumatoid arthri-
kemampuan fungsional tangan juga ikut me- tis,gout, diabetes mellitus (DM) bisa menjadi
ningkat. penyebab trigger finger sehingga kemampuan
Transverse friction adalah suatu tehnik fungsional tangan berkurang,
massage dengan menggerakan jaringan Pada prehension kekuatan otot sangat
superficial diatas jaringan yang lebih dalam de- berpengaruh, apabila otot terganggu dan meng-
ngan menjaga kontak tangan yang kuat de- alami penurunan akibat adanya inflamasi yang
ngan kulit dengan menggerakan tranversal pada menyebabkan timbulnya zat-zat iritan dan
daerah yang terbatas, yang bertujuan untuk microsirkulasi pada daerah tersebut bila
memperbaiki sirkulasi darah, menurunkan rasa dibiarkan akan menimbulkan fibrous, akibat
nyeri, melepaskan perlengketan jaringan atau adanya fibrous akan menyebabkan nyeri pada
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1, April 2013 35
Auto Stretching Dan Transverse Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction Terhadap
Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger
saat melakukan gerakan karena ini merupakan mencegah pembentukan jaringan abnormal
jaringan kontraktil maka saat kontraksi akan crosslink, hal ini dikarenakan pada tendon dan
timbul nyeri. Nyeri tersebut akan menyebabkan selubung tendon jari-jari mengalami penumpu-
kekawatiran saat bergerak sehingga tonus otot kan kolagen yang menjadi jaringan fibrous
akan menurun. Tonus otot yang menurun akan akibat inflamasi, dengan tansverse friction akan
berdampak pada kekuatan otot yang menurun. melepaskan perlengketan abnormal crosslink
Kekuatan otot yang menurun mengakibatkan sehingga elastisitas jaringan akan kembali
power menurun yang berpengaruh pada membaik sehingga kemampuan fungsional ta-
kontraksi otot tidak maksimal sehingga terjadi ngan diharapkan ikut meningkat
penurunan fungsional tangan Paraffin bath merupakan salah satu
Pada saraf saat trigger finger, akan metode hydrotherapy yang menggunakan pa-
terjadi aktivasi motor unit menurun sehingga raffin sebagai medianya, pada prinsipnya terapi
menyebabkan interaksi sistem sensorik menu- ini merupakan terapi yang memanfaatkan suhu
run mengakibatkan penurunan propioseptif se- yang relative tinggi (panas), panas secara
hingga koordinasi intermuscular menurun yang langsung dapat memperbaiki flesibilitas jaringan
mengakibatkan kecepatan reaksi menurun ikat, otot, myelin dan kapsul sendi, pada
sehingga efektifitas dan elastisitas jaringan penerapan paraffin bath pada level sensorik
menurun mengakibatkan penurunan fungsi yang diperoleh dari efek panas melalui per-
tangan, Pada sendi, terutama sendi inter- baikan sirkulasi darah dan metabolisme kemu-
phalang terjadi intraarticular adhesion yang dian akan terjadi arteriol yang timbul akibat
menyebabkan sendi menjadi hypomobile.. Pada peningkatan aliran darah kapiler dan pada saat
sirkulasi darah yang terjadi pada trigger finger sirkulasi meningkat maka mobilitas otot akan
adalah mikrosirkulasi sehingga nutrisi dan O2 membaik yang mengakibatkan kekuatan otot
pada jaringan berkurang, terjadi penumpukan membaik secara otomatis kemampuan fung-
zat sisa-sisa metabolisme, sehingga sirkulasi sional tangan meningkat.
statis yang menyebabkan fleksibilitas tergang- Auto stretching adalah sebagai self
gu. Gejala-gejala yang dapat timbul diantaranya stretching karena tipe ini dilakukan sendiri oleh
adalah fleksibilitas menurun, tonus otot me- pasien secara aktif, active stretching mening-
nurun dan kekuatan otot menurun, sehingga katkan fleksibilitas secara aktif dan menguatkan
efektifitas dan efisiensi gerak menurun, serta otot agonis. Alasan penerapan tehnik ini adalah
penurunan fungsi tangan (prehension). bahwa kontraksi isotonic yang dilakukan saat
Untuk menangani permasaahan yang auto stretching dari otot yang mengalami pe-
ada pada kondisi trigger finger banyak mo- mendekan akan menghasilkan otot memanjang
dalitas fisioterapi yang dapat digunakan, seperti secara maksimal tanpa perlawanan, pemberian
US, MWD, TENS, Manual terapi, Paraffin Bath auto stretching yang dilakukan secara perlahan
dan lain-lain. Tetapi tidak semua modalitas ter- dan lembut akan menghasilkan peregangan
sebut efektip terhadap masalah yang terjadi, pada sarkomer sehingga peregangan akan me-
oleh sebab itu fisioterafis perlu mengetahui ngembalikan elastisitas sarkomer yang tergang-
efektifias dari treatment yang digunakan serta gu, dengan meningkatnya fleksibilitas dan dan
tujuan yag akan dicapai. Pada kesempatan ini elastisitas pada otot maka kekuatan otot akan
penulis akan meneliti tentang pengaruh perbe- meningkat dengan meningkatnya kekuatan otot
daan antara tasverse friction dan auto stret- diharapkan kemampuan fungsional tangan juga
ching dengan paraffin bath dan transverse ikut meningkat.
friction terhadap kemampuan fungsional ta- Setelah melakukan proses pemeriksaan
ngan pada kondisi trigger finger. dan intervensi penulis meneliti peningkatan ke-
Transverse friction adalah suatu tehnik mampuan fungsional tangan menggunakan alat
massage dengan menggerakan jaringan super- ukur dash modified Questionnaire untuk me-
ficial diatas jaringan yang lebih dalam dengan ngetahui hasil dari treatment yang dilakukan
menjaga kontak tangan yang kuat dengan kulit kemampuan fungsional tangan atau disebut
dengan menggerakan tranversal pada daerah juga prehension, prehension dapat diartikan se-
yang terbatas, yang bertujuan untuk mem- bagai semua bentuk genggaman yang dikontrol
perbaiki sirkulasi darah, menurunkan rasa nyeri, oleh sensori yang permanen dan menggenggam
melepaskan perlengketan jaringan atau terjadi secara mekanisme. Prehension dapat
36 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013
Auto Stretching Dan Transverse Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction Terhadap
Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger
didefinisikan yaitu sebuah aplikasi berupa Koordinasi meliputi semua aspek dari
tekanan yang efektif oleh tangan untuk me- gerakan termasuk keseimbangan, yang me-
megang suatu obyek yang dilakukan secara mungkinkan gerakan terjadi dengan bebas,
terencana. Fungsi tangan sangat banyak, yang bertujuan, akurat, dengan kecepatan, irama dan
terpenting adalah fungsi sensori dari sentuhan ketegangan otot yang terarah atau terkontrol.
dan fungsi prehension, tangan mempunyai Kemampuan fungsional tangan dapat
fungsi lain diantaranya fungsi untuk mengeks- berkurang pada penderita trigger finger yang
presikan gesture, memasukan makanan, emo- disebabkan adanya patologi pada tendon, otot,
sional, dan fungsi seksual. Macam-macam saraf, sendi dan sirkulasi jaringan disekitar jari-
prehension (fungsi tangan) pada setiap makhluk jari tangan sehingga secara tidak langsung
hidup, di bagi menjadi 4 tipe yaitu berupa men- terjadi immobilisasi karena adanya nyeri kaku
jepit (pinch), meremas, mendorong dan pada tangan dan jari-jari hal ini mengakibatkan
menangkap, biasanya makhluk hidup (binatang) terjadinya kelemahan otot pada tangan dan jari-
hanya bisa menggunakan satu dari bentuk jari kemudian kemampuan fungsional tangan
prehension, sedangkan manusia mempunyai ba- menjadi terganggu.
nyak bentuk prehension yang dapat digunakan
seperti menjepit (pinch). Sedangkan meremas Definisi trigger finger
dengan bentuk hook yang sederhana untuk Trigger finger (tenosynivitis) adalah
menggenggam menggunakan telapak tangan. adalah suatu peradangan yang melibatkan
Manusia dapat memegang dengan benda yang tendon dan selubungnya yang mengakibatkan
diapit diantara tangan dan badannya. Pre- pembengkakan dan nyeri beberapa penyebab
hension tidak hanya untuk menangkap objek pengbengkakan ini adalah : trauma penggunaan
tetapi juga ditujukan untuk menggenggam, yang berlebihan dari repetitive minor trauma,
untuk melakukan sebuah prehension tidak lah strain atau infeksi beberapa contoh tenosy-
mudah, harus dilakukan secara terencana. novitis adalah: deQuervein’s, volar flexor , dan
trigger finger.
Fisiologi fungsional tangan prehension Trigger finger adalah nama yang popular
Masing-masing bentuk dari prehension dari kekakuan tendon atau selubung tendon,
pada makhluk hidup mengarah pada peng- suatu kondisi nyeri pada jari-jari tangan, jari
gunaan sistem khusus untuk memperoleh infor- menjadi kaku apabila ditekukkan atau dilu-
masi yaitu berupa visual. Manusia memiliki ruskan, tendon seharusnya lentur dan sebagai
sistem informasi khusus dan control gabungan pelindung, jari-jari tangan mempunyai tendon
pada tangan berupa system neuromuscular yang berfungsi untuk melakukan gerakan fleksi
maupun musculoskeletal yang bekerja secara dan ektensi, pada tendon mempunyai lapisan
sinergis. yang menyebabkan pergeseran menjadi mudah,
Faktor-faktor yang mempegaruhi untuk pada trigger finger problem-problem dimulai
melakukan menggenggam dalam prehension ketika tedon menyempit atau stenosis dan
diantaranya yaitu : selubung tendon dari konstruksi kadang –ka-
a. Inisiasi dang membentuk suatu nodule (benjolan) dan
Inisiasi merupakan suatu awalan dalam tidak dapat lagi bergerak secara bebas dan
melakukan gerakan fine motor, dimana inisiasi halus.
tersebut merupakan ide dari pergerakan yang
berkaitan salah satunya dengan sistem limbic. Anatomi tangan dan jari-jari
1. Sendi pergelangan tangan dan jari-jari :
b. Sensori chanel a. Sendi radio ulnar distal.
Sistem sensori utama terkait dengan b. Carpus
keseimbangan postural meliputi system visual, c. Terowongan karpal.
vestibular dan proprioseptif (suhartono, 2005). d. Tangan tengah dan jari-jari
Oleh karena itu untuk mendapatkan genggaman 2. Tulang
yang baik system dari sensori harus dalam a. Distal phalank
keadaan baik pada pasien trigger finger. b. Phalang tengah
c. Koordinasi c. Phalank proksimal
d. Metacarpale
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1, April 2013 37
Auto Stretching Dan Transverse Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction Terhadap
Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger
Patofisiologi fungsional tangan pada chemis dan tekanan dari zat cair. Pada peman-
trigger finger faatan zat cair media terapi dengan suhu,
Trigger finger umumnya diikuti dengan dijumpai dua kelompok besar yaitu panas dan
gejala pembengkakan dan penurunan fungsi dingin.pemanfaatan suhu zat cair dapat berupa
tangan terutama jari-jari karena pasien sering Cyrotherapy, paraffin bath, contras bath, hot
mengeluh nyeri sehingga mengganggu aktifitas bath, hot pack dll
sehari-hari. Hal ini yang mengakibatkan ter- Paraffin bath merupakan salah satu
jadinya autoimmobilisasi sehingga jari-jari ta- metode hidro terapi yang menggunakan paraffin
ngan menjadi hypomobile. pada trigger finger sebagai medianya pada prinsipnya terapi ini
selubung tendon mengalami inflamasi yang merupakan terapi yang memanfatkan suhu yang
akan menyebabkan terjadinya penumpukan relative tinggi (panas). Paraffin yang digunakan
kolagen kemudian akan timbul jaringan fibrous untuk terapi inin adalah paraffin biasa yang di
sehingga mobilitas jaringan akan menurun yang tambah kan paraffin oil, kemudian dipanaskan
mengakibatkan hypomobile, sedangkan pada hingga meleleh dengan suhu +550 c.
saraf saat kondisi trigger finger terjadi inflamsi
jaringan sehingga mengakibatkan penurunan b. Mekanisme paraffin bath terhadap ke-
propioseptif dan ambang rangsang motorik mampuan fungsional tangan akibat trigger
pada jari-jari tangan menurun, menyebabkan finger.
konduktifitas saraf menurun, sehingga efektifi- Kemampuan fungsional tangan dipe-
tas dan efesiensi gerakan juga menurun. Se- ngaruhi oleh kekuatan otot, kekuatan otot
menjadi lemah dikarenakan adanya nyeri yang
dangkan pada sendi jari-jari jika terlalu lama
menyebabkan auto immobilisasi yang meng-
tidak ditangani maka akan terjadi immobilisasi
akibatkan kekuatan otot berkurang. Nyeri dapat
dan akan menyebabkan intra articular adhesion
Sehingga jari-jari tangan menjadi hypomobileberkurang pada penerapan paraffin bath pada
dan pada sirkulasi yang terjadi pada kasus level sesorik, yang diperoleh dari efek panas
trigger finger adalah akan eksodasi yang me-melalui perbaikan sirkulasi darah dan meta-
nyebabkan oedema sehingga sirkulasi static bolisme. Pada tahap selanjutnya akan terjadi
dilatasi arteriol yang timbul akibat peningkatan
kemudian terjadi juga mikrosirkulasi sehingga
nutrisi dan O2 pada jaringan berkurang maka metabolisme dalam jaringan serat peningkatan
megakibatkan penumpukan zat sisa-sisa meta- aliran darah kapiler.
bolisme sehingga sirkulasi static yang menye- Dengan peningkatan aliran darah kapiler
maka oksigen nutrient, antibody dan leukosit
babkan fleksibilitas terganggu sedangkan pada
akan meningkat. Maka zat iritan nyeri seperti
otot yang terjadi inflamasi akan mengakibatkan
fibrous yang menyebabkan tonus otot menurun asam laktat atau algogen dapat terserap kem-
karena tonus otot menurun kekuatan otot jugabali sehingga iritasi pada nocisensor menurun
akan menurun sehingga kemampuan fungsional dan nyeri berkurang dan akan mengakibatkan
tangan juga ikut menurun. mobilitas otot akan membaik yang meng-
Kemampuan fungsional tangan dapat akibatkan bertambahnya motor unit pada otot
berkurang pada penderita trigger finger yangserta kekuatan otot meningkat kemudian diha-
rapkan
disebabkan adanya patologi pada tendon, otot, kemampuan fungsional tangan
meningkat.
saraf, sendi dan sirkulasi jaringan disekitar jari-
jari tangan sehingga secara tidak langsung Panas secara langsung dapat mem-
perbaiki fleksibilitas jaringan ikat, otot, myelin
terjadi immobilisasi karena adanya nyeri pada
tangan dan jari-jari hal ini mengakibatkan dan kapsul sendi akibat dari menurunnya vis-
kositas jaringan, dengan demikian nyeri regang
terjadinya kelemahan otot pada tangan dan jari-
jari kemudian kemampuan fungsional tangan pada jaringan yang spasme akan menurun me-
menjadi berkurang. ngakibatkan kemampuan fungsional tangan
meningkat. Panas secara langsung akan meng-
Paraffin bath akibatkan vasodilatasi yang dapat memperbaiki
a. Pengertian paraffin bath flesibilitas jaringan ikat, otot, myelin dan kapsul
Hydro therapy merupakan salah satu sendi, pada penerapan paraffin bath level
modalitas fisioterapi yang dalam pelaksana- sensorik yang diperoleh dari efek panas melalui
annya memanfaatkan pengaruh suhu, mekanik, perbaikan sirkulasi darah dan metabolisme
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1, April 2013 39
Auto Stretching Dan Transverse Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction Terhadap
Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger
kemudian akan terjadi arteriol yang timbul aki- sehingga kemampuan fungsional tangan
bat peningkatan aliran darah kapiler dan pada diharapkan ikut meningkat.
saat sirkulasi meningkat maka mobilitas otot Transverse friction juga menghambat
akan membaik yang mengakibatkan kekuatan zat-zat metabolic sehingga rasa nyeri berkurang
otot membaik secara otomatis kemampuan yang menyebabkan konduktifitas saraf
fungsional tangan meningkat. meningkat yang berpengaruh pada otot, serta
terjadi peningkatan kerja sensori motor chanel
Transverse friction yang akhirnya akan meningkatkan kecepatan
a. Pengertian transverse friction reaksi yang berpengaruh pada efektifitas dan
Friction atau deep kompresi merupakan elastisitas gerakan jari-jari tangan. Dalam hal
bagian dari manipulasi untuk melepaskan ini, fungsi tangan atau prehension akan menjadi
jaringan yang mengalami perlengketan. Dimana lebih baik.
dalam pengaplikasiannya berupa gerakan
yang berlawanan arah dengan serabut suatu Auto stretching
jaringan pada tendon atau ligament, gerakan Definisi
longitudinal atau melingkar untuk mengurangi Auto stretching adalah suatu metode
spasme otot dan menghilangkan nodulus penguluran yang biasa dilakukan sendiri oleh
jaringan lunak." pasien setelah diberi instruksi atau latihan
Transverse friction merupakan suatu terlebih dahulu. Stretching secara aktif me-
pemberian stress ritmis secara transversal ningkatkan fleksibilitas secara aktif dan me-
untuk remodeling struktur kolagen dari jaringan nguatkan otot agonis. Alasan penerapan teknik
ikat dan kemudian menempatkan kembali kola- ini adalah bahwa kontraksi isotonic yang
gen ke dalam susunan longitudinal. dilakukan saat auto stretching dari otot yang
Transverse friction adalah salah satu mengalami pemendekan akan menghasilkan
tehnik massage dengan menggerakkan jaringan otot memajang secara aksimal tanpa perla-
superficial diatas jaringan yang lebih dalam de- wanan.
ngan menjaga kontak tangan yang kuat dengan Pemberian auto stertching memiliki
kulit, menggunakan gerakan transversal pada keuntungan tersendiri karena sangat aman dan
daerah yang terbatas. Tekanan yang diberikan efektif, terjadinya injuri sangant sedikit,
adalah tekanan yang dalam dan kuat, sehingga menghasilkan fleksibilitas otot dengan baik dan
dapat meningkatkan tension pada struktur auto stretching dapat digunakan bagi yang baru
tersebut sehingga dan mengulur daerah mengalami kondisi trigger finger. Agar hasil
tersebut. Pada kasus trigger finger bentuk stretching lebih efektif, pemberian stretching
transverse friction yang diberikan adalah thumb yang benar dngan slowly, genly dan frequenly.
tenik dimana dilakukan dengan ibu jari dengan untuk itu penulis memilih auto stretching
gerakan melintag pada daerah yang mengalami sebagai intervensi pada kondisi trigger finger.
penebalan (nodulus) Mekanisme auto stretching terhadap
kemampuan fungsional tangan pada trigger
b. Mekanisme transverse friction terhadap ke- finger Pada trigger finger permasalahan yang
mampuan fungsional tangan akibat Trigger timbul adalah terjadinya penurunan elastisitas
finger. dan kelenturan pada tendon dan selubung
Transverse friction bertujuan untuk tendon, yang diakibatkan oleh adanya inflamasi
memperbaiki sirkulasi darah, menurunkan rasa dan fibrous sehingga timbul abnormal crosslink
nyeri, melepaskan perlengketan jaringan atau yang pada akhirnya timbul penebalan dan
mencegah pembentukan jaringan abnormal pembengkakan dan mempengaruhi jaringan
crosslink, hal ini dikarenakan pada tendon dan yang ada disekitarnya seperti otot.
selubung tendon jari-jari mengalami penum- Auto stretching adalah sebagai self
pukan kolagen yang menjadi jaringan fibrous stretching karena tipe ini dilakukan sendiri oleh
akibat inflamasi, tipe tansverse friction yang pasien secara aktif, active stretching
digunakan pada kasus ini adalah to break meningkatkan fleksibilitas secara aktif dan
adhesion untuk melepaskan perlengketan ab- menguatkan otot agonis. Alasan penerapan
normal crosslink pada jaringan tendon sehingga tehnik ini adalah bahwa kontraksi isotonic yang
elastisitas jaringan akan kembali membaik dilakukan saat auto stretching dari otot yang
40 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013
Auto Stretching Dan Transverse Friction Lebih Baik Daripada Paraffin Bath Dan Transverse Friction Terhadap
Kemampuan Fungsional Tangan Pada Kasus Trigger Finger
Tabel 1
Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II
jumlah % jumlah %
Laki-laki 1 14 % 2 29 %
perempuan 6 86% 5 71%
Total 1 100% 7 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat sehingga jumlah total penelitian dari sampel
jum-lah sampel perempuan adalah 6 orang (86 yang diteliti adalah 7 orang
%) dan 1 orang sampel laki-laki (14%),
Tabel 2
Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II
jumlah % jumlah %
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat (14%) dan wiraswasta 1 orang (14%) sehingga
jumlah sampel yang berpropesi sebagai karya- jumlah total penelitian dari sampel yang diteliti
wan 5 orang (72%), iu rumh tangga 1 orang adalah 7 orang (100%).
Tabel 3
Nilai dash modified Quesionnaire pada kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan I (AS & TF)
Sampel Sebelum intervensi Intervensi I Intervensi II Intervensi III selisih
1 46.25 41.25 36.25 31.25 15
2 38.75 36.25 35 28.25 10.5
3 50 43.75 40 33.75 16.25
4 42.5 38.75 35 30 12.5
5 37.5 32.5 35 27.5 10
6 60 38.75 35 32.25 27.75
7 51.25 48.75 43.75 35 16.25
Mean 46.6 40 37.14 31.14 15.46
SD 7.89 5.25 3.43 2.76 5.99
Tabel 4
Nilai dash questionnaire pada kelompok perlakuan II
Sampel Sebelum intervensi Intervensi I Intervensi II Intervensi III Selisih
1 37.5 36.25 35 31.25 6.25
2 45 42 40 36.25 8.75
3 49.5 50 46.25 36.75 12.75
4 46.25 43.75 40 31.25 15
5 31.25 28.75 30 24.5 6.75
6 33.75 32.5 31.25 28.75 5
7 35 32.5 31.25 27.5 7.5
Mean 39.75 37.96 36.25 30.89 8.85
SD 7.07 7.55 6.03 4.47 3.67
Tabel 5
Uji normalitas distribusi data
Kelompok data saphiro wilk test
p-value
Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan
Kelompok Perlakuan I 0,743 Normal 0,872 Normal
Kelompok Perlakuan II 0,417 Normal 0,649 Normal
Tabel 6
Nilai perbandingan sebelum nilai dash modified pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II
Sampel Nilai dash modified sebelum intervensi
Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II
1 46.25 37.5
2 38.75 45
3 50 49.5
4 42.5 46.25
5 37.5 31.25
6 60 33.75
7 51.25 35
Mean 46.6 39.75
SD 7.89 7.07
Berdasarkan table 5 diatas hasil perhitu- Dengan hasil yang didapat dari uji
ngan uji homogenitas pada kelompok perlakuan saphiro wilk test dan levent test maka uji hipo-
I dan kelompok perlakuan II didapatkan hasil uji tesis akan dilakukan dengan menggunakan uji
statistic dengan uji leven’s test pada kelompok statistic parametric. Uji statistic hipotesa I dan
perlakan I dan kelompok perlakuan II yaitu nilai hipotesa II menggunakan T-test related serta
p = 0,992 dimana nilai p>0,05, hal ini berarti uji statistic hipotesa III menggunakan T-test
sampel homogen. independent.
Tabel 6
Nilai dash modified sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada kelompok perlakuan I
Sampel Nilai dash modified sebelum intervensi
Sebelum Sesudah Selisih P-value
1 46.25 31.25 15
2 38.75 28.25 10.5
3 50 33.75 16.25
4 42.5 30 12.5
5 37.5 27.5 10 0,00
6 60 32.25 27.75
7 51.25 35 16.25
Mean 46.6 31.14 15.46
SD 7.89 2.76 5.99
Berdasarkan dari table 6 diatas diketahui menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan I
nilai Mean dash modified sebelum pemberian terdapat adanya peningkatan kemampuan
auto stretching dan transverse friction sebesar fungsional tangan yang sangat signifikan antara
46,6 dengan standar deviasi 7,89, sedangkan sebelum dan sesudah pemberian intervensi
nilai Mean sesudah pemberian Auto stretching Auto stretching dan transverse friction. Sehing-
dan transverse friction sebesar 31,14 dengan ga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
standar deviasi 2,76, dengan T-test related pemberian auto stretching dan transverse fric-
didapatkan P-value 0,000 dimana P<α(0,05). tion terhadap kemampuan fungsional tangan
Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang pada kasus trigger finger.
Tabel 7
Nilai dash modified sebelum dan sesudah pemberian intervensi pada kelompok perlakuan II
Sampel Nilai dash modified sebelum intervensi
Sebelum Sesudah Selisih P-value
1 37.5 31.25 6.25
2 45 36.25 8.75
3 49.5 36.75 12.75
4 46.25 31.25 15
5 31.25 24.5 6.75 0,01
6 33.75 28.75 5
7 35 27.5 7.5
Mean 39.75 30.89 8.85
SD 7.079 4.47 3.67
Berdasarkan data 7 tabel diatas dike- diterima yang menunjukan bahwa pada per-
tahui nilai Mean dash modified sebelum lakuan kelompok II terdapat peningkatan
pemberian Paraffin bath dan transverse friction kemampuan fungsional tangan yang sangat sig-
sebesar 39,75 dengan standar deviasi 7,079, nifikan antara sebelum dan sesudah pemberian
sedangkan nilai Mean sesudah pemberian paraf- intervensi paraffin bath dan transverse friction,
fin bath dan transverse friction sebesar 30,89 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
dengan standar deviasi 4,47, dengan T-test pengaruh pemberian paraffin bath dan trasverse
related didapatkan nilai p-value 0,001 dimana P friction terhadap kemampuan fungsional tangan
< α(0,05). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha pada kasus trigger finger.
Tabel 8
Perbandingan selisih nilai dash modified pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II
Sampel Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II
1 15 6.25
2 10.5 8.75
3 16.25 12.75
4 12.5 15
5 10 6.75
6 27.75 5
7 16.25 7.5
Mean 15.46 8.85
SD 5.99 3.67
Berdasarkan tabel 8 sampel masing- jhon 2003. “hand finger” available at:
masing kelompok 7 orang didapatkan selisi nilai www.bsu.edu/web/jksim/handfinger/cons
dash modified questionnaire dengan nilai mean train/constrain.htm
pada kelompok perlakuan I adalah 15,46
(SD=5,99), sedangkan pada kelompok perla- Jeff Anliker, LMT, di akses 29 maret 2012 ;
kuan II didapatkan nilai mean 8,85 (SD=3,67). www.repetitive-strain.com
Dengan uji T-test independent didapatkan hasil
nilai p 0,032 dimana P< α (0,05), sehingga Ho Kisner, Caroline and Lynn Allen Colby,
ditolak sedangkan Ha diterima, ini berarti bahwa Therapeutic Exercise Fifth Edition, E.A
ada perbedaan pengaruh antara pemberian Davis Company, Philadhelpia, 2007
Auto stretching dan transverse friction dengan
paraffin bath dan transverse friction terhadap Michlovitz, L. Susan, Thermal Agents in
kemampuan fungsional tangan pada kasus Rehabilitation, Trird edition, F.A Davis
trigger finger. Company, Philadelphia, 1900
Irfan, Muh. Diakses 23 Oktober 2011 available Wolf, A.N. de and J.M.A. Mens, pemeriksaan
at .www.dhaenkpedro.wordpress.com Alat Penggerak Tubuh, cetakan kedua,
diterjemahkan oleh Steve padango
Ikatan Fisioterapi Indonesia, The Indonesia Belanda : Bohn Stefleu van Loghum,
Physiotherapy Assosiation, Kumpulan Houten/Zaventem, Belanda 944)
Peraturan dan Keputusan Profesi
Indonesia, Jakarta, 2008