Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS KASUS DI INDONESIA

Nama kelompok
1. MUHAMMAD DAMAS TRI ATMAJA
2. PUTRI ZAKIYATUN NUFUS

KELAS PDPL2T
ANCAMAN TERHADAP KEBEBASAN
BEREKSPRESI DAN RUANG
KEWARGANEGARAN

》https://www.amnesty.id/tahun-2020-adalah-tahun-
pelemahan-perlindungan-hak-asasi-manusia/

》 Menganalisis Kasus
1. Siapa yang menjadi korban ancaman kebebasan
berekspresi?
aktivis, jurnalis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat 

2. Apa saja yang mengancam kebebasan berekspresi?


ancaman terhadap kebebasan berekspresi tidak hanya
terjadi terkait pandemi COVID-19. Tetapi juga terkait
kebijakan pemerintah yang mengatasnamakan
pembangunan ekonomi. Yang paling menonjol adalah
kebijakan pemerintah memaksakan pemberlakuan
Undang-Undang Cipta Kerja.
3. Mengapa kebebasan berekspresi di negeri sangat sulit di
terapkan?
Merosotnya kebebasan tampaknya disebabkan oleh menguatnya
peran kepolisian dan penggunaan wewenang yang berlebihan
dalam menjaga nama baik institusi pemerintah khususnya
presiden.
Menurut data Amnesty International Indonesia yang belum
dipublikasikan, ada 241 orang yang dikriminalisasi karena
mengkritik otoritas atau pemerintahan Jokowi selama periode
Oktober 2014 hingga Juli 2019.
Tidak tanggung-tanggung, pemidanaan terbanyak adalah
mereka-mereka yang dianggap “membenci” dan “menghina”
Presiden Jokowi. Jumlahnya 82 dari total 241 kasus atau lebih
dari sepertiganya.

4. Dimana ancaman berekspresi ini terjadi?


Di negeri kita ,Indonesia

5. Kapan kebebasan berekspresi mulai menurun?


Indeks kebebasan berekspresi turun dari 12 dari tahun
2015 menjadi 11 pada 2019.

6. Bagaimana ancaman berekspresi ini terjadi?


Umumnya kasus pembungkaman kritik banyak terjadi di
tingkat lokal karena cakupan media lokal yang terbatas dan
loyal terhadap penguasa setempat. Kondisi media yang seperti
itu menjadikan kasus pembungkaman tidak terekspos dan
akhirnya dibiarkan begitu saja.
Kondisi tersebut menyebabkan represi negara terhadap
kebebasan untuk mengkritisi pemimpin negara menjadi
“terdesentralisasi” – ia bukan lagi upaya yang terkolaborasi,
namun dalam kendali kepentingan-kepentingan individual
penguasa lokal.
Hal ini terlihat di Sulawesi Selatan.
Ada kasus pidana guru sekolah menengah pertama (SMP)
Budiman di Pangkep pada 2013, lalu kasus aktivis anti
korupsi Muhammad Arsyad di Makassar tahun 2014,
dan pegawai negeri Fadli Rahim di Gowa tahun 2015. Kasus
mereka terkait kritik yang mereka tujukan pada penguasa di
media sosial mereka.
Pada ketiga kasus ini, kriminalisasi ini diiringi dengan
intimidasi fisik oleh para pendukung pejabat pemerintah yang
menjadi subjek kritik online.

》Solusi/saran
Yang bisa dilakukan adalah mendorong penghapusan pasal-pasal
UU ITE yang rentan disalahgunakan untuk membatasi kebebasan
berpendapat.
Setidaknya, langkah yang perlu diambil lebih jauh oleh
pemerintah adalah mendorong jalur-jalur non-pidana, seperti
perdata, sehingga pelaku tidak diganjar hukuman penjara tapi
harus membayar denda.
Mari kita bersama memahami prinsip dan tujuan yang relevan,
yang mengakui bahwa HAM, ketentuan hukum, dan demokrasi
saling berkaitan dan sama-sama memperkuat satu sama lain dan
tak kalah pentingnya adalah demokrasi, pembangunan, dan
perduli terhadap HAM dan kebebasan fundamental juga saling
terkait dan memperkuat satu sama lain sehingga menciptakan
Harmoni dalam berbagai keberagaman.
DINASTI ATUT DI BANTEN


https://nasional.kompas.com/read/2013/12/18/0729208/Dinasti.
Politik.Ratu.Atut.Setelah.Delapan.Tahun.Berkuasa?
amp=1&page=2

》 Menganalisis Kasus
1. Siapa yang pertama kali merintis Dinasti Atut?
Dinasti Atut dirintis oleh Tubagus Chasan Sochib, ayah
Atut. Chasan mencatatkan namanya sebagai salah
seorang pendiri provinsi Banten. "Dia berperan dalam
pendirian provinsi Banten pada 2000," katanya ketika
dihubungi Tempo, Rabu, 25 Desember 2013.
2. Apa yang menyebabkan Atut dinonaktifkan sebagai
gubernur?
statusnya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi
pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak
Banten di Mahkamah Konstitusi. Selain itu Rekomendasi
pemberhentian sementara Atut sebagai gubernur karena
seseorang yang telah ditahan sudah tidak efektif dalam
menjalankan fungsi pemerintahan.

3. Kenapa elektabilitas klan Ratu Atut Chosiyah tak


tergerus meski berulang kali diterpa skandal korupsi
banten?
Pertama, mereka memiliki kekuatan ekonomi paling
kuat karena mendominasi proyek-proyek pemerintah
sejak Provinsi Banten berdiri. Kedua, menurut Hamid,
berkuasanya Atut juga disebabkan pragmatisme partai
politik sehingga klan Atut bisa menyewa partai-partai
sebagai kendaraan politik. Meski kendaraan utamanya
Golkar, pada Pemilihan Bupati Tangerang 2007 dan
2012, mereka juga menggunakan partai lain. Kuatnya
pengaruh klan Atut ke partai-partai politik, kata Hamid,
juga berdampak pada kuatnya pengaruh mereka di
DPRD Banten.Selain didukung faktor politik dan
ekonomi, klan Atut juga ditopang oleh kelompok jawara
di Banten sebagai faktor ketiga. Hamid mengatakan,
Ayah Atut, Chasan Sochib, merupakan binaan Golkar
yang mengorganisasikan kelompok jawara pada masa
Orde Baru. Kedekatannya dengan orang-orang
pemerintah membuat Chasan menjadi jembatan antara
militer, birokrasi, Golkar, dan masyarakat Banten.
4. Dimana Dinasti Politik keluarga Atut berlangsung?
Di Banten

5. Kapan Dinasti Politik keluarga Atut dimulai?


Saat Pilkada Banten 2006
6. Bagaimana alur Dinasti Atut di Banten?
Pada tahun 2006, Ratu Atut terpilih menjadi Wakil
Gubernur Banten melalui pemilihan langsung. Atut
kemudian menjadi gubernur menggantikan Gubernur
Djoko Munandar yang terseret kasus korupsi. Tak lama,
Atut sukses menjadi Banten-1 di Pilkada tahun 2012
berdampingan dengan Rano Karno.
Selama kepemimpinan Atut, banyak saudaranya yang
mendapat tempat strategis di tlatah Banten. Pada tahun
2008, adiknya yang bernama Haerul Zaman terpilih
menjadi Wakil Wali Kota Serang, kemudian menjadi
Wali Kota Serang setelah sang Wali Kota meninggal.
Pada tahun 2010, Ratu Tatu Chasanah yang juga adik
Ratu Atut, terpilih menjadi Wakil
Bupati Serang. Setahun kemudian, Heryani yang juga
ibu tiri Atut terpilih menjadi Wakil Bupati Pandeglang.
Di tahun yang sama, istri Tubagus Chaeri Wardana
(adik Atut) yaitu Airin Rachmi Diany terpilih menjadi
Wali Kota Tangerang Selatan.
Keluarga terdekat Atut juga sukses di ranah politik
dengan menunggang Partai Golkar. Suami Atut, Hikmat
Tomet, menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014
dan dijagokan lagi oleh Golkar sebagai caleg di Pemilu
2014.
Anak Atut, Andika Hazrumy, kini duduk di DPD RI
mewakili Banten dan menjadi caleg Golkar untuk DPR
RI di Pemilu 2014 mendatang. Adik Andika, Andiara
Aprilia Hikmat, juga bakal maju sebagai caleg DPD RI.

》Solusi/saran

Terdapat tiga cara untuk mencegah dinasti politik yang


melahirkan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pertama, langkah jangkah pendek adalah memotong
struktur dinasti politik melalui jalur
hukum.
Langkah kedua, langkah jangka menengah dengan
pendekatan teknokratis untuk menutup dinasti politik. Hal
ini dilakukan dengan e-budgeting dan e-procurement.
Langkah ketiga, adalah langkah jangka panjang dengan
mendorong masyarakat untuk melek politik dan lebih
rasional. sehingga memilih bukan berdasarkan SARA dan
dinasti politik, tetapi lebih obyektif soal kinerja, program
dan mereka relatif tidak bisa dipengaruhi oleh cara-cara
yang 'kotor'.

Anda mungkin juga menyukai