Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN LINGKUNGAN PANTAI DAN LOGAM BERAT

PERAIRAN PARIAMAN – PADANG - BUNGUS TELUK KABUNG


SUMATERA BARAT

Oleh:

Yudi Darlan dan Udaya Kamiludin,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan


Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung 40174 Fax 022 6017887

SARI

Kawasan pesisir Padang merupakan salah satu kawasan andalan yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kawasan pesisir Pariaman - Padang
merupakan daerah pantai abrasi, disusun oleh endapan alluvial berupa kerikil, pasir, dan lempung
membentuk pantai lurus dan landai. Kawasan pesisir Padang – Bungus Teluk Kabung berupa pantai
teluk, stabil, disusun oleh batuan volkanik membentuk bentang alam perbukitan dan pantai terjal.
Abrasi terjadi di daerah telitian sebagai dampak perubahan iklim global dan aktivitas manusia
(anthropogenic) seperti dampak kerusakan terumbu karang terutama terjadi di kawasan pantai
Pariaman - Padang. Di Padang – Bungus Teluk Kabung sedimentasi terjadi akibat dampak perubahan
rona lingkungan di kawasan hulu sungai (hinterland) yang membawa sedimen ke perairan. Mangrove
dengan luasan kecil terdapat di kawasan Padang – Bungus Teluk Kabung,. Terumbu karang masih
banyak dijumpai di kawasan Bungus Teluk Kabung dan sekitarnya dalam kondisi 50% rusak akibat
pemboman dan perubahan kondisi air laut yang disebabkan oleh pencemaran dari limbah kapal,
industri dan rumah tangga. Kandungan Logam berat Hg sebagai zat pencemar yang terdapat pada
sedimen perairan Bungus Teluk Kabung mencapai 3500 ppb di atas baku mutu sedimen (410 ppb).
Kandungan logam lainnya yang punya nilai ekonomis yang terdapat di daerah telitian yaitu emas, Au
(4ppb – 22ppb) dan perak, Ag (1ppm – 2ppm).
Kata kunci: lingkungan pantai, pencemaran, logam berat, mineral ekonomis, Pariaman, Padang,
Bungus Teluk Kabung

ABSTRACT

The coastal area of Padang is one of the target coastal areas that have been prioritised to be developed
by the West Sumatra Government. The coastal area of Pariaman – Padang is an erosion coast of alluvial
deposits consisted of gravel, sand, and clay which form straight and gentle slope beaches. The coastal area
of Padang – Bungus Kabung Bay is a stable embayment coast consisted of volcanic rocks which form
undulated hilly land and cliff. Erosion occurred at the research area as impact of the global climate
changes and human activities (anthropogenic) for example impact of coastal reef destruction at the area of
Pariaman – Padang. At the coastal area of Padang – Bungus Kabung Bay sedimentation occurred as
impact of change environments in the hinterland, which transport sediment loads to the coast. Mangroves
of small square areas are distributed at the coastal area of Padang – Bungus Teluk Kabung. While coral
reef distributed in large area at the coast of Bungus Kabung Bay and adjacent area in 50% condition
impacted from explosion and change of sea water quality due to waste disposal from boats, industries,
and houses. Heavy metal content of mercury (Hg) as a toxic element in sediment of Bungus Kabung Bay

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


12 Volume 6, No. 1, April 2008
reach 3500 ppb over the sediment quality standard (410 ppb). Economic native metals found at the
research area are gold, Au (4ppb – 22 ppb), and silver, Ag (1ppm – 2ppm).
Key words: coastal environments, pollution, heavy metals, valuable minerals, Pariaman, Padang,
Bungus Teluk Kabung

PENDAHULUAN (1975) pemeruman dan pengukuran arus laut;


Pengalihan fungsi kawasan hutan mangrove penyelidikan laboratorium berupa analisis
untuk lahan industri, dermaga dan hunian; megaskopis dan besar butir sedimen
kawasan pantai pasir, dan pulau-pulau kecil berdasarkan Friedman (1967) dan Folk (1968),
untuk dijadikan obyek wisata pantai dan bahari. dan analisis logam berat; serta kajian pustaka
Itu semua merupakan bentuk eksploitasi pesisir mengenai lingkungan, sumberdaya dan
Sumatera Barat. Abrasi pantai merupakan salah pengelolaan kawasan pesisir daerah telitian.
satu dampak akibat kerusakan terumbu karang..
Hasil Penyelidikan dan Pembahasan
Terumbu karang dalam kondisi 50% rusak
terdapat di kawasan Bungus Teluk Kabung dan Geologi sekitar kawasan pesisir
sekitarnya, demikian juga mangrove dengan Berdasarkan data geologi peta lembar
sebaran terbatas terdapat di kawasan ini. Padang (Gafoer, drr., 1992), geologi kawasan
Sedimentasi terjadi di sekitar muara-muara pesisir daerah telitian disusun sebagian kecil
sungai yang relatif masih aktif terutama pada oleh batugamping tua berumur Perm, terhablur
musim hujan. Penanggulangan perubahan ulang dengan sisipan tipis dari serpih, batupasir
lingkungan dan bencana di kawasan pesisir dan tuf. Batuan terobosan (intrusi) granit dan
Sumatera Barat akibat abrasi, banjir, dan granodiorit berumur Miosen. Batuan vulkanik
longsor telah dibuat oleh Pemerintah Daerah tua berumur Oligo-Miosen yang terdiri atas lava
bekerja sama dengan masyarakat pesisir bersusunan andesit – basal, breksi dan tuf,
setempat dengan membuat tanggul pantai dan terubah dan termineralkan. Sebagain besar
infrastruktur lainnya. Penanggulangan ini daerah telitian disusun oleh batuan vulkanik
mencakup juga mengkaji ulang tata ruang, Plio-Plistosen yang terdiri atas tuf breksi dan
menempatkan daerah prioritas, membuat lava yang bersusunan riolit, dasit dan andesit, tuf
rumpon, serta melakukan reboisasi hutan padu, tuf hybrid, tuf sela dan tuf batugamping
mangrove dan hutan lindung. Maksud penelitian dengan breksi dan lava; serta endapan alluvial
lingkungan dan sumberdaya mineral di kawasan berupa endapan danau dan pantai
pesisir Padang Sumatera Barat ini adalah untuk
menginventarisasi dan mengevaluasi kondisi Geomorfologi
lingkungan pantai seperti sedimentasi dan erosi,
logam berat dan sumberdaya mineral pada Pesisir Pariaman - Padang
sedimen pesisir dan laut. Tujuan dari telitian ini Geomorfologi daratan berpengaruh
adalah untuk menganalisis kondisi lingkungan terhadap bentuk morfologi pesisir (coastal
dan sumberdaya mineral yang terdapat di daerah morphology). Geomorfologi daratan yang
studi berdasarkan latarbelakang ilmu geologi membentang di sekitar peisir Pariaman – Padang
kelautan yang diharapkan dapat memberikan terdiri atas bentang alam perbukitan, bentang
masukan bagi Pemerintah Daerah didalam alam perbukitan rendah bergelombang, dan
mengelola dan mengembangkan kawasan pesisir bentang alam pedataran.
Bungus Teluk Kabung dan sekitarnya. Secara Bentang alam perbukitan.
geografis terletak pada posisi 100o01’ - 100o47’ Bentang alam daratan yang membentang di
BT dan 0o29’ - 1o50’ LS. belakang pesisir Pariaman - Padang berupa
perbutikan dengan ketinggian mencapai 3000
METODA PENYELIDIKAN meter diatas muka air laut. Secara stratigrafi
Metoda yang digunakan adalah disusun oleh batugamping berumur Perm dan
penyelidikan lapangan yang terdiri atas batuan intrusi granit.
pengambilan contoh sedimen, pemetaan
karakteristik pantai berdasarkan Dolan, drr.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 1, April 2008
13
Bentang alam perbukitan rendah pantai pasir serta membentuk pantai lurus (long
bergelombang beach) (Nasrun, drr., 1999). Pantai pasir ini
Bentang alam perbukitan rendah terbentang mulai dari daerah pantai Manggung
bergelombang membentang mulai dari dataran hingga kota Padang. Panjang pantai seluruhnya
rendah sampai dengan perbukitan rendah kurang lebih 52 km. Bentang alam bagian darat
bergelombang yang secara geologi terbentuk (coastal land) kawasan pantai ini berupa dataran
oleh kegiatan volkanik tua yang berumur Oligo- aluvium berparas (relief) rendah. Bentuk
Miosen pantainya di sekitar muara-muara sungai berupa
“spit pasir”. Secara keseluruhan bentuk bentang
Bentang alam pedataran alam kawasan pantai ini adalah nisbi lurus
Bentang alam pedataran di sekitaran (straight beaches) Sedimen pantai yang
kawasan pesisir Pariaman – Padang terbentuk menyusun kawasan pantai ini sebagian besar
oleh endapan sungai dan longsoran batuan terdiri atas pasir pantai. Kerikil terutama
(koluvial). Bentang lam ini sebagian berupa terdapat di sekitar muara-muara sungai besar
lembah Endapan yang menyusun bentang alam yang memperlihatkan adanya proses
ini berumur holosen – resen. sedimentasi aktif. Penampang pantai daerah ini
Pesisir Padang – Bungus Teluk Kabung dicirikan oleh kemiringan pantai (beach slope)
Bentang alam yang membentang di sekitar sedang - tinggi (50 - 100), dataran limbah banjir
pesisir Padang – Bungus Teluk Kabung berupa pantai (berm) cukup lebar (>100m), serta alas
perbukitan batuan volkanik Oligo-Miosen. Di datar pantai (shore platform) yang cukup lebar
kawasan pantai bentang alam ini membentuk (>100m). Tanggul pantai (beach ridge) sering
pantai bertebing dan pantai berbatuan, pantai kali dijumpai di kawasan ini hingga mencapai
teluk seperti yang terdapat di kawasan Teluk ketinggian 2m yang disusun oleh pasir putih dan
Bayur dan Bungus Teluk Kabung. Jenis batuan pasir besi (iron sand). Pantai ini umumnya
yang menyusun bentang alam ini mempunyai berenergi gelombang laut cukup tinggi (>2m)
nilai ekonomis seperti untuk dijadikan bahan terutama terjadi pada musim angin barat. Jenis
galian golongan c antara lain pasir, kerikil, dan pantai ini dapat juga dikelompokkan sebagai
lempung (tanah liat istilah tambang umum). jenis pantai berenergi tinggi yang berpotensi
Bentang alam yang membentang di bagian sebagai pantai abrasi. Arah arus sejajar pantai
tenggara Kota Padang berupa perbukitan yang berarah utara selatan. Bappeda (2001)
disusun oleh batuan beku, metamorf, dan mengemukakan bahwa luas hutan mangrove di
endapan batugamping yang hingga sekarang di kawasan pesisir Kabupaten Pariaman-Padang
tambang untuk bahan baku industri semen kurang lebih 200 ha. Kondisi hutan mangrove
Indarung. dikawasan ini 80% rusak berat. Hutan mangrove
di kabupaten Pariaman-Padang terdapat pada
Karakteristik Pantai kawasan Gasan Gadang, Batang Anai dan Pasir
Karakteristik pantai yang terdapat di antara Baru. Terumbu karang yang ada rata-rata karang
kawasan pesisir Pariaman – Padang dan Padang– hidupnya sebesar 56.67 %. Rata-rata kondisi
Bungus Teluk Kabung berbeda. Hal ini karang hidup ini termasuk kriteria rusak berat
dipengaruhi oleh perbedaan geologi dan proses sampai sangat baik. Dari hasil analisis data
oseanografi yang terdapat di ke dua daerah kondisi terumbu karang rata-rata berkisar
tersebut. Selain itu aktivitas manusia juga antara 9.67% – 20,92% dalam kondisi rusak
memegang peranan penting di dalam mengelola berat. Rendahnya tutupan karang hidup pada
keseimbangan dan dinamika kawasan pantai ini. masing-masing lokasi penelitian disebabkan
Berdasarkan pemetaan karakteristik pantai, tingginya sedimentasi dari muara sungai yang
mengacu Dolan, drr., ( 1975), maka daerah ada disekitar pantai Pariaman.
telitian dapat dibagi kedalam dua kawasan pantai
yaitu kawasan pesisir Pariaman- Padang dan Kawasan Padang – Bungus Teluk Kabung
kawasan pesisir Padang - Bungus Teluk Kabung. Jenis pantai yang terdapat di sekitar
kawasan pantai Padang – Bungus Teluk Kabung
Kawasan pesisir Pariaman - Padang terdiri atas pantai pasir, kerikil, berbatu, pantai
Jenis pantai yang terdapat di kawasan pantai curam/tebing, mangrove, dan terumbu karang
Pariaman - Padang hampir seluruhnya berupa

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


14 Volume 6, No. 1, April 2008
(Darlan, drr., 2004) (Gambar 1). Pantai ini Tekstur Sedimen
terbentang mulai dari daerah pantai kota Berdasarkan analisis besar butir sedimen
Padang– Bungus Teluk Kabung. Panjang pantai permukaan dasarlaut dan pantai di kawasan
seluruhnya kurang dari 30 km. Bentang alam Pariaman - Padang dibagi menjadi empat satuan
bagian darat kawasan pantai ini berupa yaitu, satuan pasir, pasir lanauan, lanau pasiran,
perbukitan yang disusun oleh batuan vulkanik, dan lanau (Nasrun, drr., 1999). Dikawasan
sedimen dengan relief tinggi, resistensi batuan Bungus Teluk Kabung tekstur sedimen dibagi
tinggi. Bentuk pantainya berupa teluk menjadi tiga satuan yaitu lanau, berbatuan dan
(embayment beaches) yang sebagian besar terumbu karang dimana sebagian menjadi alas
membentuk pantai kantong pasir (sand pocket dasar laut di kawasan ini (Darlan, drr., 2004)
beach). Sedimen pantai yang menyusun (Gambar 2).
kawasan pantai ini sebagian besar terdiri atas
pasir, dan pasir bercampur kerikil. Pasirnya Pariaman-Padang
berwarna putih kecoklatan berasal dari endapan
Pasir
sungai yang diendapkan di pantai (beach) dan
Satuan pasir sebagian besar tersebar di
membentuk pantai kantong pasir akibat arus
antara garis pantai (coast line) dan zona
pantai. Kerikil berasal dari komponen batuan
gelombang pecah (breaker zone) atau dikenal
breksi vulkanik sebagai alas daratan pantai yang
dengan zona gelombang selancar (surf zone).
telah mengalami proses denudasi akibat abrasi
Endapan pasir ini juga terdapat di sekitar muara
pantai dan erosi arus sungai. Kawasan pantai
sungai membentuk beting pasir (sand bar). Pasir
Padang- Bungus Teluk Kabung dicirikan oleh
ini berwarna coklat tua kehijauan, dan hitam,
pantai tebing dengan ketinggian lebih dari 3m
berbutir pasir halus, mengandung cangkang
yang terdapat di bagian tepi/ujung teluk. Di
moluska antara 1% dan 20%. Di beberapa
bagian tengah teluk terdapat pantai berpasir
tempat kandungan cangkang moluska dan
dengan kemiringan sedang (<70), dataran
foraminifera yang berukuran pasir mencapai
limbah banjir pantai mempunyai lebar antara 5m
lebih dari 90%. Ukuran butir rata-rata (mean
- 50m serta alas datar pantai kurang dari 50m.
grain size) dari satuan pasir ini yaitu antara 3.5
Kawasan pantai ini secara geometri berbentuk
phi dan 4.0 phi termasuk dalam kelas pasir
pantai setengah tertutup (mid open sea
sangat halus (Wentworth, 1912). Pilahan
beaches). Gelombang laut yang datang menuju
(sorting) atau keseragaman butirnya sangat baik.
teluk ini dibiaskan di dalam teluk. Gelombang
Hal ini menunjukkan lingkungan pengendapan
laut yang terbiaskan tersebut terhadap pantai di
dengan tingkatan energi transportasi atau
kawasan teluk masih memberikan dampak
sedimtentasi yang merata.
abrasi yang dicirikan oleh adanya gawir pantai
(beach scarp). Untuk itu pemerintah setempat Pasir lanauan
membuat tanggul-tanggul pantai untuk Satuan pasir lanauan sebagian kecil tersebar
melindungi infrastruktur yang strategis seperti di sekitar kawasan pantai Parak Batu dan laut
jalan dan dermaga. Hasil penelitian Bappeda lepas Kota Padang. Satuan ini berwarna hijau
(2001) menunjukkan bahwa di kawasan Padang – abu-abu dan abu-abu tua kehijauan, terdapat
Bungus Teluk Kabung hutan mangrove kurang cangkang moluska antara 1% dan 20%. Ukuran
lebih dengan tingkat kerusakan 70%. Kondisi butir rata-rata antara 3.5 phi dan 4 phi termasuk
terumbu karangnya dalam keadaan rusak dan dalam kelas pasir sangat halus yang bercampur
beberapa lokasi rusak berat. Dari seluruh dengan butiran lanau. Satuan ini terpilah buruk
terumbu karang yang ada rata-rata karang yang menunjukkan asal sumber sedimen dari
hidupnya sebesar 51.89 %. Kondisi kerusakan lingkungan pengendapan yang berbeda.
diduga terutama sekali disebabkan oleh
kematian massal karang akibat perubahan suhu Lanau pasiran
air laut. Sejak kejadian itu sampai saat ini telah Satuan lanau pasiran sebagian besar
terjadi pemulihan (recovering) melalui proses tersebar di zona antara zona gelombang pecah
kolonisasi karang. dan lepas pantai pada kedalaman air laut kurang
dari 25m. Satuan ini berwarna abu-abu
kehijauan, kecoklatan, dan kehitaman, terdapat

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 1, April 2008
15
Gambar 1. Peta karakteristik pantai Teluk Kabung

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


16 Volume 6, No. 1, April 2008
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 6, No. 1, April 2008
Gambar 2. Peta tekstur sedimen Pariaman Padang-Teluk Kabung.

17
cangkang moluska antara 2% dan 30%. Ukuran kawasan ini berkekuatan rata-rata 9 knot – 11
butir rata-rata antara 4.2 phi dan 5.1 phi yang knot bertiup ke arah tenggara hampir sejajar
termasuk ke dalam kelas lanau. Pasir yang dengan garis pantainya. Angin timur relatif lebih
terdapat di satuan ini berasal dari sedimen lemah dengan kecepatan rata-rata 8 knot dengan
tersuspensikan, kemudian diangkut ke laut pola berubah-ubah namun arah dominannya
lepas oleh arus laut. Pada kondisi yang lebih hampir tegak lurus garis pantai. Lebih
tenang dimana gaya gravitasi lebih besar rendahnya kecepatan angin musim timur
partikel-partikel sedimen tersuspensikan dibandingkan angin barat karena mengalami
tersebut mengendap ke dasar laut dan pembelokan arah akibat gaya Coriolis pada saat
bercampur dengan lanau. ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) berada
di bagian selatan khatulistiwa (Nasrun, drr.,
Lanau 2001). Pengukuran arus dengan cara
Satuan lanau menempati daerah telitian Lagrangian dilakukan di daerah perairan
paling luas, tersebar di laut lepas pada Bungus Teluk Kabung untuk mengetahui pola
kedalaman air laut lebih dari 40m. Satuan ini arus permukaan. Berdasarkan hasi pengukuran,
berwarna hijau keabu-abuan, abu-abu kehijauan, arus permukaan relatif berarah ke pantai pada
terdapat cangkang moluska antara 1% dan 25%. saat air pasang. Arus permukaan relatif bearah
ke laut pada saat air surut dengan kecepatan
Padang – Bungus Teluk Kabung lebih besar dibanding saat pasang. Kondisi ini
Lanau menunjukkan bahwa sedimen yang berbutir
Kawasan dasar laut Padang – Bungus Teluk halus (lumpur) akan lebih banyak diendapakan
Kabung lebih dari 90% disusun oleh lanau dari jauh dari pantai. Ringkasnya pola angin yang
endapan laut pada ke dalaman air laut lebih dari membentuk arus dan gelombang laut
20m. Satuan ini berwarna abu-abu kecoklatan, merupakan salah satu penyebab abrasi, dan
terdapat cangkang moluska 1% dan 20%. Lanau banjir pasang (rob) di kawasan pesisir Pariaman–
yang tersebar pada kedalaman air laut antara 3m Bungus Teluk Kabung terutama pada angin
dan 10m berasal dari endapan sungai yang musim barat.
berwarna abu-abu kehitaman – hitam, terdapat
Pasang surut
sisa-sisa organik, akar tumbuhan dan butiran
Pasang surut merupakan salah satu
karbon. Lanau tersebut diangkut ke laut oleh
parameter yang mengontrol dinamika
sungai-sungai yang bermuara ke pantai terutama
lingkungan pantai. Perubahan tinggi muka air
terjadi pada saat banjir bandang atau musim
laut yang cukup tinggi akibat pasang surut
hujan. Pada kondisi biasa air sungai-sungai
merupakan salah satu penyebab terbentuknya
tersebut mengalir sangat tenang dengan kualitas
pantai terjal Berdasarkan perhitungan besaran
air sungai sangat jernih.
pasang surut maka didapat kedudukan air tinggi
Pola angin dan arus permukaan (HWS) pada pasang besar adalah 71.61 cm di
Arus laut yang diakibatkan oleh pasang atas duduk tengah (MSL) 210.3 cm. Air rendah
surut dan gelombang merupakan salah satu pada surut terbesar adalah 74 cm di bawah
parameter di dalam mengontrol dinamika duduk tengah. Perbedaan tinggi muka air pada
lingkungan pantai. Kawasan laut Pariaman – saat pasang maksimum dengan muka air pada
Bungus Teluk Kabung memiliki pola arus surut minimum yaitu antara 1.4 m dan 1.5 m.
permukaan yang dipengaruhi oleh pola angin Bilang formzal adalah 0.328 yang menunjukkan
geostropik atau angin muson. Berdasarkan tipe pasang surut campuran condong ganda
karakteristik iklim di belahan bumi selatan artinya terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
(southern hemisphere), maka kawasan dalam sehari. Berdasarkan beda tinggi muka air
sepanjang pantai Pariaman – Bungus Teluk laut dan tipe pasang surutnya, maka pasang
Kabung dipengaruhi oleh angin musim barat surut di kawasang Pariaman – Bungus Teluk
yang bertiup bulan November sampai Maret dan Kabung juga berpengaruh terhadap perubahan
angin musim timur bertiup dari bulan Mei lingkungan pantai.
sampai September. Angin musim barat di

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


18 Volume 6, No. 1, April 2008
Batimetri Tsunami
Morfologi dasar laut dekat pantai (surf Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang
zone) berdasarkan kerapatan kontur batimetri artinya gelombang besar. Kawasan Pesisir
menunjukkan adanya kemiringan pantai lebih Sumatera Barat merupakan kawasan pantai laut
curam dibandingkan dengan daerah laut lepas terbuka (open sea) dengan Samudera Hindia.
(offshore). Dari bentuk morfologi dasar laut Berdasarkan bentuk geometri dasar laut dan
tersebut dan posisi garis pantai yang terbuka gradien pantainya kawasan ini sangat rentan
terhadap Samudera Hindia, maka morfologi ini terhadap bahaya gelombang Tsunami terutama
sering menimbulkan gelombang pasang yang di kawasan pesisir kota Padang ke arah
cukup aktif dan membentuk zona-zona abrasi di Pariaman. Gelombang tsunami di kawasan cukup
sekitar pantai seperti di kawasan pesisir rawan terjadi jika didahului oleh adanya gempa
Pariaman - Padang. Secara geologi daerah ini tektonik dangkal dengan magnitute tertentu
termasuk kawasan yang harus diwaspadai (>5.6 Skala Richter, SR) dan pusat gempa <50
terhadap bahaya gelombang tsunami. km dari permukaan yang menimbulkan sesar
naik atau turun di dasar laut. Dari rentetan
Bencana geologi catatan sejarah yang begitu panjang, terpahat
Berdasarkan kondisi geologi kawasan dalam terumbu karang yang bertebaran di
pesisir Sumatera Barat dihadapkan kepada perairan Kepulauan Mentawai—pesisir ibu kota
kondisi alam yang cukup rawan terhadap Sumatera Barat itu—terbukti bahwa tsunami
bencana geologi seperti gempa tektonik, pernah menerjang Padang pada 10 Februari 1797
tsunami, longsor dan banjir. Aktivitas manusia di akibat gempa bermagnitude momen 8,4, hingga
dalam pengembangan kawasan ini seringkali menelan sekitar 300 korban jiwa. Serbuan kedua
menimbulkan dampak bencana yang lebih buruk menurut rekaman terumbu karang menunjuk
seperti penebangan hutan mangrove dan hutan pada 29 Januari 1833 dengan kekuatan 9,0
lindung menimbulkan abrasi dan sedimentasi, (Hilman, 2007)
longsor dan banjir menjadi lebih aktif.
Longsor dan banjir
Gempa tektonik Longsor bisa berupa tanah, tanah dan
Kawasan pesisir Sumatera Barat batuan, atau jatuhan batuan (rock falls). Longsor
merupakan daerah yang terkena jalur sesar bisa terjadi karena adanya gerakan luncur akibat
geser Semangko atau sesar Sumatera. yang batuan dasar atau tanah yang mudah luruh atau
berarah Barat Laut-Tenggara melalui Kota runtuh, lereng yang curam, curah hujan tinggi,
Bukitinggi, Padang Panjang dan Solok. Sesar ini dan hilangnya daya dukung pengikat batuan dan
salah satu penyebab terjadinya gempa bumi di tanah berupa jaringan akar-akar pohon besar.
Padang, Sumatera Barat. Sebagian besar Longsor biasanya dipicu oleh curah hujan tinggi
sedimen yang ada di kawasan Sesar Sumatera yang mengakibatkan jenuh air pada tanah dan
tersebut berupa endapan rombakan gunung batuan. Kawasan pesisir kota Padang – Bungus
berapi dan alluvial. Efek getaran yang Teluk Kabung merupakan daerah yang cukup
ditimbulkan sesar geser ini pada sedimen di rawan longsor dan banjir. Daerah yang perlu
kawasan Sesar Sumetera sangat kuat dan rentan diwaspadai dikawasan ini adalah badan jalan yang
terjadi gempa bumi. Selain Sesar Sumatera, dekat dengan garis pantai.
Sesar Mentawai yang terletak di lepas pantai
barat merupakan penyebab terjadinya gempa di Abrasi dan sedimentasi
kawasan Sumatera Barat seperti yang terjadi Kawasan pesisir yang mengalami abrasi
pada Gempa Mentawai 25 ferbruari 2007. cukup kuat di daerah pesisir kota Pariaman-
Gempa ini mengguncang Kepulauan Mentawai, Padang terutama karena posisi geometrinya,
juga ikut dirasakan goyangannya di Pekanbaru, lebih parah lagi akibat kerusakan terumbu
Bengkulu, Padang, Singapura, dan Malaysia. karang akibat pemboman yang berfungsi sebagai
Pada saat tim melakukan survey terjadi gempa penyangga (buffer) pantai terhadap hantaman
tektonik yang getarannya terasa sampai kota gelombang laut. Di kawasan pesisir selatan kota
Padang. Padang proses abrasi juga cukup kuat di sini,

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


Volume 6, No. 1, April 2008
19
tetapi secara geologi kawasan ini tersusun oleh Padang pencemaran diakibatkan oleh limbah
batuan yang keras dan sangat resisten terhadap domestik rumah tangga dan industri yang
abrasi maka daerah ini tergolong stabil. membuang limbah di Batang Arau. Di Teluk
Sedimentasi terjadi di sekitar muara-muara Bayur sebagai pelabuhan samudera telah terjadi
sungai di kawasan pesisir kota Pariaman-Padang. pencemaran minyak dari kapal-kapal yang
Sedimentasi di daerah ini terpicu oleh adanya bongkar muat barang dan penumpang. Di
pembukaan lahan hijau (hinterland) yang kawasan Bungus Teluk Kabung pencemaran
mengakibatkan terjadi peningkatan muatan akibat dari minyak kapal-kapal tanker yang
sedimen pada badan air sungai. Di kawasan mentransfer minyak, tumpahan minyak dari air
pesisir selatan kota Padang – Bungus Teluk bilasan kapal-kapal ikan di TPI Bungus, dan
Kabung sungai yang mengalir ke arah pantai limbahan serbuk industri kayu lapis.
jumlahnya sangat sedikit dan aliran sungainya
sangat tenang. Tetapi pada saat musim hujan, KESIMPULAN
sungai-sungai tersebut mengalir dengan deras • Pantai Pariaman-Padang sebagian besar
sambil membawa muatan sedimen sehingga terdiri atas pantai berpasir, kawasan pesisir
terjadi sedimentasi di kawasan pesisir Padang – disusun oleh endapan alluvial dengan
Bungus Teluk Kabung. resistensi batuan rendah., dan bentang alam
Logam berat pedataran dengan relief rendah,
Berdasarkan analisis kimia pada beberapa • Pantai Padang-Bungus Teluk Kabung tediri
contoh sedimen laut dan pantai di kawasan atas, pantai teluk, pantai kantong pasir –
Pariaman – Padang (Nasrun, drr., 1999) didapat kerikil, berbatu dan bertebing dengan
kandungan emas (Au) berkisar antara 5 ppb – resistensi batuan tinggi, dan bentang alam
15 ppb (part per billion: g/1000 ton ), perak (Ag) perbukitan. berelief tinggi,
0 ppm – 1 ppm (part per million: g/ton), Arsen • Hutan “mangrove” dengan kondisi rusak.,
(As) 0 ppm – 1 ppm, Stibium (Sb) 0 ppm -1 ppm, dan terumbu koral hidup dengan kondisi
dan Bismuth (Bi) 0 ppm -1 ppm. rusak hingga baik terdapat di pantai Padang –
Logam berat yang terdapat di perairan Bungus Teluk Kabung.
Bungus Teluk Kabung (Darlan, drr., 2004) terdiri • Bahaya geologi yang berpotensi terdapat di
atas emas (5ppb – 22ppb), perak (1ppb – 2ppb), kawasan pesisir Pariaman – Padang –
air raksa (263 ppb – 3213ppb), tembaga (23ppm Bungus Teluk Kabung adalah gempa
– 33ppm), timbal (25ppm – 30ppm), dan seng tektonik, tsunami, banjir dan longsor, abrasi
(64ppm – 101ppm) (Gambar 3) pantai dan pendangkalan
Logam berat tersebut ada yang bernilai • Kandungan logam berat air raksa melebihi
ekonomis seperti emas, perak, tembaga, timbal, ambang batas dalam sedimen dasar laut di
seng, bismuth, dan stibium. Air raksa dan arsen perairan Bungus Teluk Kabung. disamping
termasuk logam berat berbahaya . Berdasarkan logam berat yang mempunyai nilai ekonomis
kandungan logam beratnya, sedimen permukaan seperti emas dan perak.
dasar laut di daerah telitian mengandung Hg • Pencemaran lingkungan di perairan pantai
melebihi ambang batas menurut baku mutu Pariaman – Padang – Bungus Teluk Kabung
sedimen yang dikeluarkan oleh WAC 172-204- sebagai dampak dari buangan industri dan
320 Amerika Serikat rumah tangga serta buangan bongkar muat
(mailto:bbett461@ecy.wa.gov). Sumber asal kapal motor
logam berat tersebut mungkin berasal dari
batuan yang menyusunnya. Logam berat ini UCAPAN TERIMAKASIH
mungkin juga berasal dari limbah rumah tangga, Penulis mengucapkan terima kasih kepada
industri dan bongkar muat kapal motor terutama Bapak Ir Subaktian Lubis, M.Sc, Kepala Pusat
yang terdapat di perairan Kota Padang. Lokasi Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan,
lainnya yang mengalami pencemaran yaitu Teluk yang telah memberikan dukungannya di dalam
Bayur dan Bungus Teluk Kabung. Di Muara menerbitkan karya tulis ini.Terima kasih pula
Padang pencemaran diakibatkan oleh limpahan penulis sampaikan kepada rekan-rekan yang
sisa-sisa minyak kapal yang berlabuh. Di Pantai telah memberikan bahan masukan pada karya
tulis ini.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


20 Volume 6, No. 1, April 2008
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 6, No. 1, April 2008
Gambar 3. Peta kandungan logam berat pada sedimen permukaan Teluk Kabung.

21
ACUAN Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bappeda, 2001: Laboran Penelitian Potensi Bandung
Budidaya Pantai dan Laut di Wilayah Folk R.L., 1968, Petrology of sedimentary rocks:
Pesisir Kabupaten Padang Pariaman. Hemphill, Austin Texas, 170p.
Kabupaten Padang Pariaman Kerjasama
dengan Puslitbang Perikanan Universitas Friedman, G.M., 1967, Dynamic processes and
Bung Hatta. statistical parameters compared for size
frequency distribution of beach and river
Darlan,Y., Kamiludin, U., Nasrun, dan sands. Jour. Sed. Petrology, v.37:327-354.
Hardjawidjaksana, K., 2004: Laboran
Kajian terpadu lingkungan dan sumber Hilman, D., 2007: Mencari Jejak Tsunami
daya mineral pesisir Padang dan Padang. Kompas Jumat, 21 September
sekitarnya – Sumatera Barat. Pusat 2007.
Penelitian dan Pengembangan Geologi mailto:bbett461@ecy.wa.gov: Sediment Quality
Kelautan (Laporan Internal). Chemical Criteria
Dolan, R., Hayden, B.O. and Vincent, M.K., Nasrun, Sarmili, L., Surachman, M., Rachmat,
1975, Classificataion of Coastal Landform B., Koesnadi, H.S., Prawirasasra, R.,
of the America, Zeithschr Geomorphology, Hartono, dan Hendro, 1999: Penyelidikan
in Encyclopedia of Beach and Coastal Geologi dan Geofisika Wilayah Pantai
Environments. Perairan Teluk Bayur dan sekitarnya.
Gafoer, S., drr, 1992: Peta Geologi Indonesia Pusat Pengembangan Geologi Kelautan,
Lembar Padang, skala 1:1000.000, Pusat PPGL (lapran Internal)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN


22 Volume 6, No. 1, April 2008

Anda mungkin juga menyukai