ADHI KARUNIA
17112117
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Membahas tentang pendidikan adalah sesuatu hal yang tidak ada habis-
habisnya. Hal ini berkaitan bahwasanya pendidikan telah melekat pada kehidupan
manusia secara umum. Seperti yang didapati pada aktivitas manusia tidak lepas pula
dari aktivitas dalam pendidikan. Rutinitas sehari-hari manusia mulai dari bangun
tidur hingga tidur lagi, tanpa disadari bahwasanya setiap aktivitasnya pun masih
bersinggungan dengan pendidikan. Lantas pendidikan memang dipandang menjadi
unsur terpenting dalam keberlangsungan hidup manusia. Hakikat pendidikan tidak
saja merupakan usaha membangun dan mewariskan nilai yang akan menjadi penolong
dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan, tetapi juga untuk
memperbaiki nasib dan peradabannya.1 Seyogyanya pendidikan dalam arti sempit
sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan manusia. Dalam arti luas pendidikan dapat
menjadikan manusia hidup sebagaimana fitrahnya manusia sebagai pelaku hidup
masing-masing.
Setiap negara memiliki gagasan terhadap arah dan cita-cita pendidikan bagi
rakyatnya. Dengan harapan pendidikan dapat menjadi penunjang berkembangnya
suatu negara dalam menjamin kehidupan masyarakatnya. Negara Indonesia telah
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan yang termuat dalam Undang-Undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi,
1
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, “Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam”, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media), Cet. 1, 2011, hlm. 15.
2
UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Secara garis besar tujuan dan fungsi dari pendidikan di Indonesia sudah dapat
dikatakan memumpuni untuk menciptakan generasi emas di masa mendatang. Namun
realitanya gagasan tersebut belum dapat terealisasi dengan baik. Secara makro dapat
dilihat dalam aspek pengelolaan, peran pemerintah dan masyarakat, kurikulum atau
materi ajar, pendekatan dan metodologi pembelajaran, sumber daya manusia,
lingkungan kampus atau sekolah, dana, dan akreditasi.3
3
Munirah, “ Sistem Pendidikan di Indonesia: Antara Keinginan dan Realita”, Jurnal Pendidikan Dasar
Islam; Alduna, Vol. 2 No. 2, Desember Tahun 2015, hal. 244.
4
Dikutip dari tekno.tempo.co diakses pada tanggal 20 Januari 2022 pkl. 20.30
interaksi pendidik dengan peserta didik terbatas. Belum lagi ditambah kasus di
perguruan tinggi, seperti kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi kerap kali
dilakukan baik itu dari mahasiswa sendiri bahkan jajaran dosen. Selain itu, kerap kali
terjadi tawuran, kerusuhan dan tindak kekerasan di tingkat pelajar bahkan masyarakat
umum. Perbedaan suku, ras, agama, dan perbedaan dalam berpendapat menjadi salah
satu faktor timbulnya kerusuhan antar sesama rakyat. Hal ini bertentangan dengan
nilai-nilai ideologi dalam Pancasila, pada sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan
yang adil dan beradab”.
5
Paulo Freire, Pedagogy of the Oppresed, (Harmondsworth: Narasi, 2019) , hlm 25
6
Paulo Freire, Pedagogy of the Oppresed, (Harmondsworth: Narasi, 2019) , hlm 63-66
7
Saiyidain
pendidikan Islam, peserta didik itu mencakup seluruh makhluk Allah Swt, seperti
malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. 8 pada hakikatnya, semua
manusia adalah makhluk yang senantiasa berada dalam proses perkembangan menuju
kesempurnaan, atau suatu tingkatan yang dipandang sempurna, dan proses itu
berlangsung sepanjang hayat.9 Kesimpulannya peserta didik tidak terbatas hanya
pada individu yang menempuh pendidikan di jalur formal saja melainkan semua
manusia yang hidup berada di bumi. Sehingga tidak cukup jika pendidikan hanya
dianalogikan sebagai pengisi bejana kosong, seperti halnya Socrates memandang
orang lain bukan sebagai “bejana kosong”, melainkan subjek yang berpengetahuan.10
8
Al-Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi, (Bandung: Pustaka Media
Perintis, 2008),
9
Kadar M. Yusuf, Tafsir Tarbawy; Pesan-Pesan Alquran Tentang Pendidikan, (Jakarta: Amzah Bumi
Aksara, 2013)
10
Zen Istiarsono. Tantangan Pendidikan Dalam Era Globalisasi: Kajian Teoretik, (Jurnal Intelegensia:
FKIP Universitas Kutai Kartanegara) Volume 1, Nomor 2,
Pendidikan Islam. Dengan harapan melalui komparasi dari kedua tokoh, dapat
diambil relevansinya terhadap keberlangsungan dan pengembangan pendidikan
islam.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian menjadi dasar uttama untuk menentukan alasan peneliti terkait
fokus yang ditelitinya. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian menjadi topik yang disuguhkan oleh peneliti terkait beberapa
hal yang dapat diambil dalam penelitian. Manfaat penelitian berupa
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut system aturan atau
tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah dan
mencapai hasil yang optimal. 11Metode penelitian menjadi bagian hal terpenting
dalam mengungkap permasalahan yang diajukan. Selain itu untuk mengetahui
kejelasan pada masalah untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah.
Data yang diteliti berupa naskah atau majalah-majalah yang bersumber dari
khasanah kepustakaan. Prosedur penelitian ini adalah untuk menghasilkan data
dekskriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (concrete
analyze) dari suatu teks.14
2. Sumber Data
11
Anton Braker, Metode-Metode Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisus, 1986), h. 55
12
Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta:Rineka CIpta, 1995) h. 310
13
Munzir, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rajawali Press, 1999), h.62
14
Steven Adam J. Moelong, Metodologi Penelitisn Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 3
15
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996), h. 7-8.
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah rujukan pokok yang digunakan dalam penelitian atau
sumber informasi yang secara langsung berkaitan dengan tema yang menjadi
pokok pembahasan.16 Adapun data yang dijadikan sunber data primer
Sumber skunder adalah kesaksian atau data yang tidak berkaitan langsung
dengan sumbernya yang asli. Sumber data skunder bertujuan untuk melengkapi
data-data primer.17 Adapun dalam penelitian ini Sumber data skunder yang
digunakan yaitu:
16
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research (Bandung:Tarsiti, 2000), h. 78
17
Chalid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 42
9. Noor Amirudin, Pendidikan Humanisme Dalam Perspektif Islam (Konsep
dan Implementasinya dalam Pendelolaan Kelas), Artikel Ilmiah, 2017.
10. Saifullah Idris dan Tabrani Z.A, Realitas Konsep Pendidikan Humanisme
Dalam Konteks Pendidikan Islam, Jurnal Edukasi , p-ISSN:2460
18
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 83
19
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 220
20
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner (Yogyakarta: Paradigma, 2012) h.130.
c. Menganalisis dan mengklarifikasi
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini pada dasarnya adalah kajian teoritis atas suatu pemikiran tokoh Paulo
Freire tentang konsep pendidikan. Pada bab satu akan diawali dengan pendahuluan yang
mencakup subab latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan metode penelitian.
Pada bab dua akan menyajikan berupa tinjauan pustaka dan landasan teori terkait
judul penelitian. Pada tinjauan pustaka akan menggali data-data berupa penelitian
terdahulu yang relevan serta hasil dari penelitian tersebut. Pada landasan teori akan
menjelaskan terkait variabel yang sedang diteliti.
Pada bab tiga akan membahas terkait dua tokoh yaitu Paulo Freire dan Muhammad
Iqbal melalui biografinya serta kondisi sosial kehidupannya. Hal ini menjadi salah satu
bab yang akan memaparkan tentang konsep pendidikan yang diusung oleh kedua tokoh
serta bagaimana kondisi sosial pada masa hidupnya.
Pada bab empat merupakan penyajian pembahasan relevansi pemikiran Paulo Freire
dan Muhammad Iqbal dalam perspektif pendidikan islam. Kemudian signifikasi
pemikiran Paulo Freire dan Muhammad Iqbal, serta implikasi pemikiran Paulo Freire dan
Muhammad Iqbal dalam dunia pendidikan. Pada bab ini akan menyajikan ulasan
mengenai eksplorasi pemikiran Paulo Freire dan Muhammad Iqbal serta kontribusinya
terhadap dunia pendidikan.
Pada bab lima adalah bagian terakhir yang berisi kesimpulan dari penelitian yang
bersumber dari rumusan masalah dan analisis data. Sehingga pada bab ini akan
memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai.
21
Suharismi Arikunto, Op. Cit. h.309.