Fiqih Praktis Puasa WATERMARK
Fiqih Praktis Puasa WATERMARK
Fiqih Praktis
9 Hal Yang
Membatalkan
TI
DAKDI
PERKENANKANUNTUK
Puasa
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDAR
9IPENE
Orang RBI
YangT
C.
V.PUSTAKAABoleh
L-BAH JA H
Tidak
Berpuasa
BUYA YAHYA
(Pengasuh LPD Al-Bahjah)
1
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDARIPENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJ AH
2
FIQIH PUASA PRAKTIS
Penulis
Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)
Penyunting
Pustaka Al-Bahjah
Perwajahan Isi
Pustaka Al-Bahjah
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZI NDARI PENERBI
T
C.
V.PUST A K A A L -
Pustaka Al-Bahjah
BAHJAH
Sekretariat:
LPD ALBAHJAH
Jl. Pangeran Cakrabuana No. 179 Blok Gudang Air Kel.
Sendang - Kec. Sumber Kab. Cirebon 45611
Contact Person : 085315082882
E-mail : pustakaalbahjah@gmail.com
www.buyayahya.org
3
DAFTAR ISI
♦ Definisi Puasa
♦ Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
♦ Orang-Orang Yang Boleh Untuk
Tidak Berpuasa
♦ Siapa Yang Wajib Mengqodho’ Atau
Membayar Fidyah Atau Membayar
Fidyah Dari Orang Yang Boleh
Meninggalkan Puasa?
TI
D♦AKDI PERKENANKANUNTUK
Tabel Masalah Qodho’ & Fidyah
ME R U B A H/MEMPERBANY
♦ Orang Yang Wajib Berpuasa
AK
T
ANPASEI ZINDARI PENERBI T
♦ Niat Di Dalam Puasa
C.
V.PUST
AKAAL
-BAHJ
AH
4
MUQADDIMAH
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDARIPENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJ AH
5
FIQIH PUASA PRAKTIS
Didalam mempelajari
cara puasa ada beberapa
hal terpenting yang harus
kita hadirkan terlebih
dahulu sebelum membahas
permasalahan diseputar puasa:
TI
D1.
AKDefinisi
DI PER puasa
KENANKANUNTUK
2. Hal-hal yang membatalkan
MER U BA
puasa H / MEMPERBANY AK
T
A NP
3. ASEI
Orang ZI
yangNboleh
DARI PENERBI
untuk T
C. V .PU
tidak ST AKAAL
berpuasa -BAHJ AH
4. Niat dalam puasa
6
1. DEFINISI PUASA
7
2. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN
PUASA
TI
D A KDI PERKE
Hal-hal NAN
yang KANUNTUK
membatalkan
ME R UB A H / M E M P E RB
puasa ada sembilan (9) yaitu :ANY AK
T
ANPASEI ZI NDARI PENERBI T
C1..
V.PUST
MemasukanAKA AL -
sesuatu BAkeH JAH
dalam
salah satu lima (5) lubang, yaitu :
a. Mulut
Hukum memasukkan sesuatu
ke lubang mulut adalah membatalkan
puasa. Untuk memudahkan
8
pemahaman kita maka hukum
memasukkan sesuatu ke lubang
mulut ini ada (4) empat hukum yaitu :
10
Akan tetapi menelan ludah
akan membatalkan puasa jika salah
satu syarat di atas ada yang tidak
terpenuhi, seperti karena dia
menelan ludahnya orang lain,
atau menelan ludah yang sudah
bercampur dengan sesuatu,
seperti : permen, es krim atau
makanan yang masih tersisa
di dalam mulut kita atau menelan
ludah yang sudah dikeluarkan
TI
D AKmulutnya
dari DI PERK EN
lalu ANKAN
diminum UN
maka TUK
itu
ME R U BA H / M E M P E
semua membatalkan puasa. R BA N Y A K
T
ANPASEIZINDARI
PENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJAH
Catatan :
Masalah sisa makanan di dalam
mulut. Sisa makanan di mulut maka
ada dua macam:
11
• Jika sisa makanan di mulut
kemudian bercampur dengan
ludah dengan sendirinya dan susah
untuk dipisahkan maka jika ditelan
tidak membatalkan puasa. Misalnya
orang yang sahur lalu tidur dan tidak
sempat kumur atau sikat gigi lalu
menduga di dalam mulutnya ada
sisa–sisa makanan. Maka jika sisa
makanan tersebut sudah tidak bisa lagi
dibedakan dengan ludah maka hal itu
TI
D AKD
tidak IPERKEN
membatalkan ANKjika
puasa AN UNTUK
ditelan.
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
A•N P ASE
Jika I
adaZIN DA
sisa RI PENE
makanan RBI
yang T
C .V.
bisa P UST AKAdari
dipisahkan AL- B AHJ
ludah A H
lalu
bercampur dengan ludah dan
bercampurnya karena dikunyah
dengan sengaja atau digerak-gerakkan
agar bercampur kemudian ditelan,
maka hal itu membatalkan
12
puasa. Seperti sisa makanan dalam
bentuk nasi atau biji-bijian yang
bisa dibuang akan tetapi justru
dikunyah lalu ditelan maka hal itu
membatalkan puasa.
14
4) Sunnah (dianjurkan dan ada
pahalanya) : Dihukumi sunnah
yaitu ketika kita berkumur-kumur di
dalam berwudhu. Maka di saat itu di
samping tidak membatalkan puasa,
berkumur dalam wudhu’ tetap
disunnahkan biarpun dalam keadaan
puasa dengan catatan tidak boleh
ditelan. Bahkan jika tertelan sekalipun
tanpa sengaja maka tidak membatalkan
puasa. Dengan catatan ia berkumur-
TI
D AKDI
kumur PERKcara
dengan ENA NKA
yang NUN
wajar TUK
saja
ME R U B AH / M E M
dan tidak berlebihan. P E R B A N Y A K
T
ANPASEI ZINDARI
PENERBI
T
C
b..
V. PUST
Hidung AKAAL-
BAHJAH
Memasukan sesuatu ke
dalam lubang hidung membatalkan
puasa. Adapun batasan dalam hidung
adalah bagian yang jika kita
memasukkan air akan terasa panas
15
(tersengak) maka di situlah batas
dalam yang jika kita memasukkan
sesuatu ke tempat tersebut akan
membatalkan puasa, yaitu hidung
bagian atas yang mendekati mata kita.
Adapun hidung di bagian bawah yang
lubangnya biasa dijangkau jemari
saat membuang kotoran hidung, jika
kita memasukkan sesuatu ke bagian
tersebut hal itu tidak membatalkan
puasa asal tidak sampai ke bagian atas
TI
D AKDI
seperti PER
yang KEN
telah AN
kami KANUNTUK
jelaskan.
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
Ac.NPASEI
Telinga ZI NDARI PENERBI T
C
.V. PU STAKAbatal
Menjadi AL- BA HJ
jika AH
kita
memasukan sesuatu ke dalam
telinga kita. Yang dimaksud dalam
telinga adalah bagian dalam telinga
yang tidak bisa dijangkau oleh jari
kelingking kita saat kita membersih-
16
kan telinga. Jadi memasukkan sesuatu
ke bagian yang masih bisa dijangkau
oleh jari kelingking kita hal itu tidak
membatalkan puasa baik yang kita
masukkan itu adalah jari tangan kita
atau yang lainya. Akan tetapi kalau
kita memasukkan sesuatu melebihi
dari bagian yang dijangkau jemari kita
seperti korek kuping atau air, maka
hal itu akan membatalkan puasa. Ini
adalah pendapat kebanyakan para
TI
DAKDI
ulama. PERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
A NPAS EIZI
Dan N DA
ada RIPENE
pendapat RBI
yang T
C.V. PUS
berbeda T AKApendapat
yaitu AL-BAHJ A H
yang
diambil oleh Imam Malik dan Imam
Ghozali dari madzhab Syafi’i bahwa
“Memasukan sesuatu ke dalam
telinga tidak membatalkan”. Akan
tetapi lebih baik dan lebih aman jika
17
tetap mengikuti pendapat kebanya-
kan para ulama yaitu pendapat yang
mengatakan memasukkan sesuatu ke
lubang telinga adalah membatalkan
puasa.
18
Maka dari itu para wanita
yang bersuci dari bekas buang air
kecil harus hati-hati jangan
sampai saat membersihkan sisa buang
air kencing (beristinja) melakukan
sesuatu yang membatalkan puasa.
TI
D A KDI P ERKEN
Berbeda AN
jika KANU
muntah NTUK
yang
Mterjadi
ERUB AH / M E M PE R B AN Y
karena tidak disengaja makaAK
T
A NP
hal Atidak
itu SEI Z I
NDARI
membatalkan P ENER
puasa BI
kita, T
C. V.
dengan PUST
syarat A
:K AAL -BAHJ AH
• Kita tidak boleh menelan ludah yang
ada di mulut kita sehabis muntah
sebelum kita mensucikan mulut kita
terlebih dahulu dengan cara berkumur
dengan air suci. Jika di saat kita belum
21
berkumur kemudian kita langsung
menelan ludah kita maka puasa kita
menjadi batal sebab muntahan ada-
lah najis dan mulut kita telah menjadi
najis karena muntahan, sehingga
ludah kita telah bercampur dengan
najis yang jika ditelan akan mem-
batalkan puasa karena yang ditelan
bukan lagi ludah yang murni akan tetapi
ludah yang najis.
TI
D A KDI P ERada
Jika KEN ANKmenggosok
orang ANUNTUK
ME R U B A H /M E M P E R BAN
gigi kemudian dia itu biasanya YAK
tidak
T
A NPASE
muntah I
ZI
maka NdiDA RI
saat PENE
dia RBI
gosok T
C .V.
gigi PUST
tiba-tibaAK AAL
muntah - BAHJ
maka AH
tidak
batal, akan tetapi jika dia tahu kalau
biasanya setiap menggosok gigi akan
muntah maka hukum menggosok gigi
yang semula tidak haram menjadi
haram dan jika ternyata benar-benar
22
muntah maka puasanya menjadi
batal.
Jika ada orang yang
kemasukan lalat sampai melewati
tenggorokannya kemudian dia
berusaha untuk menge-luarkannya
maka menjadi batal karena sama
saja seperti muntah yang disengaja.
Berbeda dengan dahak, jika seseorang
berdahak maka hal itu dima’afkan
TI
D AKtidak
dan DIPE RKENANK
membatalkan ANU
puasa NTUK
akan
ME R U BA H /M E M P E R B
tetapi dahak yang sudah keluarA N Y AK
T
A NPASEI
melewati ZINDARI
tenggorokan PENE
tidak RBI
boleh T
C .V.
ditelanPUS T
danAKA ituA L - BAHJ AH
membatalkan
puasa. Batas tenggorokan adalah
tempat keluarnya huruf “HA”
( makhraj huruf " )" ح.
23
3. Bersenggama
25
Dan bagi orang tersebut
dikenai hukuman:
1. Mengqodho puasanya
2. Membayar kafarat (denda)
Maksudnya adalah
mengeluarkan mani dengan sengaja
dengan mencari sebab keluarnya mani.
Contohnnya : ketika ada orang
yang tahu bahwa jika dia mencium
istrinya atau dia dengan sengaja
menyentuh kemaluannya dengan
tangannya sendiri atau dengan
tangan istrinya bakal keluar mani
TI
Dmaka
AKD IPERKE
puasanya NANK
menjadi ANkarena
batal UNTUK
ME R U BA H / M E M P E R B A NY
keluar mani tersebut dengan sengaja. AK
T
A NPASEI
ZI ND ARI
Akan PENE
tetapi RBI
tidak T
C .V.
menjadiPU ST
batalA KA
jika AL - BAHJ
seandainya AH
keluar
mani tanpa disengaja seperti
bermimpi bersenggama dan di saat
terbangun benar-benar menemukan
air mani di celananya maka yang
seperti itu tidak membatalkan puasa.
27
5. Hilang Akal
Melahirkan adalah
membatalkan puasa, baik itu
mengeluarkan bayi atau
mengeluarkan bakal bayi yang biasa
disebut dengan keguguran. Misal
seorang ibu hamil sedang berpuasa
tiba-tiba melahirkan di siang hari saat
berpuasa, maka puasanya menjadi
batal.
TI
DAKDI PERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
A NNifas
8. PASEI ZINDARIPENERBI
T
C
.V. PUST AKAAL-
BAHJ AH
Nifas juga membatalkan
puasa. Misalnya ada orang melahirkan
ternyata setelah melahirkan tidak
langsung keluar darah nifas. Karena
ia mengira tidak ada nifas akhirnya ia
30
berpuasa dan ternyata di saat ia lagi
puasa darah nifasnya datang maka
saat itu puasanya batal.
9. Murtad
Murtad atau keluar dari
Islam membatalkan puasa. Misalnya
ada orang sedang berpuasa tiba-tiba
ia berkata bahwa ia tidak percaya
TI
D AKD
kalau IPE
Nabi RKENANK
Muhammad ANadalah
SAW UNTUK
ME R U B AH / M EM P E R B A NYAK
Nabi atau ada orang sedang berpuasa
T
A NPASE
tiba-tiba IZI NDAR
menyembah I PENE
berhala RBI
maka T
C .V. PUmenjadi
puasanya ST AKA AL
batal.-BAHJ AH
31
3. ORANG–ORANG YANG BOLEH
UNTUK TIDAK BERPUASA
1. Anak kecil
Maksudnya adalah anak
yang belum baligh. Baligh ada 3 tanda
yaitu :
a. Keluar mani (bagi anak laki-laki dan
perempuan) pada usia 9 tahun hijriah.
b. Keluar darah haid usia 9 tahun
hijriah (bagi anak perempuan)
TI
D Aika
c. KD IPE
tidak RKE
keluar NAN
mani KA
dan NUhaid
tidak NTUK
ME R U B A H / M EM P ER B A
maka ditunggu hingga umur 15 tahun.N Y AK
T
A NPA
Dan jikaS EI ZI
sudah N DAR
genap 15IP ENE
tahun RBI
maka T
C
ia.V.
telah PU ST
balighA KAAL
dengan -BA
usia, HJ
yaitu AH
usia
15 tahun.
32
2. Gila
Orang gila tidak wajib
berpuasa bahkan seandainya
berpuasa maka puasanya pun tidak
sah. Namun dalam hal ini ulama
membagi ada 2 ( dua ) macam orang
gila yaitu :
33
Orang gila yang tidak
disengaja tidak wajib berpuasa
bahkan seandainya berpuasa maka
puasanya tidak sah dan jika sudah
sembuh dia tidak berkewajiban
mengqodho’ karena gilanya bukan
disengaja.
3. Sakit
Orang sakit boleh
TI
D AKDI PERK
meninggalkan ENAN
puasa. KAN
Akan UNT
tetapi diUK
ME R U B A H / M E M P E RB A N
sini ada ketentuan bagi orang sakitY A K
T
A NPASE
tersebut IZI
yaitu :ND ARI PENERBI T
C .V.
Sakit P UST
parah AK AAL
yang -BAHJ AH
memberatkan
untuk berpuasa yang berakibat semakin
parahnya penyakit atau lambat
kesembuhannya. Dan yang bisa
menentukan ini adalah :
34
a. Dokter muslim yang terpercaya.
b. Berdasarakan pengalamannya
sendiri.
Catatan :
Dalam hal ini tidak terbatas
kepada orang sakit saja, akan tetapi
siapapun yang sedang berpuasa lalu
menemukan dirinya lemah dan tidak
mampu untuk berpuasa dengan
kondisi yang membahayakan terhadap
dirinya maka saat itu pun dia boleh
TI
Dmembatalkan
AKDI PERKEN ANKANU
puasanya. NTUK
Akan
ME
tetapi ia hanya boleh makan Y
R U B A H / M E M P ER B AN AK
dan
T
A NPAS
minum EI ZI NDA
seperlunya RI PENE
kemudian RBI
wajib T
C .V.
menahanPUS T
diri AKA
dari AL
makan-B AH
dan JAH
minum
seperti layaknya orang berpuasa. Akan
tetapi ini khusus untuk orang seperti ini
(bukan orang sakit).
35
4. Orang tua
5. Bepergian (musafir)
36
Misal: Seseorang tinggal di
Cirebon ingin pergi ke Semarang.
Jarak antara Cirebon - Semarang
adalah 200 km (tidak kurang
dari 84 km). Ia meninggalkan Cirebon
jam 2 malam (Sabtu dini hari).
Subuh hari itu adalah jam 4 pagi.
Pada jam 4 pagi (saat subuh) ia
sudah keluar dari Cirebon dan masuk
Brebes. Maka di pagi hari Sabtunya ia
sudah boleh meninggalkan puasa.
TI
DAKDI PERKENANKANUNTUK
ME
R U BA H/ME
Berbeda MPE
jika RBANY AK
berangkatnya
T
A NP
ke ASEI ZI
Semarang N DARmasuk
setelah IPENE RBI
waktu T
C .V.
subuh,PU ST
Sabtu AK AA
pagi L-BAHmasuk
setelah J AH
waktu subuh masih di Cirebon.
Maka di pagi hari itu ia tidak boleh
meninggalkan puasa karena sudah
masuk subuh ia masih ada di rumah.
37
Tetapi ia boleh meninggalkan puasa
di hari Ahadnya, karena di subuh hari
Ahad ia berada di luar wilayahnya.
Catatan :
38
Dan jika ia berniat tinggal
di Semarang lebih dari 4 hari maka
semenjak ia sampai Semarang ia
sudah disebut mukim dan tidak
boleh meninggalkan puasa dan
juga tidak boleh mengqosor Shalat.
Untuk dihukumi mukim tidak
harus menunggu 4 hari seperti
kesalah-pahaman yang terjadi pada
sebagian orang, akan tetapi kapan
ia sampai tempat tujuan yang
TI
D AK
ia DI
niat PERK
akan ENANlebih
tinggal KANdariUNT 4U K
ME RU B AH / M E M P ER B
hari ia sudah disebut mukim.A N Y A K
T
ANPASEI ZINDARI
PENERBI
T
C
6..
V.PUST
Hamil AKAAL-
BAHJAH
Orang hamil yang khawatir
akan kondisi :
a. Dirinya, atau
b. Janin (bayinya)
39
7. Menyusui
8. Haid
TI
DAKDI PERKENANKANUNTUK
ME
R U BA H/ME
Wanita MPE
yang RBAN
sedang Y AK
haid
T
A NPAwajib
tidak SEIZberpuasa,
I NDARI PENER
bahkan BI
jika T
C .V. PUS
berpuasa TAKAA
puasanya L -
punBA HJ
tidak A H
sah
bahkan haram hukumnya.
40
9. Nifas
Wanita yang sedang nifas
tidak wajib berpuasa, bahkan jika
berpuasa puasanya pun tidak sah
bahkan haram hukumnya.
41
2. Orang Gila
a. Gila yang disengaja wajib
mengqodho’ saja dan tidak
wajib membayar fidyah.
3. Orang sakit
a. Sakit yang masih ada harapan
TI
D AKDI
sembuh PE RKEN
wajib ANKANUN
mengqodho’ TUK
jika
Msembuh
ERUBA dan tidak wajib membayarK
H / ME M P E RB A NY A
T
A NPASEI
fidyah. ZI NDARI PENERBI T
C.
V.PUST
AKAAL
-BAHJ
AH
b. Sakit yang menurut keterangan
dokter sudah tidak ada harapan
sembuh maka ia tidak wajib
mengqodho, akan tetapi hanya wajib
42
membayar fidyah setiap hari yang ia
tinggalkan dengan makanan (seperti :
beras) sebanyak 1 mud (yaitu 6,7 ons)
diberikan kepada fakir miskin.
4. Orang tua
Orang tua disamakan
dengan orang sait yang tidak
diharapkan kesembuhannya. Karena
orang tua tidak akan kembali
TI
D AKDI
muda. PE RKENA
Maka NKANU
baginya NTUK
tidak
ME R U BA H / M EM P E R B A
wajib mengqodho’ dan hanya wajibN YAK
T
A NPASEI
membayar Z IND1AR
fidyah I
mud PE NER
(yaitu BI
6,7 T
C .V.
ons) P UST AK
diberikan AAL
kepada-BAH
fakir J AH
miskin.
43
5. Orang musafir
Orang yang bepergian hanya
wajib mengqodho saja dan tidak wajib
membayar fidyah.
44
8. Wanita Haid
9. Wanita Nifas
45
TABEL MASALAH QODHO’ & FIDYAH
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDARIPENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJ AH
Keterangan: X artinya tidak wajib
√ artinya wajib
46
❖ Orang Yang Wajib Berpuasa
TI
Da.AK DI
Yang P ERKDihadirkan
Wajib ENANKA NDalam
Di UNTUK
ME R
NiatUB AH / M E M PER B A NY AK
T
A N PASYang
EI ZIN DAR
wajib IPENERB
dihadirkan diI
T
C .
V.
dalam P US
niat TAKA
adalah : AL-BAHJ AH
1. Untuk puasa wajib :
a. Bermaksud berpuasa
b. Meyakini kefardhuannya
(bahwa puasa yang akan
dilakukan adalah wajib)
47
c. Menentukan jenis puasanya
48
Aku Berniat Puasa = Bermaksud Puasa
Fardhu = Meyakini kefardhuannya
Ramadhan = Menentukan jenis
puasanya.
49
Hari Kamis = Menentukan jenis puasa
sunnahnya
Contoh :
“Aku Niat Puasa”
TI
DAKDI PERKENANKANUNTUK
MCatatan
ERUBA : H/ MEMPERBANY AK
T
A NPA
Di SEI
dalam ZINDARI
berniat PENE
tidak RBI
harus T
C .V.PUST
menggunakan AK AAL
bahasa - B AHJ
Arab, AH
akan
tetapi dengan bahasa apapun niatnya
maka puasa tetap sah.
50
b. Waktu Niat
Waktu niat di dalam berpuasa ada
dua macam :
1. Puasa Fardhu
Untuk puasa fardhu
(wajib) maka niatnya harus dilakukan
sebelum terbit fajar shodiq (fajar
yang sesungguhnya) atau sebelum
masuwaktu Subuh.
TI
D AKDI
Catatan:PERKENANKANUNTUK
ME R U B A
Semua niatH/ MEMP
dalam ERBA
ibadah NY AK
adalah
T
A NPASE
dilakukan IZ
di IND
awal ARI
memulaiPE NERBI
pekerjaan T
C .V. PUS
ibadahnya T AKA
kecuali AL
puasa-B AHJ
yang A H
cara
niatnya adalah bisa di malam hari
jauh-jauh sebelum fajar shodiq terbit.
51
2. Puasa sunnah
Untuk puasa sunah tidak
diharuskan niat pada malam harinya
akan tetapi boleh berniat di pagi hari
dengan 2 syarat:
TI
DAKDI PERKENANKANUNTUK
MSEKILAS
ERUBA H/MEMULAMA
PERBEDAAN PERBANYAK
T
A NPAS
DALAM EIZI
NIAT NDARI PENERBI
T
C.V. PUST AKAAL -BAHJAH
a. Mazhab Syafi’i :
Satu kali niat untuk satu
kali puasa artinya niat puasa harus
dilakukan setiap malam.
52
b. Mazhab Malik:
Boleh menggabungkan niat
di awal puasa selama satu bulan penuh
dengan syarat dalam sebulan itu tidak
terputus dengan batalnya puasa,
jika sempat terputus dengan tidak
berpuasa maka ia harus memulai
dengan niat yang baru lagi seperti
terputusnya karena haid.
54
hari disunnahkan puasa sunnah,
maka cukup niat puasa qodho yang
wajib saja tanpa harus dibarengi
dengan niat puasa sunnahnya. Dan
orang tersebut sudah mendapatkan
pahala puasa wajib dan puasa sunnah
sekaligus biarpun tanpa diniatkan
puasa sunnah.
55
SEKILAS PROFIL BUYA YAHYA
Yahya Zainul Ma’arif
(atau yang lebih akrab
dikenal dengan
Buya Yahya) lahir
di Blitar, Jawa
Timur. Saat ini
Buya Yahya
dan keluarga bertempat tinggal di
komplek Lembaga Pengembangan
TI
DDakwah
AKDI P ERKEN
Al-Bahjah ANKANUNTUK
Cirebon.
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
A SNPASEI
ebelum ZI
Ke NYaman,
DARI P ENERBI
Pendidikan T
C .V.
Dasar PUST
hinggaAK AA
SMP L -
BAHJ AH
diselesaikan di
kota kelahirannya. Dalam waktu yang
sama pendidikan agama ditempuh
di Madrasah Diniyah yang dipimpin
oleh seorang guru yang Sholeh, yaitu
56
Al-Murabbi K. H. Imron Mahbub
di Blitar. Setelah itu melanjutkan
pendidikannya ke Pondok Pesantren
Darullughoh Waddakwah (Bangil,
Pasuruan - Jawa Timur) di bawah
asuhan Al-Murabbi Al-Habib Hasan
bin Ahmad Baharun yaitu pada
tahun 1988 hingga 1993. Selanjutnya
pada tahun 1993 hingga 1996 Buya
Yahya mengajar di Pondok Pesantren
Darullughah Waddakwah sebagai
TI
D AKDI
masa P ERKENAN
pengabdian KANU
Buya NTUK
Yahya
ME RUBA
kepada H/
guru MEPesantren
dan MPERBA NY
tempatAK
T
ANPASEI
Buya Yahya ZI NDARI
pernah PENERBI
menimba ilmu. T
C .V. PU
Setelah ST
itu AKA
pada AL -
tahun BAHJ
1996 AH
Buya
Yahya berangkat ke Universitas Al-
Ahqof (Tarim, Hadhramaut – Yaman)
dibawah asuhan Al-Murabbi Al-Habib
Abdullah bin Muhammad Baharun,
57
atas perintah Sang Guru Al-Murabbi
Al-Habib Hasan Baharun hingga akhir
2005. Buya Yahya sempat mengajar
di Yaman selama 5 tahun pada tahun
2001 hingga 2005 di Fakultas Tarbiyah
dan Dirosah Islamiyah khusus Putri
dan di Markas Pendidikan Bahasa
Arab Universitas Al-Ahqof, Yaman.
58
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDARIPENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJ AH
59
TI
DAKDIPERKENANKANUNTUK
MERUBAH/MEMPERBANY AK
T
ANPASEIZINDARIPENERBI
T
C.
V.PUSTAKAAL-
BAHJ AH
60