Anda di halaman 1dari 8

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XI, Nomor 4 : 163 - 170, 1986. ISSN 0216-1877

PEMANTAUAN GARIS PANTAI DENGAN


MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT

oleh

Bambang Hermanto 1)

ABSTRACT

COASTLINE MONITORING BY USING OF LANDSAT IMAGERY. In general,


the coastline changes are due to the actions of abrasion and accresion. Those two ac-
tions can be induced by man made and natural activities as well as by a combination
among them. To monitor these changes, the utilization of landsat sattelite has proven
as one of the most effective method. There are two sensor system in landsat sattelite
i.e. Return Beam Vidicon (RBV) and Multispectral Scanner (MSS), and their principle
differences are mentioned in this paper. Furthermore, this paper will explain the capa-
bility of landsat sattelite in the monitoring of coastline changes.

PENDAHULUAN garis pantai (HERMANTO & SUWARTANA


1986)
Pantai sebagai pusat kegiatan dan telah Perubahan garis pantai baik maju atau
menarik perhatian manusia serta dikenal mundur menimbulkan permasalahan, antara
sejak zaman dahulu. Pada umumnya daerah lain meluasnya areal lahan, terancamnya la-
pantai merupakan pusat kegiatan penduduk, han pemukiman dan terancamnya pelabuhan
daerah persawahan, daerah perikanan, dae- oleh faktor alami, misalnya sedimentasi.
rah hutan mangrove, komunikasi, aktivitas Aktivitas penduduk dapat mempengaruhi
perdagangan seperti pelabuhan dan industri, kondisi daerah pantai seperti banyak terjadi
serta daerah pariwisata. Menurut SOBUR di Pulau Jawa. Untuk mengambil langkah-
(1982) studi mendalam tentang daerah pantai langkah pengamanan perlu adanya peman-
masih jarang dilakukan, baru terjadi be- tauan yang efektif.
berapa puluh tahun ini. Studi mengenai pe- Penggunaan data Satelit Sumber Daya
mantauan garis pantai ditekankan pada pro- Alam seperti halnya "Landsat" untuk ber-
ses-proses pantai, yaitu berubahnya garis bagai bidang penelitian pada masa sekarang
pantai, baik yang disebabkan oleh faktor telah meningkat pesat. Hal ini didorong oleh
alam maupun manusia. LUBIS (1985) ber- adanya perkembangan teknologi. Menurut
pendapat bahwa proses-proses pantai yang HERMANTO (1985), sekarang ini
bekerja umumnya adalah akresi dan abrasi, beredar dua satelit Landsat yang masing-
keduanya disebabkan oleh faktor alam dan masing satelit merekam data bumi setiap 18
manusia. Peristiwa akresi disebabkan oleh hari pada jam 9.30 waktu setempat. Dengan
pengendapan material sedimen dari daratan perekaman data bumi yang luas, waktu pere-
melalui sungai pada kondisi arus dan gelom- kaman bersamaan serta kontinuitasnya me-
bang tenang (DAVIES 1980). Abrasi atau madai, yaitu setiap 18 hari terekam dua
pengkikisan garis pantai disebabkan oleh kali, maka citra Landsat cocok untuk pe-
arus dan gelombang yang aktif memukul mantauan garis pantai.

1). Stasiun Penelitian Ambon, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi — LIPI.

163

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

KARAKTERISTIK CITRA LANDSAT car, tersebar dan terpantul oleh obyek di


permukaan bumi. Penginderaan ini berupa
Citra Landsat merupakan bagian dari panjang gelombang yang saling berbeda se-
sistem penginderaan jarak jauh. Menurut SU- hinga dalam mendeteksi obyek mudah di-
TANTO (1978), penginderaan jarak jauh me- bedakan. Dalam sistem penginderaan jarak
rupakan cara memperoleh informasi atau jauh dikenal ada lima komponen, yaitu :
pengukuran dari obyek dengan mengguna- 1) sumber energi, 2) atmosir sebagai medi-
kan alat pencatat, tanpa ada hubungan um, 3) obyek atau target, 4) radiasi, 5) ka-
langsung dengan obyek tersebut. Alat pere- mera atau sensor (HERMANTO 1982). Gam-
kam penginderaan jarak jauh ditempatkan baran mengenai sistem penghinderaan ini
pada satelit dan dapat merekam panjang disajikan dalam Gambar 1 yang dikemuka-
gelombang elektromaknetik yang terpan- kan oleh SUTANTO (1979).

Diserap

Gambar 1. Sistem penginderaan jauh.

Keterangan : l. Sumber energi 4. Radiasi


2. Atmosfer 5. Sensor
3. Obyek

164

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Program Landsat merupakan paduan citra satelit yang cara perekamannya dengan
antara teknologi dirgantara dan kemajuan sistem "scanning". Data pada citra ini terdiri
bidang teledeteksi, sehingga menjadikan dari kumpulan informasi refleksi gelombang
suatu sistem yang praktis untuk pengelolaan elektromaknetik berbagai obyek yang ada
sumberdaya bumi. Ada dua macam sistem di permukaan bumi. Tiap-tiap obyek yang
sensor pada Landsat yaitu RBV dan MSS. ada di permukaan bumi mempunyai karak-
RBV (Return Beam Vidicon) kamera yang teristik spektral tertentu, yang dapat dipakai
terdiri dari band 1 (hijau), band 2 (merah) untuk mengidentifikasi obyek. Obyek di
dan band 3 (infra merah). MSS (Multispec- permukaan bumi seperti vegetasi, air dan
tral Scanner) terdiri dari empat macam tanah dapat diidentifikasi. Menurut DUL-
band yaitu band 4 (hijau), band 5 (merah), BAHRI (1980) obyek tersebut dapat ditun-
band 6 (merah — infra merah) dan band 7 jukkan dengan kurva multispektral. Kurva
(infra merah). multispektral ini menunjukkan hubungan
Di dalam RBV terdapat tiga buah kame- antara rona dengan panjang gelombang.
ra televisi yang dipasang sejajar dan diarah- Gambaran mengenai refleksi spektrum
kan sedemikian rupa sehingga secara seren- didasarkan pada beberapa macam obyek
tak memotret bagian bumi yang tepat penutup, disajikan dalam Gambar 2. Dari
ada di bawahnya. Tiap lembar citra RBV Gambar 2, tampak vegetasi memiliki ref-
mencakup liputan daerah seluas 100 mil x leksi tinggi pada panjang gelombang 0,800 µ
100 mil atau 185 km x 185 km dan mem- m - 1,100 µ m, pada panjang gelombang
punyai penampalan 10% sepanjang lintasan. lebih dari 1,200 µ m menurun dan tidak
Tiga buah kamera RBV tersebut masing- teratur. Tanah lempung memiliki refleksi
masing bekerja pada daerah panjang gelom- semakin tinggi pada panjang gelombang se-
bang yang berbeda yaitu : makin besar, sedangkan tanah gambut lebih
- band 1 : 0,460 µ m- 0,560 µ m (hijau), bersifat menyerap sinar dibanding tanah
- band 2 : 0,560 µ m- 0,680 µ m (merah). lempung.
- band 3 : 0,680 µ m- 0,820 µ m (infra
merah), PANTAI dan PERUBAHAN GARIS
PANTAI
Sensor MSS menggunakan cermin ber-
putar untuk melihat permukaan bumi yang Dalam pengertian geomorfologi menu-
berada pada satelit secara langsung dan terus
rut BIRD (1970), pantai yaitu kajian menge-
menerus. Lebar daerah liputan mencapai nai bentuk-bentuk bentang alam pantai,
100 mil atau 185 km. Pada sistem radar ini evolusinya, proses yang bekerja padanya
susunan detektor sensitif terhadap empat dan perubahan-perubahan yang" sekarang
daerah panjang gelombang yang berbeda- sedang terjadi pada bentuk bentang alam
beda. Panjang gelombang dalam sistem tersebut. Pada umumnya kebanyakan daerah
radar meliputi: pantai, perubahan alam terjadi lebih cepat
- band 4 : 0,500 µ m- 0,600 µ m (hijau), dari pada perubahan alam di lingkungan
- band 5 : 0,600 µ m- 0,700 µ m (merah), yang lain kecuali di daerah-daerah yang
- band 6 : 0,700 µ m- 0,800 µ m (merah mengalami gempa bumi, daerah banjir dan
- infra merah), gunung api. Perubahan-perubahan tersebut
- band 7 : 0,800 µ m- l,100 µ m (infra disebabkan oleh sifat dinamika proses
merah). geomorfologi pantai yang besar seperti :
Keempat band tersebut, masing-masing perubahan garis pantai oleh manusia, dina-
"band" mempunyai karakteristik yang sesuai mika sedimen yang mengalami pengendapan
dengan penggunaannya. di daerah pantai dan abrasi akibat peng-
Citra MSS memuat data hasil perekaman angkatan pantai.

165

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Panjang Gelombang (µm)

Gambar 2. Refleksi spektrum didasarkan pada macam-macam obyek penutup.

Perubahan garis pantai yang mudah daerah-daerah pantai yang menghadap lang-
nampak adalah bertambahnya areal tanah sung dengan arah pukulan gelombang dan
akibat sedimentasi. Perubahan-perubahan arus pantai, abrasi berlangsung kuat diban-
garis pantai yang sudah terjadi dan baru ding pada garis pantai yang sejajar atau se-
terjadi dapat diinterpretasi dan dipetakan arah dengan datangnya gelombang. Menurut
dari citra Landsat. Penambahan dan pengu- BIRD (1970) garis pantai dibedakan men-
rangan areal pantai tiap tahun dapat dihi- jadi dua, yaitu : garis tepi naik (Gambar 4)
tung dan dipantau dari rekaman satelit dan garis tepi turun (Gambar 5). Garis tepi
yang berupa citra. Kenampakan pantai naik ini mengalami pengangkatan dan
seperti "shore", "fore shore", "back shore", biasanya lurus dan datar, disebabkan daratan
"shore line", "near shore", "off shore", mengalami pengangkatan, Garis tepi yang
"breaker line" dan "beach" dapat dipantau mengalami penurunan biasanya memiliki
secara seksama dari hasil rekaman satelit bentuk tidak lurus dan disebabkan daratan
(Gambar 3). mengalami penurunan. Garis tepi naik mau-
Bertambahnya areal pantai penyebab pun turun dipengaruhi oleh faktor-faktor
utamanya adalah proses sedimentasi. Ke- gerakan tektonik, gerakan eustatik dan
cepatan sedimentasi daerah pantai tergan- kombinasi gerakan tektonik dan gerakan
tung dari banyaknya muara sungai yang ada eustatik.
di pantai. Berkurangnya areal pantai penye- Menurut EFENDI et al. (1981) penye-
bab utamanya arus dan gelombang. Pada bab perubahan garis pantai dipengaruhi

166

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 3. Kenampakan pantai.

Gambar 4. Garis tepi naik.

Gambar 5. Garis tepi turun.

167

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

oleh faktor alami dan manusiawi. Faktor yaitu garis pantai mundur ke daratan.
alami terdiri dari : sedimentasi, abrasi, pe- Pembuatan saluran pengaturan pola aliran
madatan sedimen pantai dan kondisi geo- sungai, maka sedimen pada saluran tersebut
logi. Faktor manusiawi meliputi : penanggu- banyak diendapkan di daerah pantai dan
lan pantai, penggalian sedimen pantai, pe- garis pantai berubah maju ke laut.
nimbunan pantai, pembabatan tumbuhan
pelindung pantai, pembuatan kanal banjir KEMAMPUAN CITRA LANDSAT
dan pengaturan pola air sungai. UNTUK PEMANTAUAN PERUBAHAN
Proses sedimentasi dipengaruhi oleh GARIS PANTAI
pasang surut, gelombang dan arus. Arus dan
gelombang sepanjang pantai menyebarkan Dalam menilai kemampuan citra Land-
sedimen ke sepanjang pantai pada daerah sat mengenai penggunaan untuk pemantau-
gelombang dan arus tersebut. Kecepatan an perubahan garis pantai ada lima kriteria
bertambahnya daratan atau akresi akibat sebagai berikut :
sedimentasi dipercepat dengan terdapatnya 1. Sangat mudah, apabila pada citra Land-
karang-karang dan tumbuhan pantai. Mate- sat perubahan-perubahan garis pantai
rial-material sedimen terhalang oleh karang- yang ada dapat dikenali dan diidentifi-
karang pantai maupun akar-akar tumbuhan. kasi.
Hal ini menyebabkan penimbunan sedimen 2. Mudah, apabila pada citra Landsat
semakin lama semakin menebal dan terben- perubahan-perubahan garis pantai dapat
tuklah daratan baru. Abrasi merupakan ke- dikenali dan dicirikan dengan sedikit
balikan dari sedimentasi, daratan mengalami analisis, tanpa memerlukan data di luar
pengkikisan atau pengurangan akibat akti- citra Landsat.
vitas gelombang, arus dan pasang surut. 3. Sedang, apabila kenampakan kurang
Pemadatan daratan berakibat permukaan jelas, tapi dapat dikenali dan dicirikan
tanah turun dan tergenang oleh air laut dan dengan menganalisis kenampakan yang
garis pantai menjadi berubah. Kondisi ada pada citra Landsat secara deduksi.
geologi seperti batuan pantai, morfologi 4. Agak sulit, apabila kenampakan kurang
pantai mempengaruhi kecepatan perubahan jelas untuk dibebaskan tetapi dengan
garis pantai. Batuan pasir dan lumpur keada- data dari luar citra Landsat masih dapat
an tidak stabil dan mudah terabrasi juga dikenali.
mudah terangkut ke pantai. Morfologi 5. Sulit, apabila perubahan-perubahan garis
dasar perairan pantai landai, dangkal dan pantai pada citra Landsat tidak dapat
gelombang relatif tenang lebih memungkin- dikenali atau tidak dapat dibedakan
kan sering terjadi proses sedimentasi. dengan obyek disekitarnya.
Pembuatan tanggul pantai dapat mem-
bantu kelestarian pantai, meskipun belum Dalam pemantauan perubahan garis
dapat dijamin bebas dari pengaruh abrasi. pantai yang penting ketepatan interpretasi
Penggalian sedimen pantai seperti pasir, obyek-obyek perubahan garis pantai dan
kerikil, lumpur, batu dan karang dapat ketepatan pemetaannya. Contoh interpretasi
mengakibatkan terjadinya abrasi yang citra Landsat untuk beberapa obyek pantai
lebih dipercepat. disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Peman-
Penimbunan pantai oleh manusia meng- tauan perubahan garis pantai yang efektif
akibatkan semakin luas areal pantai dan yaitu dapat mencakup daerah luas dan ber-
dapat memperkokoh kedudukan pantai ter- samaan waktunya yang tepat adalah peng-
hadap abrasi. Pembabatan tanaman pelin- gunaan citra Landsat berbagai variasi
dung pantai seperti mangrove akan ber- band. Seperti garis pantai di seluruh Pulau
akibat terjadinya perubahan garis pantai, Jawa cukup diperlukan hanya enam lembar

168

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 1. Kemampuan citra Landsat hitam-putih band 7 skala 1 : 250.000 untuk inter-
pretasi obyek-obyek pantai.
Obyek Kemudahan Keterangan

laut mudah rona sangat gelap


daratan mudah rona kontras dengan laut
sehingga garis pantai mudah dipetakan
endapan sedang rona agak terang dibanding daratan
sungai mudah rona agak gelap, obyek memanjang jelas dan
biasanya berbelok-belok
bukit pasir agak sulit kekontrasan rona dipengaruhi oleh air laut
sehingga sebagian bukit pasir berwarna gelap

Tabel 2. Kemampuan citra Landsat komposit berwarna skala 1 : 250.000 untuk inter-
pretasi obyek-obyek pantai.
Obyek Kemudahan Keterangan

laut sangat mudah rona biru gelap


daratan mudah rona putih sampai biru terang se-
hingga mudah dibedakan dengan
laut, garis pantai mudah dipetakan.
endapan mudah rona putih sampai biru terang,
hampir sama dengan daratan, hanya
saja endapan dapat dilihat dimana
letaknya
sungai mudah rona biru, bentuk memanjang ber-
kelok-kelok
bukit pasir sedang rona putih sampai kuning dan letak-
nya di dekat pantai

citra Landsat saja. Citra Landsat ini dapat


diperoleh setiap 9 hari di NASA Amerika,
atau dapat pesan di LAPAN dan dapat juga DAFTAR PUSTAKA
pesan di negara tetangga seperti Australia
yang memiliki stasiun penerima satelit BIRD,E.C.F. 1970. Coast, and introduc-
Landsat. Dengan menggunakan metode tion to systematic geomorphology. Vol.
penelitian secara bertingkat dan metode 4. Cambridge, London : 248 pp.
analisis multispektral sangat bermanfaat DAVIES, K.L. 1980. Geographical variation
untuk pemantauan daerah pantai yang luas, in coastral development Lowe & Bry
ditinjau dari efisien waktu, biaya dan tenaga done Printers Limited, Thetford, Nort-
yang diperlukan. flok, 212 pp.

169

Oseana, Volume XI No. 4, 1986


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

DULBAHRI 1980. Landsat applied to LUBIS, S. 1985. Laporan studi proses


sea water pollution mapping. pantai dan pengangkutan endapan di
Departement of Geography Universiti sepanjang pantai barat Sulawesi
Kebangsaan Malaysia, 46 pp. Selatan. Pusat dan Pengembangan
EFENDI, L., A. SUWARDI, dan O.S.R. Geologi Laut, Bandung, 114 hal.
ONGKOSONGO 1981. Keadaan ling- SOBUR, A.A.S. 1982. Kondisi geomor-
kungan fisik delta baru cimanuk, Jawa fologi lingkungan dan dinamik di
Barat. Lembaga Oseanologi Nasional, daerah pantai implikasinya terhadap
Jakarta, 92 hal. pengelolaan lingkungan fisik daerah
HERMANTO, B. 1982. Penggunaan foto pantai. Studi kasus di dataran pantai
udara pankromatik untuk menentukan Selatan Jawa Tengah antara pegunung-
parameter morfometri daerah aliran an Karang Bolong hingga pelabuhan
sungai Krasak, Magelang, Jawa Tengah. Cilacap. disertasi Doktor UGM, Yogya-
Skripsi Sarjana Geografi UGM, Yogya- karta : 246 hal.
karta, 79 hal. SUTANTO 1978. Dasar-dasar interpre-
HERMANTO, B. 1985. Peranan satelit tasi foto udara. Fakultas Geografi
Landsat untuk penyelidikan kelautan.
UGM, Yogyakarta, 50 hal.
Lonawarta IX (l) : 38-45.
HERMANTO, B. dan A. SUWARTANA 1986. SUTANTO 1979. Pengetahuan dasar
Perubahan garis pantai pulau interpretasi citra. Gajah Mada Univer-
Ambon dari tahun 1892 - 1982. sity Press, Yogyakarta, 76 hal.
Oseanologi di Indonesia No. 21 : 21
— 36.

170

Oseana, Volume XI No. 4, 1986

Anda mungkin juga menyukai