Anda di halaman 1dari 2

Rukun Iman Dan Cabang-Cabangnya

Desember 24th, 2011  Tagged Kajian Kitab Tauhid, kajian salafi

Masih melanjutkan kajian tauhid. Sekarang kita akan bahas mengenai Rukun Iman Dan
Cabang-Cabangnya. Semoga dalam pembahasan kajian kali ini kita dapat mengetahui
yakni tentang:
1. Perbedaan antara rukun iman dengan cabang-cabang iman
2. Apakah rukun-rukun iman itu dan apa dalilnya
3. Apakah rukun iman dan cabang-cabangnya bernilai sama dalam i’tiqad dan
pengalamannya
4. Apakah bisa berkumpul antara iman dan nifak pada diri seseorang. Dan apa hukum
orang demikian
5. Siapakah orang mukmin yang mutlak itu.

Rukun Iman Dan Cabang-Cabangnya

Rukun-Rukun Iman
Arkaanun bentuk jama’ dari ruknun berarti sisi sesuatu yang paling kuat. Sedang yang
dimaksud rukun iman adalah sesuatu yang menjadi tegaknya iman.
Rukun iman ada enam :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada para malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab samawiyah
4. Iman kepada para rasul
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.

Dalilnya adalah jawaban Rasullullah ketika Jibril bertanya kepadanya tentang iman:
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya,
kepada Hari Akhir dan Engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.”
(HR. Al-Bakhari,I/19,20 dan Muslim, I/37)

Cabang-Cabang Iman
syu’abu adalah bentuk jama’ dari syu’batun yang artinya segolongan dan sekelompok
dari sesuatu. Sedangkan Syu’abul iimaan adalah cabang-cabang iman. Dalam hadits lain
disebutkan bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70 buah.

Dalil cabang-cabang iman adalah hadits Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda,
“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang paling utama
adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang
dari iman”. (HR. Muslim, I/63)

Beliau menjelaskan bahwa cabang yang paling utama adalah tauhid, yang wajib bagi
setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman itu menjadi sah kecuali sesudah
sahnya tauhid tersebut. Adapun cabang iman paling rendah adalah menghilangkan
sesuatu yang mengganggu kaum muslimin, diantaranya adalah dengan menyingkirkan
duri atau batu dari jalan mereka. Lalu, diantara ke dua cabang tersebut terdapat
cabang-cabang lain seperti cinta kepada Rasulullah, cinta kepada saudara muslim
seperti mencintai diri sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau tidak menjelaskan cabang-
cabang iman secara keseluruhan, maka para ulama berijtihad menetapkannya. Al-
Hulaimi, pengarang kitab al-Minhaj menghitung ada 77 cabang, sedangkan al-Hafizh
Abu Hatim Ibnu Hibban menghitungnya ada 79 cabang iman.

Sebagian dari cabang-cabang iman itu ada yang berupa rukun dan ushul, yang dapat
menghilangkan iman manakala ia ditinggalkan, seperti mengingkari adanya hari Akhir,
dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila meninggalkannya tidak
membuat hilangnya iman, sekalipun tetap menurunkan kadar iman dan membuat fasik,
seperti tidak memuliakan tetangga.

Terkadang pada diri seseorang terdapat cabang-cabang iman dan juga cabang-cabang
nifaq (kemunafikan). Maka dengan cabang-cabang nifaq itu ia berhak mendapatkan
siksa, tetapi tidak kekal di neraka, karena hatinya masih terdapat cabang-cabang iman.
Siapa yang seperti ini kondisinya maka ia tidak bisa disebut mukmin yang mutlak, yang
terkait dengan janji-janji tentang surga, rahmat di akhirat dan selamat dari siksa.
Sementara orang-orang mukmin yang mutlak juga berbeda-beda dalam tingkatannya.
Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai