INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Sebuah Proyek Promosi dan Preventif Kesehatan Berbasis Kolab asi Antar Profesi
JUDUL KEGIATAN :
TIM DOSEN
TIM MAHASISWA
Menyetujui,
Ketua LPPM UBK,
Hipertensi merupakan suatu keadaan dengan adanya gangguan system peredaran darah
dalam tubuh. Dimana tekanan darah mengalami kenaikan dari ambang batas nilai normal yaitu
140/90 bahkan lebih. Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,
pusing, lemas, kelelahan, sesak napas, gelisah, mual muntah, epitaksis dan kesadaran menurun.
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh factor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko yang
menyebabkan hipertensi adalah genetik, umur, jenis kelamin, obesitas, konsumsi tinggi garam
atau kandungan lemak, alkohol, stress merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal, dan
diabetes melitus.
Tindakan masyarakat tentang penanganan kasus pencegahan pengendalian masalah
penyakit yaitu dengan penyuluhan dan edukasi masalah penyakit terhadap Ny I dalam bentuk
kunjungan secara langsung dan Leaflet. Metode yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat
IPE melibatkan mitra yang dilakukan secara langsung dengan mengunjungi kediaman Ny I
menggunakan bahan seperti Leaflet.
Tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan individua tau
masyarakat untuk mengatasi , menetralisasi atau menormalisasi semua masalah atau semuan
penyimpangan tentang kesehatan yang ada dalam masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat
Pendidikan dan keadaan social ekonomi masyarakat maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat
akan kesehatan semakin meningkat sehingga tidak ada lagi upaya yang dapat dilakukan selain
meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan menyelengggarakan pelayanan kesehatan dengan
sebaik-baiknya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan program kerja serta penyusunan Laporan
InterProfessional Education (IPE) dengan judul “Asuhan Pada Ny. I Dengan Hipertensi di
Kp. Situlampa RT 02 RW 16 Kelurahan Margajaya”. Shalawat dan salam penyusun
sanjungkan kepada Rasulullah saw. beserta keluarga dan sahabat Beliau yang telah membawa
umat manusia dari alam kebodahan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Laporan ini merupakan pertanggung jawaban tertulis atas pelaksanaan Program
Interprofessional Education yang telah dilaksanakan pada Bulan Oktober - Januari 2022
dengan mitra dari Keluarga Ny.I di Kp. Situlampa RT 02 RW 16 Kelurahan Margajaya,
Kecamatan Sumedang, Jawa Barat. Program Interprofessional Education atau IPE ini dapat
terlaksana dengan baik berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
pelaksanaan program IPE, yaitu:
1. Bapak Dr apt Entris Sutrisno, MH.Kes selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana sekaligus
pelindung pelaksanaan Program IPE.
2. Keluaga Ny. I selaku keluarga mitra yang telah memberikan izin kepada mahasiswa untuk
melaksanakan Program Interprofessional Education atau IPE ini.
3. Bapak/Ibu Dosen Pembimbing yaitu Bapak Angga Satria Pratama, S.Kep., Ners., M.Kep
dan Ibu Mela Mustika Sari, Sst., M.Tr.Keb sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan dukungan kepada mahasiswa dan
mahasiswi selama pelaksanaan Program Interprofessional Education.
4. Segenap pihak yang telah membantu pelaksanaan Program Interprofessional Education
hingga pembuatan laporan, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Menurut Joint National Committee VII (2003) umumnya tekanan darah bertambah
secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada
populasi ≥ 55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%, sampai dengan
umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan, dari umur
55-74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki yang menderita
hipertensi. Populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4%
(Joint National Committee VII, 2003).
1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam memberikan
asuhan keperawatan hipertensi
2. Diharapkan dapat memberikan masukan dalam ilmu keperawatan dan dapat melalukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik
di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90
mmHg (Aspiani, 2016 : 211). Sedangkan menurut Kushariyadi (2008) menyatakan bahwa
hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas). Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti,
2010 : 101). Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis
kelamin (Udjianti, 2010 : 101-102).
a. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu berbaring
≥ 130/90 mmHg.
b. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya >145/95 mmHg.
c. Wanita, hipertensi bila tekanan darah ≥ 160/95 mmHg.
2.6 Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-
unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal
sehingga aliran darah ke daerahdaerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan, hingga kebutaan.
e. Kerusaka pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau
yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh
darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan meluas sampai ke intraventrikuler (Intra
Ventriculer Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif
sehingga memperburuk luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya
pembuluh darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan
angiopathy amyloid.
Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena berbagai hal yaitu
gangguan pembekuan darah, trauma, malformasi arteriovenous, neoplasma
intrakranial, thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh
berbagai faktor, sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial, luas
dan lokasi perdarahan, usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan darah (Jasa,
Saleh, & Rahardjo, n.d.).
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan
hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur
4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung
dan volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan
darah.
c. Olahraga
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Pembahasan
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Asuhan pada Ny I dengan
Hipertensi di kampung Situlampa Rt 2 Rw 16 Kelurahan Margajaya” yang dilaksanakan
di Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Sumedang provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan pengendalian penyakit Hipertensi kepada
masyarakat luas agar perkembangan penyakit ini bisa berkurang. Kegiatan ini perlu untuk
dilaksanakan mengingat bahwa jumlah penderita Hipertensi semakin meningkat dari hari
ke hari. Dengan sasaran salah satu keluarga di kampung Situlampa yaitu keluarga Ny I
yang menderita penyakit Hipertensi. Kegiatan ini dilakukan dengan observasi langsung ke
rumah Ny I dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi dan
mendemonstrasikan terapi non farmakologi pembuatan obat herbal menggunakan Timun.
Setelah dilakukannya kegiatan observasi langsung dan penyuluhan kesehatan
tentang Hipertensi kepada keluarga Ny I seperti edukasi pola makan yang sehat, gaya
hidup yang sehat, dan yang lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat di simpulkan yaitu:
a. Peningkatan Hipertensi memerlukan perhatian serius oleh semua pihak baik pemangku
kebijakan maupun masyarakat
b. Peningkatan Hipertensi dapat di tekankan melalui pengendalian faktor resiko yaitu
mengindari makan berlemak, mengurangi asupan garam, olahraga yang cukup dan
meningkatkan aktivitas fisik
c. Upaya-upaya pencegahan penyakit Hipertensi dapat dilakukan oleh masyarakat secara
mandiri melalui kegiatan senam Hipertensi
5.2 Saran
Dengan tujuan untuk memberikan masukan serta partisipasi demi kemajuan dalam
meningkat taraf dan mutu organisasi, kami mahasiswa Universitas Bhakti Kencana
memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak dalam pelaksanaan Interpropesional
Education ini yang diharapkan dapat berguna untuk peningkatan mutu dan kualitas semua
pihak antara lain sebagai berikut:
Untuk Masyarakat:
Bagi masyarakat kegiatan yang telah dilaksanakan agar di teruskan sebagai upaya
peningkatan kesehatan masyarakat, dan mampu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1069/1/KTI%20NOVIA%20PUSPITA%20SARI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2130/1/KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.pdf
LAMPIRAN
DAFTAR HADIR
No Nama Tandatangan
2 Nurhasanah
3 Wulan Purnamasari
4 Eka Susanti
5 Winda Widiyawati
6 Aa Rosidin
8 Regina Marthatiana
9 Siti Aisah