Anda di halaman 1dari 44

Manajemen Klinis

COVID-19 Ringan
pada Anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia


2022
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
(Sesuai manifestasi PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
klinis COVID-19 pada FISIK PENUNJANG
anak)
Children Have Fewer Symptoms Than Adults
Anak Umumnya Ringan
Most Common Fever and Cough
Liguoro I et al. Eur J Pediatr. 2020 May 18
Disease Symptoms in 1,780 Children 0-18 Years Disease Symptoms in 10,944 Adults 18-64 Years
with SARS-CoV-2 Infection in US with SARS-CoV-2 Infection
100% Lower rates of all symptoms, including 100%
fever and cough, and much less 80%
80%
dyspnea than adults 80% 71%
60% 52% 60%
47%
43%
40% 40% 35% 31%

20%
18% 16%
20%
8% 10% 7% 8% 7%
0% 0%
Children N=291 Adults N=10,944
Fever Cough Dyspnea Sore throat Fever Cough Dyspnea Sore throat
Diarrhea Nausea/vomit Runny nose Diarrhea Nausea/vomit Runny nose

Systematic Review - Liguoro I et al. Eur J Pediatr. 2020 May 18 CDC COVID-19 Response Team. MMWR 2020 Apr 6;69 (US data)

Courtesy of: Lynne M. Mofenson, M.D


Manifestasi Kulit
Manifestasi Kulit
Manifestasi Kulit
Manifestasi Kulit
Spectrum of COVID-19
Associated With Skin ManifestaQon
Namun Waspada Komplikasi
Perlu edukasi jika ada gejala2 MIS-C di 2-6 minggu
MIS-C
Gejala awal % Gambaran klinis %

Demam persisten Syok 32-76


100
(median 4 to 6 hari)
Sesuai dengan kriteri Kawasaki komplet 22-64
Gejala GI (nyeri perut, muntah, diare) 60 -100 Disfungsi miokardial (dibukQkan dengan
echocardiogram or peningkatan 51-90
troponin/BNP)
Ruam 45-76
Aritmia 12
KonjungQviQs 30-81

Keterlibatan membran mukosa 27-76 Gagal napas akut membutuhkan ventlasi


28-52
invasif dan noninvasif
Gejala neurokogniQf (sakit kepala,
29-58
letargis, kejang) AKI 8-52
Gejala respirasi (takipnea, napas
21-65 SerosiQs (efusi pleura, pericardial, asites) 24-57
tersengal-sengal)

Nyeri tenggorok 10-16


HepaQQs or hepatomegali 5-21
Mialgia 8-17

Tangan/kaki bengkak 9-16 EnsefalopaQ, kejang, koma,


6-7
meningoenfefaliQs
LimfadenopaQ 6 -16
Temuan Laboratorium Temuan Pencitraan
Jumlah sel darah abnormal
Ekokardiografi
limfositopenia 85 – 95
Penurunan fungsi LV 31 - 58
Neutrofilia 68 – 90
Dilatasi/aneurisma arteri koroner 8 - 38
Anemia ringan 70
Trombositopenia 31 – 80 Penemuan lain termasuk regurgitasi mitral dan efusi pericardium
Peningkatan penanda inflamasi
CRP 90 - 100 X-ray thorax
LED 75 - 80 Normal pada banyak pasien
D-dimer 67 - 100 Penemuan abnormal termasuk efusi pleura kecil, konsolidasi patchy, konsolidasi fokal,
Fibrinogen 80 - 100 dan atelektasis
Procalcitonin 80 - 95 CT thorax
Interleukin-6 80 - 100 Penemuan mirip dengan yang ditemukan pada x-ray thorax
Peningkatan penanda jantung
Troponin 50 - 90 Ditemukan nodular ground-glass opasifikasi pada beberapa pasien
BNP atau NT-pro-BNP 73 - 90
Hipoalbuminemia 48 - 95 Pencitraan abnormal (USG dan/atau CT)
Peningkatan enzim haQ 62 - 70 Temuan Qdak spesifik seperQ free fluid, asites, inflamasi pada usus dan mesenterika
termasuk ileiQs, adenopaQ/adeniQs mesenterika, dan edema perikolesisQk
Peningkatan LDH 10 - 60
Hipertrigliseridemia 70
Nina Dwi Putri
Manifestasi SSP
Derajat Gejala Pasien COVID-19 Anak dan Remaja

Derajat Gejala Gejala

Tanpa Gejala Hasil uji COVID-19 posi3f tanpa ada tanda dan gejala klinis.
(asimptoma2k)

Gejala Ringan Gejala infeksi saluran napas atas seper3 demam, fa3gue, mialgia, batuk, nyeri
tenggorokan, pilek, dan bersin. Beberapa kasus mungkin 3dak disertai demam, dan
lainnya mengalami gejala saluran pencernaan seper3 mual, muntah, nyeri perut,
diare, atau gejala non- respiratori lainnya.
Gejala Sedang Gejala dan tanda klinis pneumonia. Demam, batuk, takipnu*, dapat disertai ronki
atau wheezing pada auskultasi paru tanpa distres napas dan hipoksemia.
*Takipnu= Frekuensi napas <2 bulan: ≥60x/menit, 2–11 bulan: ≥50x/menit, 1–5
tahun: ≥40x/menit, >5 tahun: ≥30x/menit.
Derajat Gejala Pasien COVID-19 Anak dan Remaja

Derajat Gejala Gejala

Gejala Berat •  Gejala dan tanda klinis pneumonia berat berupa napas cuping hidung, sianosis,
retraksi subcostal.
•  Adanya tanda dan gejala bahaya umum seper3 kejang, penurunan kesadaran,
muntah profuse, 3dak dapat minum, dengan atau tanpa gejala respiratori.
Desaturasi (Status oksigenasi: SpO2 < 95% pada udara ruangan)
Kri2s Pasien mengalami perburukan dengan cepat menjadi acute respiratory distress
syndrome (ARDS) atau gagal napas atau terjadi syok, ensefalopa3, kerusakan
miokard atau gagal jantung, koagulopa3, gangguan ginjal akut, dan disfungsi organ
mul3pel atau manifestasi sepsis lainnya.
Derajat Gejala Pasien COVID-19 Anak dan Remaja
Derajat Gejala Gejala

Mul$system Anak dan remaja 0-18 tahun yang mengalami demam ≥ 3 hari dan disertai dua dari gejala:
Inflammatory a. Ruam atau konjung3vi3s bilateral non purulenta atau tanda inflamasi mukokutaneus
Syndrome in pada mulut, tangan dan kaki.
Children (MIS-C) b. Hipotensi atau syok.
c. Gambaran disfungsi miokardium, perikardi3s, vaskuli3s, abnormalitas koroner (terdiri
atas kelainan pada ekokardiografi, peningkatan Troponin/NT-proBNP).
d. Buk3 adanya koagulopa3 (dengan peningkatan PT, APTT, D-dimer).
e. Gejala gastrointes3nal akut (diare, muntah, atau nyeri perut).
Selain demam dan 2 (dua) gejala tersebut di atas, MIS-C juga harus disertai dengan tanda
klinis:
a. Peningkatan marker inflamasi seper3 LED, CRP atau procalcitonin;
b. Tidak ada penyebab keterlibatan e3ologi bakteri yang menyebabkan inflamasi melipu3
sepsis bakteri, sindrom syok karena Stafilokokkus atau Streptokokkus; dan
c. Terdapat buk3 COVID-19 (berupa RT-RT-PCR, posi3f tes an3gen atau posi3f serologi)
atau kemungkinan besar kontak dengan pasien COVID-19.

Pada kasus MIS-C penegakan diagnosis lebih diutamakan berdasarkan gejala klinis,
bukan berdasarkan hasil RT-PCR.
Tatalaksana Kasus Suspek/konfirmasi dan MIS-C

Tata laksana kasus COVID-19 melipuQ tata laksana standar yang terdiri atas
tata laksana suporQf melipuQ farmakologis dan non farmakologis serta tata
laksana pemberian anQvirus berdasarkan klasifikasi derajat penyakit dan
ditentukan oleh dokter.
Tata Laksana Utama:
Terapi suportif
COVID-19 + asimtomatik/ringan
•  Isolasi mandiri
•  Pantau tanda bahaya: e s ivir
•  Napas cepat R e m d
ira v ir,
•  Saturasi <95% Fa v ip m yc in
•  Demam terus menerus eltam iv ir, zit h ro
O s silin , A
•  Muntah mencret viru s:
dengan intake o
sulit
m k si
A nQ o Q k : A
•  Vit C (1-3 tahun maksimal i
nQb 400mg/hari; 4-8 tahun maksimal 600mg/hari;
A
9-13 tahun maksimal 1,2gram/hari; 12-18 tahun maksimal 1,8gram/hari)
•  Vit D3 (<3 tahun 400 U/hari, anak 1000 U/hari, remaja 2000 U/hari, remaja
yang obesitas 5000 U/hari)
•  Zink 20mg/hari

COVID-19 ringan dengan
komorbiditas

•  AnQvirus untuk SARS-COV-2
•  Tata laksana lainnya sesuai dengan asimptomaQk ringan
Tatalaksana Kasus pada Anak
Tatalaksana Kasus pada Anak
Tatalaksana Kasus pada Anak
Tatalaksana Kasus pada Anak
Tatalaksana Kasus pada Anak
Tatalaksana Kasus pada Anak
JENIS DAN
DOSIS OBAT
PADA
TATALAKSANA
COVID-19
pada Anak
Jenis dan Dosis Obat pada Tata laksana COVID-19 pada Anak

Nama Obat Indikasi Dosis


Favipiravir •  Alterna3f bila Remdesivir •  10-15 kg: H1 500 mg, hari selanjutnya
200 mg 3ap 8 jam
3dak tersedia •  16-21 kg: H1 800 mg, hari selanjutnya
•  COVID-19 terkonfirmasi 400 mg 3ap 12 jam
•  22-35 kg: H1 1200 mg, h a ri
derajat ringan-sedang selanjutnya 600 mg 3ap 12 jam
dengan komorbiditas/ •  Di atas 35 kg: H1 2x1600 mg, hari
selanjutnya 600 mg 3ap 12 jam
immunokompromais
Jenis dan Dosis Obat pada Tata laksana COVID-19 pada Anak

Nama Obat Indikasi Dosis


Nirmatlevir/Ritonavir •  EUA oleh FDA: Pasien COVID-19 usia ≥ •  300 mg nirmatrelvir (150 mg @ 2 tablet) dengan
12 tahun dengan berat badan ≥ 40 kg 100 mg ritonavir (100 mg @ 1 tablet), ke3ga
dengan hasil tes SARS-CoV-2 posi3f dan tablet diminum bersamaan sebanyak 2 kali
memiliki risiko 3nggi progresi menjadi sehari selama 5 hari.
derajat berat, termasuk rawat inap dan •  Dosis penyesuaian untuk gangguan ginjal
kema3an sedang
•  (eGFR ≥30 hingga < 60 mL/min/1,73 m2):
•  150 mg nirmatrelvir (150 mg @ 1 tablet) dengan
100 mg ritonavir (100 mg @ 1 tablet), kedua
tablet diminum bersamaan 2 kali sehari selama
5 hari.
Jenis dan Dosis Obat pada Tata laksana COVID-19 pada Anak

Nama Obat Indikasi Dosis

Vitamin C Semua pasien COVID-19 •  1-3 tahun maksimal 400 mg/hari;


terkonfirmasi •  4-8 tahun maksimal 600 mg/hari;
•  9-13 tahun maksimal 1,2 gram/hari;
•  12-18 tahun maksimal 1,8 gram/hari
Jenis dan Dosis Obat pada Tata laksana COVID-19 pada Anak

Nama Obat Indikasi Dosis

Zinc Semua pasien COVID-19 20 mg/hari


terkonfirmasi

Vitamin D3 Semua pasien COVID-19 •  <3 tahun: 400 IU per hari


terkonfirmasi •  Anak 1000 IU per hari
•  Remaja 2000 IU per hari
•  Remaja obesitas 5000 IU per
hari)
Jika ada gejala MIS-C
Apakah anak memiliki SEMUA gejala dibawah ini?
1)  Demam > 38C yang Qdak kunjung turun
2)  Hubungan epidemiologi terhadap SARS-CoV-2
3)  SeQdaknya 2 dari gejala klinis dibawah ini: Memiliki penyebab lain yang
•  Ruam ya ya PerQmbangkan Apakah anak mengalami Qdak
dapat menjelaskan Memulai evaluasi diagnosis
•  Gejala gastrointesQnal invesQgasi anak syok dengan penyebab yang
presentasi klinis yang Qmbul terhadap MIS-C
•  Edema pada tangan/kaki terhadap MIS-C Qdak jelas?
pada evaluasi
•  Perubahan mucosa oral
•  KonjungQviQs ya
•  LimfadenopaQ
Qdak
•  Gejala neurologis Evaluasi diagnosis komplit Lakukan evaluasi skrining: CBC,
Terdapat tumpang Qndih antara
terhadap MIS-C CMP, LED, CRP, SARS-CoV-2 PCR
presentasi klinis MIS-C dan
dan/atau serologi
demam serta sindrom ruam
lainnya dan penilaian
Qdak komprehensif eQologi lainnya
(non-MIS-C) sangat penQng
Apakah SEMUA hasil menunjukan seperQ
dibawah ini?
Melanjutkan evaluasi diagnosis sebagai standard of care
dan pemantauan gejala MIS-C, terutama jika terdapat Qdak 1)  CRP ≥ 5mg/dL atau LED ≥ 40 mm/jam
2)  SeQdaknya 1 dari hasil dibawah ini:
hubungan epidemiologi terhadap SARS-CoV-2
•  ALC < 1000/uL
•  Platelet < 150 000/uL
•  Na < 135 mmol/L
•  Neutrofilia
•  Hipoalbuminemia

Diagnosis
ya

Lakukan evaluasi komplit: BNP, troponin T,


procalcitonin, ferriQn, PT, PTT, d-dimer,
fibrinogen, LDH, u/a, panel sitokin, trigliserida,
serologi SARS-CoV-2, apusan darah, EKG,
ekokardiografi
Nina Dwi Putri
Ref: American college of Rheumatology
Tata Laksana
Covid-19 pada
Neonatus
Ditentukan oleh status definisi kasus
Definisi Kasus Neonatus maternal
(pasca terminasi kehamilan).

Skrining apus nasofaring (segera)


Neonatus tanpa gejala Idealnya 2 kali, interval minimal 24 jam.
(dari ibu suspel/
terkonfirmasi COVID-19 Diagnosis COVID-19 disingkirkan bila hasil apus nasofaring à
2x (-) berturut-turut

Pemeriksaan lab dan pencitraan à pembukQan COVID-19 dan


Neonatus bergejala diagnosis penyakit utama

Diagnosis COVID-19 disingkirkan bila hasil apus nasofaring à
2x (-) berturut-turut


Diagnosis Penyakit Utama

Infeksi awitan dini Infeksi terjadi dalam 72 jam pasca lahir.


COVID-19

Infeksi awitan lambat
COVID-19 Infeksi terjadi setelah 72 jam pasca lahir.
Tatalaksana (lanjutan)
Rawat Gabung Rawat gabung untuk ibu suspek dapat dilakukan bila:

Bayi sehat dari ibu kasus suspek 1.  Fasilitas kesehatan mempunyai kamar rawat gabung perorangan (1 kamar
dapat dirawat gabung dan menyusu hanya ditempaQ 1 orang ibu dan bayinya).
langsung dengan mematuhi protokol 2.  Perawatan harus memenuhi protokol kesehatan ketat, yaitu jarak antara
pencegahan secara tepat. ibu dengan bayi minimal 2 meter. Bayi dapat ditempakan di inkubator atau
Bayi dari ibu kasus konfirmasi atau cots yang dipisahkan dengan Qrai.
kasus probable dilakukan perawatan 3.  Ibu ruQn dan disiplin mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi di ruang isolasi khusus terpisah bayi.
dari ibunya (Qdak rawat gabung). 4.  Ibu memberlakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
5.  Ibu harus memakai masker bedah
Jika kondisi ibu Qdak memungkinkan
6.  Ruangan rawat gabung memiliki sirkulasi yang baik.
merawat bayinya maka anggota
keluarga lain yang kompeten dan
7.  Lingkungan disekitar ibu juga harus ruQn dibersihkan dengan cairan
Qdak terinfeksi COVID-19 dapat disinfektan.
merawat bayi termasuk membantu 8.  Edukasi dan informasi tentang cara penularan virus penyebab COVID-19.
pemberian ASI perah selama ibu
dalam perawatan isolasi khusus. Rawat gabung Qdak dianjurkan bila:
1)  Ruang rawat gabung berupa ruangan/bangsal bersama pasien lain.
2)  Ibu sakit berat sehingga Qdak dapat merawat bayinya.
3 pilihan pemberian nutrisi pada bayi yang lahir dari ibu
Tatalaksana (lanjutan) : Nutrisi suspek dan terkonfirmasi COVID-19 (tergantung klinis ibu)

Klinis ibu berat sehingga Qdak memungkinkan memerah ASI dan sarana prasarana faskes memadai.
Pilihan Pemisahan sementara antara ibu dan bayi.
pertama Nutrisi à Ibu susuan atau susu formula. (Bila susu perah atau ASI donor Qdak tersedia)

Ibu dapat tetap memerah ASI dan ASI perah dapat diberikan pada bayi.
(memakai masker, mencuci tangan pakai air dan sabun selama min 20 deQk sebelum memerah dan
membersihkan pompa seQap selesai memerah).

ASI perah diberikan tenaga Kesehatan atau keluarga yang Qdak menderita COVID-19

Kondisi klinis ibu sedang.
Pilihan Nutrisi à ASI perah.
kedua Menerapkan protocol pencegahan infeksi (seperQ pilihan peratama)

Kondisi klinis ibu Qdak bergejala/ ringan, sarana-prasarana terbatas, Qdak memungkinkan perawatan
Pilihan terpisah.
ketiga Nutrisi à Menyusui langsung.
Ibu pakai masker bedah, mencuci tangan dan payudara pakai air dan sabun.
Jika memungkinkan, menjaga jarak 2 meter dengan bayi, bila Qdak menyusui.

Ibu dan bayi diperbolehkan pulang dengan meneruskan pembatasan fisik dan bayi diperiksa laboratorium bila terdapat keluhan.
Ibu suspek atau terkonfirmasi COVID-19 dapat menyusui kembali apabila sudah memenuhi kriteria bebas isolasi
Keamanan obat yang dikonsumsi Sebagian besar obat-obat tersebut aman dan hanya
terhadap bayi yang sedang menyusu sebagian kecil yang perlu pemantauan pada bayi seperQ
favipiravir yang saat ini masih dalam peneliQan

OBAT YANG TINJAUAN REKOMENDASI


DIKONSUMSI BUSUI
COVID-19
Remdesivir Di ekskresi di ASI, karena penyerapan di saluran cerna Aman
Favipiravir Di ekskresi di ASI, Memerlukan pemantauan dan
kehaQ-haQan terhadap
kemungkinan terjadinya efek
samping
Parasetamol aman
N-acetylcysteine Tidak ada informasi tersedia tentang penggunaan acetylcysteine Belum terdapat bukQ ilmiah yang
selama menyusui, untuk menghindari paparan terhadap bayi, ibu cukup kuat
menyusui disarankan memperQmbangkan memompa dan
membuang ASI mereka selama 30 jam setelah pemberian NAC.
KorQkosteroid Deksametason Kemungkinan aman
MeQlprednisolon Aman
Imunomodulator Interferon Alpha Aman
Interferon Beta Aman
Tocilizumab Aman
Pemberian ASI Pemeriksaan Penunjang
World Health OrganizaQon (WHO) pada Interim Guidance 1)  Pada bayi yang bugar dan stabil,
o n C l i n i ca l M a n a ge m e nt o f COV I D - 1 9 te ta p pemeriksaan apus tenggorok RT PCR dapat
merekomendasikan inisiasi menyusu dini (IMD) dilakukan 24-72 jam pertama kehidupan.
pemberian ASI pada masa pandemi ini, dengan protokol
pencegahan dan kontrol infeksi, yakni: 2)  Pemeriksaan selanjutnya tergantung
pemeriksaan pertama, klinis bayi dan
•  mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi ketersediaan pemeriksaan laboratorium
•  menggunakan masker bedah selama pemberian ASI dalam 10-14 hari kemudian.
•  menjaga kebersihan badan terutama payudara.
Pemulangan BBL
Ibu probable/ terkonfirmasi COVID-19
•  Bayi bugar dan klinis stabil dipulangkan
Gejala ringan atau tidak bergejala à menyusui sesuai protokol pusat pelayanan setempat.
langsung
•  Bila ibu dipulangkan bersamaan dengan
Ibu gejala sedang/berat (tidak bisa menyusui bayi, maka ibu dapat menyusui ASI dan
langsung) à memerah ASI mengasuh bayinya dengan memperhaQkan
prokes.
Pemberian ASI oleh ibu yang probable/terkonfirmasi •  Bayi yang dipulangkan harus dipantau oleh
COVID 19 karena manfaatnya lebih banyak dari pelayan kesehatan terdekat
kerugiannya dengan penekanan cara pencegahan infeksi. •  Pemantauan telekomunikasi berkala selama
14- 20 hari setelah lahir.
Bayi bergejala yang lahir dari ibu yang suspek,
probable atau terkonfirmasi COVID-19
a.  Penentuan gejala ringan, sedang dan berat pada bayi baru lahir Qdak sama dengan pada kasus bayi, anak,
remaja dan dewasa terkonfirmasi COVID-19
b.  Gejala-gejala seperQ sesak napas, takikardia, sianosis, demam dsb masih mungkin Qmbul karena proses
adaptasi bayi baru lahir khususnya bayi lahir kurang bulan(< 37 mgg) atau berat lahir rendah (< 2500 gram)
atau infeksi bayi baru lahir (sepsis neonatal awitan dini).
c.  Bayi baru lahir harus diobservasi di unit khusus COVID-19 di Rumah Sakit sesuai Qngkat keparahan tanda
klinis dan gejalanya (unit perawatan Qngkat IIA/special care, IIB/ high care atau intermediate care, Qngkat
III/intensive care) sampai bayi dinyatakan terbebas dari diagnosis COVID-19.

5 kemungkinan bayi lahir dari ibu suspek,, probable atau terkonfirmasi COVID-19

1)  Bayi sehat dan Qdak terinfeksi virus COVID-19 secara verQkal (infeksi kongenital)
maupun horizontal (intra partum atau post partum)
2)  Bayi Qdak terinfeksi virus COVID-19 namun mengalami reaksi innflamasi yang di
duga di turunkan secara verQkal (MulQ organ inflamaQon Neonatal/MIS-N)
3)  Bayi terinfeksi virus COVID-19 secara verQkal namun asimtomaQk
4)  Bayi terinfeksi virus COVID-19 secara verQkal dan bergejala
5)  Bayi terinfeksi virus COVID-19 dari lingkungan persalinan (transmisi horizontal)
Rekomendasi Algoritma diagnosis bayi dengan gejala
yang dilahirkan dari ibu suspek, probable atau
terkonfirmasi COVID-19 untuk infeksi intra partum, sesuai
dengan kapasitas laboratorium secara umum adalah
sebagai berikut:

42
Keterangan Bagan:

1. Pemeriksaan ke dua swab dilakukan hari ke 7 2. Tindakan resusitasi, stabilisasi dan


pasca swab RT-PCR pertama positif transportasi (aerosol generated)
a. Jika hasil negatif à BBL bebas diagnosis a.  Tindakan resusitasi dimulai dalam
COVID-19, rawat ruang non COVID-19 waktu < 30 detik pasca persalinan
b. Jika hasil positif à bayi tetap dirawat di unit apabila pada evaluasi bayi
khusus COVID-19, ulang pemeriksaan swab PCR terdiagnosa tidak bugar (tidak
di hari ke 14 dari hari pertama swab RT-PCR bernapas dan Tonus otot buruk)
positif. sesuai dengan algoritma resusitasi
c. Pada kasus di mana follow up pemeriksaan neonatus IDAI 2017 dengan tujuan
swab RT-PCR tidak dapat dilakukan di satu mengembalikan laju denyut
rumah sakit, maka tata kelola klinis di unit khusus jantung dan pola pernapasan
COVID- 19 berdasarkan keparahan tanda dan adekuat sehingga bayi terhindar
gejala klinis dilakukan minimal 10 hari dari hasil dari kematian
pertama positif pemeriksaan swab RT-PCR b.  P e t u g a s k e s e h a t a n y a n g
dengan ditambah 3 hari bebas gejala atau melakukan tindakan resusitasi
dengan pertimbangan dokter yang merawat, harus memakai APD sesuai
jika gejala demam dan gangguan pernafasan prosedur pencegahan penularan
tidak terkait COVID-19. Kemudian bayi dapat udara (aerosol generated).
dipindahkan ke ruang non isolasi. 43
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai